PART. 1 - UNINVITED ARRIVAL
Hey, kamu!
Udah PO buku Tian belum?
Jangan sampai lupa karena open PO akan ditutup besok.
Borahae 💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Musim semi adalah pergantian dari musim dingin yang sudah berlalu, digantikan dengan suhu udara yang mulai naik, dan selalu disambut dengan gembira oleh masyarakat Seoul. Selain itu, udaranya yang sangat nyaman adalah waktu yang tepat untuk menikmati panorama alam yang begitu indah. Salah satunya adalah festival Cherry Blossom atau Bunga Sakura.
Di musim semi seperti ini, sudah banyak terlihat pohon bunga sakura yang bermekaran di sepanjang jalan, dengan banyaknya para warga yang duduk di bawah pohon untuk sekedar mengobrol atau menikmati hangatnya musim semi. Juga, ada yang jauh lebih menyenangkan di pergantian musim itu, terutama bagi Kim Lee-Shin a.k.a Adrian Raymond.
Perasaannya begitu senang karena teman-temannya datang berlibur ke Seoul untuk mengunjunginya. Hal itu akan menjadi reuni terakbar setelah enam bulan tidak bertemu dengan mereka, atau terhitung sejak akhir tahun lalu.
Kesibukan menyita perhatiannya dan mengharuskan dirinya untuk menetap di Seoul dalam kurun waktu yang cukup lama. Jenuh, itulah yang dirasakannya. Meski sudah berada di kampung halaman ayahnya, namun dia masih merasa asing dan merindukan Jakarta. Untuk itulah, ketiga teman baiknya memutuskan untuk mengunjunginya dengan membawa serta keluarga mereka dan berlibur selama dua minggu.
Menjadi yang termuda di kalangan teman-temannya, Adrian masih berstatus lajang dimana teman-temannya sudah menikah. Dua diantaranya sudah memiliki seorang anak, dan satu yang lainnya masih menikmati masa-masa bulan madu. Lagi pula, Adrian masih belum memikirkan komitmen yang begitu serius karena masih berusia 27 tahun. Masih banyak yang perlu dikerjakan dan tidak memiliki waktu untuk hubungan yang serius, selain pelampiasan satu malam saja.
Sebagai seorang tuan rumah, tentunya Adrian tidak ingin mengecewakan dan berniat untuk memberi pelayanan terbaik bagi teman-temannya, termasuk menjemput mereka di bandara. Sudah mengambil cuti dari kesibukannya, Adrian akan menemani teman-temannya untuk berlibur dengan mengajak ke beberapa tempat wisata yang sudah direncanakan.
Incheon International Airport, yang selalu ramai dan padat, namun tidak membuat Adrian merasa terganggu dengan hiruk pikuk yang berada di sekitarnya. Tatapannya hanya tertuju pada pintu ketibaan. Sudah mendarat sekitar sejam yang lalu, Adrian yakin jika teman-temannya akan segera keluar setelah menyelesaikan urusan imigrasi dan bagasi di dalam.
Setengah jam kemudian, senyuman Adrian mengembang saat bisa melihat sosok Nathan, salah satu temannya yang muncul pertama kali dari kejauhan. Pria itu berjalan bersama dengan istrinya, Lea, sambil mendorong troli bagasi. Nathan dan Lea pun sudah melihatnya, lalu saling melempar senyuman.
Disusul kemudian, ada Wayne yang sedang menggendong bayi berusia sepuluh bulan dengan satu tangan, dan satu tangannya yang lain mendorong troli. Di sampingnya, tampak istrinya yang begitu cantik layaknya Miss Universe, yaitu Cassandra, berjalan dengan anggun dan tampak lebih mempesona dari kali terakhir Adrian melihatnya.
Terakhir adalah Christian, dengan penampilan yang selalu menarik perhatian, sehingga setiap orang akan menoleh ke arahnya dengan ekspresi menilai dan tatapan kagum. Bersama dengan istri stunning-nya, Miranda, keduanya tampak begitu serasi dan membuat semua orang merasa iri. Seorang anak berumur tujuh tahun, yaitu Joel, tampak berjalan di depan orangtuanya dengan tatapan serius pada Nintendo-nya.
"Yo, Man! What's up?" seru Nathan sambil mengarahkan satu kepalan tangan, yang langsung disambut Adrian untuk melakukan tos ringan di sana.
