Tiga puluh tiga

Tara kembali ke rumah dengan wajah sok ceria. Dia gak mau kalo mama atau papa sampe tau kejadian ini.  Sekarang dia sudah terbaring di tempat tidur bersama kedua temannya.

"Dia bilang apa?" mereka bangkit dari tidur. Tara memasang wajah cuek.
"Dia bilang dia mau pindah. Tapi kayaknya itu acting deh"
"Serius?" tanya mereka bersamaan. Kalo udah masalah cinta aja, pasti kompakan deh ngomongnya.
Tara memasang muka baby face.

"Sok polos woi! Kayaknya iya deh ra, itu cuma modus belaka." Ririn sekarang seperti setan yang mengadu domba.
"Emang yakin itu cuman modus? Coba ditelusuri deh Ra." balas Luna yang menyamar jadi malaikat. Tara selalu mendapat dua bisikan.

"Telusuri? emang ilmuwan!"
"Yah kok emosi sih bu. Takut kalah ya?"
Hasilnya mereka lempar lemparan bantal tanpa memedulikan Tara.

-------

Fittara : "Aku pikir kamu bohong"
Roy Syahreza : "kamu tau dari mana?"

*flashback on

Tara mengambil buku notulen OSIS yang tertinggal di lokernya di dekat kantor guru. Saat dia sedang mengambil buku itu ada pembicaraan yang menarik perhatiannya.

"Saya rasa memang sekolah kami sudah tidak sanggup bu." sepertinya itu suara bu Sari, wali kelas Roy.

"Sikap Roy sudah terlalu kelewat batas. Cabut, merokok di sekolah, ngelawan guru. Bahkan anak yang saya tugaskan untuk menasihatinya saja sudah angkat tangan." jelasnya lagi.
Tapi tidak ada jawaban dari orang yang diajak berbicara. Sepertinya bu Sari sedang bertelepon dengan orang tua Roy.

"Baik bu. Saya tunggu kedatangan ibu. Kami juga sudah mengurus berkas kepindahannya. Terima kasih."
"Waalaikumussalam"

Deg.

Roy? Roy beneran pindah?

*flashback off

Roy Syahreza : "wkwkwk gak penting kan?"
Fittara : "Hm."
Roy Syahreza : "singkat amat neng"
Fittara : "Cafe Trilili pulang sekolah"
Roy Syahreza : "Oke otw"
Fittara : "Otw? Mau pindah masi sanggup cabut?"
Roy Syahreza : "Cie peduli. Enggaklah maksudnya otw dari kamar mandi"
Fittara : "-_-"

Jadi aku ngasih apa ya ke Roy?

Tara menghubungi Luna, Ririn dan Caca untuk memberi saran, barang apa yang pas untuk sebuah perpisahan.

"Roy beneran pindah."
"Apa?!" teriak mereka.
"Tau dari mana?"
"Ah pertanyaannya sama aja kayak dia. Udah deh nanti aja bahas itunya. Jadi aku harus kasih kenang kenangan apa ya?"
Ririn memasang muka serius.
"Sok serius lo! Gaada pantes pantesnya rin." kata Luna.
"Jujur amat Lun" sambung Caca.

"Shut up girls!"

"Sepatu?"
"Mahal"
"Baju?"
"Ukurannya nanti gak cocok"
"Novel?"
"Ih mana suka baca dianya"
Lalu sebuah ide terlintas di pikirannya.

"I know" Tara segera menarik ketiga gadis itu keluar gerbang sekolah.
Mereka sampai di toko buku langganan.

"Katanya gak mau ngasih novel, kok kesini?" tanya Ririn.
"Ya emang di toko buku cuma ada novel?"
Mereka bergantian menjitak kening Ririn.

"Jadi mau ngasih apa Ra?" Tara menunjuk barang pilihannya.
Mata ketiga temannya berseri seri.
"Anak pintaaar!"

**********

Yaah Roy beneran pindah😧 Tara mau ngasih apa yea guys? Voment pls:)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top