25

Keira memberengut melihat hasil ujian di tangannya, gadis itu membuang napas panjang dan melipat-lipat kertas tadi sampai menjadi kecil.

"Satu angka di bawahnya dan kau tidak bisa mengikuti Summercamp." Hara berkata sambil menggeleng, nilainya yang paling bagus di antara mereka berempat---dia, Keira, Fuse, dan Aki.

Keira tidak menjawab. Dia sudah mengerahkan banyak tenaga sampai kantung matanya punya kantung mata, demi berlatih puluhan latihan soal dan masih tetap mendapatkan nilai buruk. Gadis itu bahkan terlalu lelah untuk sekadar mengeluh, saat ini dia hanya bisa menerima nasib dua angka yang sudah ditentukan pihak sekolah sebagai nilainya dan bersyukur masih bisa lolos tanpa harus melakukan remedial.

Ujian Akhir Semester berakhir, menandakan bahwa semester pertama sudah berlalu. Ada jeda liburan musim panas mulai dari akhir Juli sampai awal September. Tentu saja liburan itu tetap diisi oleh tugas-tugas yang harus dikumpulkan pada tahun ajaran baru nanti, tetapi lebih dari itu ... setidaknya sekarang liburan! Umumnya, kegiatan ini memang dimanfaatkan oleh kegiatan ekstrakulikuler sebagai semacam jam tambahan. Lebih-lebih, seluruh acara klub sudah diliburkan sebelumnya menjelang UAS kemarin.

"Hei, aku baru saja dapat kontak anak SMA Nishimachi. Dia bilang, sekolahnya sudah siap menerima tamu untuk acara Summercamp dan mengirimkan beberapa gambar. Mau lihat?" Aki terus sibuk memandangi ponselnya, satu tangan bergerak menekan keyboard dengan lihai sementara satunya lagi menggenggam kaleng soda. "Katanya bakal ada tujuh sekolah di sana. Salah satunya Yumezawa."

Hara mengumpat, sementara Fuse menekan dada dramatis dan berkata bahwa dia baru saja terkena tusukan panah. Keira menggeleng heran.

"Rasanya kayak baru kemarin kita kalah." Aki meringis, akhirnya mematikan ponsel dan tersenyum miris sambil terpejam. "Walau aku cuma turun main sebentar, tapi beda kekuatannya terasa banget."

Hara memukul punggung Aki. "Jangan pesimis!" Gadis yang dipukul menjerit tertahan dan menggaruk dinding kesakitan.

Sementara tim Meisei terpaksa menghentikan langkah di babak final, tim Yumezawa melaju terus sampai jadi tiga besar perwakilan Kanagawa. Mereka bertanding melawan sekolah-sekolah lain di pertandingan utama, Interhigh. Keira yakin sekali kalau SMA Namori yang dikalahkan Meisei sewaktu acara latih tanding berhasil mengamankan posisi di semi-final sebagai perwakilan Tokyo. Dia melihat beritanya dari majalah dan tidak menduga bahwa sebuah tim bisa langsung berkembang sepesat itu dalam waktu singkat.

Begitu sampai di gimnasium, ruangan itu sudah dipenuhi anggota klub yang lain. Di mata Keira, semuanya kelihatan jauh lebih bersemangat daripada yang biasa. Pandangan gadis itu menyisir seluruh ruangan luas itu, tatapannya terhenti pada sosok Nana yang tengah melakukan pemanasan bersama Naoka. Dari seulas senyum di wajah sang senior, Keira yakin bahwa nilai ujiannya aman. Hal itu berarti posisi Nana sebagai power forward aman.

Tanpa Keira sadari, dia malah berdiam diri di samping pintu gimnasium, memperhatikan rekan-rekan setimnya. Teman-teman yang lain telah lebih dulu menuju ruang ganti, mengira kalau Keira tengah memikirkan sesuatu dan memutuskan untuk membiarkannya melamun. Gadis itu sendiri tiba-tiba tersambar ingatan masa lalu, saat masih SMP.

Apa bisa ketemu sama yang lainnya di Summercamp, ya?

