Dua puluh satu
Tara's POV
Ujian tengah semester berakhir pada hari ini. Aku sangat merindukan Roy karena selama seminggu ini kami jarang berhubungan. Jadi kami memutuskan untuk nonton bioskop hari ini bersama Luna, Ririn, Ilham dan Aldo.
Aku, Luna dan Ririn berjalan beriringan diikuti ketiga lelaki itu di belakang. Tiba tiba Kevin datang dan menarik tanganku erat. Tenaganya yang kuat membuatku tak bisa keluar.
"Hm?" Aku menaikkan alisku sebelah. Ini adalah salah satu ciri khasku.
"I want to tell you everything..." dia terhenti sebentar.
"...about us," lanjutnya lemah.
Deg. Deg. Jantungku berdegup kencang. Sepertinya ini pertanda bahwa aku belum move on darinya. Atau mungkin, sesuatu buruk sedang terjadi?
"Untuk apa?"
"Aku mau kita kembali kayak dulu."
"But I can't. We should let this end. We have different charachters. I won't make a mistake for the second time." Aku terus berbicara menggunakan bahasa Inggris, karna aku yakin air mataku akan mengalir kalau aku berbahasa Indonesia.
"Oke kalo itu mau kamu. But I will tell you the reality soon, Tara. I won't give up on you." Kevin pergi meninggalkanku. The reality? Tentang apa dan siapa?
Aku kembali ke mereka berlima yang sudah menungguku di lapangan parkir.
"Lama."
"Sorry."
Lalu kami langsung naik ke boncengan partner masing - masing.
"Tadi Kevin bilang apa?"
"Nothing, udah ah gak penting." Roy mengambil nafas pendek. Sepertinya ada yang mereka sembunyikan dariku.
-------
Sampai di bioskop kami membagi tugas. The boys yang beli tiket, dan girls yang beli makanan. "Popcorn salt 2, caramel 2, Cola 3, chocolate hazelnut 2, orange juice 1," pintaku pada seorang wanita yang jual snacks.
Kami hanya memesan 4 popcorn karena satu untuk Luna, satu untuk Ilham, sementara aku dan Ririn berbagi dengan Roy dan Aldo. Walau aku tahu, gak seharusnya aku sedekat ini sama Roy. Kami gak ada hubungan apa - apa. Tapi apa boleh buat? Aku luluh dengan bujuk rayunya.
*skip*
"Mau mampir ke rumahku dulu gak?" Aku menawarkan pada mereka karna mama masak banyak untuk malam ini.
Mereka mengangguk semangat karena dari tadi kami cuma makan makanan ringan.
"Assalamualaikum," ucap kami serentak
"Waalaikumussalam." Aku memeluk mama, sementara mereka beriringan menyalami tangan mama.
"Ayo masuk. Ah Luna sama Ririn kayak baru kenal aja," kata mama
"Yang ganteng ganteng ini siapa?" Aku menyikut mama dan berbisik, "Ah mama."
Roy maju pertama. "Saya Roy tante, abang kelas Tara."
"Oh jadi kamu yang namanya Roy. Tara gak pernah cerita sih, Trian yang bilang. Makasih ya nak mau anter Tara pulang." Dibalas anggukan olehnya. Lalu Aldo dan Ilham ikut memperkenalkan diri.
"Wah tante masakannya makin enak aja!" kata Luna bersemangat.
Roy dkk manggut manggut. "Iya tan! Aku jadi kangen dimasakin mamaku," sambung Roy yang mulutnya masih penuh dengan makanan.
"Emang mama kamu dimana?" kami semua melihat ke arahnya.
"Di Padang tan." Roy gak pernah cerita tentang itu. Mungkin lain kali bisa aku tanya.
-------
Roy's POV
Aku baru jalan lagi sama Tara dkk. Aku baru sadar, dia gadis yang benar benar polos. Bahkan setelah sebulan kenal dan beberapa kali kami jalan dia tidak pernah negative thinking kepadaku.
Senyum yang dia tampilkan sungguh tulus. Dia juga gampang banget luluh. Jadi gak tega ngeliatnya. Huh!
Tadi Kevin mendatangi Tara, dia menarik pergelangan tangan Tara. Sepertinya mereka masih saling cinta. Aku juga mendengar sedikit pembicaraan mereka.
"Oke kalo itu mau kamu. But I will tell you the reality soon, Tara. I won't give up on you."
Kenyataan apa? Apa ini ada hubungannya denganku?
**********
Hello, maaf ya kalo feelnya gak dapet hehe. Kira - kira apa ya maksud perkataan Kevin? Voment pls:)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top