|3| Stay With Me
"Jadi, Tony merahasiakan semua ini dari kita selama hampir 10 tahun."
"Delapan tahun tepatnya."
"Bagaimana ia bisa melakukannya?"
"Ia menitipkan anaknya pada keluarga kekasihnya."
Dan disinilah mereka, para Avengers yang sudah berkumpul kembali lengkap berada di menara Stark. Tony tidak tampak disana begitu juga dengan Peter. Itu membuat Rhodey harus menjelaskan panjang lebar pada para Avengers yang baru saja kembali muncul setelah kejadian Thanos. Tentu saja mereka tidak percaya dengan apa yang didengar bahkan para anggota yang sudah mendengarnya sejak 1 tahun yang lalu.
Tetapi kenyataan saat melihat apa yang terjadi di planet Titan, mereka melihat untuk pertama kalinya bagaimana Tony tampak seperti manusia biasa pada umumnya. Bagaimana Tony tampak seperti seorang anak yang sangat mengkhawatirkan anaknya. Hingga mereka percaya jika Peter lebih dari seorang pemuda yang direkrut oleh Tony sebagai internnya.
Suara pintu yang dibuka tampak membuat semua orang menoleh dan menemukan Peter yang membuka pintu dan menatap semua orang.
"Ah, selamat pagi?"
Dengan senyuman gugupnya.
.
.
Tony duduk di depan laptopnya, tampak mengetik sesuatu di layarnya sambil beberapa kali menghela napas dan kembali pada kesibukannya meski yang ada di depannya hanyalah layar komputer yang kosong. Banyak pikiran yang berkecamuk di kepalanya, namun satu hal yang menjadi pusatbya adalah Peter. Peter anaknya yang sekarang hanya dibatasi oleh sebuah dinding yang tipis. Entah kenapa rasa gugup akan kenyataan itu membuatnya tidak nyaman.
Peter memang sering menghabiskan waktu di menara Avengers dengan Tony hanya untuk membagi pikiran tentang teknologi baru atau SAINS. Dan tidak terhitung beberapa kali Tony mendapatkan telpon atau Video Call dari Peter hanya karena anak itu meminta bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak bisa ia lakukan. Namun, Peter tidak pernah menginap di tempat ini.
Karena satu alasan yang tidak ia ketahui, Peter sama sekali tidak mau menginap di tempatnya beberapa kalipun ia meminta Peter meski hanya sehari.
Apakah Peter membencinya meski ia tidak pernah mengatakan ataupun menunjukkannya?
"Dad?" Tony menutup keras laptop di depannya dan menoleh dengan cepat, menemukan Peter yang tampak mengintip dari pintu ruangan, "semuanya sudah berkumpul, mereka membanjiriku dengan pertanyaan."
Peter menghela napas dan menggelengkan kepalanya pelan. Ia duduk di kursi yang ada dihadapan ayahnya dan menatap pria separuh baya itu yang hanya menatapnya dengan tatapan tidak bisa ditebak.
"Dad? Kau tidak apa?"
"Ya," Tony mengangguk dan tampak memberikan sebuah kertas, "aku memikirkan beberapa hal untuk mengembangkan seragammu. Apakah kau ingin melihatnya?"
"Oooh, sepertinya menarik!"
Dan mereka menghabiskan waktu di ruangan itu seperti yang bisa mereka lakukan pada saat weekend. Sibuk dengan keadaan masing-masing dan tidak banyak berbicara hal lain selain teknologi.
"Oh, dad?" Tony hanya menjawab dengan gumaman, "aku menghubungi May dan ia mengatakan akan menunggu di rumah. Jadi, aku... akan pulang jam 10 nanti."
Tony terdiam, tampak menghentikan pekerjaannya dan menatap Peter yang tampak tidak lepas dari apa yang ia kerjakan.
"...baiklah, aku akan meminta Happy untuk mengantarkanmu."
.
.
"Mereka tidak keluar dari tempat mereka?"
"Siapa? Peter dan Tony? Aku melihat mereka sedang berada di lab bersama-sama," Bruce tampak baru saja mengambil kopi dan menatap Clint yang bertanya tentang pasangan ayah anak itu.
