Dua Belas
Author's POV
Peringatan 17 Agustus menjadi salah satu acara yang paling ditunggu - tunggu oleh semua warga SMA Pelita. Tentu bukan karena upacaranya, namun karena perlombaannya. Anak OSIS selaku panitia menjadi yang paling sibuk mengurusi semua hal menyangkut lomba yang akan diadakan selama sehari penuh.
Ada banyak kegiatan yang diperlombakan seperti balap goni, lari kelereng, makan kerupuk dan memasukkan paku ke dalam botol. Setiap kelas wajib memberikan perwakilan untuk setiap kategori. Tak hanya itu, guru guru juga menjadi yang paling diharapkan partisipasinya.
"Ngebayangin gak kalo Bu Lusi ikutan balap goni?" tanya Caca yang juga teman dekat Tara. Tanpa disadari ternyata bu Lusi sedang berada di sekitar mereka.
"Apa Ca? Ooh udah jadi anak bandel ya sekarang," kata bu Lusi yang sekarang tangannya sudah menjewer telinga Caca, membuat suasana yang tadinya riuh menjadi semakin ricuh.
Bu Lusi memang bertubuh jumbo, namun seksi. Banyak anak cowok yang suka merayunya, usianya hanya berbeda 7 tahun dari murid - muridnya. Maka dari itu dia mudah beradaptasi dan bercanda ria dengan para siswa. Dan wajar jika dia mendapat predikat guru terbaik selama dua tahun ini.
"Yaudah, ibu kesana ya mau nonton pak Bambang," bisiknya. Pak Bambang adalah guru olahraga yang sama mudanya dengan bu Lusi. Badan gagahnya membuat banyak wanita tergila gila. Bahkan gak jarang Pak Bambang dirayu sama muridnya sendiri.
Setelah dilihatnya guru itu pergi Luna mendekatkan mulutnya ke teman temannya, "Yang ada belom lari goninya udah jebol duluan." Setelahnya mereka tertawa lagi dan lagi.
-------
Saatnya perlombaan lari kelereng dimulai. Setiap kelas diwakilkan oleh tiga orang. Di kelas 12 ada Aldo, Jeri, Max, Roy, Mira, Hani, Citra, Devi, Kevin dan kedua teman mereka dari masing - masing kelas.
"1..2..3!" Pluit dibunyikan.
Aldo, Roy dan Jeri yang sudah rusuh dari awal menjatuhkan kelerengnya, bertabrakan, dan brukk! Kaki kaki itu menginjak kelereng. Mereka jatuh lalu diikuti sorakan dari para penonton.
Tapi kerusuhan mereka hari ini tidak mendapat hukuman. Hari ini mereka leluasa seperti baru keluar dari penjara setelah bertahun - tahun lamanya. Dan harus menerima kenyataan, besok mereka kembali ke penjara tersebut.
-------
Pengumuman lomba menandakan acara telah berakhir. Para pengurus OSIS membereskan setiap sudut yang terlibat di perlombaan. Mereka sholat berjamaah terlebih dahulu lalu melanjutkannya kembali hingga pukul 8 malam.
Saat semuanya dianggap sudah bersih, Tara berjalan menuju ruang OSIS dan mengambil tas untuk segera pulang karena tak ingin membuat mamanya khawatir.
Dia menundukkan kepalanya sampai menabrak seorang laki - laki yang masih berseragam sekolah dengan rapi.
Perlahan ia mendongakkan wajahnya untuk melihat siapa yang baru saja ia tabrak.
Jangan - jangan itu Roy? tebaknya.
"Ayo pulang." Suara itu. Suara yang dulunya selalu menjadi obat rindu bagi Tara saat dia sedang berlibur, suara yang menghangatkannya saat ia tersulut emosi, juga suara yang paling dibencinya saat mengatakan, "Let's break this."
"K..kev..in?" tangannya ditarik sekuat tenaga oleh Kevin. Tara mencoba melepaskannya.
"Apa maksud kamu?" Suaranya bergetar. Masih berusaha untuk melepaskan genggaman itu.
Tara menatapnya lekat. Lalu terdengar suara langkah kaki berat. Tara kembali menundukkan kepalanya. Aduh kalo ketahuan guru gimanaaa.
Orang itu melepaskan tangan Tara dari genggaman Kevin. "Lepasin tangan cewek gue," katanya.
"Eh? Ngapain kamu--"
**********
Btw hi guys. Sorry for late update hehe. Aku lagi sibuk sama urusan sekolah niii. Keep reading my story yeaaa!!
Much love from writer <3
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top