Untouchable Present

"Baiklah Kid," Peter menghentikan pekerjaannya di salah satu bagian laboratorium pribadi Tony dan menatap kearah Tony yang datang dan memanggilnya. Saat ia menoleh, Tony hanya menjulurkan sebuah kertas tebal seperti sebuah sertifikat padanya.

Disana, tertulis dengan jelas logo Stark Industry, dengan namanya tertera dengan jelas. Begitu juga dengan tulisan "Stark Internship" disana. Ini seperti sebuah sertifikat berakhirnya seorang intern di Stark Industry. Dan Peter hanya menatap dengan dahi berkerut dan ia berbalik menatap Tony.

"Uh, Mr. Stark, anda ingat jika aku tidak benar-benar menjadi intern disini bukan?"

"Memang, tetapi kau selalu membantuku hampir setiap hari di laboratoriumku, dan membantu para intern dan pegawai tetap Stark Industry hampir setiap minggunya juga. Mereka bahkan sampai mengira jika kau adalah anakku," perkataan Tony yang terakhir cukup membuat wajah Peter merah padam, "dan, saat aku mengatakan kau adalah internku, mereka menyuruhku untuk membuat piagam untukmu. Pepper juga menyarankannya."

"Ah... uhm, terima kasih Mr. Stark, maaf merepotkanmu."

Tony hanya tersenyum dan mengacak rambut Peter. Memang, sejak Homecoming, dan sejak kejadian Vulture dan Peter yang menolak ajakannya untuk menjadi Avengers, Tony sering mengajaknya untuk membantu di laboratorium. Dan ia baru melihat kejeniusan Peter saat ia bisa mengisi begitu saja kekosongan Bruce yang saat itu tidak diketahui keberadaannya.

Mereka akrab, bahkan semua orang yang melihat keduanya selalu mengira jika Tony adalah ayah dari Peter. Meski sifat mereka sedikit berbeda. Peter melihat kearah piagam itu sebelum menoleh kearah Tony.

"Uh, Mr. Stark?"

"Ada apa buddy?"

"Bisakah ... bisakah kita ..."

"Hei, selamat bud," Peter melihat Rhodey yang tampak berjalan mendekati mereka. Perkataannya terputus begitu saja begitu juga dengan tangannya yang sudah memegang handphone. Peter baru saja akan memasukkan handphonenya kembali saat Rhodey melihatnya dan begitu saja mengerti apa yang diinginkan oleh anak itu.

"Bagaimana kalau kalian berdua berfoto bersama? Aku akan memfotonya," Rhodey begitu saja mengambil handphone Peter yang masih kaget karena Rhodey seolah bisa membaca pikirannya, "ayolah Tones, hanya satu foto saja. Tidak apa bukan?"

"Tentu jika kau tidak keberatan Pete."

Peter tampak menatap Tony sebelum wajahnya tampak menunjukkan raut senang dan berbinar. Membuat Tony maupun Rhodey tampak hanya mendengus dan menggelengkan kepalanya.

Dengan gugup, Peter tampak berdiri kaku di samping Tony, memberikan jarak yang cukup jauh. Rhodey yang sudah membidik dengan handphone Peter tampak mengerutkan dahinya dan tampak menatap keduanya sebelum menggelengkan kepalanya.

"Pete, kau tidak akan masuk frame, mendekatlah lagi," Rhodey tampak menggesturkan Peter untuk mendekati Tony lagi. Peter tampak sedikit ragu, namun Tony segera menggerakkan tangannya dan merangkul bahu Peter hingga mereka sangat dekat dan bahu mereka bersentuhan, "bagus. Baiklah, kau bisa memegang bagian kanan sertifikat dan Peter bagian lain dari sertifikat itu."

Peter mengangguk, Tony hanya melakukan apa yang dikatakan oleh Rhodey. Dan saat Rhodey menghitung, Tony mendadak menggerakkan jemarinya dan memberikan tanda V di belakang kepala Peter.

"Tony!"

"Huh, ada apa Mr. Rhodey?" Peter tampak tidak mengerti kenapa Rhodey tampak kesal pada Tony, dan mendekat untuk melihat bunny finger diatas kepalanya dari Tony.

"Mr. Stark!"

"Jadi Rhodey hanya memintamu 3 kali untukmu memanggilnya Rhodey dan kau sudah bisa memanggilnya Mr. Rhodey, dan satu tahun bersamaku kau masih memanggilku Mr. Stark, Pete? Atau aku harus kembali memanggilmu Mr. Parker?" Peter tampak menunduk dan gugup, hanya memainkan piagam yang ada di tangannya.

