Tiga

Tara's POV

Namaku Fittara Melody, aku berasal dari kelas XI IPA 7 SMA Pelita. Aku aktif di beberapa kegiatan sekolah yaitu OSIS dan klub matematika. Kenapa aku memilih OSIS? Karena aku suka berorganisasi, mengenal orang baru dan mengikuti event - event besar. Kenapa aku memilih klub matematika? Simple, aku sangat suka menghitung. Hmm oke saatnya kembali ke cerita.

Sekarang aku sudah sampai di ruang OSIS, memeriksa data yang baru saja kuambil dari kantor guru beberapa menit yang lalu. Aku teringat pada permintaan bu Sari, mengubah abang kelas yang aku lupa namanya untuk menjadi anak baik. Kenapa harus aku coba?

Emang sih dari kebanyakan gosip yang kudengar (iya, aku suka gosip!) dari teman - temanku, seniorku itu luar biasa nakalnya. Katanya, dia akan bolos pelajaran untuk satu minggu minimal satu hari. Gila kan? Buang - buang duit orang tua aja dia.

Roy! Oh ya Roy namanya kalau aku tidak salah dengar. Bagaimana caranya aku mengubah kelakuannya? Kelas ku berada di lantai 2 dan dia di lantai 3, aku anak ipa dan dia ips, aku juga gak punya kontak sosmednya tuh. Oh Tuhan, aku harus apa?

Ah masa bodo. Bu Sari juga gak tau kalo aku gak ingetin abang itu. Eh tapi ini kan amanah, Tara!  Oke oke, aku akan mengingatkannya kalau nanti jumpa. Kalau jumpa.

Duh tadi ngecek datanya sampe mana ya?

"Lo kenapa sih?" kata Ririn, mengejutkanku dari lamunan.

"Lah Rin, kapan kesini?"

Aku bahkan tidak menyadari kehadirannya hanya karna melamunkan Roy selama sepuluh menit terakhir.

Ririn mendongakkan mukanya ke hadapanku. "Ayo mikirin siapa? Kevin?" aku hanya berdecak dan tak menjawabnya karena aku memang sedang tidak memikirkan Kevin. Ah Kevin, kurasa sekarang aku akan memikirkannya. Sudah dua bulan kami memutuskan untuk berhenti melanjutkan hubungan itu. Tapi tetap saja, aku belum bisa melupakannya.

"Cerita dong. Bosen, sepi banget. Anak - anak pada kemana sih?"

Ririn si lemot. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 5 sore sementara kami dipulangkan pukul 3 sore menjelang siang. Aku sampai bingung, kenapa orang sepintar dia bisa mengidap penyakit seperti itu.

"Ya udah pulanglah. Gak ada cerita apa-apa. Kamu?"

Bukannya menjawab pertanyaan, Ririn malah meledekku
"Gak ada cerita tapi termenung gitu. Hahaha kayak baru kenal aja lo."
Lalu ia berkaca di cermin dekat lemari tempat file - file kami.

Mulutku sudah tak tahan lagi, aku memang sulit menyembunyikan perasaan. Dan alhasil tak ada satupun cerita yang aku lewatkan apalagi kalau sudah bertemu Ririn dan satu sahabatku lagi, Luna.

"Kenal bang Roy?" tanyaku.

Ririn kembali mendekatiku. Ia tampak terkejut. Apa ada yang salah dari pertanyaanku?

"Roy? Roy Syahreza anak kelas 12 IPS 3 itu? Ya ampun siapa yang gak kenal sama dia. Lo suka sama dia? Aduh gue saranin jangan deh dia tu--" Aku segera membekap mulutnya dengan telapak tangan kananku.

Aduh Ririn, mulutnya nyerocos aja. Padahal aku cuma nanya dia kenal apa enggak. Kok malah menyinggung perasaan? Lagi pula aku juga sudah menyukai orang lain. Gak mungkinlah seorang Kevin bisa tergantikan begitu saja, dengan Roy Syahreza pula.

"Oke intinya kenal. Enak aja. Aku aja baru ini tau namanya. Kalo jumpa, sering sih itupun di kantor guru. Dia emang sering buat masalah ya?"

Ia mengangguk pasti, namun tidak membalas apa - apa. Dan setelah kusimpulkan ternyata nama lengkapnya Roy Syahreza kelas 12 IPS 3. Dia pentolan sekolah. Lebih tepatnya biang kerok sekolah. Pantas saja aku selalu melihatnya direpeti oleh guru-guru di kantor.

"Hmm. Tar---"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top