Dua puluh enam

Roy memasang senyum palsunya ketika diajak makan kue yang mereka beli kemarin, moodnya seketika berubah karena Kevin. "Wah gitu ya. Yaudah deh abisin kuenyaa!" mereka semua menyambar kue begitu saja.

Roy masih tak bergerak dari tempatnya, dia bingung.
Apa tujuan Kevin? Apa isi flashdisk itu? Kenapa perasaanku jadi tak karuan? Apa itu ada sangkut pautnya sama kejadian waktu itu?

*flashback on

Sewaktu menunggu Tara di kamar mandi, Kevin tiba tiba menghampirinya. Awalnya Roy terkejut. Tapi dia menjawab semua perkataan Kevin tanpa beban.

Plakk! Kevin mulai emosi. Tapi Roy tidak membalas pukulan itu. Dia hanya menantang dengan santai.

Tanpa diketahuinya, ternyata Kevin sudah menunjukkan rencana. Rencana yang akan merubah hidupnya.

'Maaf Roy, tapi aku gak mau Tara sakit. Aku mau Tara menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya' ucapnya dalam hati.

*flashback off

"Eh Tar, gak penasaran sama isi flashdisknya?"
"Alah paling juga gak penting. Udah ah" Tara mulai ngeles. Padahal jelas jelas dia sangat penasaran.
"Udah, gausa sok bohongin kita. Penipu kok ditipu" sindir Luna.
"Ntar ya aku ambil laptop di kelas" kata Citra yang kelasnya tak jauh dari sini. Tara gelisah.

Akhirnya Citra tiba dengan laptop mini warna merahnya. Dicolokkannya flashdisk. Kemudian mereka membuka file satu per satu.

Untuk Fittara Melody.

Wah nama file yang cukup panjang.
Ternyata file itu berisi rekaman suara. "Kayaknya bang Kevin nyanyiin lagu deh buat Tara" kata Ririn. Click!

*record on

'Apa hubungan lo sama Tara?'
' Gue? Gak ada apa apa tuh. Gue deket sama dia ya cuma karna bu Sari nyuruh dia ngajarin gue. Gak lebih. Kenapa? Lo iri? Haha ambil aja deh gak bakal bisa'
'Tara udah nyangkut sama gue!'
' Jadi lo gak suka sama dia? Bangsat! Dasar php!'
'Bangsat? Php? Haha Tara tu yang bodoh, lagian gampang banget sih jadi cewek.'
'Lo udah baperin dia dengan mudahnya dan lo--'
'Dia baper bukan urusan gue! Itu salah dia sendiri!'
Plakk! 'Maaf vin gak sakit. Pukulanlo lemah.'
'Udah ya Kevin Erlangga. Kalo kalah kalah aja. Lagian lo sih ngelepasin dia gitu aja. Giliran diambil orang mati gaya kan? Haha'
'Denger ya Roy! Gue gak akan relain Tara kejebak sama permainan ular lo!'
'Oke. Let's see who wins! Loser!'

*record off

Plakk!
Tamparan Tara mendarat sempurna di pipi Roy. Roy terengah engah. Dia tak menyangka obrolan itu sudah direkam oleh Kevin.

Bodoh. Kenapa ceroboh banget sih Roy?

Aldo dan Ilham baru sampai di ruangan ulang tahun Tara. "Eh mana dong kue untuk kita?" tanya Aldo. "Kok senyap?" Ilham dan Aldo menatap curiga. Apa yang terjadi?

Air mata Tara hendak mengalir tapi dia masih menahannya.
"Thanks for this surprise birthday party, Roy Syahreza. I was glad to have it. Such a great game. Congratulations, you win!" dengan penekanan di tiga kata terakhir.

Tara berlari menuju kamar mandi. Dia menghidupkan keran sekencang - kencangnya lalu menangis sampai air matanya membanjiri pipinya.

"Taraa!" panggil Roy tapi Tara tak menanggapinya.
"Brengsek lo bang!"
"Lo gila Roy! Gue kecewa sama lo!"
Ucapan ucapan itu membuat Roy semakin panas.

"Aaargh! Kevinn!" Roy mulai frustasi.

Aldo menarik Ririn keluar dan menanyakan keadaan sebenarnya. Kemudian Ririn menceritakannya sampai hampir meneteskan air mata.
"Udah jangan ikutan nangis. Cepat deh kamu kejar Tara. Bentar lagi bel, takutnya kalo dia telat masuk kelas malah kena hukuman lagi." Aldo menghapus air mata Ririn. Untuk pertama kalinya Aldo menjadi pria yang bijak.

Roy menghampiri Aldo dan Ilham.
"Jadi gue harus gimana?" keduanya mengangkat bahu pura pura tidak peduli. "I told you, don't play them. They're not a game" Ilham memang sudah memperingatinya dari awal.

"But I asked you, what can I do? Please don't judge me now. Help me please." kali ini permintaan Roy membuat kedua temannya luluh. Walau kemungkinan setelah ini Roy akan berulah lagi.

"Okay we will." kata Aldo.

**********

Hffft. I cried during writing this part guys hehe. Wdyt? Voment pls:)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top