"Mereka butuh waktu bersama kurasa..."
"Aku tidak akan bisa mengatakan itu adalah cara ayah anak untuk menghabiskan waktu bersama," Bruce tertawa pelan dan Clint serta lainnya tampak saling berpandangan bingung.
.
.
"Dad, aku sudah memperbaiki beberapa bagian dari kostumku yang kau minta untuk selesaikan."
"Aku akan mengambilnya setelah aku menyelesaikan bagian ini buddy."
Bahkan saat semua anggota Avengers memperhatikan mereka, Peter dan Tony yang entah sejak kapan berada di ruangan itu tampak sibuk dengan bagian mereka masing-masing.
"Oh, sudah jam segini?" Peter melepaskan kacamata pelindungnya saat ia menatap jam yang menunjukkan pukul 10 malam itu. Ia melepaskan semua alat pelindung dan menatap Tony, "dad, aku akan pulang ke tempat bibi May!"
"Tunggu! Tunggu!" Clint yang memperhatikan mereka berdua tampaknya tidak bisa hanya diam. Ia adalah seorang ayah, dan ia tahu pasti jika caranya menghabiskan waktu dengan anaknya sangatlah berbeda dengan apa yang ia lihat antara Peter dan juga Tony, "kau baru saja kembali bersama, tidakkah kalian berdua ingin menghabiskan waktu bersama seperti kau tahu? Ayah dan anak?"
"Ah tidak apa Mr. Barton. Aku juga tidak ingin mengganggu waktu kalian. Dan May benar-benar menungguku di rumah," Peter menggelengkan kepalanya dan tampak menatap semua anggota Avengers disana, "kurasa kalian lebih banyak membutuhkan waktu untuk bersama dengan ayahku. Ia terkadang sangat keras kepala, jadi aku harap kalian bisa bersabar dengan sikapnya."
"Aku merasa disakiti Pete, kau tahu aku tidak seperti itu bukan?" Tony melepaskan kacamata pelindungnya dan tampak memegangi dadanya. Peter hanya tertawa menanggapi hal itu, "tetapi mereka benar... aku bisa... aku bisa menghubungi May untuk memintamu menginap disini semalam."
"Thanks dad, tetapi May benar-benar membutuhkanku. Ia sangat panik sejak ia melihat berita tentangku yang naik ke pesawat ruang angkasa itu," Peter menggeleng dan tampak tertawa pelan, "baiklah, sampai jumpa!"
Dan Peter tampak berjalan keluar dari menara setelah sebelumnya berpamitan dengan Friday. Meninggalkan Tony yang terdiam bersama dengan para mantan anggota Avengers itu.
"Tony, kau tidak mencoba untuk membujuknya tinggal denganmu? Karena kau tahu, baik kau ataupun Peter sama-sama membutuhkan," Steve menatap kearah Tony yang tampak terdiam dan menoleh pada Steve.
"Ini tidak ada hubungannya denganmu Rogers," Steve menyerengit saat mendengar panggilan dari Tony. Jika semua orang berpikir hubungan mereka membaik selama 1 tahun mereka bekerja sama mengembalikan dunia, maka mereka salah. Tony sudah menciptakan dinding pembatas diantara mereka yang tidak akan bisa ditembus dengan mudah, "jika kau tidak keberatan, aku ingin menyelesaikan kostum ini sendirian."
Steve hanya menatap Tony sebelum Clint menepuk pundak Steve dan menggelengkan kepalanya pelan.
.
.
"Dude, kau tahu semua orang panik dan sekolah harus ditutup selama 1 tahun ini karena hampir semua murid dan pengajar menghilang. MJ menghilang begitu juga dengan Flash, aku benar-benar panik sejak kau memutuskan untuk pergi ke pesawat ufo berbentuk donat itu!" Peter tampak berjalan bersama dengan Ned saat jam sekolah berakhir beberapa hari setelah ia berada di menara Avengers.
