Part 4 - IDGAF !!!
Dua setengah jam kemudian, Claire sudah menyelesaikan lima macam makanan berupa Black Pepper Wagyu Beef, Chicken Katsu with Mushroom Sauce, Steamed Dory Fish, Stir fry mix vegetables with XO sauce dan Sapo Tahu Seafood bertepatan jam makan malam.
Semua makanan itu dibuat semenarik mungkin agar Wayne tidak melihat makanan itu seperti makanan Chinese pada umumnya.
Claire menunjukkan kemampuannya dalam menghias masakan yang tersaji dalam kesan yang lebih mewah. Penyajian itu terlihat cantik dengan berbagai hiasan, Claire cukup puas dengan hasil dekorasi platingnya yang selalu berhasil membuat rasa lelahnya menguap begitu saja.
Dia juga membuat Baked Salted Caramel Brownie yang menjadi dessert dengan toping es krim vanilla disetiap lapisnya.
Begitu semuanya sudah tersaji diatas meja makan, semuanya langsung terkesima dibuatnya. Makanan itu ditata rapi diatas meja makan lengkap dengan peralatan makan yang disusun sendiri oleh Claire.
"Gila! Kita benar-benar diserved langsung sama chef papan atas! Safe house rasa Ritz Carlton ini namanya", seru Christian sambil mengedarkan pandangannya kearah masakan yang sudah dihidangkan di meja makan dengan sorot mata kagum melihat makanan-makanan yang diatas meja.
Tanpa perlu diarahkan, semuanya langsung mengambil posisi duduk di kursi masing-masing. Lengkap dengan anak-anak. Tidak terkecuali Juno.
Claire masih berkutat didapur sambil membereskan beberapa peralatan masak yang sudah kotor dan membersihkan dapur itu seorang diri. Pembantu yang ada dirumah itu hanya bingung dan bengong saja karena Claire menyuruh mereka untuk mengantar makanan atau minuman saja ke meja.
Berhubung dia mempunyai kebiasaan untuk bersih-bersih sehabis memasak jadinya dia tidak membutuhkan adanya kolaborasi dari pembantu. Bahkan pembantu yang berjumlah sepuluh orang untuk mengurus rumah itu saja sampai tidak enak hati melihat kerajinan Claire.
Tapi cewek itu cuek aja, malahan dia masih nyengir-nyengir sambil masak mie instan. Yep! Dia memasak mie instan rasa ayam bawang lengkap dengan telor. Makanan favoritnya yang sudah hampir tiga bulan tidak dinikmatinya.
Jangan dikira jadi chef, Claire senang menikmati masakan mahal atau masakan enak yang selalu berhasil disajikannya.
Claire dan sahabatnya, Chelsea selalu meluangkan waktu untuk sekedar menikmati jajanan pinggir jalan macam bakwan malang, siomay bandung bahkan gado-gado. Dan untuk seorang Claire saja tidak perlu susah-susah melabeli dirinya pecinta mie instan lantaran makanan jenis itu memang tidak ada tandingannya.
Apalagi jika dimakan dengan potongan cabe rawit, sayur hijau dan saus sambal yang melimpah di mangkuknya sampai kuahnya berwarna kemerahan. Oh dear… rasanya menyenangkan. Seperti sekarang. Dia dengan tekun menikmati mie instan komplit dengan telornya itu tanpa mempedulikan sekitarnya.
Ditengah-tengah dirinya menikmati makanannya, dia merasakan adanya tatapan yang terus tertuju padanya. Membuatnya merasa tidak nyaman lalu mendesis sinis kearah samping kanannya.
“Ngeliatin ampe sebegitunya, kamu mau makan indomie juga?”, cetus Claire judes kearah Juno yang sepertinya memang posisi kursi yang didudukinya sengaja dikosongi agar mereka bisa duduk berdampingan.
“Aku heran aja kamu udah masak sebegini banyak tapi malah makan indomie. Jangan-jangan makanan yang kamu masak dimasukin pake racun atau apa gitu sampe kamu nggak nikmatin makanan kamu sendiri”, celetuk Juno dengan ekspresi tengilnya yang membuat Claire gemas sampai harus mencengkeram sendok garpunya erat-erat agar tidak melakukan sesuatu kepada mukanya yang menyebalkan itu.
