Part 24 - Flashback (Pt. 1)

Barangkali ada yang kepengen kepo utk part 24 ini 😆

Aku republished untuk pemanasan 💜




🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



15 years earlier....

Juno mendesis sinis saat ada yang mengganggu keasikannya yang sedang bermain games di kamarnya. Cowok itu paling malas jika ada yang mengganggunya dalam bentuk apapun jika dia sedang berkonsentrasi dalam permainannya karena itu akan membuyarkan rencana yang ingin dia lakukan kepada lawan-lawannya di games itu. Dan benar saja. Dia kalah. Grrrrr...

"See what have you done?!", geram Juno kesal.

Sang pengganggu yang merupakan sahabat sekaligus teman sekelasnya hanya terkekeh geli. Dia selalu tertawa dan tersenyum dalam setiap keadaan.

"Santai, No. It's just a game!", kekehnya geli.

"Mau apa lu kesini? Apa lu nggak bosen ketemu gue mulu padahal kita baru aja pulang sekolah dari dua jam yang lalu?", tanyanya sebal.

Sekali lagi. Temannya tertawa geli.
Yeah... mereka berbeda 180 derajat dengan sifat yang bertolak belakang. Juno dengan ketengilan dan kesombongannya sementara Alex, sahabatnya yang selalu ramah dan ceria. Mereka sudah berteman baik sejak dari TK sampai saat ini dimana mereka sudah kelas 6 SD. Kemanapun mereka selalu bersama dan mempunyai hobi bermain sepakbola. Bahkan rumah keduanya pun berdekatan. 

"Gue bosan di rumah", ucap Alex sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjang Juno yang berantakan.

"Really?! Seorang Alex bisa bosan juga? Bukannya lu punya malaikat cantik yang selalu lu banggakan itu untuk menemani lu seharian?", balas Juno dengan alis berkerut.

Spontan Alex langsung bangun terduduk dan tersenyum senang. See? Ekspresi Alex itu membuatnya jengah dan heran dengan rasa kagum yang dia berikan kepada cewek yang kasar itu. Sih cewek barbar yang tidak punya sopan santun. Selalu berkata kasar dan berteriak sampai telinganya berdengung sakit.

"Dia masih ada bimbel. Dia lagi semangat belajar. Gue yakin ulangannya akan bagus kali ini", ucap Alex sambil terkekeh dengan sorot mata ceria yang kentara.

Oh please... Juno hanya memutar bola matanya lalu hendak kembali mengulang permainannya tapi lagi-lagi Alex mengganggunya dengan menarik joystick dari tangannya.

"Grrrrr... mau lu apa sih? Kalo lu bosan, cari hiburan sana! Nyokap gue ada bikin muffin! Gue masih mau main games!", sewot Juno kesal.

Alex kembali terkekeh. "Gue mau ngomong sesuatu sama lu sebelum kita main games ini. Gue juga mau main".

Juno mendengus lalu menyilangkan tangannya sambil bersandar di sandaran sofa kamarnya. "Lu mau ngomong apa?".

"Apa lu menganggap gue sebagai seorang teman?", tanya Alex dengan mimik wajah serius sekarang.

Apa-apaan dia?, pikir Juno. Memangnya apa yang membuat dia masih mempertanyakan soal itu mengingat pertemanan mereka yang sudah terjalin sejak TK.

"Sure. Meskipun lu selalu mengganggu, tapi gue udah terbiasa. You're my best buddy. But why?", balas Juno dengan alis berkerut bingung.

Alex langsung tersenyum lega dan menatapnya riang. "Kalau begitu lu akan melakukan apapun jika gue suruh?".

"Maksudnya?".

"Gue butuh bantuan", jawab Alex langsung.

"Lu nggak akan mungkin butuh bantuan gue, Lex. Lu adalah the almighty Alex. Murid pintar satu sekolah dan kesayangan guru. Apalah gue yang selalu dianggap pengrusak nama baik lu di sekolah?", cetus Juno sambil mengangkat bahu.

"Jangan lupa kalau nama tengah lu adalah nama gue yang artinya lu memiliki unsur the almighty seperti yang lu bilang tadi. Junolio Alexandre Mananta", balas Alex riang.

Juno meringis. "Gara-gara lu, gue sampe nggak rela punya nama tengah kayak nama lu. Cukup Junolio Mananta aja. Gue nggak suka ada embel-embel Alexandre disitu".

"It's okay. Hentikan obrolan nggak penting ini. Balik lagi, gue butuh bantuan lu!", cetus Alex tegas.

"Fine! Bantuan apa yang lu butuh?", tanya Juno sambil mengangkat bahunya dengan cuek.

"Sebentar lagi kita akan masuk SMP. Kayaknya gue akan pindah", ujar Alex kemudian yang spontan membuat Juno tersentak kaget.

"What? Lu mau kemana? Bukannya kita udah janjian mau masuk ke sekolah yang sama? Kenapa lu bisa tiba-tiba bilang mau pindah?", tanya Juno sambil menegakkan tubuhnya dengan sorot mata kagetnya.

Bagaimanapun Alex adalah teman baiknya di sekolah ataupun di rumah. Mereka bagaikan saudara dan mendengar Alex akan pindah jelas dia tidak rela.