"Never better, Man," balas Adrian sumringah, lalu memeluk Lea sebagai salam pembuka. "Hi, Lea."
"It's been a while, Adrian," ucap Lea sambil melepas pelukan dan menatapnya dengan senyuman lebar.
Setiap kali melihat Lea, Adrian teringat dengan niatnya untuk mendekati, yang berakhir dengan mendekatkan Lea pada Nathan. Kini, dia ikut berbahagia melihat keduanya sudah bersatu dalam pernikahan.
"Hello, Loverboy!" seru Christian yang langsung datang untuk memeluk Adrian dengan erat.
Menjadi yang terjahil dan sering mengerjai Adrian, Christian adalah teman terdekat yang paling solid dan selalu meluangkan waktu untuk mendengar keluh kesah Adrian saat mereka berjauhan.
"It's good to see you, Loser," balas Adrian sambil merangkul Christian, lalu tertawa saat Christian ditarik mundur oleh Wayne untuk bergantian dengannya.
"You look more like Korean Guy now, Buddy," ujar Wayne saGet lost, but it doesn't mean no way out. You can run, or you can hide. It depends on your choice. kayaknya."
Adrian tertawa pelan. "Korean vibe itu menular, sama kayak otak jorok."
Pelukan dan sapaan dilanjutkan oleh Miranda dan Cassandra, bertanya kabar, suasana perjalanan, dan melempar lelucon yang membuat semuanya tertawa. Suasana seperti inilah yang dirindukan Adrian setiap kali bersama dengan teman-temannya. Mereka tidak sekedar berteman, melainkan sudah seperti keluarga.
"You look hot with that beard, Dri," komentar Miranda sambil menatapnya dengan seksama.
"Manly," timpal Cassandra sambil terkekeh.
Adrian menyeringai senang sambil mengusap rahangnya yang kasar. Berawal dari kesibukan yang membuatnya lupa untuk bercukur, hingga membuatnya tidak sengaja mengikuti tren kekinian untuk membuat facial hair. Dengan adanya janggut tipis yang memenuhi rahang dan dagu, kesan pretty boy yang melekat pada dirinya memudar.
"That's my buddy," seru Christian bangga.
Kemudian, Adrian mengajak mereka untuk segera keluar dari bandara, dan menuju ke lobby ketibaan, dimana sudah ada tiga mobil SUV yang menunggu mereka di sana. Satu mobil dikhususkan untuk membawa bagasi, satu mobil untuk keluarga Nathan dan Wayne, dan satunya lagi adalah mobil yang dibawa oleh Adrian sendiri untuk membawa keluarga Christian.
"Rumah lu jauh dari bandara, gak?" tanya Christian yang duduk di sebelahnya, dimana Miranda dan Joel duduk di kursi belakang.
"Pyeongchang-dong. district Jongno-gu, kurang lebih sejam dari sini," jawab Adrian sambil mengarahkan kemudi untuk keluar dari area bandara.
Christian mengangguk sebagai jawaban.
"How's life, Adrian?" tanya Miranda kemudian.
"Been busy like crazy. Bokap gue udah mau pensiun, dan mulai membagi peralihan usaha ke anak-anaknya. Jadi, gue dan dua kakak yang lainnya lagi fokus buat lanjutin usaha. Makanya, gue stay cukup lama kali ini," jawab Adrian.
"Jadi, lu bakalan stay di sini, dan jarang balik J-town?" tanya Christian.
Adrian menggeleng cepat. "Sebaliknya, gue nggak mungkin tinggalin Indo karena kantor pusatnya ada di sana. Gue cuma pelatihan sampe akhir bulan ini, lalu balik ke Indo."
Raymond Kim, alias Kim Seng-Hoo, adalah ayah kandung Adrian yang berasal dari Seoul. Dikenal sebagai Master Kim, beliau adalah salah satu chaebol, alias konglomerat di Korea, yang mendirikan Ryeung Holdings Group sebagai kerajaan bisnisnya. Perusahaan itu memiliki department store sebesar Lotte dengan nama RH-Dept, yang mempunyai cabang di seluruh Asia, yang nantinya akan dijalani oleh Adrian.