“Ide yang bagus. Next time ingatkan lagi supaya aku bisa masukkin sianida ke makanan kamu!”, sahut Claire ketus lalu kembali menunduk melanjutkan makanannya.
“Kamu nggak makan sedari siang, bahkan Chicken Rice yang aku beli aja nggak dimakan. Sekarang kamu malah makan indomie sampai semerah itu. Kalau ada apa-apa sama kamu, mami Mona bakalan sewot”, tukas Juno yang kembali mengusik keasikan Claire.
Apa sih masalah cowok itu? Dia sendiri yang membuat dirinya kesal seharian sampai tidak nafsu makan dan dia sendiri juga yang mengomelinya sekarang. Rasanya pujian orangtuanya mengenai anak baptisnya itu terlalu dilebih-lebihkan, apa coba yang dilihat papa dan mama kepada Juno? Cih!
“Nggak usah banyak ngoceh. Kamu makan aja makanan kamu, nggak perlu kepohin orang! Lagian mama nggak bakalan sewot kalau kamu nggak kebanyakan bacot”, ujar Claire dengan alis terangkat tinggi-tinggi.
Juno memutar bola matanya dan kembali menikmati makannya sementara Claire… hhhhhh… mendadak minat makannya hilang karena rasa muak yang terlanjur keluar kepada Juno barusan. Sial!
“Gue senang deh lihat kedekatan kalian yang seperti ini. Seperti keseimbangan yang berkesinambungan”, ucap Christian berkomentar yang duduk tepat dihadapannya, bersebelahan dengan Adrian.
Claire bisa mendengar kekehan pelan dari Nathan yang duduk di samping Claire. Sementara Wayne duduk di kursi utama sambil asik menikmati makanannya yang kelihatannya dia belum makan sejak tadi siang. Cassandra dan Miranda hanya tersenyum saja melihat Wayne yang makan dengan lahapnya. Melihat hal seperti itu saja membuat Claire mendesah lega. Tapi kelegaannya itu tidak bertahan lama karena suara menyebalkan itu kembali terdengar.
“Keseimbangan apa yang lu maksud? Yang jelas dia sama sekali nggak ada satu hal baik untuk dianggap layak didekati”, celetuk Juno acuh sambil menunjuk Claire dengan asal.
“Dude, act like a gentleman! She’s pretty girl! I like her! If you don’t want her. Let me be her man”, cetus Joel dengan alis berkerut kearah Juno. Mukanya serius banget. Membuat Christian tergelak melihat reaksi Juno saat ini.
“Sayang banget aku udah punya calon istri. Kalau nggak, mungkin kamu udah aku gebet”, ucap Adrian dengan sumringah menatap Claire. Oh please..
Semuanya terkekeh pelan.
“Gue punya ide untuk perkataan lu barusan, Ian”, ucap Juno kemudian dengan seringaian licik di wajahnya kepada Adrian yang duduk tepat dihadapannya.
“Apa itu?”, tanya Adrian dengan alis terangkat.
“Gimana kalau Nadine buat gue sementara lu bisa dengan bebas menggebet cewek barbar yang ada disamping gue?”, jawab Juno langsung.
Adrian langsung bergeming lalu berkata dalam nada teguran. “Jaga ucapan lu barusan!”.
“Siapa Nadine?”, tanya Claire kemudian. Mendadak merasa tertarik untuk bertanya.
Yang lain hanya mengulum senyum dan memberikan ekspresi tidak terbaca kearahnya. Adrian baru akan bersuara tapi didahului Juno.
“Nadine itu seorang wanita cantik yang lembut dan periang. Dan dia nggak seperti kamu yang kasar dan beringasan”, celetuk Juno dengan nada sindiran yang kentara. Yang disindir malahan memberikan ekspresi datar.
“Thanks to you, Juno. Sayangnya cewek yang lu puji itu adalah calon istri gue”, sahut Adrian dengan rahang mengetat. Terlihat tidak suka dengan cara Juno mengatakan tentang sosok Nadine barusan di mulut cowok itu.
“Jadi kesimpulannya adalah...”, Claire kembali bersuara tanpa ekspresi dimana semua pasang mata melihatnya sekarang. “… kamu suka sama cewek yang namanya Nadine ini tapi cintanya nggak berbalas, melainkan cewek itu lebih memilih Adrian, begitu?”.