"Jangan menggodanya Tones, dan seriuslah jangan main-main, kita ulang lagi?" Rhodey tampak menghela napas dan menggelengkan kepalanya, tampak menyuruh Peter berpose lagi bersama dengan Tony. Dan ia sudah membidik mereka.

Peter sendiri kali ini menyadari Tony masih akan menjahili sahabatnya itu, dan tangannya sudah akan membentuk huruf V lagi di atas kepalanya. Namun, kali ini ia tidak akan membiarkan Tony menjahilinya sendirian. Saat Rhodey akan menekan shutter, Peter segera membentuk huruf V diatas kepala Tony.

"Kalian ini," Rhodey tampak kesal dengan apa yang dilakukan Peter dan Tony. Namun Tony hanya tertawa dan berjalan mendekati sahabatnya itu untuk melihat foto terakhir itu. Peter juga mengikutinya.

"Sempurna."

.
.

Pada akhirnya Peter menyimpan foto itu selama beberapa hari sebelum ia mencuci foto itu. Ia melihat foto pertamanya bersama dengan Tony dengan senang, sebelum matanya beralih pada sebuah etalase toko yang menunjukkan tanggal hari itu.

"Sebentar lagi hari ayah?"

Ia sama sekali tidak pernah mempermasalahkan hari ayah. Ayah kandungnya tidak pernah ada di rumah, dan ia hanya merayakan hari ayah dengan Ben selama beberapa kali karena Ben sangat sibuk. Lalu, setelah Ben meninggal, ia tidak lagi mencoba untuk merayakan hari ayah.

Namun tahun ini, entah kenapa ada satu orang yang membuatnya berpikir untuk merayakan hari ayah. Membelikannya sesuatu, meski ia tahu jika Tony mungkin saja tidak memiliki perasaan sepertinya. Tidak mungkin Tony Stark melihatnya sebagai anaknya sendiri seperti Peter melihatnya sebagai seorang ayah yang sudah lama tidak ia miliki.

Saat ia berpikir hadiah apa yang bisa ia berikan untuk seorang Tony Stark, matanya beralih pada foto yang ada di tangannya. Dan sepintas, ide yang menurutnya gila langsung ia pikirkan dan segera ia tepis mentah-mentah.

"Tidak mungkin..."

.
.

"Berikan saja," May tampak melihat Peter yang menceritakan bagaimana idenya untuk memberikan sesuatu pada Tony, "kurasa ia akan senang."

"Tetapi maksudku, aku bahkan tidak tahu apakah ia akan menatapku aneh? Maksudku, aku? Menganggap seorang Tony Stark sebagai seorang ayah? Ia akan menganggapku aneh," Peter tampak menggerutu pelan dan membenamkan wajahnya pada kedua tangannya.

"Tidak akan," May tampak menghela napas dan menepuk kepala keponakannya, "aku akan pastikan jika Tony akan sangat senang untuk menerimanya."

...

"Setidaknya, kau akan mengatakan sesuatu yang selama ini tidak bisa kau katakan bukan?" Perkataan May tampaknya menjadi triggernya. Dan Peter hanya membalas dengan anggukan saja.

.
.

"May, aku ingin titip hadiah ini hingga aku pulang dari field tripku oke?" Peter tampak berlari dari kamarnya beberapa hari setelah itu. Pada akhirnya, ia sudah mempersiapkan hadiah itu dan menitipkannya pada May.

"Baiklah, aku akan menaruhnya di atas rak. Hati-hati, dan kabari jika kau sudah sampai," Peter hanya mengangguk dan menatap May, mengecupnya di pipi dan segera memakai sepatunya sebelum keluar dari apartment mereka.

.
.

May sangat khawatir.

Ia tidak mengerti apa yang terjadi, namun yang pasti dunia sedang kacau beberapa jam setelah Peter berangkat di Field Trip mereka. Ia lebih khawatir pada keselamatan keponakannya itu setelah ia mengetahui jika Peter adalah Spiderman. Dan mengetahui bagaimana sifat keponakannya itu, ia tahu Peter akan membantu Tony.

Yang tidak ia pikirkan adalah, Peter berani untuk mengikuti Tony hingga ke pesawat yang segera terbang ke luar angkasa itu. Dan setelah itu, hampir semua orang yang ia temui berubah menjadi abu. Kepanikannya semakin menjadi.

Ia tidak bisa menghubungi siapapun, ia tidak bisa tersambung pada Tony, ia tidak bisa menghubungi Peter, dan Ned sama sekali tidak tahu dan sama paniknya dengan ia. Ia hanya bisa mengandalkan Pepper yang berjanji akan memberikan berita apapun berkaitan dengan Tony dan juga Peter.

Dan ia akan terus menunggu...

...dan menunggu.

