Mirza ukail
Mirza ukail memasuki club malam, tempat dia menghabiskan waktunya setiap malam selama lima tahun terakhir ini.
Minum sampai mabuk dan muntah adalah suatu kewajiban baginya. Dan sesekali dia membiarkan para perempuan yg mendekatinya mengoral kejantananya.
Memberinya pelepasan yg dibutuhkanya.
Tanpa perlu menyentuh mereka.
Duduk ditempat biasanya, mirza tinggal menunggu seorang pelayan mengantarkan minum untuknya. Bodyguarnya memesankan minuman dan memberitahukan kehadiranya pada bartender. Club ini adalah salah satu dari club malam yg dimiliki ukail group.
Bisa saja dia pergi ke salah satu ruangan club yg disediakan untuk para tamu istimewa dan yg memesan.
Mirza lebih suka disini. Semua kebisingan dan prilaku orang yg datang keclub bisa mengalihkan pikirannya dari wanita itu. Wanita yg tidak sedetikpun pernah hilang dari ingatanya.
Gangga...
Mirza mendesahkan nama tersebut, menyandarkan kepalanya mengarah keatas lalu mulai memejamkan matanya.
Mulai Membayangkan wajah gangga dibalik kelopak matanya yg tertutup.
Sebagai anak tunggal mirza selalu menginginkan seorang adik. Sayangnya orang tuanya terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, bersenang-senang menghamburkan uang.
Kadang bisa sampai berminggu-minggu Mirza tidak berjumpa dengan kedua orang tuanya.
dia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan oma dan mbak mila pembantunya.
Mbak milalah yang banyak mengajarkan segal sesuatunya dan mendidik mirza. Mbak mila adalah teman pertama mirza.
Waktu mirza berumur enam tahun mbak mila menikah dengan salah seorang sopir diperusahaan opa.
Meski tetep bekerja dirumah setelah menikah, tapi mbak mila tinggal tinggal disana lagi.
Meski sedih tapi Saat itu mirza bisa melihat betapa bahagianya mbak mila,
dia bersikap dewasa dan menerima saja keputusan mbak mila.
Setelah Setahun lebih akhirnya mbak mila hamil. Tentu saja kebahagian makin terpancar diwajah mbak mila.
Waktu itu Opa dan oma bahkan sampai mengajak mereka makan malam diluar untuk merayakan kabar gembira itu.
karna hujan dan macet suami mbak mila terlambat datang sebab dia harus mengantar delegasi perusahaan yg dari cina ke bandara dulu.
Mirza masih ingat saat itu sambil menunggu suami mbak mila mereka semua sibuk bercanda dan mengoda mirza dengan mengatakan sebentar lagi mirza akan mendapatkan adek yg diinginkanya. Tepat saat itulah opa mendapat telpon yg mengabari kecelakaan yg menimpa suami mbak mila.
Mereka sampai dirumah sakit dan langsung dibawa ke kamar mayat,
dimana jenazah suami mbak mila berada.
Mirza yg tidak diizinkan masuk dan berdiri diluar bersama oma masih bisa mendengar ucapan dokter yg mengatakan bahwa suami mbak mila meninggal ditempat.
Saat itu Mirza meremas tangan oma ketika mendengar jeritan mbak mila.
Beberapa saat kemudian, Opa membawa tubuh mbak mila yg pingsan keluar dari kamar mayat
Opa lah yg mengurus semua keperluan untuk jenazah hingga dimakamkan.
Mbak mila tidak berdaya, sadar dan pingsan setiap saat.
Karena mereka berdua sama-sama berasal dari panti asuhan, baik mbak mila dan suaminya tidak punya kerabat.
Sebab itulah oma membawa mbak mila kembali tinggal dirumah, dua minggu setelah suaminya dimakamkan.
Saat itu mirza juga berjanji akan selalu menjaga mbak mila dan anaknya kelak.
Akhirnya secara Perlahan kondisi mbak mila mulai membaik, meski belum pulih sepenuhnya.
Saat itu opa yg ada keperluan bisnis ke India mengajak oma ikut. oma yg cemas membawa mirza dan mbak mila sekalian.
pergi mengunakan jet pribadi opa, jadi tak ada masalah dengan kehamilan mbak mila.