Juno mendengus kesal mendapat balasan telak dari Claire. Yang lainnya malah menahan tawanya sambil mengunyah makanan tanpa bersuara.
“Yeah seperti itu. Dia berusaha menyalip hubungan kami, tapi nggak bisa. Karena Nadine sudah mencintai gue dari awal”, timpal Adrian bangga.
Claire langsung berckckck ria dan menggeleng pelan, dia memberikan tatapan simpati yang palsu. “Kasihan sekali. Walaupun kalau boleh jujur, perempuan manapun jika diberi pilihan antara Adrian dengan kamu sudah pasti memilih Korean buddy yang terlihat… tampan dan mapan”.
Claire menatap Adrian dengan senyuman manisnya dimana cowok itu hanya memberikan wajah bahagia yang menyenangkan. Yang lainnya langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
“Dan sekali lagi, aku setuju dengan pilihan Nadine. Karena dia bisa menggunakan indera penglihatannya dengan sangat baik”, ucap Claire lagi lalu menepuk bahu Juno dengan sengaja dimana Juno langsung menepis tangan Claire. “Yang tabah. Perjalanan cinta kamu nggak akan mulus sepertinya karena nggak bakalan ada yang suka sama cowok brengsek kayak kamu”.
“Seperti lu kebagusan aja jadi perempuan”, desis Juno sinis.
“Eiitttsss… lu nggak tahu gosip yang beredar di showbiz sebulan terakhir ini?”, celetuk Christian yang membuat Juno langsung menatap cowok itu dengan alis terangkat.
Claire langsung mendesah malas dan menatap Christian tajam. Dia sudah tahu apa yang ingin disampaikan Christian sekarang.
“Gosip apa, Tian?”, giliran Wayne yang bertanya. Cowok itu kini menaruh perhatian pada Christian dengan mulut yang masih mengunyah.
“Clarissa Marie Widjaja a.k.a Claire…”, ucap Christian sambil menunjuk Claire dengan senyum sumringahnya lalu melihat Juno dengan binaran nakalnya. “... sedang menjalin hubungan dengan vokalis band Xavior yang sedang naik daun yang bernama Edward Natalegawa dimana mereka kepergok sedang melewati akhir pekan bersama di Manhattan akhir bulan lalu”.
Shit! Claire menatap Christian dengan wajah tidak suka kearahnya. “Aku dan Edward nggak pacaran! Itu bisa-bisaan papparazzi aja”.
Terdengar kekehan Juno dan Claire langsung mendesis kearahnya yang sedang menatap Juno dengan tatapan mengejek. “Santai aja kali. Kamu nggak usah kegeeran dulu. Tadi Christian jelas-jelas bilang itu gosip, yang artinya nggak ada unsur kebenaran didalamnya. Lagian, sepupu aku itu nggak setolol wajahnya. Dia masih bisa mikir pake otaknya yang kecil itu untuk memilih cewek yang lebih baik daripada cewek barbar macam kamu ini”.
“Oh yeah? Sayangnya sepupu kamu itu jauh lebih baik dari kamu dan nggak berperilaku buruk seperti kamu”, balas Claire sambil mendongakkan dagunya.
“Dia cuma jaim aja. Pada intinya dia nggak bakalan menyukai kamu dari segi apapun. Fyi, dia pernah naksir Lea dan wajar aja dia suka sama cewek seperti Lea karena tipikal perempuan kayak Lea itu sama seperti Nadine. Bukan kayak kamu!”, ujar Juno dengan alis terangkat menantang.
“Oh kasihan juga yah sepupu kamu itu punya nasib ngenes yang sama kayak kamu. Sama-sama ditolak cewek yang disukai. Ckckckck… kreatif dikitlah kalau mau deketin orang”, balas Claire dengan senyum mengejek.
“Maksudnya itu kamu merasa didekati sama Edward? Cih! Nggak perlu mimpi”, sahut Juno tidak mau kalah.
“Fyi juga kalau Edward emang lagi pedekate sama aku sejak setahun belakangan tapi aku nggak pernah mau terima”, ujar Claire dingin.
