Special Bonus Part. 1
Cuaca panas di depan, bikin aku iseng untuk menambah rasa panas pada kalian!
Tonton trailernya yah 💜
Bikin rahimku menghangat saat liat mukanya Nathan 😏
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Lea memejamkan mata sambil memeluk Nathan dengan erat. Terus mengingatkan diri bahwa dirinya sedang tidak bermimpi saat ini karena sudah mendapatkan sesuatu yang diimpikannya, yaitu menjadi milik Nathan.
Menjalani kebersamaan selama beberapa hari terakhir layaknya pasangan yang sedang berbulan madu, Nathan menemaninya selama Lea menyiapkan diri untuk menjalani magang yang akan dilakukan sekitar dua minggu lagi. Juga menunggu kedatangan Julia yang akan tiba besok malam. Rasanya tidak rela jika harus melepas kepergian Nathan untuk kembali ke Jakarta.
"Masih nggak mau jalan?" tanya Nathan sambil membelai rambutnya dan mengecup pucuk kepalanya.
"Kepengen kayak gini terus," jawab Lea sambil mengeratkan pelukan, enggan untuk bergerak sedikit pun.
Menempati sofa tunggal, mereka duduk bersama dan saling berangkulan. Sudah bersiap untuk keluar menikmati makan siang, tapi tetap menyempatkan diri untuk sekedar berciuman dan berakhir dengan berpelukan erat seperti itu. Julia yang akan tiba besok, itu berarti Nathan yang harus kembali pulang ke Jakarta.
"Kalau gitu, ikut aku balik ke Jakarta aja, nggak usah magang di sini," usul Nathan untuk kesekian kalinya.
Menggeleng cepat, Lea menegakkan tubuh dan membetulkan posisi duduknya yang ada di atas pangkuan Nathan. "Selain kamu, magang di sini adalah impian aku dari dulu. Jadi, aku nggak bisa egois untuk pilih salah satu dan mau jalanin keduanya."
Nathan terkekeh geli. "Dari pada kamu kayak nggak rela gitu, kan nggak mungkin kita end up untuk duduk terus kayak gini."
"Aku cuma kepengen yakinin diri kalau bareng sama kamu kayak gini, bukan mimpi tapi kenyataan," balas Lea sumringah.
Memutar bola mata, Nathan hanya menggelengkan kepala lalu menghela napas. "Udah hampir seminggu bareng sama aku, tapi kamu masih aja nggak percaya."
"Karena baru kali ini, mimpiku jadi kenyataan," ujar Lea sambil menangkup wajah Nathan dan mencubit kedua pipi dengan gemas.
"Sama dong kayak aku," sahut Nathan yang ikut menangkup wajah Lea dan mencubit pipi bulatnya dengan gemas. "Dapetin bidadari lucu kayak gini, cuma boleh buat Nathan aja."
"Kalau Nathan-nya?"
"Yah cuma boleh buat Lea aja."
"Beneran?"
"Ya iya lha."
"Kalau gitu, janji harus setia yah. Nggak boleh kecentilan sama cewek lain, nggak boleh tebar-tebar pesona, juga nggak boleh macem-macem!"
"Kamu juga."
Lea melepas tangannya dari wajah Nathan, dan menjauhkan wajah dari tangan Nathan yang masih mencubit pipinya. Rona merah akibat cubitan Nathan di kedua pipi, membuat Nathan tertawa geli sambil mengusap lembut pipinya dengan punggung tangan.
"Jadi, bulan lalu bisa pelukan sama Shareena itu kenapa? Kalau alasannya temu kangen, emangnya harus gitu yah?" tanya Lea, setelah menahan diri untuk tidak menanyakan pertanyaan yang terus melayang di kepalanya.
"We're just a friend, Lea," jawab Nathan dengan ekspresi serius. "Bulan lalu ketemu, itu untuk kasih hadiah pernikahan, sekaligus minta maaf karena nggak bisa dateng ke nikahannya di Singapore."
Mata Lea membulat. "Nikah? Jadi, kemarin itu kamu pelukan sama bini orang?"
"Astaga, Lea! That fucking hug means nothing to us. Seriously. Berpelukan, cium pipi, atau jabatan tangan adalah hal umum yang dilakukan sama temen atau sahabat di akhir zaman ini. Sama sekali nggak melibatkan perasaan."
"Khusus buat kamu, aku selalu libatin perasaan untuk hal sekecil apa pun. Maaf kalau aku terkesan cupu dan nggak dewasa, tapi aku tahu hubungan yang kamu bilang temen sama Shareena itu, bukan sekedar hubungan temen biasa, dan itu adalah hal yang nggak umum buatku."
