Prologue: Somebody Out There
Wanita itu berlari tanpa jeda menembus kedalaman hutan, melompati akar-akar pohon yang besar dan memanjang di tanah serta bebatuan besar yang menghalangi jalurnya. Dengan menggunakan tangannya yang lain ia menahan darah yang mengucur keluar dari lengan tangannya yang terpotong sebagian. Darah hangat itu tidak berhenti mengalir, bahkan meninggalkan jejak di sepanjang jalan yang ia lewati.
Berusaha keras mengabaikan lolongan serigala liar yang menggema di segala penjuru. Telinganya seolah peka dengan segala bentuk suara. Jika ada sedikit saja bunyi gemeresak dari semak-semak atau pepohonan, ia akan langsung melompat dan berbelok tajam ke arah lain. Baru saja ia jatuh terjerembab tepat di atas tanah basah, dan itu benar-benar menjijikkan. Napasnya tersengal, begitu sesak. Tenggorokannya terasa panas terbakar.
Ia terpisah.
Ia terjebak.
Ia sendirian.
Ia ... ketakutan.
Rasa aneh seperti perpaduan amis dan karat besi di mulutnya masih tetap disana. Lagi pula, bagaimana bisa rasa itu dapat hilang dengan mudah sementara ia baru saja dipaksa mengunyah dan menelan daging tangannya sendiri. Ia menyumpah dalam hati, meludah di sepanjang jalannya untuk membuang sisa-sisa daging lunak yang menjijikkan di mulutnya.
Setitik harapan muncul di benaknya ketika ia mendapati cahaya lampu senter beberapa ratus meter di depan. Sepertinya ia telah berada di ujung hutan dan semakin dekat dengan wilayah pemukiman penduduk. Menoleh ke belakang, ia tak menemukan adanya siluet manusia yang sempat mengejarnya—berarti ia sudah aman sekarang. Dengan sisa-sisa tenaga—dan darah terakhir—ia menambah kecepatannya.
Setelah ini ia akan bebas. Ia akan selamat. Meminta bantuan pada penduduk setempat, menelepon polisi, ambulans, pasukan khusus atau apapun itu. Para pembunuh itu akan habis dan mereka akan hidup dengan tenang sampai mati nanti. Benar begitu?
Ia tidak tahu apa yang ikut bersamanya dan menunggunya untuk melewati sebuah aliran sungai kecil berlumpur. Sehingga ia begitu terkejut saat sesuatu melompat kepadanya dan mengayunkan golok kepadanya.
"Berapa lama lagi kau akan membuatku menunggu, Ten!"
"TIDAK!"
CRASH!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top