Urusan bisnis opa berubah menjadi liburan keluarga.
Bisnis opa memakan waktu dua hari tapi jalan-jalan mereka keliling india menghabiskan waktu dua minggu lebih.
Tepat saat mereka berada dipinggir sungai gangga dan memperhatikan aktivitas penduduk disana, tiba-tiba saja mbak mila mengeluhkan perutnya yg terasa sakit.
Segera saja mereka kerumah sakit, disana dokter mengatakan bahwa mbak mila sudah pembukaan dan bisa melahirkan bayinya setiap saat.
Setelah menunggu selama enam jam akhirnya bayi mbak mila yg berjenis kelamin perempuan lahir. Pertama kali melihat bayi itu mirza merasa jantungnya berhenti berdetak, detik itu mirza sudah langsung menyayanginya.
Mirza jugalah yg memberikan nama gangga padanya, Dan disetujui oleh semua orang.
Seminggu setelah kelahiranya, gangga dibawa pulang dan tinggal bersama mereka.
Setiap waktu luangnya mirza habiskan bermain dengan gangga. Dia selalu memotret gangga semua pertumbuhan gangga selalu direkam olehnya.
Mula-mula kedua orang tuanya keberatan saat mirza terlalu banyak menghabiskan waktunya bersama anak seorang pembantu. Tapi justru mereka yg dimarah oleh opa jadinya, tidak pernah ada untuk mirza tapi berani mengatur hidup mirza. mereka bungkam seketika dan tak pernah mengungkit hal itu lagi.
Kadang mirza jadi bertanya-tanya sendiri, melihat opa dan oma yg begitu baik, dari mana kedua orang tuanya mendapatkan sifat angkuh dan sombong tersebut?.
Terutama ibunya yg bahkan kedua orang tuanya bunuh diri karna selalu dikejar-kejar utang saat bisnis mereka bangkrut dan ketahuan korupsi.
Bagaimanapun sebagai anak mirza tak ingin menyakiti hati ibunya.
Jika tak diperlukan.!!!
Mirzalah yg selalu melakukan semuanya untuk gangga. Tidak ada satu halpun yg terlewat oleh mirza jika hal tersebut mengenai gangga.
Dunianya hanya berputar disekeliling gangga.
opanya yg bijak sudah menyadari obsesi mirza pada gangga.
Suatu saat, Karena bisnis mereka mengalami sedikit masalah di itali, maka opa dan oma menetap disana.
Mirza menolak ikut, lebih memilih tetap bersama gangga.
Sehari sebelum keberangkatan, opa mengajak mirza berbicang serius, hanya mereka berdua. Mirza masih ingat saat itu dia berumur delapan belas dan gangga sepuluh tahun. Saat itu opa yg selalu berbicara to the point, mengatakan padanya bahwa mirza harus memastikan apa yg dirasakanya untuk gangga.
Sampailah ketika mbak mila meninggal karna kecelakaan dan gangga tinggal sebatang kara didunia ini,
Mirza baru menyadari bahwa dia mencintai gangga. Suatu saat kelak dia akan menikahi gangga, menjadikan gangga sebagai istrinya, untuk dimilikinya selamanya.
Saat mbak mila meninggal dan opa pulang, saat itu juga mirza mengakui perasaanya pada gangga pada sang opa.
Opa dan oma tentu saja setuju dan merestuinya, mereka berdua juga sudah mengangap gangga seperti cucu sendiri jadi tidak ada yg namanya keberatan dengan pilihan mirza.
Tapi dengan satu syarat. Mirza harus melanjutkan s2 di luar negri. Setelah tamat maka dia harus mulai belajar mengambil alih semua bisnis keluarga.
untuk menguji apakah betul cinta mirza bisa bertahan pada gangga, maka selama itu dia tidak boleh berhubungan dengan gangga atau mengungkapkan isi hatinya pada siapapun. Jika opa merasa mirza sudah layak untuk mengantikanya, maka semua harta akan diwariskan pada mirza secara resmi.
jika saat itu mirza masih menginginkan gangga, dia diizinkan menikahinya kapan saja mirza mau.
demi mendapatkan gangga berserta restu oma dan opa, yg dianggapnya mirza sangat berharga, mirza menyanggupi syarat tersebut.
