Part 9 - Feeling regret of being dumb
Juno meminum birnya dengan santai sambil mendengarkan live music yang ada di bar yang sedang didudukinya. Bar itu bernama Tequilla.co. Bar itu adalah hasil kolaborasinya bersama Edward, dan sudah berjalan tiga tahunan belakangan ini dengan peminat yang cukup banyak.
Tadinya dia tidak terlalu tertarik dengan rencana kolaborasi yang ditawarkan Edward, apalagi dirinya yang sama sekali buta soal bisnis seperti ini. Namun, entah bagaimana ceritanya Juno akhirnya menyetujui usulan Edward dan jadilah sampai sekarang.
"Jadi, teman kita yang satu ini diam-diam sudah keluarin tanduknya dengan kasih kita kejutan di laman showbiz macam LINE sebagai rubrik utama gosip terbaru?", cetus Adrian sambil terkekeh menatap Juno yang meliriknya sinis sekarang.
"Not only LINE, dude. Even Weibo dan Just Jared membahas foto ciuman mereka. So pasti, itu adalah hal yang menarik", sahut Wayne sumringah.
"Dan yang lebih menarik lagi adalah Edward kalang kabut nggak karuan ngeliat semua itu. Dia mencak-mencak karena nggak bisa tembus cari info dari sumbernya sampai harus telepon Lea untuk mencari gue mempertanyakan dimana Juno sekarang", balas Nathan geli.
Christian tertawa sambil menatap Juno dengan penuh penilaian. "Why, Juno? Gue yakin banget dan masih ingat dengan jelas saat kalian berinteraksi waktu di safe house. Dan apa yang terlihat di foto itu jelas bukanlah apa yang terlihat didunia nyata".
Mereka berempat menunggu respon Juno. Cowok itu masih terdiam saja sambil kembali meneguk birnya. Dia mengikuti ritual cheating off day yang selalu digelar setiap hari Jumat untuk sekedar berkumpul.
Sebenarnya diantara mereka, cuma Juno yang jarang nongol. Hanya karena hari ini dia bisa pulang lebih cepat karena urusan pekerjaannya sudah selesai, jadi dia memutuskan untuk bertemu dengan mereka. Dia sudah bisa lebih santai karena masa cutinya akan dimulai besok sampai satu bulan kedepan.
"Gue bersedia ikut cheating off day hari ini bukan berarti gue duduk disini untuk memberikan penjelasan seolah gue sedang menggelar konferensi pers disini. Lagipula itu bukan urusan kalian", ujar Juno kemudian dengan ekspresi yang datar abis.
Semuanya langsung mendesah kecewa.
"Lu nggak asik banget sebagai teman. We're all in this together, dude! Atau senggaknya jangan membuat kita berpikiran kalau apa yang kita baca di berita itu adalah benar", tukas Adrian langsung.
"Mungkin maksudnya adalah Juno dengan Claire udah pacaran, Dri", ejek Christian.
Juno langsung bergeming. Dia melempar tatapan tidak suka kearah Christian. "Gue sama dia nggak pacaran! Dan kami nggak ada hubungan apa-apa!".
Yang lainnya langsung mengerutkan alis dengan tatapan bingung, sementara Christian hanya tersenyum geli.
"So, ciuman tukeran lidah itu maksudnya apa kalau kalian nggak ada hubungan? Urusan klise karena lu marah sama dia dengan dalih itu sebagai hukuman?", tembak Christian tanpa ragu.
"Wow!!! Ada duo expert disini yang pernah ngalamin hal itu. Betul kan?", sahut Wayne sambil menatap Christian dan Adrian secara bergantian. Karena mereka berdua sempat curhat mengenai ciuman yang diartikan sebagai hukuman dari kedua belah pihak kepada Wayne.
"Oh yeah? Seperti lu nggak melakukan hal seperti itu aja dengan memakai Julia sebagai objek lu untuk membuat Cassandra cemburu sampai sekarang", timpal Nathan kearah Wayne. Cowok itu langsung merubah ekspresinya menjadi keki.