"Bagaimanapun aku harus membantu Mr. Stark, dan musuh mereka benar-benar menyebalkan dengan kulit terong dan dagu lebarnya," Peter menunjukkan gestur dagu dan Ned hanya tertawa mendengarnya.
"Benarkah?!"
"Maksudmu, mereka ada disini?!"
"Aku melihat mereka! Aku tidak akan salah melihat perisai miliknya!"
"Lengan besi itu sangat keren!"
Suara itu terdengar, dan Peter tampak terdiam mendengar apa yang dikatakan mereka.
Perisai? Lengan besi? Kenapa terdengar familiar.
Ned sendiri tampak menarik-narik lengan pakaiannya dan tampak mencoba untuk menyadarkannya dari lamunan.
"Dude! Dudedude!" Peter menoleh saat Ned menunjuk kearah salah satu sisi dari parkiran dan mendapatkan sekelompok orang yang dikelilingi oleh murid-murid bahkan orang-orang yang ada disekeliling mereka. Tentu siapa lagi jika bukan anggota Avengers.
"Hei Pete!" Clint yang pertama melihat Peter dan mengibaskan tangannya. Peter bisa merasakan semua pandangan mata yang tertuju padanya, "kami datang menjemputmu!"
"U-uh terima kasih Mr. Barton. Tetapi kukira da--Mr. Stark dan aku hanya menghabiskan hari sabtu dan minggu di menara," Peter tampak menatap bingung Clint dan juga yang lainnya, "dan kukira biasanya Happy yang menjemputku."
"Memang, tetapi ayolah kita baru saja memenangkan peperangan. Habiskan waktumu sebentar dengan Tony," Clint merangkulkan tangannya ke pundak Peter yang tampak sedikit ragu dengan penawaran itu.
"Ayahmu terlihat lebih murung saat kau tidak ada di menara," Natasha menambahkan dan tampak menunggu reaksi dari Peter. Peter sendiri tampak semakin memikirkannya, tahu jika ayahnya sama sekali tidak baik-baik saja setelah Civil War. Hanya Pepper, Rhodey, Happy, dan dirinya yang bisa membuat moodnya membaik. Dan dengan bersatunya kembali Avengers, bukan berarti semuanya baik-baik saja.
Setidaknya ada Bruce, dan Thor disana.
"Aku akan menghubungi May dulu," Peter tampak mengangguk dan tampak menghubungi May. Namun tidak ada jawaban hingga ia menuliskan pesan pada May jika ia akan berada di menara.
.
.
Sementara Tony, berada di menara saat itu sendiri karena Thor dan Loki sedang menghabiskan waktu bersama dan berada di luar menara, sementara yang lainnya, ia tidak pernah tahu rencana mereka menjemput Peter. Ia sekali lagi mengurung diri di laboratoriumnya, seolah semakin menjauhkan diri dari semua orang disana. Dan sekarang ia berjalan keluar hanya karena kopi yang ia minum sudah habis, menemukan tidak ada siapapun di menara. Ia tahu kemana Thor dan Loki serta Pepper dan Rhodey, namun ia tidak tahu dimana yang lain.
"Fri, apakah yang lainnya ada di menara?"
"Tidak boss, mereka sedang pergi bersama selain Mr. Thor, Mr. Banner, dan Mr. Loki."
"Great," ia hanya menghela napas. Ia tidak ingin terlalu lama menutup diri dari mereka, namun egonya seolah membangun sebuah dinding tak kasat mata diantara mereka semua. Hanya Peter yang bisa meruntuhkannya, dan ia bahkan tidak bisa membuat Peter mendekat. Ia tahu ada sesuatu yang membuat Peter menjauh, namun ia tidak tahu apa.
Suara sesuatu yang muncul membuatnya menoleh dan menemukan sebuah portal yang muncul dan seseorang melangkah sangat familiar.
"Hei Tony," Strange muncul dengan menggunakan kaus berwarna abu-abu gelap dan sweater lengan panjang. Ia baru saja menghubungi seseorang dari handphonenya dan mematikannya saat ia melangkah di menara itu.
"Hei Strange, hari yang membosankan seperti biasa?"
