Enam
Tara masuk ke kamarnya, mengganti bajunya dengan kaos tipis berwarna hijau muda dan celana jeans sebetis lalu mengambil satu butir obat sakit kepala untuk menghilangkan rasa pusing yang sedari tadi tak hilang juga.
Obatnya berkontraksi, sakit di kepalanya perlahan menghilang dan dia pun terlelap dalam tidurnya.
Saat waktu menunjukkan pukul 5 sore, Tara terbangun dari tidurnya.
"Astaga aku lupa sholat ashar!" Tara bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu kemudian mengenakan mukenah bermotif bunga - bunga biru favoritnya.
Dia sudah selesai menunaikan sholat, mengambil gadgetnya untuk melihat - lihat explore di aplikasi instagram.
Ada satu foto yang membuatnya penasaran, wajah itu sudah tidak asing lagi baginya. Oh ya, bang Roy.
"Tadi dia kok bisa mau ya nganterin aku pulang? Katanya anak nakal? Tapi kok mukanya innocent gitu sih? Dasar penipuan!" terdengar tawa setelah ucapan itu.
Dia menekan foto itu untuk membukanya dengan jelas, ada yang ngetag bang Roy, dan dia mulai nge-stalk akun instagram pentolan sekolahnya itu.
"Kalo aku follow gapapa kali ya?" kemudian ia memencet tombol follow dan memberi komentar
'follback bg'
"Semoga aja difollback."
Dan benar, lima menit kemudian follower nya bertambah satu.
-------
Seperti biasa, sepulang sekolah Roy selalu nongkrong dengan teman - temannya. Pergaulannya luas, sehingga dia tak hanya berteman dengan kelas 12, namun juga kelas 10 dan 11. Batang demi batang rokok telah dihisapnya dan beberapa kali dihiasi dengan asap yang keluar dari mulut dan hidungnya.
Namun kali ini Roy hanya ditemani dengan dua orang sahabatnya, Ilham dan Aldo.
"Eh bro, kalian kenal Tara? Anak OSIS dari kelas 11 IPA?" tanya Roy memulai pembicaraan.
"Tara? Kayaknya gue kenal. Temennya Airin tuh di OSIS," kata Aldo. Aldo adalah pacarnya Ririn, teman dekat Tara. "Kenapa?" lanjutnya.
Ilham masih dalam lamunannya sambil menikmati satu puntung rokok (lagi). Dia memang tidak terlalu peduli mengenai urusan perempuan. Apalagi kalau ini menyangkut Roy, ia malas menanggapinya.
"Enggak. Dia tadi gue anterin pulang ke rumahnya, mukanya pucat bro. Dan barusan, dia follow gue di instagram. Aneh aja gitu." kemudian Roy membuang sisa rokoknya.
"Baper dia mungkin. Cewek pendiem gitu ya pasti ngerasa aneh lah tiba - tiba ada abang kelas kayak gitu. Apalagi sampe nganterin pulang. Ai juga gitu awalnya."
"Mintain id line nya dong sama Ai." kini mata kedua sahabatnya terbelalak. Mau berapa cewek lagi sih, Roy, batin Ilham.
-------
Trian sampai di rumah pukul 6 sore. Dia lupa akan satu hal.
"Astaga!" kemudian menepuk keningnya dan berlari ke lantai dua untuk menemui kakaknya.
"Kak! Kakak!" dia berlari terbirit - birit dan akhirnya sampai di kamar yang penuh dengan poster girlband korea.
Dilihatnya kakaknya bangkit. Tara melempar bantal ke Trian dan membuka mulutnya untuk mengomel.
"Kemana aja? Kakak nungguin di halte sekolah sampe satu jam. Tau gak sih dek, kakak pingsan tadi?!" bentak Tara, meluapkan emosinya yang sempat tertahan tadi. Trian memasang muka bersalah.
"Iya. Maaf ya kak. Tapi kakak gapapa kan? Aku main basket tadi. Hp low batt."
"Maaf sih gampang. Kalo gue diculik orang gimana?"
"Hahaha emang ada yang mau nyulik kakak? Lebay tau!"
Trian duduk di sebelah Tara. "Jadi, kakak pulang naik apa?"
Ragu - ragu ia menjawabnya. "Motor."
"Motor? Sama siapa? Gak diapa-apain kan?" Trian memperhatikan kakaknya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sekarang kamu yang lebay dek.
"Abang kelas. Roy namanya. Udah keluar sana kakak mau mandi. Nanti kita sholat maghrib bareng ya!" Tara mendorong Trian keluar kamar, sebenarnya itu adalah alibinya agar adiknya tidak meng - kepo innya lagi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top