"Gue masih belum tahu. Gue berpikir gue akan pindah nanti", balas Alex dengan senyuman hambar.

"Lu mau pindah kemana? Bilang sama gue, nanti gue akan bilang sama ortu untuk daftar di sekolah yang sama kayak lu", sahut Juno cepat.

Alex terkekeh geli melihat keseriusan Juno sementara Juno langsung melempar bantal kecil kearah Alex dan sukses mengenai kepalanya.

"Lu ngerjain gue?", desis Juno geram.

"Gue geli liat tampang lu barusan. Bukannya lu nggak suka gue ganggu? Barusan tadi lu juga nggak suka dengan kedatangan gue disini", hardik Alex.

"Terkadang lu terlalu konyol. Udahlah... gue merasa nggak suka dengan topik yang lu sampaikan barusan. Pokoknya kita akan masuk sekolah yang sama dan akan seperti itu!", tegas Juno.

Alex tersenyum lalu kembali dengan raut wajah serius. "Fine. Kita akan masuk sekolah yang sama. Asal dengan satu syarat".

"Syarat apaan sih? Kenapa lu mendadak jadi sok penting begini? Lu pun juga akan kangen sama gue walaupun kita suka berantem dan berdebat kayak gini", cetus Juno sebal.

Alex mengangguk setuju. "Karena lu adalah sahabat gue, Juno. Lu tahu jelas soal itu. Syarat gue mudah. Tapi lu harus janji untuk penuhin permintaan gue, baru gue bersedia untuk masuk sekolah yang sama dengan lu".

Juno terdiam sejenak lalu menghela nafas dan kemudian mengangguk pasrah. Seketika senyum Alex kembali mengembang.

"Gue mau lu ikut menjaga Clarissa kalau gue nggak ada", ujar Alex dengan riang.

Deg! Juno tertegun. Clarissa? Maksudnya sih cewek barbar? What??!!!

"Nggak! Gue nggak mau! Lu tahu kalo gue nggak suka sama kesayangan lu itu!", tolak Juno mentah-mentah.

Alex mendengus. "Lu udah berjanji untuk memenuhi syarat gue!".

"Apapun syaratnya akan gue penuhi! Tapi nggak dengan jagain cewek barbar itu. Gue nggak mau! Lagian ngapain gue harus menjaga dia kalau masih ada lu yang menjadi malaikat pelindungnya?", balas Juno sambil berdecak.

"Gue nggak mungkin bisa terus menjaga dia. Dia butuh perhatian karena dia kurang perhatian dari orangtua", jawab Alex.

"Kenapa nggak? Lu selalu bareng sama dia bahkan nggak pernah semenit pun lu selalu memantau dia dari jauh di sekolahan", bantah Juno.

"Juno!", tegas Alex langsung. "Lu udah berjanji sama gue dan harus lu tepatin! Gue nggak suka kalo lu nggak bisa pegang omongan lu sendiri".

Juno membuang muka sambil mendengus kesal. Kenapa sih temannya yang satu ini harus bersikap aneh? Seolah akan pergi jauh saja. Dasar menyebalkan.

"Juno", kembali Alex memanggilnya dengan nada suara penuh peringatan.

Juno menoleh dan menatap wajah sahabatnya cukup lama. Sorot mata penuh dengan harap dan damai yang mengarah kearahnya seolah mantra untuk membuatnya berkata "iya" saat itu juga.

Alex tersenyum senang lalu bermain games dengannya setelah berhasil membuat Juno berjanji untuk melakukan hal yang tidak diinginkannya.

Sampai seminggu kemudian, Juno tahu makna dari permintaan Alex untuk membuat perjanjian padanya.

Bahwa Juno benar-benar kehilangan orang yang begitu baik dan loyal. Orang yang merelakan hidupnya untuk menolong seseorang yang dibencinya. Bahkan orang itu melupakan sahabatnya dengan egois. Sampai sosok sahabatnya dihapuskan supaya nyawa orang itu tidak terancam, namun memberikan kesan mendalam bagi Juno, untuk membuat orang itu menyesal dan berniat membalas dendam padanya.

Sambil menengadah keatas langit. Juno berkata lirih dalam hati. "Sorry, gue nggak bisa memenuhi janji lu untuk menjaga dia. Gue bahkan ingin membuatnya tersiksa dan menderita dengan mengerjainya habis-habisan setelah ini. Jangan marah sama gue karena lu nggak berhak untuk marah sama gue, Lex. Lu pun nggak memenuhi janji lu untuk masuk sekolah yang sama dengan gue sekarang. Lu pindah ke tempat lain seenak lu, tanpa memikirkan perasaan gue yang kehilangan sahabat terbaik untuk selamanya".

Saat itu, Juno menitikkan airmatanya dan terisak dalam rasa nyeri yang menjalar dalam hatinya. 



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Mau lanjutannya?
PO aja gih, mumpung masih dibuka sampe tanggal 6 April ini 😆

Makasi banyak juga untuk dukungan kalian yang semangat dalam memeluk Juno & Claire.

Ini aku kasih teaser video ceritanya :
(Sebenarnya tuh aku republished 1 part karena kebaperan sama videonya) 😆



Untuk keterangan lebih lanjut soal PO, bisa kalian hubungi ke penerbitnya langsung.
0877 6966 6689 /
FirstinLee 081224180525




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top