"Lu jangan mengungkit urusan yang udah lewat itu, Than! Dan jangan pernah sebut-sebut nama Julia lagi, apalagi didepan Cassandra", tegur Wayne ketus.
"Julia? Siapa Julia?", kini giliran Juno yang bertanya.
Dan Nathan dengan senang hati menceritakan soal Wayne yang pernah ketangkap basah oleh Cassandra yang sedang berciuman dengan Julia dimana saat itu hubungan mereka sedang di ambang kehancuran.
"Apakah yang kalian maksud itu Julia temannya Edward, selain Lea?", tanya Juno lagi.
Keempatnya mengangguk. Juno langsung kaget dan menatap Wayne dengan tatapan geli. "Gue nggak bisa membayangkan Julia ciuman sama lu. Heck! Bayangan gue malah seperti lu ciuman sama Lea!".
"Stop it, Juno. Gue nggak merasa senang kalau ada yang mengungkit kejadian itu. Dan please, jangan pernah sebut nama itu didepan Cassandra", ujar Wayne dengan nada mengancam.
Juno mengulum senyum lalu mengangguk.
"Jadi, apa benar tebakan Christian barusan soal lu yang melakukan ciuman itu dengan dalih sebagai hukuman?", tanya Adrian dengan mata berkilat senang.
Haishhh!!! Kembali lagi dengan topik yang sama. Juno tahu keempat temannya ini tidak akan berhenti bertanya jika belum mendapatkan jawaban darinya. Salahnya juga kalau dia malah mengorbankan dirinya dengan bersedia mengikuti pertemuan mingguan ini setelah foto yang beredar didunia maya sejak tiga hari yang lalu.
Dan semenjak hari itu dimana Claire meninggalkannya ke kamar, cewek itu menghindari bertatap muka dengannya sebisa mungkin tapi masih sempat-sempatnya menyiapkan bekal makanan berupa sarapan dan makan siang. Juga makan malam yang sudah tersedia diatas meja makan setiap kali dia pulang kerja.
"Gue memang marah besar sama dia saat itu", akhirnya Juno memutuskan untuk bercerita. Dan posisi keempat temannya langsung mengarah kepadanya dan menyimak mendengarkan lanjutan cerita Juno dengan ekspresi serius. "Teman baik Claire adalah calon istri dari anak klien gue dimana mereka memilih gue dan Claire sebagai pendamping mereka di hari pernikahannya nanti"
"What? Dunia sempit banget sih dengan ruang lingkup perkenalan kalian yang saling menghubungkan antara kalian berdua begini", gumam Wayne sambil tertawa pelan.
"Gue pun juga bingung akan hal itu. Seperti biasanya setiap kali ketemu, kami berantem. Entah saling mengejek atau saling menyindir. Pokoknya seperti itu. Sampai dia ngelakuin hal kurang ajar kepada gue didepan orang-orang itu", ujar Juno dengan suara malas.
And the story goes... Juno me-reka ulang kejadian itu dan memperhatikan ekspresi yang beragam dari mereka yang sedang menyimak ceritanya. Tapi tidak sampai begitu rinci. Hanya secara garis besar. Bagaimanapun dia merasa tidak enak hati setelah melihat sikap Claire yang menjauhinya dan menjadi lebih pendiam.
"Menurut gue, lu udah keterlaluan", ucap Adrian akhirnya.
"Idem", balas Nathan sambil mengangkat tangan tanda menyetujui pernyataan Adrian barusan.
"That's... outrageous, dude", komentar Wayne kemudian.
Juno pun berpikir demikian. Dia sudah kelewatan dengan bersikap kekanakan seperti itu.
"Sebenarnya apa yang lu lakukan itu memang nggak membawa dampak buat lu, tapi nggak buat Claire", kini Christian bersuara. "Dia itu chef, Juno. Celebrity chef pastinya. Dia dan sahabatnya itu sudah menjadi favorit saat memenangkan kontes pencarian chef muda berbakat di London dengan chef terkenal macam Gordon Ramsay sebagai jurinya dan Jamie Oliver sebagai mentornya kala itu. Dan mereka punya kelebihan di penampilan mereka secara fisik dimana mereka menjadi lebih cepat terkenal selain kemampuan mereka dalam hal memasak. Nggak heran, sebelum lulus di jurusan memasaknya dengan meraih gelar summa cum laude di Le Cordon Bleu, mereka sudah terkenal dengan jumlah viewers dan subscribers yang nggak sedikit di Youtube channel mereka".