"Haha lucu sekali Tony. Aku sedang sibuk dengan sesuatu. Apakah... anakmu ada disini?"
"Peter? Tidak, ia tinggal bersama bibinya di Queens," Tony tampak memperhatikan Stephen saat ia mengatakan tentang Peter, "ngomong-ngomong kau tidak pernah mengatakan tentang bagaimana kau dan Peter saling kenal."
"Ah tentang itu," Strange tampak membuka mulutnya dan menutupnya lagi, "kurasa aku harus memastikan sesuatu dulu. Satu hal yang membuatku ingin bertemu dengan Mr. Parker."
...
"Besok ia akan kemari. Kau bisa menemuinya jika memang apa yang ingin kalian bicarakan penting. Atau aku bisa memberikan alamat dari bibinya agar kau kesana," Tony meminum kopi yang baru saja jadi dan tampak menatap Strange yang hanya mengangguk saja. Saat ia menjauhkan kopi itu, Strange tidak bisa menahan tawanya saat melihat wajah Tony yang terkena noda kopi.
"Hei," ia menunjuk pipinya sendiri untuk mengisyaratkan Tony jika pipinya terkena noda kopi.
"Hm?" Ia tampak meletakkan gelas kopinya dan mencoba menyeka bibirnya. Strange tampak tertawa pelan saat melihat Tony sama sekali tidak mengenai noda yang dimaksud, "hei dimana?!"
"Berapa usiamu? Lima?" Ia menghela napas dan tampak mengulurkan tangannya menyeka noda kopi yang ada di wajah Tony.
"Kudengar kau menyukai Death Star dan aku sudah menyiapkan--" seolah itu tidak lebih awkward, secara kebetulan lift terbuka di depan mereka dan menunjukkan para Avengers dan juga Peter yang berjalan keluar lift dan tampak terdiam melihat pemandangan didepan mereka.
Terutama Steve yang tampak diam. Menatap keduanya dengan tatapan tidak suka. Ia tahu saat serangan Thanos Tony bertemu dengan Strange dan tampak dekat, namun ia tidak pernah menduga 'dekat' seperti ini.
"Oke, ini lebih awkward dari yang kuduga," Clint berbisik pada Natasha.
"Uh, dad?"
Dan suara Peter membuat kedua pria itu tampak menjauh dan menatap tamu di lift tersebut.
"Peter?!" Tony segera menjauh begitu juga dengan Strange yang menarik tangannya menjauh dari Tony, "kenapa kau disini?"
"Uh, apakah tidak seharusnya aku disini? Karena sepertinya kau... sedang sibuk?" Peter tampak menggaruk kepala belakangnya. Ia mengerti jika ada sebuah hubungan yang tercipta antara ayahnya dan juga Strange, namun ia tidak pernah menyangka hubungan seperti itu.
"Tidak tidak. Aku senang kau berada disini, tetapi aku hanya heran karena tidak biasanya kau tidak mengabariku terlebih dahulu."
"Mr. Barton dan yang lainnya menjemputku di sekolah, kurasa aku bisa menghabiskan waktu lebih banyak denganmu, kalau kau... tidak keberatan," Peter menggaruk leher belakangnya, dan Tony terkejut sebelum menatap seluruh anggota Avengers disana sebelum menghela napas.
"Kau sudah menanyakannya pada May?"
"Ia tidak menjawab, tetapi aku sudah meninggalkan pesan untuknya," Peter menggelengkan kepalanya dan tampak tertawa pelan, "kecuali kalau kau tidak ingin aku mengganggu waktumu, aku akan pergi?"
"Tentu saja tidak. Oh god, kenapa kau bisa berpikir seperti itu," Tony tampak menggeleng cepat dan mendekati Peter, "aku senang kau berada disini Pete."
Pemuda itu membulatkan matanya, tampak tersenyum lebar dan mengangguk pelan.
"OKEE! SIAPA YANG INGIN BERMAIN MARIO CART?!"
"BRING IT ON KATNISS!" Peter tampak bersemangat dan menatap kearah Clint yang tampak bersemangat, "dad, kau ikut bukan? Ayo Mr. Strange, kau juga ikut?"