Hingga suatu hari, bel di pintu apartmentnya berbunyi, membuatnya tidak berpikir panjang untuk membuka pintu. Entah sudah berapa lama ia menunggu kabar dari Pepper dan sudah beratus kali ia menghubungi Pepper untuk menanyakan Tony dan Peter.

Dan saat ini, satu orang yang sangat ingin ia temui...

"Tony..."

...berdiri di depannya.

"Bisakah kita berbicara sebentar May?"

.
.

Tony mengerti jika May akan hancur.

Saat Tony datang, ia hanya membawa sebuah wadah kaca dengan setumpuk abu yang ia kumpulkan dari planet Titan. Satu hal yang tersisa dari Peter yang bisa ia kumpulkan. Dan May, Tony berharap May akan marah dan memukulnya. Ia bahkan tidak akan heran jika May mencaci bahkan membunuhnya.

Namun, yang tidak pernah ia bayangkan adalah saat May menangis sejadinya, dan berterima kasih padanya.

"Terima kasih, karena aku tahu kau sudah berusaha untuk menjaganya."

Ia tidak pernah dan tidak akan pernah mengerti bagaimana keluarga Parker memiliki sifat yang sangat ... SANGAT pemaaf dan juga terlalu baik untuk dunia ini. Dan Tony hanya bisa diam, menahan air matanya yang akan keluar hanya berdiri dan berjalan memperhatikan seluruh isi ruangan tersebut.

Hingga ia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

Sebuah bingkai hitam dengan pita perak yang membingkai sebuah foto yang sangat familiar. Fotonya dan juga Peter hari itu, dimana ia memberikannya sebuah sertifikat internship, dan saat pertama kalinya ia berfoto dengan Peter.

"Ia sangat menyukai foto itu."

Tony memegang foto itu dan menatap May. Ia masih memperhatikannya, dan hanya menghela napas. Ia baru saja akan mengembalikannya lagi saat foto dalam bingkai itu terjatuh begitu saja. Tony tentu segera mengambilnya dan akan mengembalikannya pada bingkai hitam itu sebelum tangannya berhenti melihat tulisan yang ada di belakang foto itu.

"Kuharap kau tidak merasa aneh atau ini akan menjadi canggung di pertemuan kita selanjutnya Mr. Stark, tetapi ini untukmu. Aku tahu ini bukan benda mahal yang biasa kau miliki, tetapi aku membuatnya sendiri. Dan ini adalah foto pertamaku denganmu.

Selamat hari ayah, aku menyayangimu M̶r̶.̶ ̶S̶t̶a̶r̶k̶ T̶o̶n̶y̶  Dad.

P.P"

Tony terdiam.

Ia hanya melihat foto itu sebelum May mendekatinya dan menatap kearah tulisan itu juga.

"Ia selalu kehilangan sosok seorang ayah Tony," May tampak berbisik dengan suara gemetar. Tony menatap kearah May yang tampak menghela napas dan menghembuskannya kembali, "ayahnya tidak pernah ada untuknya, dan Ben ... semenjak ia tewas, Peter sama sekali tidak ingin merayakan hari ayah."

...

"Kumohon ... bawalah kembali anak itu."

Tony masih diam dan tampak kemudian menatap kearah May.

"Tentu, aku akan mengembalikannya," Tony tersenyum pada May, menaruh kembali foto itu dalam bingkai hitam tersebut.

"Whatever it takes."

"Tetapi berjanjilah kau harus kembali Tony. Untuk Peter juga."

Dan saat itu May tidak mengerti dua hal. Kenapa Tony tidak menjawabnya, dan apa arti dari senyuman sang Bilioner saat itu.

.
.

Dan setelah semua orang kembali, May baru mengetahui kenapa ia tidak menjawab perkataan May. Bukan tidak ingin menjawab, namun ia tidak bisa menjawabnya. Tony Stark tidak bisa berjanji untuk sesuatu yang tidak pasti.

Dan ia mengerti, jika ia harus mengorbankan semua hal untuk bisa menyelamatkan sesuatu yang penting dalam hidupnya.

Meskipun nyawanya yang menjadi bayarannya.

.
.

END

.
.

EPILOGUE

Pada awalnya, May dan juga Pepper beranggapan jika akan lebih baik jika Peter sama sekali tidak histeris saat ia kembali. Saat tidak ada siapapun yang mengatakan pada anak itu dimana Tony Stark, dan saat ia hanya melihat Pepper yang tersenyum padanya dengan wajah sembab dan mata yang memerah.

Memang terlihat kejam, namun Peter baru mengetahui kematian Tony Stark dari berita yang disiarkan oleh sekolahnya. Ned berusaha untuk menghentikannya mendengar berita itu, namun semua terlambat.