Di samping itu, Ryeung juga menguasai bidang usaha industry yang bergerak di pembangkit listrik, yang nantinya akan dipegang oleg Kim Hyuk-Shin, kakak pertama dari Adrian. Lalu ada perusahaan kosmestik ternama di Korea, yang dipegang oleh Kim Hyu-Ra, kakak perempuannya. Kedua kakaknya adalah keturunan Korea asli, berbeda dengan dirinya.
Ibu dari kedua kakaknya adalah istri pertama dari ayahnya, namun sudah meninggal karena sakit keras. Sedangkan, ibu kandung Adrian adalah istri kedua dari ayahnya yang berasal dari Surabaya. Pertemuan orangtuanya berawal dari ketidaksengajaan yang diatur oleh semesta lewat sebuah event. Mereka berkenalan, memadu kasih, dan memutuskan untuk menikah. Lewat dari pernikahan kedua itulah, Adrian lahir.
Meski tidak seibu, namun kedua kakaknya sangat mengasihi Adrian layaknya adik kandung. Bahkan, mereka membantu ibunya untuk merawat dan mengasuh Adrian sejak kecil. Hal itu membuatnya banyak belajar dan bisa berkomunikasi dalam bahasa Korea dengan baik. Menjadi anak bungsu, membuat Adrian menjadi kesayangan dalam keluarganya.
Saat beranjak remaja, atau saat dirinya masuk SMU, ibunya membawa Adrian untuk menetap di Jakarta karena ada urusan bisnis yang mengharuskannya untuk pindah. Sejak dari situ, Adrian merasa bahwa Jakarta adalah rumah utamanya, selain Seoul. Apalagi saat dirinya sudah memiliki tiga teman terbaik yang tinggal di Jakarta.
"Btw, I'm so sorry for your lost, Guys," ucap Adrian sambil melirik pada Christian yang tampak terdiam, dan Miranda yang terlihat datar saat mendengar ucapan dukanya.
Sebulan yang lalu, Adrian mendapat kabar duka bahwa Miranda terjatuh dari tangga dan mengalami keguguran. Sungguh, itu membuat hatinya terluka, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak bisa datang ke Jakarta. Ekspresi duka masih terlihat di wajah keduanya, juga pada Joel yang masih sibuk dengan Nintendo-nya.
"It's okay, Dri. We're fine, don't worry," ucap Christian santai.
Adrian tersenyum dan mengulurkan kepalan untuk melakukan tos ringan. Semenjak menikah, atau saat Christian bertemu kembali dengan Miranda, sahabatnya itu sudah jauh berubah. Entahlah. Katanya, karakter asli dari seorang Christian adalah pendiam, tenang, dan dingin.
Saat mendengar hal itu, Adrian tertawa keras dan masih tidak percaya sampai hari ini. Tapi saat melihat perubahan sikap Christian, Adrian tidak mampu berkata apa-apa, selain tercengang melihatnya.
Tak lama kemudian, mereka tiba di kediaman Adrian. Kediamannya adalah sebuah mansion layaknya kastil yang mengusung gaya eropa. Memiliki banyak kamar tidur, juga berbagai macam fasilitas seperti kolam renang, home theatre, dan gym.
"Too big to live alone, Buddy," celetuk Christian sambil membuka pintu dan keluar dari mobil.
Sebagai tuan rumah, Adrian memberi tur singkat pada mereka untuk mengitari mansion dan memperkenalkan staff rumah yang akan melayani mereka selama berada di sana. Juga menunjukkan kamar masing-masing yang sudah dipersiapkan sampai membeli sebuah boks bayi untuk Noel.
Tur singkat selesai, mereka menikmati makan siang bersama, dilanjutkan dengan mengobrol di ruang utama, dan perasaan Adrian menghangat ketika merasakan kebersamaan yang dirindukannya seperti saat ini.
"Kehidupan anak sultan kayaknya kasihan ya," ujar Christian kemudian.
"Kasihan? Rumah gedong, banyak pelayan, dan mau apa aja tinggal minta, kasihan apanya?" balas Nathan dengan kening berkerut.
"Don't you see? Adrian kesepian dan sendirian. Kasihan, kan?" sahut Christian ketus.
Adrian terkekeh melihat perdebatan yang dilakukan keduanya. Jika biasanya, dia akan protes karena mereka berdua sering mendebatkan hal yang tidak penting, tapi kali ini membiarkan karena dia merindukan momen seperti itu.
"So, how's life, Dri?" tanya Wayne tenang, terlihat tidak peduli dengan ocehan Christian dan Nathan yang masih terjadi.