Keduanya saling bertatapan dengan ekspresi yang berbeda. Cukup lama, tapi akhirnya Nathan yang memutuskan tatapan dengan menghela napas berat dan memeluk Lea dengan erat.
"Maaf kalau aku nggak bisa ubah masa lalu yang bikin aku jadi brengsek banget di mata kamu. Tapi aku janji, aku nggak akan kayak gitu lagi. Nathan yang ini cuma setia sama satu Lea, nggak ada Lea yang lainnya," ucap Nathan lembut.
Senyuman Lea mengembang begitu saja. Menarik diri dari pelukan, menatap Nathan dengan penuh arti, lalu beranjak dari pangkuannya dan mengulurkan tangan. "Yuk, kita makan."
"Mau makan apa?" balas Nathan sambil menerima uluran tangan Lea dan bergandengan dengan erat.
"Makan apa aja, asal bareng kamu," ujar Lea dengan senyuman tertahan.
"Kalau makan yang bareng sama kamu, itu enaknya di ranjang, Sayang."
"Ih, kamu omes!"
"Biar omes, tetep bikin kamu enak juga, kan?"
"Kyaaa, ngomongnya jangan gitu! Aku geli!" seru Lea sambil menutup kedua telinga karena merasa malu.
"Aku belum ngapa-ngapain, kok udah geli aja?" goda Nathan sambil melepas tangan Lea dari telinga.
"Ih, mesum!"
"Mesumnya sama kamu doang kok."
"Ya tapi liat-liat sikon juga!"
"Kita kan masih di dalam, bukan di luar. Tapi kalau mau makan yang enak kayak gitu, aku juga nggak masalah. Orang bilang, kepuasan batin lebih penting dan perlu diutamakan."
"Nathan! Ngapain kamu angkat-angkat rok aku? Ini kita udah mau pergi!"
"Kenapa nggak?"
"Nggak! Udah di depan pintu, udah mau jalan! Ah, Nathan!"
Tepat di depan pintu unit apartemen, dengan posisi Lea yang membelakangi Nathan dan rok yang sudah terangkat sampai batas pinggang, satu kaki Lea dinaikkan dengan rak sepatu sebagai penyangga, dan satu tangan Nathan sudah membelai lembut titik sensitif Lea di sana. Pinggul Lea dinaikkan dalam posisi menungging menghadap Nathan di belakangnya.
"Uh, my baby Lea, do you know that you're so ready for me? Do you feel how wet you are?" bisik Nathan sambil membuka celananya.
"I-Ini di depan pintu masuk, Nathan," desah Lea ketika tangan Nathan sudah bekerja untuk menyampingkan celana dalamnya ke samping, lalu jari-jarinya mulai mengusap klitoris.
"Why not? Masukin dalam daftar pengalaman kamu sama aku, Baby. I'm fucking you around this apartment, so you can remember me with your blushing face, Lea," sahut Nathan sambil memasukkan dirinya dalam satu hentakan keras.
Lea mengerang dan menaruh kedua tangannya yang gemetar di pintu, membiarkan Nathan mendesak tubuhnya dari posisi belakang, dan menikmati setiap sentuhan yang sudah menjadi candu bagi dirinya sendiri. Memejamkan mata untuk merasakan sensasi gairah yang semakin naik dan keduanya mengerang bersamaan saat mencapai klimaks yang didapati dalam waktu singkat.
"I love you, Lea. Deeply in love with you. What we feel, what we through, and what we do, are something real. And I love to be together with you," bisik Nathan lembut.
Lea mengerjap lirih sambil menoleh untuk menatap Nathan yang sudah memandangnya dengan tatapan penuh cinta dan damba di sana. Tersenyum hangat dan menerima ciuman singkat Nathan setelahnya.
"Being with you is a wonderful place to be, Nathan. My heart is your home," ucap Lea setelah ciuman itu berakhir.
"And my heart will be a place where you want to be, Sweetheart."
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Ambyar udah! Ambyarrr!!!!
🙈🙈🙈🙈🙈
Tungguin kejutan di buku nanti yah 😙
Tenang, ada banyak extra part dan epilog.
Nathan masih dieksekusi di meja editor, jadi masih ada waktu buat siapin hati dan kantong untuk memeluknya 😙
Saranghae, Yeorobun 💜
07.11.19 (12.23 PM)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top