"Jimin, mengapa kau bangun secepat ini?" Kim Seokjin bangun di pagi hari, melanjutkan kegiatan memasak yang sudah menjadi tugasnya setiap hari. Tapi, kegiatannya terhenti saat menatap Park Jimin yang keluar dari ruangan tidurnya.

"Aku haus hyung." Jimin mengambil sebuah gelas bening dan mengisinya dengan air putih, diteguknya cepat sampai air yang awalnya penuh sudah berakhir dengan beberapa tetesan yang tersisa.

"Jimin." Seokjin memanggil Jimin yang terlihat akan berbalik lagi menuju ke kamarnya.

"Apa hyung?" Seokjin agak ragu mengucapkannya, tentang apapun yang terjadi, ia harus bersiap mengatakan ini.

"Bisa ceritakan padaku bagaimana caramu diet waktu itu?" Jimin tertegun, menetap di tempatnya sambil menatap Seokjin, ia sadar apa yang ia alami dulu sampai ia memilih untuk diet. Park Jimin memiliki tekanan yang besar saat itu, dan ia tak mau kalau alasan Kim Seokjin ingin melakukan ini karena para fans yang tidak menghargai tubuh mereka yang sekarang.

"Untuk apa hyung? Kau tidak akan melakukannya kan?" Jimin menatap Seokjin yang diam untuk beberapa detik.

"Ya Jimin, aku akan melakukannya. Tubuhku ini bukanlah tubuh yang sesuai dengan seorang visual dalam suatu grup."

"Tidak ada yang ingin menyukai seorang idol dengan badan seperti ini."

"Kau itu sudah sempurna hyung, aku pernah berada di situasimu, dan aku sudah merasakan semuanya. Tolong jangan lakukan itu, aku tidak ingin melihat cerminan masa laluku berada pada masa depanmu."

"Aku berhak Jim, berhak untuk membuat fans kita senang."

Dan akhirnya pilihan Seokjin tetap sama, tidak mau mencoba mempercayai dirinya sendiri.