8. break the rules

Yang ngumpat denda 10k

Winaya added Viola to the group.

Raia.
HALOOO

Jean.
Selamat datang di indomaret

Harland.
Lah itu siapa??

Winaya.
Viola

Harland.
Kok lu bisa punya nomernya kak???
Padahal gue gapunya???

Winaya.
Lah lu ngedeketin pake cara apa sih sebenernya
Nomer aja gapunya

Harland.
Ini namanya pelan pelan tapi pasti

Justin.
Pelan pelan kaya becak
Padahal yang lain kaya yamaha semakin di depan lo malah pelan pelan

Harland.
Gue gak butuh opini jelek lo

Justin.
Bangsat

Jean.
Etttt
Baca dn grup
10k sini

Justin.
Bang satria apa kabar maksudnyaa
Jangan suudzon dulu lo bang

Jean.
Bang satria siape jir??

Justin.
Wah kacau lo bang
Kakak pacar sendiri gatau namanya

Jean.
EHH

Raia.
Emang kayanya gue udah ngga penting di hidup Jean tin
Tiap hari kerjanya main game mulu
Pacarnya sekarang kan bumble guy bukan gue lagi

Jean.
SAYANG
NGGA GITU

Justin.
Ini harusnya dn grup diganti
Yang sayang sayang di grup denda 10k

Harland.
Kemana pacar lo yang pinter itu tin

Justin.
Pacaran sama tugas
Bisa bisa nya gue di duain sama buku tugas

Raia.
Daripada di duain sama game

Jean.
KOK PC GUE DIANGGURIN RAI

Viola.
Halo...

Raia.
Haii viola
Kita belum sempet kenalan kemarin
Gue raia

Viola.
Halo kak raia

Justin.
Gue justin bieber

Harland.
Gapeduli

Justin.
Dih sewot

Viola.
Ini sebenernya grup apa ya gue kaya lagi dipalak

Justin.
Iya siapa sih yang ganti jadi gitu

Raia.
Gue
Knp?
g suka?

Justin.
Suka kok suka
Gomen kak

Winaya.
Itu biar org kaya jean sm justin berhenti bawa energi negatif ngumpat terus

Harland.
Untung bukan gue

Justin.
Elu setannya

Harland.
Oiya besok gue sama Viola mau break the rules saranin mending kita ngapain

Arthur.
Nyanyi mars partai perindo di cafe gue

Jean.
Lo sekalinya muncul kenapa saran lo ngga mutu semua

Viola.
Gue ngga jadi ikut deh..

Justin.
trima kasih sulis dr pandeglang atas sarannya izin menjawab sebelumnya saran lo goblok banget jadi mending lo diem

Jean.
Awokaowkawk sulis siapa

Harland.
Terima kasih sudah mewakili saya jojo dari palembang 🙏

Arthur.
Kenapa sih itu saran bagus siapa tau habis itu cafe gue jadi rame lagi

Raia.
Udah gue bilang cafe lo bagusnya ganti tema jadi ala Jepang aja

Arthur.
Maksud lu ada anime nya gitu

Winaya.
GUE DONG GUE
Gue mau jadi anime

Arthur.
Anime anime kerjain tuh skripsi kamu baru jadi anime

Winaya.
JUSTRU KARENA ITU GUE MAU KE DUNIA ANIME!! GUE STRESSSS

Harland.
Fokus gue dulu dong besok gimana

Viola.
Gue pc aja lan

Harland.
Asik

Justin.
Ngga ada yang mau pc gue juga apa

Harland.
Udah gue pc tin

Justin.
Syg...
BNGST MALAH NANYA CONTEKAN

Raia.
10k nya ditunggu

Justin.
Ngga punya uang kak

Harland.
Lu otak aja kayanya ngga punya





***





Petang itu, secara tidak terduga Viola mau diajak Harland, Justin dan Janelle keluar dari perpustakaan setelah dua jam menghabiskan waktu disana untuk membaca. Jane pikir ia mungkin harus membujuk Viola dengan kue jika Viola menolak, tapi ternyata gadis itu mengiyakan tanpa banyak bicara. Jane sendiri bingung.

"Nah gini dong keluar, jangan di perpustakaan terus ngga cape belajar apa?" celetukan Justin yang pertama terdengar setelah mereka berempat sampai di koridor kelas yang sudah tak terpakai.

"Ngapain cape? Gue kan ngga kaya lo yang ngerjain satu soal, self rewardnya 5 jam," balas Viola, tak menoleh.

"Tau darimana lo??"

"Dari muka lo," jawab Viola enteng, tak merasa bersalah.

Justin mengumpat tanpa suara, jadi mengadu pada Janelle yang tengah sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya. "Udahlah, kamu emang bakatnya ngga di pelajaran."

"Terus dimana?"

"Di mimpi."