"Lu sampai tahu sebegitu jelasnya, tian", celetuk Nathan dengan alis terangkat.
Christian menoleh kearah Nathan. "Karena gue tertarik untuk merekrut Claire sebagai bintang utama gue untuk acara terbaru yang akan segera gue produksi. Dia punya potensi sebagai seorang bintang karena selain dia handal dengan kemampuan memasaknya, wajah cantiknya itu terbilang unik. Untuk menjadi model pun dia cocok. Banyak tawaran buat dia sebagai brand ambassador dari merk terkenal seperti Electrolux, Phillips atau merk alat masak yang kepengen merekrut dia. Tapi dia menolak semuanya. Seperti yang gue pernah bilang kalau Chelsea udah pensiun dengan mau fokus ke restorannya sendiri sementara Claire masih mencari pengalaman dengan menjadi executive chef di hotel berbintang. Seperti sekarang ini. Jadi, gue masih punya harapan untuk melobi dia"
"Terus, apa hubungannya dengan dampak yang lu maksud diawal tadi?", tanya Juno dengan alis terangkat setengah.
Christian mendesah pelan. "Seperti kalimat gue yang diawal. Dia itu seorang celebrity chef yang banyak disukai orang. Dengan adanya affair semacam ini, itu membuat dia menjadi bulan-bulanan para netizen. Komentarnya beragam. Ada yang setuju, ada yang nggak suka, ada yang ngata-ngatain dia juga. Walaupun nggak sedikit juga yang menyukai lu sebagai cowok yang layak mendampingi dia. Tapi mostly adalah dia menjadi sosok yang selalu dicari papparazzi atau wartawan infotainment setelahnya. Makanya yang tadi Nathan bilang kalau Edward nggak bisa hubungi Claire yah begitu, dia nggak mau nyalain hapenya karena nggak mau terima telepon dari semua pihak. Ibarat buah simalakama. Hal baik yang bisa dipetik dari pemberitaan ini adalah tawaran untuk menjadi model atau brand ambassador semakin bertambah banyak dan sudah pasti Claire kewalahan untuk menolak".
Deg! Penjelasan Christian barusan membuat Juno mengerti kenapa Claire menghindarinya. Cewek itu benar-benar membencinya sekarang karena sikapnya yang tidak bertanggungjawab dan menganggapnya remeh. Malahan dengan kurang ajarnya dirinya mengatakan kalau pamornya akan naik dengan pemberitaan itu. Oh shit! Perasaan tidak enaknya berubah menjadi perasaan bersalah.
"Lu bener-bener keterlaluan, Juno", Adrian kembali berkomentar sambil menatap iba padanya. "Lagian, masalah apa sih yang membuat kalian sampai sedemikian nggak akurnya? Dia cantik, Juno! Apa yang membuat lu nggak tertarik sama dia? Bahkan sepupu lu aja bisa naksir sama dia!".
"Betul kata Adrian. Dia cantik. Dan masalah seperti apa yang membuat lu sampai harus berbuat kelewat batas kayak gini? Bagaimanapun lu nggak sepantasnya melakukan hal itu. Apa bedanya dengan lu melecehkan dia didepan umum dan mencium paksa dia disitu?", cetus Wayne kalem.
Juno menghela nafas berat sambil terdiam. Dia meneguk habis birnya lalu memikirkan beberapa hal yang harus dilakukannya untuk memulihkan keadaan meskipun rasanya mustahil. Karena untuk meminta maaf saat ini rasanya sudah sangat terlambat dan Claire sudah pasti tidak akan mau menerimanya. Aaarrrggghhhh !!! Juno merasa kesal sendiri jadinya.