Syarat yg hanya diketahui oleh mereka bertiga.
Lagipula semua harta mereka akan habis tak bersisa jika diwariskan pada ayahnya yg manja dan tak berguna. Mirza tidak merasa perlu melibatkan orang tuanya dalam hubunganya dengan gangga.
Sayangnya menjelang kepergianya gangga berubah.
gangga mulai menjaga jarak darinya.
Penyebabnya sampai sekarangpun mirza tidak tahu.
Perubahan gangga menyakiti hati mirza membuatnya ikut menjauh dari gangga.
menjelang keberangkatannya, hubungannya dengan gangga masih saja kaku. Dia juga selalu ketus pada gangga.
Tapi jauh didalam hatinya dia takut jika gangga mulai menyukai laki-laki lain. Dan mirza akan kehilanganya. Dia takut jika gangga bergaul dengan laki-laki lain dan sampai kebablasan sepeninggalnya nanti.
Sifat licik dan egois yg juga diwarisi dari kedua orang tuanya mulai mengambil alih. Malam sebelum keberangkatannya dia membuat gangga mabuk dan mengambil apa yg sudah dipastikan menjadi haknya kelak, Keperawanan gangga.
Meski awalnya mirza ragu, tapi semua tetap terjadi.
Prinsipnya, apapun yg ada didiri gangga adalah miliknya.
takan di biarkanya ada yg lain yg akan mengambilnya.
Sayang mirza juga melakukan satu kesalahan, dia mengatur supaya gangga bisa bersekolah di sma swata terbaik dikota itu. Dan setahun setelahnya mirza mendapat kabar jika gangga berpacaran dengan cucu pemilik yayasan.
Saat itu mirza mencoba tenang dan berpikir bahwa laki-laki bernama imran itu bisa mengantikan mirza menjaga gangga untuk sementara, sampai kepulanganya.
Tapi saat pak ucok orang yg disuruh mirza menjaga dan memantau kehidupan gangga, mengabari mirza bahwa gangga tidak pulang semalaman di hari pengumuman kelulusan sekolahnya, Saat itu juga mirza langsung mengetahui bahwa gangga tidur dengan imran.
Mirza marah dan ingin segera pulang tapi opa melarang. Mengatakan bahwa mirza harus memberi gangga kesempatan untuk menikmati hidup sesuai keinginannya. supaya gangga bisa membandingkan cinta mirza dengan laki-laki lain. Dan yg paling penting adalah cara mirza membuktikan bahwa dia adalah yg terbaik yg bisa gangga dapatkan.
Menurut opa, Adalah tugas mirza untuk membuat gangga Jatuh cinta padanya.
Atau menurut pendapat mirza bagaimana caranya dia bisa memiliki gangga untuk selamanya.
Lihat saja bagaimana caranya dia akan membuat gangga takluk padanya, tekad mirza. Mirza harus tetap mengikuti perjanjian awal mereka, mirza mengalah pada opa dan oma.
Sementara orang-orang disekelilingnya tak berhenti menyodorkan para perempuan atau para perempuan itu sendiri yg menyodorkan diri padanya.
Mirza tak keberatan karna sebagai laki-laki normal dia butuh tempat untuk menyalurkan hasratnya. Selama perempuan tersebut tidak keberatan dengan perlakuan mirza padanya maka mereka akan bertahan disisinya. Sedikit saja mengeluh maka mereka akan terlempar dari posisi mereka.
Jangan harap mirza akan bercinta dengan mereka. Mirza hanya menyetubuhi mereka, kejantanan mirza tidak pernah memasuki vagina wanita manapun, kecuali gangga. Karna dia bersumpah hanya akan bercinta dengan gangga seorang. Mirza hanya membiarkan mereka melakukan oral padanya. Itupun dia menggunakan kondom, tanpa cumbuan dan sentuhan pada mereka.
Setiap pelepasan yg didapatnya nama gangga lah yg akan terucap dari mulutnya. Dan wajah gangga yg mencapai klimaks di percintaan mereka dulu selalu terbayang dibalik kelopak matanya.
Bahkan orang tuanya ikut-ikutan mencarikan jodoh untuknya. Sadar bahwa kelak kehidupan mereka akan bergantung pada mirza, dengan pikiran licik mereka berusaha agar kelak mirza menikahi perempuan pilihan mereka. Chantal, mirza akui cukup tanggung dan selicik ibunya. Mereka berdua cocok.