“Edward pedekate sama kamu? Kok nggak diterima aja? Dia anak yang baik dan sopan”, kini Wayne bersuara.
Sementara Nathan hanya memutar bola matanya karena cowok itu memang tidak suka dengan Edward yang masih saja berkomunikasi dengan istrinya.
“Aku nggak minat sama cowok dengan profesi seperti itu. Sering keluar, ketemu banyak orang dan untuk apa menjalani hubungan yang cuma sebatas video call. Better temenan aja tanpa harus adanya tuntutan status disitu”, jawab Claire kemudian.
“Bagus kalau begitu, karena dia berhak mendapatkan cewek yang lebih baik dari kamu”, kembali Juno mengejek dan tiba-tiba dia langsung meringis sambil menangkup kepalanya. “Oouuucccchhhhb shit!!!”.
Semua terkesiap dan menatap Juno dengan prihatin karena Claire sudah melakukan sesuatu yang membuat mereka senang sekaligus miris. Claire memukul kepala Juno dengan sendok yang dipegangnya. Cewek itu sudah tidak tahan untuk tidak melakukan sesuatu pada cowok brengsek yang terus-terusan memancing emosinya hari ini.
“Well.. lu pantas mendapatkan itu, Juno”, gumam Nathan pelan sambil menahan tawanya. Yang lainnya pun juga begitu.
“Dasar barbar!”, pekik Juno kasar sambil melotot galak kearah Claire.
“Masih bagus aku ketok kepala kamu pake sendok. Satu kali lagi kalau kamu masih mencoba untuk pancing emosi aku, garpu ini bakalan aku tusuk di leher kamu!”, balas Claire berang sambil menunjuk-nunjukkan garpu yang digenggamnya.
“Stop! Udah! Gue yang duduk diantara kalian aja”, ujar Nathan sambil berdiri dan menarik kursi Claire agar berpindah duduk di samping Lea sementara Nathan memindahkan posisi kursinya diantara Juno dan Claire.
Christian tertawa geli bersama dengan Adrian. Mereka menilai Juno dan Claire sangat lucu. Keduanya sama sekali tidak sadar kalau diperhatikan dan terang-terangan menunjukkan kedekatan yang tidak wajar diantara mereka.
“Stop ketawa, Tian. Ini semua ulah lu untuk membuat mereka duduk bersebelahan”, tegur Wayne sambil membaca situasi yang terjadi. Dia sudah selesai menikmati makanan itu tanpa sisa.
“Lumayan, Wayne. Jadi ada hiburan”, celetuk Christian lalu menatap Miranda yang duduk disampingnya dengan senyuman sayang. “They remind me about us, baby. Do you still remember?”.
“Do you mean how asshole you are since the first time we met?”, celetuk Miranda dengan senyum setengahnya yang memikat.
“Yes”, balas Christian dengan ekspresi tengilnya dan dia langsung menangkup pipi Miranda lalu menciumnya tanpa mempedulikan orang yang ada disitu.
Membuat semua merasa jengah, termasuk Joel yang langsung memutar bola matanya karena melihat kelakuan kedua orangtuanya.
“I promise I won’t be like you, Dad! It’s embarassing! Stop it, dude”, protes Joel dengan mulut yang penuh dengan es krim.
Christian menarik diri sambil terkekeh kearah anaknya. Sementara para pembantu mulai mengangkat piring kosong dan mengganti piring kosong mereka dengan satu porsi dessert berupa satu potong Ice Cream Salted Caramel Brownie.
“Jangan pedulikan Christian, Claire. Diantara kami, dia yang paling gila”, komentar Nathan dengan senyuman geli di wajahnya.
Claire mengangguk dan mencoba menikmati brownie yang tersaji didepannya, mengabaikan tatapan Juno yang masih melirik sinis kearahnya.
“Btw, baby… how was the dinner?”, tanya Cassandra dengan senyum mengembang cantik diwajahnya kearah Wayne.
Cowok itu menangkup tangan Cassandra yang ada dimeja sambil berkata. “Enak. Aku nggak menyangka bakalan selapar ini sampai menghabiskan semua makanan itu”.
“Jadi sekarang, kamu udah bisa makan masakan Chinese?”, balas Cassandra geli.