"Btw, apa kalian mau ikutan nonton film di Premiere hari ini?", usul Christian kemudian sambil memberikan cengiran lebarnya, tatapannya malah tertunduk menatap ponselnya.
"Nonton?", tanya Nathan bingung. "Film apa?".
"Miranda bilang ada film romance yang baru tayang hari ini. Dan dia udah beli tiket untuk kita semua", jawab Christian kemudian. Tangannya masih berkutat dengan ponselnya.
"Wait... what? Untuk kita semua? Maksudnya?", tanya Wayne dengan alis berkerut bingung.
"Para isteri kan lagi jalan-jalan bareng Nadine, mereka lagi di Plaza Indonesia dan kebetulan lewatin Premiere dan ada film itu. Film itu recommended kok. Gue udah nonton trailernya", jawab Christian lagi.
"Nadine? Emangnya dia udah balik? Sejak kapan?", tanya Juno heran. Setahunya, Nadine harus menjalani semester pendeknya selama beberapa bulan. Tapi kepergiannya belum genap dua bulan, dia sudah kembali?
"Sejak semalam. Kebetulan dia ngebut bikin thesisnya dan sudah menyerahkan tugas akhirnya dengan sangat baik. So, dia balik Jakarta", ucap Adrian dengan wajah sumringah.
"Haisshhh!!! Bohong aje lu! Padahal dua minggu lalu, lu menyusul dia ke Connecticut dan merongrong dia untuk cepet balik Jakarta dengan alibi kangen. Ckckck", celetuk Nathan sambil memutar bola matanya.
"Bukannya ada yang lebih duluan posesif kayak gitu, than? Jangan lupa juga kalau lu langsung samperin Lea ke NYC hanya karena nggak terima pernikahan lu bakalan diundur kalau gue belum merit waktu dulu", ejek Wayne langsung. Dia seperti berniat membalas Nathan karena cowok itu berarti mengungkit hal yang tidak diinginkannya untuk dibahas.
Adrian terkekeh. "Yeah, seperti nggak pernah mengalami hal itu aja lu, bro".
Nathan hanya tertawa sebagai responnya. Dia meneguk minumannya dengan santai.
"So, ayo kita jalan", ujar Christian sambil memasukkan ponselnya dan mulai beranjak berdiri diikuti yang lainnya. Kecuali Juno.
"Juno, kenapa lu masih asik minum disitu?", tanya Christian dengan alis terangkat setengah.
"Karena gue nggak minat. Lagian juga kalian pergi nonton dengan para isteri. Dan gue nggak kepengenan jadi lilin diantara kalian semua", jawab Juno langsung.
Yang lainnya terkekeh pelan.
"No, lu harus ikut gue. Karena Miranda udah beli tiket buat lu juga", balas Christian tegas.
Alis Juno terangkat. "Kenapa gue bisa dibeliin tiket juga? Gue nggak mau!".
"Lu harus mau! Karena ini menyangkut kesalahan yang udah lu perbuat dan udah sepantasnya lu harus perbaiki semua itu!", tegas Christian lagi.
"Apa maksud lu, Tian?", kini Wayne bertanya.
Christian menoleh kearahnya lalu mengangkat bahu. "Karena gue berhasil mengajak Claire untuk ikutan kita nonton bareng hari ini".
"APA?!!", seru mereka kaget. Tidak terkecuali Juno.
Bagaimana mungkin bajingan ini yang selalu dihindari Claire bisa berhasil menarik perhatiannya dengan ikut nonton bareng sekarang? Ini sudah pasti ada apa-apanya, dan seringaian puas dari Christian membuat Juno semakin curiga.
"Lu punya niat apa, Tian?", tanya Juno sambil menyipit curiga.
Christian hanya tersenyum geli lalu menarik Juno sampai cowok itu berdiri dari posisi duduknya. "Lu akan tahu setelah lu ikut dengan gue. Ayo! Kita have fun! And trust me, you'll thank me later!".
"Dan jika memang apa yang lu lakukan ini berhasil membuat gue berterimakasih sama lu?", kembali Juno bertanya dalam nada curiga.