Chantal berhasil menyingkirkan semua perempuan yg mendekati mirza. Mirza juga tak masalah karna dia jadi tak perlu repot lagi. Dan chantal tidak pernah mengeluh menerima perlakuan sekasar apapun dari mirza dan dia selalu menuruti keinginan mirza. Karna bertahan menjadi satu-satunya perempuan pendampingnya, maka ibu mirza berpikir untuk mengumumkan pertunangan mereka, kapanpun mirza menginginkanya.
Alangkah lucunya... Ibunya yg bahkan tak pernah tau warna kegemaran mirza, tiba-tiba saja tau mana calon istri yg terbaik untuknya. Dan ayahnya yg selalu berselingkuh dengan sepasang kaki yg memakai rok, mengatakan betapa beruntungnya mirza memiliki chantal yg begitu setia.
Rasanya mirza ingin tertawa terbahak-bahak jika mengingatnya.
Bahkan saat mirza sudah berhasil menunaikan janjinya pada opa dan oma dan berniat pulang, ibunya mengatakan mereka juga akan ikut pulang dan membawa chantal bersama mereka. Mirza tak keberatan.
jika mereka berpikir bisa memanipulasi dirinya maka mereka salah dialah yg akan memanipulasi dan memanfaatkan mereka semua untuk mencapai tujuanya.
Sayangnya karna ada masalah sedikit di perusahaan maka kepulangan mirza harus ditunda. Jadilah ayah dan ibunya saja yg pulang ditemani chantal.
Sambil meneguk minuman dari gelas yg kesekian. Mirza mendesahkan nama gangga. Lusa dia akan bisa berjumpa dengan gangga kembali. Foto-foto gangga yg dikirimkan ke emailnya memenuhi memori hp mirza.
Tidak banyak yg berubah dari gangga selai makin tinggi dan makin berisi, gangga terlihat sama dimata mirza, kecuali pancaran matanya.
Mata gangga bukanlah lagi mata seorang gadis lugu dan polos. Karna gangga bukanlah orang bodoh dan dia juga sudah melakuakn hubungan seks, jadi menurut mirza gangga pasti sudah menyadari apa yg mereka lakukan dimalam itu.
Apa gangga membencinya sekarang??
Jika seperti itu, maka Akan menjadi suatu tantangan untuk bisa menaklukan gangga.
Mirza sangat suka dengan tantangan. Dan biasanya dia akan selalu berhasil menaklukan tantangan tersebut.
"sendirian saja?"
lamunan mirza buyar, mirza membuka mata.
Didepan mirza berdiri perempuan cantik yg berpakaian seksi. Sonia, salah satu mantan wanitanya.
"Boleh aku bergabung?"
Tanyanya.
Sebagai jawaban, mirza mengangguk.
"terima kasih, mirza"
Desah sonia, sekali lagi mirza menganguk dengan acuh.
Lalu Tanpa basa basi sonia langsung duduk disebelah mirza, menuangkan minum untuknya dan mirza.
"sedang banyak pikiran?" tangan sonia meraba lengan mirza sambil menyerahkan gelas mirza ditangan yg satu lagi.
"tidak juga"
betapa para wanita ini berpikir bahwa mereka bisa menguasai mirza hanya dengan rayuan. Jalang murahan, batin mirza.
"atau kau butuh pelampiasan?"
lihatkan para perempuan itu dengan suka rela mau saja untuk dilecehkan. Mirza tersenyum, hanya sedikit menarik bibirnya.
"lakukan yg biasa kau lakukan"
tanpa basa basi mirza mendorong kepala sonia kearah selangkanganya.
Dan Tanpa protes sedikitpun, sonia mulai bekerja memuaskanya. Memasang kondom dan Memasukan kejantanan mirza kemulutnya.
Sonia Tidak merasa malu dengan posisi mereka yg sedang berada di muka publik. Sambio Menyandarkan kepalanya, mirza mulai memejamkan matanya.
Membayangkan wajah gangga dibalik kelopak matanya yg tertutup.
************************
?/;:'"!)(^-*&%$_@)"
(29012017) pyk.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top