Dengan Joel yang asik bermain X-Box dan duduk di lantai berkarpet, disaksikan oleh mereka berempat menempati sofa melingkar di ruang utama, sedangkan para istri sedang berada di kamar untuk beristirahat.
"Gue kerja 12 jam sehari, dan enam hari dalam seminggu. Pulang cuma buat tidur dan terus kayak gitu selama di sini. I'm definitely boring to death," jawab Adrian jujur.
"See? Itu yang gue maksud dengan kasihan. Lu nggak lihat mukanya stress? Selain kebanyakan kerja, dia juga kurang cewek," seru Christian yang langsung mendapat gelepakan dari Wayne.
"Kelakuan masih aja kayak bocah padahal udah punya anak SD. Malu-maluin!" desis Wayne tajam.
Adrian tertawa sekarang, merasa lucu dengan hiburan yang sangat dirindukannya. "It's okay, Wayne. Tian ada benernya, tapi nggak sampai sesengsara itu. Gue cuma berusaha untuk mengejar pekerjaan supaya cepet kelar dan cepet balik Jakarta."
"So, lu cuti sekarang?" tanya Nathan kemudian.
"Yes. Cuti dua minggu demi kalian," jawab Adrian sambil mengangguk.
Ting tong...
Bel pintu berbunyi, dan itu membuat kening Adrian berkerut bingung. Mansion yang ditempatinya adalah mansion pribadi yang tidak diketahui oleh siapapun, selain keluarganya.
Orangtuanya pun sedang melakukan perjalanan bisnis di Jepang, kakak lelakinya tidak berada di Seoul karena memiliki urusan keluarga, dan kakak perempuannya baru saja melahirkan anak pertamanya.
Sudah pasti, tidak akan ada pihak keluarga yang datang saat ini. Lagi pula, sebagai seorang anak bungsu, dirinya yang justru harus datang mengunjungi yang tertua, bukan dikunjungi.
Ting tong...
Bel kembali berbunyi, dan kali ini Adrian mulai beranjak.
"Nggak ada mbak korea yang bukain pintu?" tanya Nathan heran.
"Lagi pada makan siang," jawab Adrian sambil berjalan meninggalkan ruang utama.
"Baik amat temen gue," celetuk Christian yang masih bisa didengar Adrian saat dirinya sudah mencapai lobby.
Seorang staf keamanan datang menyambut kedatangannya dengan membungkuk hormat.
"Siapa yang datang, In Jae?" tanya Adrian.
"Seeorang yang mengaku kenalan Anda dan ingin bertemu Anda, Sajangnim. Aku belum mempersilakannya untuk masuk dan menyuruhnya menunggu di depan," jawab In Jae, kepala keamanan mansionnya.
Adrian segera berjalan melewati In-Jae untuk mencapai intercom yang menampilkan sosok seorang wanita dengan posisi berdiri membelakangi kamera intercom. Kening Adrian berkerut bingung karena merasa tidak mengenali sosok yang katanya mengenalnya.
"Aku akan menemuinya," putus Adrian.
Merasa perlu mencari tahu tentang siapa yang bisa datang tanpa pemberitahuan ke mansion pribadinya, Adrian segera berjalan menuju ke sisi pintu pagar mansion. Sesampainya di sana, Adrian membuka pagar itu, dan memperhatikan penampilan wanita yang kini berbalik ke arahnya.
Wanita itu memiliki rambut panjang berwarna hitam dengan poni yang membingkai wajah mungilnya, memakai topi kupluk berbahan wol dengan warna abu gelap, oversized t-shirt dengan tulisan 'girls just wanna have fun', dan dipadukan dengan skinny jeans berwarna gelap beserta summer boots selutut.
Belum sempat berhasil mengenal sosok itu, Adrian tersentak kaget saat wanita itu tiba-tiba melompat ke arahnya, lalu memeluknya sambil berteriak histeris tidak karuan. Shit! Wanita itu gila.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
So, ada sedikit spoiler dari cerita Tian ya 🙈
Sehubungan ini adalah revisi, jadi akan ada perubahan.
Salah satunya, Adrian akan dibuat menjadi 'lebih' nakal.
Ciyeee, yang kesenengan 🙃
Plus, PO Christian akan berakhir besok.
Kamu udah pesan belum?
Revision: 06.01.21 (14.00 PM)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top