Kata-kata itu seolah terngiang di telinganya. Namun, tidak ada air mata sama sekali saat itu. Ia hanya diam, namun Ned melihat sesuatu yang lebih mengerikan dan lebih membuatnya cemas daripada melihat Peter menangis. Tatapan mata dan senyumannya saat itu kosong.

Pepper dan para Avengers yang tersisa menyadari jika Spiderman tidak pernah ada berpatroli seperti biasa. Mereka menghubungi May, mengatakan ia tidak mendengar Peter berbicara lagi dan hanya mengurung diri di kamarnya.

Dan itu yang dilakukan oleh Peter, hanya menatap kearah rak belajarnya, berbaring. Dengan mata kosong, dan juga tatapan datar. Ia tidak mengerti apa yang membuatnya tidak bisa menangis.

Entah berapa lama ia melamun, hingga ia melihat kearah sebuah kalender disana, menyadari jika ini adalah hari ayah. Hari dimana ia memberikan bingkai dan foto itu pada Tony.

...

"May, aku akan pergi dulu," sebelum May yang tampak khawatir dan akan masuk ke kamarnya menghentikan, Peter sudah melewatinya, mengambil bingkai foto tak tersentuh itu dan berjalan keluar begitu saja selama beberapa saat.

Hingga tanpa ia sadari ia berada di sebuah pemakaman, dengan sebuah batu nisan hitam besar yang dipenuhi oleh karangan bunga yang seolah tidak pernah habisnya bertambah setiap harinya.

"Anthony Edward Stark."
(1970-2019)
Billionaire, Playboy, Genius, Philanthropy, Hero, Best Friend
A Father.

Peter baru kali itu mengunjungi makam didepannya, dan tentu ukiran terakhir itu membuatnya bingung. Ia terduduk, dan tampak memberikan bingkai itu diantara bunga-bunga yang ada disana.

"Selamat hari ayah Mr. Stark, aku tahu ini terdengar aneh. Dan aku tidak berhenti untuk menyalahkan diriku sendiri. Apakah mungkin kau tewas karena aku menganggapmu sebagai ayahku? Ayahku, Paman Ben, semua yang kuanggap ayahku berakhir tewas. Dan untuk ketiga kalinya, aku kehilangan seorang ayah..."

Peter memeluk lututnya dan masih menatap nisan itu.

"Aku ingin menyerahkan hadiah ini langsung padamu Tony. Kau senang bukan?" Peter tertawa perih, dan mengusap wajahnya, "aku tidak pernah memanggilmu dengan nama depan. Karena aku yakin, jika aku lebih merasa dekat denganmu, aku akan secara tidak sengaja memanggilmu dad."

...

"Aku merindukanmu Mr. Stark..."

Ia segera menggelengkan kepalanya saat air matanya akan keluar. Ia mendorong tubuhnya, berdiri dari posisinya dan akan pergi sebelum ia benar-benar akan menangis disini. Namun, gerakannya terhenti, saat angin kencang berhembus.

Dan bingkai itu terjatuh tertelungkup, dan entah bagaimana foto yang terselip di dalamnya tampak terbang begitu saja. Tentu dengan segera Peter menangkapnya sebelum benda itu terbang lebih jauh.

"Hampir saja..."

Ia menghela napas dan akan mengembalikannya, saat tangannya berhenti. Satu buah tulisan yang memang ia tuliskan untuk Tony jika mungkin saja pria itu akan membacanya, dan sekarang tampak sebuah catatan kecil di ujung dari surat itu. Dan saat itu juga, air matanya turun, tidak berhenti.

Dan ia membiarkan air mata itu keluar bersamaan dengan isakan yang selalu ia tahan sejak kematian Tony Stark.

Karena untuk pertama kalinya saat itu, ia mengerti apa arti "A Father" yang terukir dalam nisan sang pahlawan, dan ia tahu jika apa yang ia rasakan bukanlah satu perasaan yang hanya ia sendiri yang merasakannya.

"Terima kasih untuk hadiahmu. Aku juga menyayangimu, son."

T.S.

Karena Tony Stark, seseorang yang ia anggap sebagai ayahnya sendiri juga menganggapnya sebagai seorang keluarga. Seorang anak yang tidak pernah dimiliki oleh Tony.

( I will bring you back, kid.
Whatever it takes...

...Or I will die trying,)

.
.

Sebelum saya kabur takut dihajar masa, saya memasukkan 2 headcanon disini. Satu headcanon dari saya, dan satu dari tumblr.

1. Bingkai itu adalah hadiah dari Peter (By Me)
2. Scene di gif atas settingnya itu di tempat Peter. Mungkin pas Tony mau kasih kabar tentang Peter sama May. Jadi, kemungkinan foto itu ada di apartment Peter bukan disimpan sama Tony (atau belum). (By Tumblr)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top