Christian melebarkan senyuman gelinya dalam ekspresi senang diwajahnya. "Gue akan minta reward dari lu setelahnya. Ayo pergi!".
Dan sekitar satu jam kemudian, mereka tiba di Plaza Indonesia dan langsung menuju ke the Premiere dimana pasangan mereka sudah menunggu. Satu sosok yang bisa dilihat Juno dari jauh adalah Nadine Natasha, cewek itu memang selalu berhasil menarik perhatiannya dalam bentuk apapun. Cantik, mungil, ceria dan senyumannya yang menawan itu memberikan kesan mendalam pada Juno pribadi. Isshhh!!! Stop it, Juno! She'll be married to one of these bastards!, batin Juno mengingatkan.
"Juno,... apa kabar?", sapa Nadine riang dimana dia sudah berada dalam rangkulan Adrian yang menyatakan kepemilikan di pinggangnya itu. Oh please...
"Good", balas Juno singkat sambil melirik kearah Adrian yang memberikannya ekspresi menantang.
Ada-ada aja deh cowok itu. Dia merasa kalau Adrian masih saja menganggapnya sebagai pengganggu hubungan mereka, meskipun Juno memang tergoda untuk mendekati Nadine tapi tetap saja cewek itu pasti akan lebih memilih Adrian daripada dirinya. Dia tahu jelas kalau Nadine mencintai Adrian lebih dari apapun, herannya tunangan brengseknya ini belum juga menyadari akan hal itu.
"Jadi, mana yang namanya Claire itu? Aku udah lihat gosip itu lewat link yang dikirim Ian", ujar Nadine dengan nada antusias.
Juno mendengus dan melempar tatapan tajam kearah Adrian yang sekarang nyengir saja. Dasar kurang kerjaan!
"Tenang aja, sebentar lagi juga orangnya datang", suara Christian menyeletuk. Membuat semuanya menatap kearahnya dengan alis terangkat dan tatapan penuh tanya.
"Emangnya lu berbuat apa sampai Claire bisa lu ajak untuk movie-date dadakan begini, Tian?", tanya Wayne kemudian.
Christian hanya tersenyum senang sambil mengarahkan tatapan kearah pintu masuk lounge The Premiere itu. "You'll see".
Juno mengerutkan alisnya lalu memutar tubuhnya dengan mengikuti pandangan Christian, disitu dia melihat sosok Claire masuk kedalam lounge itu dengan tatapan tertegun.
Cewek itu memakai backless dress yang membalut pas ditubuhnya yang ramping, rambut panjangnya yang bergelombang dibiarkan tergerai dengan natural make up diwajahnya. Untuk pertama kalinya, Juno menilai Claire itu... cantik. Heck!
Dan ekspresi cewek itu terlihat menahan emosi dengan tatapan yang menghunus tajam tertuju kearah Christian. Dia berjalan kasar dengan heels tingginya kearah mereka. Juno memang tidak pernah melihat bagaimana penampilan Claire jika pergi bekerja, apakah seorang chef akan tampil semenarik ini? pikirnya.
"Wow... she's stunning", gumam Adrian pelan yang hanya bisa didengar Juno.
Juno tidak membalas dan hanya memperhatikan Claire yang berjalan cepat dengan wajahnya yang berang lalu berhenti tepat di hadapan Christian.
"Hello, Claire... apa kamu akhirnya bakal.... Ouuuccchhhh shit!!!!", pekik Christian sambil meringis.
Semua tersentak dan menatap Christian dengan ekspresi ngeri, termasuk Juno. Pasalnya, Claire tahu-tahu menendang kaki Christian dengan heels skiletto yang dipakainya dalam tendangan yang cukup kencang.
❤❤❤❤❤❤❤❤
Christian lagi cari mati 😆
Emang dasar iseng tuh cowok yang satu itu 😛
Aku hari ini lagi seneng.
Mbak udah balik dan selesai tugas oshinku selama 2 minggu ini 🤣
Hari ini aku bakalan double update.
Ditunggu yah.
Next part akan manis banget soalnya 😍
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top