Dulu di SMP Kanonzoka, hanya ada dua murid kelas satu yang bermain sebagai pemain reguler di tahun pertama mereka, Ayumu dan Keira. Sisanya adalah para senior. Ketika senior kelas tiga lulus, barulah sejumlah anak kelas satu lain dimasukkan untuk menutupi kekosongan posisi dan begitu seterusnya sampai Keira tamat. Dia dan Ayumu seharusnya bisa satu sekolahan karena sama-sama mendapat rekomendasi dari pelatih lama untuk lanjut di Akademi Yumezawa. Pihak sekolah mereka, terutama guru pengelola dan pelatih klub basket pun telah bersedia untuk menerima keduanya masuk. Namun, hanya Ayumu yang melanjutkan di sana.

Sejak kecil, Keira sudah berharap agar bisa bersekolah di Meisei. Tempat dia pertama kali melihat pertandingan basket sekaligus seolah idolanya dulu. Gadis itu ingin menjadi bagian dari sejarah sekolah ini, seperti dia menyatu dengan sekolah lamanya sebelum-sebelum ini. Keira menarik napas, merasa udara baru yang mengisi paru-paru lebih segar daripada yang sebelumnya.

Acara melamunnya rusak saat Seseorang menabrak gadis itu dari belakang. Meskipun tidak membuatnya goyang, secara spontan Keira tetap menoleh dan mendapati Uyema Shida yang baru saja melintas dan menyenggol bahu kirinya cukup keras. Senior kelas dua itu hanya menoleh sebentar, wajahnya terlihat sinis selagi dia tetap melangkah menuju ruang ganti.

Keira mengernyit samar, dia mengerti kalau tatapan sinis barusan bukan disengaja karena sama sepertinya, Uyema memang berwajah galak tanpa perlu melakukan apa pun. Dia tampak seperti selalu siap mengusir siapa pun yang berdiri di dekatnya. Jun yang sekelas dengannya juga bilang kalau Uyema memang berwajah garang, mulutnya juga agak kasar dengan orang-orang yang tidak dekat.

"Makanya anak itu tidak punya teman selain kita-kita, hahaha! Tapi, kalian anak kelas satu jangan khawatir. Tidak ada harimau yang menggigit kalau bukan karena diganggu duluan."

Keira menggaruk tengkuk, masih memperhatikan Uyema yang berjalan ringan menuju tempat ganti baju tanpa sekalipun menoleh ke belakang.

Perasaanku enggak enak.

Hari itu latihan berjalan lebih lama dari biasanya. Karena sudah hampir memasuki masa liburan, sekolah dibuka lebih lama, sehingga semuanya bisa berlatih sampai malam. Hari ini juga merupakan kegiatan klub perdana Kento.

Ternyata selama ini, remaja laki-laki itu belum memastikan mau bergabung di klub apa dan mendadak mendaftarkan diri sebagai manajer baru.

Pelatih sempat curiga bahwa alasan Kento bergabung adalah karena ada gadis yang disukainya atau berniat mengintip, serta hal-hal negatif lain. Ketua Kelas 1-4 itu sudah nyaris diusir bahkan sebelum sempat memperkenalkan nama. Beruntung Manajer Risa datang dan menjelaskan situasinya, gadis itu juga menambahkan kalau dia kesulitan menemukan manajer perempuan pengganti sebab ada larangan berpacaran di klub.

"Kita beruntung bisa punya, Nozomi-kun. Dia ketua kelas, lho, aku sudah tanya Fuse dan dia bilang kalau Nozomi-kun itu ketua kelas yang bisa diandalkan. Kita coba saja dulu, aku tidak mau klub ini tak punya manajer nanti."

Demikianlah ceramah singkat Manajer Risa, satu-satunya siswi berkacamata yang juga merupakan pondasi kepengurusan klub yang berperan penting dalam hal pengumpul informasi mengenai lawan dan pencatatan hasil latihan. Perkembangan, kelebihan, kekurangan, kebiasaan, bahkan hal-hal sepele seperti ukuran sepatu, makanan kesukaan, minuman favorit, ukuran baju, dan lain-lain sudah dihapal gadis itu di luar kepala.