Alis Wayne terangkat lalu memutar kepalanya kearah Claire yang memberikan cengiran lebarnya. “All those menus are Chinese Food?!”.
“Yeah. Nggak pake jahe dan minyak wijen. Ada sedikit improvisasi dalam penyajian dan bumbu”, jawab Claire dengan senyum puas diwajahnya. Tidak ada yang menyenangkan selain oranglain menikmati hasil masakannya tanpa tersisa.
“Wow! Kamu harus belajar cara masaknya, sayang. Tadi sama sekali nggak terasa seperti Chinese food yang aku benci”, tukas Wayne sambil menoleh kearah Cassandra dengan sorot mata teduhnya.
“Already did, sir”, balas Cassandra lugas. Dan mereka tertawa bersama sambil menggenggam erat tangan masing-masing.
Melihat pemandangan itu membuat hati Claire berdesir kencang. Dia baru ingat kenapa dia bisa menyukai sosok Wayne dibanding yang lainnya, karena cowok itu mengingatkannya akan Aaron. Cinta pertama yang mengkhianatinya sampai dia mengikrarkan diri untuk tidak akan kembali jatuh cinta karena rasa sakit yang dia terima dulu.
Ahh sudahlah… masa lalu untuk apa diingat kembali, Claire sudah mengubur masa lalu itu rapat-rapat sejak setahun yang lalu.
“You okay?”, tanya Lea membuyarkan lamunannya barusan.
“Yeah”, jawab Claire singkat.
Para cowok yang duduk disitu mulai mengobrol ringan, termasuk Juno yang kini sudah asik dengan obrolannya bersama Adrian dan Nathan, yang lainnya pun terlibat obrolannya masing-masing.
Wayne yang terlihat serius mengobrol dengan Cassandra dalam suara rendah, Miranda yang terlihat sedang memberitahukan sesuatu kepada Joel sambil mengusap mulutnya yang belepotan dengan tissue, dimana Christian asik mengobrol dengan Juno, Nathan dan Adrian.
“Apa kamu mau menginap disini?”, tanya Lea lagi.
Claire menggeleng. “Aku nggak tahu. Tergantung Juno”.
“Memangnya kamu akan tinggal bareng dengan Juno?”.
“Ya, mama menginginkan aku tinggal dengan orang yang dia percayai karena kalau tidak, dia yang akan kesini untuk tinggal dan mengatur hidup aku. Aku hanya ingin mandiri”, ucap Claire kemudian.
“Memangnya Juno siapanya kamu?”, tanya Lea lagi.
“Dia anak baptis dari orangtua aku. Bisa dibilang dia seperti kakak”, demi apapun kata terakhir Claire barusan terdengar tidak rela.
Kakak? Heck! Claire bersyukur kalau dia adalah anak tunggal jadi tidak usah bernasib sial mendapati orang macam Juno sebagai kakak. Duduk dekat-dekat aja ogah, apalagi satu darah? Amit-amit!
Lea tersenyum. “Kalian terlihat sudah mengenal sejak lama. Aku sarankan jangan terlalu sering berantem, takutnya malah itu yang akan mendekatkan kalian. Percaya deh, aku udah pernah ngalamin hal yang seperti itu”.
Claire memutar kepalanya menatap Lea dengan tatapan tidak percaya. Otaknya langsung berandai jika… jika… Juno dengannya… oh shit! No! Claire menolak mentah-mentah pikirannya barusan.
Dan perkataan Lea ada benarnya juga. Baiknya dia tidak usah meladeni pancingan Juno yang selalu membuatnya emosi tidak karuan. Dia harus datar dan menjauhkan dirinya dari Juno mulai dari sekarang. Harus!
“Tolong bantu doakan aku agar tidak akan terjadi apa-apa diantara kami. Stucked dengan dia yang menjadi anak baptis kesayangan orangtua aku aja udah membuat aku cukup sial. Aku nggak mau menambah kesialan hidupku lagi”, gumam Claire.
Lea hanya tertawa lalu berujar. “Kamu lucu yah”.
Dan Claire hanya bisa tersenyum kecut menanggapi celetukan Lea barusan.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Hehehe... aku suka banget kalo bikin cerita yang berantem2 gemes kayak gini 🤣🤣🤣
Juno ngeselin yah?
Tapi dia baik loh 🤗
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top