Peter menarik tangan Tony dan Strange, dan ia duduk diantara mereka berdua dengan sisi lain Tony adalah Steve yang sedaritadi tampak sudah duduk terlebih dahulu. Entah Peter sadar atau tidak, setidaknya semua anggota Avengers disana menyadarinya dan tampak menatap Peter.
"Ada apa?"
"Pete, bisa kita bertukar tempat duduk?" Tony tampak menoleh pada anaknya yang memiringkan kepalanya, sebelum menoleh pada Tony, kemudian Steve. Bergumam sebentar sebelum ia menggeleng.
"Tidak. Aku ingin duduk disebelahmu dan Mr. Strange," jawabnya sambil menggeleng dan mengambil stik game yang dilempar oleh Clint. Tony tampak menatap Peter sebelum kearah Strange dan mengintip Steve yang hanya memperhatikan TV.
"APAKAH KAU BARU MEMBERIKANKU BLUE SHELL!? FUCK!"
"YEAH! TAKE THAT KATNISS!"
"Ini... sudah yang keenam kalinya," entah kenapa Bruce ikut main, dan tampak lehernya sudah berubah menjadi hijau, "aku benar-benar membenci benda biru itu."
"TIME OUT! TIME OUT! BRUCE KENDALIKAN HULK!!"
"BUCKY, INI SUDAH STIK KE EMPAT YANG KAU PATAHKAN!"
"LADY NATASHA! AKU HAMPIR MENYUSULMU DAN KAU MEMBERIKAN KULIT PISANG ITU!"
"Permainan ini terlihat menggelikan dan--tunggu bagaimana kau bisa terbang di jalanan pelangi itu?!" Strange sendiri tampaknya malah ikut bermain dan heboh sendiri. Peter hanya tertawa, dan Tony yang tampak menikmati menonton anaknya senang. Ia bahkan hampir melupakan Steve disampingnya sebelum mendadak sebuah stik game diberikan oleh Peter padanya.
"Dad, hanya kau dan juga Mr. Rogers yang belum memainkannya! Ayo," dan Clint yang ada di samping Steve juga memberikan sebuah stik game pada Steve.
"Aku tidak bisa memainkannya. Kurasa aku akan pas."
"Ah begitu, lagipula kurasa Mr. Rogers terlalu tua untuk memainkan permainan seperti. Tidak akan adil kalau ia melawan dad," Peter menghela napas dan tampak tersenyum penuh arti. Clint memberikan jempol pada Peter dan Steve tampak menggaruk kepala belakangnya sebelum menghela napas.
"Baiklah, aku akan mencobanya."
.
.
"S'CK MY SPANGLE DICK MOTHERF^CKER! AKU AKAN MENGALAHKANMU DAN MEMBUATMU MEMAKAN JAMUR-JAMUR ITU--FUCK, KAU BARU SAJA MEMBERIKU BLUE SHELL?!"
Semua anggota Avengers menatap bahasa beragam yang keluar dari mulut Steve. Tony sendiri tampak kembali melewati Steve dan menjadi juara satu. Dari permainan satu ronde, mereka berdua menghabiskan waktu 2 jam untuk menyelesaikan perseteruan mereka.
"Kurasa sebaiknya biarkan mereka bermain jika mereka sedang berdebat," Peter tampak menatap Clint yang menahan tawanya, "sudah pukul segini. Uh, apakah aku benar-benar tidak apa menginap disini?"
"Ini adalah rumahmu juga Peter. Aku sudah menyiapkan kamarmu sejak dulu," Tony tampak menghentikan permainan dan tersenyum pada Peter yang tampak membulatkan matanya dan tersenyum lebar.
"Terima kasih dad!"
.
.
"Peter," Tony tampak mengikuti Peter yang tampak berjalan menuju kamarnya, "ada sesuatu yang inginku--"
Saat Peter berbalik, Tony mengerutkan dahinya, baru menyadari wajah pemuda itu pucat dan tampak tidak sehat.
"--kau tidak apa?"
