Empat puluh (Extra part)
"Thanks ya buat traktirannya," kata Tara.
"Tumpangannya juga, kita impas," balas Roy.
Tara melambaikan tangannya saat Roy keluar dari mobilnya dan langsung memutar kemudi ke perumahan elite tempat tinggalnya dengan Kevin sekarang.
Dia melangkah ke gudangnya, teringat akan sebuah kenangan dari Roy sebelum akhirnya meninggalkannya dan secercah harapan serta sakit hati selama bertahun tahun lamanya.
Diambilnya selembar surat dari kotak hias miliknya semasa SMA. Dia akan membaca surat perpisahan dari Roy saat mereka berada di bandara. Ia sampai lupa mengenai keberadaan surat itu sangking takutnya ia kehilangannya.
'A letter to : Fittara Melody.
U can read it 'til u get your own happiness'
-------
Roy's POV
Akhirnya niatku untuk kembali ke Jakarta terwujudkan sudah. Menemui beberapa sanak saudara dan rekan seperjuangan semasa SMA. Menjumpai dan meminta maaf kepada Fittara-ku yang lama tak berkabar.
Memutus semua jalur komunikasi dan hanya fokus di kampung halaman mengalihkan fikiran fikiranku tentangnya. Walau ternyata aku sadar, menghindari rasa tak semudah itu.
Nyatanya, tadi saat kami minum di kafe Trilili, jantungku masih berdegup kencang seperti seorang siswa SMA yang sedang kasmaran dan hendak menembak dambaan hatinya. Juga saat diantarnya pulang ke hotel, aku masih berharap bahwa itu adalah hotel kami---maksudku, tempat kami berdua menginap.
Tapi mengetahui dia telah menjalin kehidupan baru dengan salah seorang rekan kerjaku yang terbilang sukses tak membuatku iri atau ingin menghancurkannya. Ingin merebutnya kembali. Tidak sama sekali. Inilah yang aku cita citakan sejak awal niatku pulang ke rumah mamak. Aku ingin kebahagiaannya abadi, untuk selamanya.
Mimpiku adalah membiarkan Tara bahagia dan merajut kasih baru dengan orang yang sederajat dirinya, bukan dengan berengsek dengan segudang mantan sepertiku.
Aku jadi ingat dengan sepucuk surat yang kutinggalkan kepadanya sebelum melangkah lebih jauh. Surat yang kurasa sudah hilang entah kemana.
Dear Fittara Melody,
The cutest enemy ever. The softest heart i ever touch. The innocent girl i've ever meet.
Assalamualaikum...
Aku ingin membalas suratmu. Semoga saja kau baca, atau bahkan menyimpannya.
Jika kamu menerima surat ini, berarti aku sudah pulang dari perantauanku, langkahku di kota besar ini pun sudah terhenti.
Jika kamu membuka surat ini, berarti aku sudah sampai di kampung halamanku, tanah cintaku.
Jika kamu membaca surat ini, itu artinya kamu sudah menemukan seseorang yang selalu ada disisimu. Yang membagimu suka dan duka. Atau mungkin saat ini kau sudah menikah.
Kamu,
Sosok gadis polos dan tulus yang selalu mudah kugapai.
Kamu,
Sosok pemberani. Bukan berani seperti lawan lawanku saat tawuran. Tapi kamu berani mengungkapkannya. Bahwa kau pernah menyukaiku.
Kamu,
Hati yang sangat sensitif namun masih kuat tuk bertahan setelah sayatan luka tak berdarah yang selalu kuukir.
Kamu istimewa.
Maka dari itu, aku merasa tak pantas jika kita harus terus berpapasan, bertegur sapa, hingga kau jatuh hati kepadaku. Aku bukan pria yang tepat, Tara. Aku bukan pria sejati, tapi hanya akan menyakiti.
Aku bukan lelaki yang bertanggung jawab untuk membalas perasaanmu, sekalipun hati ini sudah jadi milikmu.
Aku tak pantas, Tara.
Just find the one who will fight for you. Yang mau perjuangin kamu, apapun rintangannya. Bukan seperti aku, yang cuma terima bersih untuk dikejar sama kamu.
Maafkan aku datang tiba - tiba. Aku tak pernah sengaja mampir, kau tak pernah menungguku, tapi Tuhan menakdirkan kita untuk saling mengenal sampai akhirnya berpisah lagi.
Maaf atas lika liku yang kutorehkan di masa remajamu yang harusnya kau habiskan untuk berbahagia dengan pacarmu di kencan kencan malam minggu.
Aku berjanji, setelah ini kau akan hidup aman, tentram dan nyaman.
Setelah ini aku akan pergi, ke tempat yang jauh dan mungkin kita tak akan berjumpa lagi.
Jangan pernah lupakan aku, memori memori yang terlukis, foto foto kebersamaan, atau apapun itu yang berhubungan dengan masa lalu kita.
Sekian dariku,
Roy Syahreza,
The most handsome and unforgettable boy.
Aku tergelak saat mengingat kalimat terakhir. The most handsome and unforgettable boy, apaan coba? Ternyata tingkat kepedeanku dulu benar benar parah!
Baiklah, Tara. Aku lega karna kamu sudah berkeluarga. Dan sekarang udah saatnya untuk aku memulai kehidupan baru. Mencari cinta yang baru, yang tentunya pantas untuk seorang mantan pecundang sepertiku.
Selamat tinggal, Tara!
Our love story was so unpredictable.
***** T A M A T ******
Surpriseee!
So this is the real ending ya guys:)
Sengaja lama ngepostnya supaya surprise hehehe. Semoga endingnya menghibur yaa.
Jadi sebenarnya Roy juga sayang banget nget nget sama Tara, tapi dianya sadar diri. Ngorbanin perasaan supaya Tara dapetin yang jauh lebih baik dari Roy. Uh so sweet, yak?
Vote dan komennya jangan lupaaaa:)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top