Harland udah ketawa ngakak ngeliat temennya itu di ledekin, karena biasanya dia yang ada di posisi itu. Sementara Justin rasanya mau jedotin kepala ke tembok aja tapi karena yang bilang Jane akhirnya dia cuma bisa senyum pasrah.

"Mau es krim ngga?" tanya Jane pada Viola.

"Mau dong."

"Yaudah yuk beli." Jane menarik tangan Justin pergi, matanya masih fokus pada layar hp.

Viola melihat keduanya pergi, rasanya lucu melihat perpaduan Jane yang berisik tapi sibuk dengan Justin yang tak bisa diam juga usil.

Viola berdiri mendekat ke samping Harland yang sedang melihat lapangan di bawah. Disaat seperti ini memang lapangan hanya ramai oleh siswa yang ikut ekstrakurikuler, karena yang lainnya sudah pulang.

"Lo ikut ekstra apa?"

"Basket."

"Lo lagi bolos dong? Itu mereka lagi latihan."

Harland menoleh, menyunggingkan senyumnya. Menaruh telunjuknya di depan mulut, lalu kembali melihat ke lapangan.

Viola sudah bisa menduganya sih dari tingkah Harland yang terlihat selalu menundukkan kepalanya setiap ada anggota basket yang melihat ke arah gedung ini.

"Jadi kita mau ngapain buat break the rules?"

Tanya itu membuat Harland kembali teringat kegiatan mereka yang belum terlaksanakan. Ia terlihat berpikir sejenak. "Gue suka hujan, suka liat bintang, juga main basket."

"Tapi karena sekarang kita ngga bisa ngelakuin tiga hal itu, gimana kalau kita lompat kebawah aja?" Harland mengangkat alisnya, menawarkan.

Viola menghela napas, dari awal sudah was-was akan diajak melakukan hal ini. "Lan gue tau lo orangnya suka main, tapi ngga main main sama nyawa juga lah..."

"Tenang aja, buktinya gue selama ini ngelakuin baik baik aja tuh, paling cuma luka dikit," ucap Harland menenangkan.

Harland menaikkan satu kakinya ke tembok pembatas yang ada di depan mereka. Senyumnya mengembang, "ayo Vi mau ikut ngga?"

"Rasanya bakal seru banget kaya naik perosotan di tk. Gue bakal megangin lo jadi lo ngga bakal kenapa-kenapa. Percaya sama gue," Harland berujar dengan tatapan serius. Meyakinkan Viola untuk melakukan hal gila ini bersamanya.

Viola mulai berpikir Harland bukan aneh tapi sudah di level gila jika sudah seperti ini. Tapi lebih gila lagi Viola yang sekarang mengiyakan ajakan itu dan mulai ikut naik ke dinding pembatas itu.

Entah apa yang dipikirkan Viola sekarang yang pasti ia merasa tidak akan menyesali pilihan ini apapun yang terjadi nantinya. Karena dari tatapan yang mereka tukarkan tadi membuat Viola percaya diri untuk melakukannya.

Harland meraih pundak Viola, dan tanpa aba-aba kedunya melompat dari sana disertai suara pekikan seseorang yang Viola tebak pasti Jane dan Justin yang sepertinya sudah selesai membeli Es krim.

Viola memejamkan matanya, dalam sekejap mereka sudah sampai di bawah dengan posisi Harland memeluk gadis itu erat. Jantung Viola berdegup kencang seakan bisa lepas kapan saja dari tempatnya. Ia mengerjap-ngerjap.

"SERU BANGET GILAAA."

Teriakan itu membuat Harland terduduk, lalu tertawa senang. "I told you." Ia berusaha mengatur napasnya.

"GILA GILA TADI KAYA WUSSHH GITU LAN!" Viola terduduk di samping Harland dengan sorot mata berbinar antusias.

Harland menatapnya dengan senyuman tipis. Ia menyadari ternyata bukan hanya mereka berdua yang jatuh, tapi hatinya juga sudah jatuh.

"WOI ANJENG! GOBLOK BOLEH TAPI PAKE LOGIKA DONG GILA KALAU MATI GIMANA???" teriak Justin dari atas sana.

"VIOLAAA LO GAPAPA?? GUE TURUN TUNGGU GUE! AWAS LO HARLAND UDAH BIKIN VIOLA NGELAKUIN HAL GILA LU GUE HABISIN LO!!"

Teriakan dari Jane itu sontak membuat Harland dan Viola tertawa. Melihat Jane dan Justin yang berlari turun menghampiri mereka, Harland buru-buru berdiri.

"Ayo kabur sebelum mereka dateng." Harland mengulurkan tangannya pada Viola, yang langsung diterima oleh gadis itu. Masih dengan senyuman terlukis di wajahnya ia mengikuti kemana Harland mengajaknya.

Mereka berdua lari entah kemana, tapi satu hal yang Viola tahu. Ia hari ini kembali merasakan kebahagiaan juga perasaan hangat yang berdesir di hatinya setelah beberapa tahun lamanya perasaan itu pudar.









Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top