"Ya dad, ada apa?" Peter tersenyum dan tampak mendekati Tony.
"Aku... sudah memikirkan ini setiap malamnya. Tetapi aku tetap ragu sebelum ini," Tony tampak menghela napas dan menggaruk kepala belakangnya, "dan aku semakin yakin menginginkannya sejak kau menghilang setelah penyerangan Thanos terjadi dan aku kehilanganmu selama 1 tahun."
...
"Tinggallah denganku Peter. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu dan membayar waktu yang tidak bisa kudapatkan denganmu," Tony bertanya dengan hati-hati, dan Peter tampak membulatkan matanya, "aku mencoba untuk menghindar darimu karena aku ingin melindungimu. Dan kau sudah dewasa... dan aku yakin kau bisa menjaga dirimu sendiri, dan aku akan melindungimu juga. Jadi--"
"Maafkan aku dad..."
"A-apakah ini masalah May? Tentu ia juga akan tinggal disini jika kau mau, dan--"
"Tidak, tetapi... aku benar-benar tidak bisa tinggal bersama denganmu," Peter menunduk, tampak tidak berani untuk menatap ayahnya. Tidak ingin melihat wajah kecewa ayahnya, "aku... akan menghubungi May. Selamat malam dad."
Dan disana, Tony hanya berdiri dan tampak diam, mencerna apa yang terjadi. Dan ia semakin tidak mengerti dinding tak kasat mata yang dibuat oleh Peter diantara mereka.
.
.
"Stephen, aku mengecek daftar pasienmu dulu setelah kau mencoba untuk menanyakan tentang beberapa hal tadi," Strange tampak berada di salah satu kamar di menara Avengers yang tampak disiapkan untuknya yang hampir resmi menjadi Avengers.
"Maaf merepotkanmu Christine. Jadi, apakah kau menemukan sesuatu?"
...
Stephen mendengarkan semua yang dikatakan oleh Christine. Dan setiap kata yang diucapkan oleh Christine membulatkan matanya semakin lebar. Dan sebelum Christine mengatakan hal lainnya, Stephen segera meletakkan handphonenya dan menggerakkan tangannya membuat portal di depannya.
.
.
Clint baru saja akan beristirahat dan melewati kamar mandi yang tampak berada di dekat kamar Peter sambil bersiul. Malam hari sudah tiba, dan besok mereka akan melaksanakan rencana untuk mendekatkan Peter dengan Tony begitu juga dengan Tony bersama yang lainnya.
BRUGH!
Langkahnya terhenti saat mendengar suara sesuatu terjatuh. Dahi Clint berkerut, ia tampak berbelok dan melihat kamar yang ada di depannya. Kamar yang kosong, namun Tony selalu menyiapkannya untuk Peter.
"Peter?"
Clint mengetuk pintu di depannya beberapa kali. Namun tidak ada jawaban apapun sama sekali. Dan sebelum ia bisa berjalan mendekati kamar itu, sebuah Portal tampak muncul dan disana Stephen muncul. Cukup untuk mengagetkan Clint.
"Dimana Peter?"
"Kurasa... di kamarnya?" Clint menunjuk kamar di depan mereka dan Stephen tampak segera mengetuknya beberapa kali.
"Peter?"
'Sekitar 4 tahun yang lalu. Kau tahu penembakan yang memakan korban jiwa seorang pria dan juga seorang anak kecil. Pria itu tewas ditempat, namun anak itu dipindahkan ke Rumah Sakit karena luka serius di tubuhnya.'
Entah kenapa ada perasaan tidak enak yang membuatnya tidak tenang. Ia tidak mengindahkan perkataan dari Clint, dan tampak menggunakan sihirnya untuk membuat portal yang bisa memasukkannya kedalam kamar didepannya.
'Ia adalah salah satu pasienmu Stephen.'
Dan kedua pria itu, Clint dan Stephen memandang horror ke depannya dimana tampak tubuh ringkih pemuda itu tergeletak begitu saja diatas lantai kamar yang gelap disana.
'Peter Parker. Namanya adalah Peter Parker.'
"PETER!"
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top