Sejenak, Keira teringat angket pemberian Manajer Risa yang berisi banyak sekali pertanyaan. Dia sempat curiga data dirinya akan dijual dan diberikan ke pihak lain, alih-alih menjadi bagian arsip klub sangking banyaknya.

Beruntung, berkat catatan milik Manajer Risa, latihan berjalan dengan lebih terorganisir. Gadis itu tahu siapa yang staminanya paling kuat dan lemah, sehingga dia bisa menyiapkan minuman juga pijatan kaki untuk siapa pun yang lebih dulu beristirahat. Pengamat yang teliti, gelar itu sangat cocok dengan Kento Nozomi yang selain hobi ikut campur masalah orang adalah memperhatikan manusia.

Berkat bujukan Amarisa, Pelatih Akimoto setuju untuk menerima manajer baru mereka, Manajer Kento. Namun, dengan catatan kalau dia bertindak macam-macam barang sedikit saja maka namanya akan langsung dicoret dari daftar keanggotaan. Sampai kini Keira tak yakin alasan apa yang membuat Kento memutuskan untuk bergabung klub basket putri, rasanya lebih masuk akal kalau Kento mendaftar di klub basket putra.

Tapi, yah. Terserah dia, sih, mau masuk mana. Baguslah karena bisa bantu Manajer Risa.

Summercamp akan dilaksanakan dua hari lagi. Mulai besok, persiapkan semua kebutuhan kalian yang akan dibawa ke Tokyo. Termasuk PR, kalian akan mengerjakannya di sana.” Terdengar erang keluhan dari beberapa anggota klub, termasuk Keira yang sedikit meringis.

Pelatih Akimoto mengabaikan dan terus lanjut bicara. “Akan ada tujuh sekolah yang mengikuti summercamp di lokasi sama dengan kita. Ini kesempatan bagus untuk melatih kemampuan kalian lebih jauh lagi dan mengetahui teknik permainan sekolah lain yang berkemungkinan besar akan menjadi lawan sewaktu Winter Cup nanti.”

Seluruh anggota klub menyimak baik-baik. Pertandingan Winter Cup yang diadakan pada musim dingin, hampir mirip dengan Interhigh. Bedanya, Winter Cup memegang gengsi lebih tinggi dan diadakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium bukan gimnasium prefektur atau sekolahan.

Delapan tim terbaik dari tiap prefektur yang kemarin bertanding di Interhigh berhak mengikuti penyisihan Winter Cup. Termasuk Meisei yang bisa lolos sampai final blok. Di atas pertandingan Interhigh dan Winter Cup, ada pertandingan nasional. Pemenang dari pertandingan nasional berhak memanggil diri mereka sebagai yang terbaik di Jepang.

Pertandingan ini juga dilaksanakan untuk murid-murid sekolah menengah. Sewaktu Keira SMP, dia dan timnya berhasil meraih gelar juara nasional selama tiga tahun berturut-turut. Sekuat itulah timnya dulu. Namun, karena Winter Cup belum dilaksanakan sekarang, pertandingan Nasional juga belum dilangsungkan sehingga juara tahun ini masih belum ada.

Kasihan banget adek-adek kelas tahun ini yang harus mengangkat beban presentasi kakak-kakaknya. Keira meringis pelan, masih mendengar penjelasan Pelatih Akimoto yang memaparkan mekanisme kegiatan libur musim panas mereka.

“Meskipun semua ini hanya latih tanding, anggaplah bahwa kalian akan langsung tersisihkan dari pertandingan seperti sewaktu penyisihan Interhigh kemarin. Lakukan semuanya dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga, aku tidak akan mentolerir siapa pun yang terlihat setengah hati dalam melakukan usaha.”

Semua anggota tim berkata 'siap' kompak. Mengingat bahwa tim Namori yang dulu mereka kalahkan di pertandingan latihan bisa melaju ke Interhigh yang bahkan tak mampu mereka raih, membuat darah semuanya mendidih karena semangat.

[]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top