13. Thumbelina

Ternyata bekas kecupan Naoto itu harus musnah ketika Aoi menyuruh Ichigo mandi disore hari. Bagaimana tidak? Semua badan Ichigo berkeringat sehabis berlatih, menari dan menyanyi. Tak mungkin bukan, Ichigo tak mandi dengan badan lengket penuh keringat itu?

"Aoi udah kayak mama yang ngurus anaknya, " cetus Ran yang menyaksikan Aoi memerintah Ichigo mandi, dengan mata kepalanya sendiri.

"Habisnya Ichigo bau, harus mandi dia, " tegas Aoi.

Ichigo yang habis mandi, mengenakan baju tidurnya dan mempopotkan bibirnya kesal. Padahal 'kan niatnya tak akan mandi seminggu.

"Udah, wajahnya jangan kesel-kesel. Aoi memang benar. Kamu harus mandi sehabis latihan Ichigo, " pesan Ran.

Anggukan kepala Ichigo, jadikan sebagai balasan. Walau pipinya masih mengembung kesal.

"Kenapa gak kayak biasanya Ichigo? Biasanya 'kan Ichigo langsung mandi sehabis latihan, sekarang kenapa gak mau mandi?" tanya Aoi yang sedang dalam mode detektif.

Gugup, Ichigo melirik ke arah lain. Mencoba mencari alasannya.

"Et-tto aku sedang tak enak badan! Ya tak enak badan hehehehe. " Ichigo beralasan sambil menggaruk kepalanya gugup.

Aoi mangut-mangut mengerti. Dia kemudian memegangi kening Ichigo. Memeriksa apakah benar sahabatnya ini sakit atau tidak.
Keningnya tak terlalu panas, tapi Aoi mencoba untuk percaya saja.

"Kalau ada masalah, apapun itu bilang ya, jangan dipendam sendiri. " tutur Aoi.

"Kita bakalan selalu ada buat kamu, jadi jangan sungkan. Oh iya, karna Ichigo lagi gak enak badan, mendingan besok gak usah latihan dulu. " Ran menambahkan perkataan Aoi.

Hati Ichigo menghangat, kedua sahabatnya ini memanglah baik. Dia tak salah pilih menjadikan Aoi dan Ran sahabatnya.

Malam hari, bukannya beristirahat Ichigo malah pergi keluar. Gadis berbando merah itu menatap punggung tangannya lalu tersenyum tipis. Ichigo terus berjalan menuju taman, dia sesekali memandangi langit yang dipenuhi bintang ... sampai suara vampire abal-abal terdengar di telinganya.

"Sedang apa kamu disini? " tanya Yurika penasaran.

Ichigo melirik ke arah asal suara itu.

"Eh Yurika-chan, aku sedang memandangi langit yang dipenuhi bintang. Lihatlah ke atas. " jawab Ichigo, dia kemudian menunjuk ke arah langit meminta yurika melihat apa yang dia tunjukan.

Puluhan bintang berkelap-kelip dengan indahnya. Bintang-bintang itu bersinar terang menyinari langit malam yang gelap. Mereka bersinar terang, meski tahu saat siang tiba, cahaya mereka akan tergantikan oleh cahaya matahari yang bersinar lebih terang.

"Seperti Idol yang cahayanya mungkin saja hilang tergantikan oleh cahaya idol yang lebih terang dari dirinya. " Yurika berkata serius sambil menatap sinar bintang itu.

"Iya, makannya kita harus berusaha keras agar sinar idol kita tak terhapus begitu saja."

Yurika dan Ichigo saling tatap menatap, mereka berdua kemudian tersenyum.

"Oh iya, ini aku menemukan audisi baru untuk idol bertype cute sepertimu."

Aikatsu phone yurika dia berikan pada Ichigo.

'Audisi untuk idol type cute dengan tema bunga dan peri'

Ichigo berjingkrak senang. Dia sangat ingin mengikuti audisi baru itu.

"Aku pasti ikut!!"

"Aku tahu, berjuanglah untuk menang."

"Pasti!"

"Tapi ... kau lihat aturan audisinya?"

"Apa aturannya?"

"Kau harus mengenakan dress card bertema peri dan bunga juga."

"itu tidak masalah aku akan meminta Amahane-san membuatkan card itu."

Senyuman merekah dibibir Ichigo. Dia pasti akan menjadi idol nomor satu yang cahayanya tak akan pernah meredup tergantikan oleh cahaya lain.

Keesokan harinya, Ichigo pergi menuju desainer Angely Sugar favoritnya. Gadis itu menaiki bus, memasuki hutan belantara hingga berakhir di lift yang menuju ke atas gunung, tempat desainer itu tinggal.

"Tunggu!" teriak Ichigo ketika pintu lift itu akan tertutup.

Orang yang ada dalam pintu lift itu segera memencet tombol agar pintu itu terbuka lagi.

"Terima kasih. " Ichigo berterima kasih pada orang itu sambil membungkukan badannya.

"Hoshimiya-san?" tanya Sena memastikan.

Yups, orang yang ada disamping Ichigo sekarang ini adalah Sena. Dia berniat menunjukan dress card terbarunya pada Amahane-san.

"Sena-san?"

Setelah sampai, Ichigo pun bertemu dengan desainer favoritnya. Dia kemudian bertanya tentang dress tema bunga dan peri.

Amahane-san menggeleng pelan.

"Dress card tema bunga dan peri saat ini tak bisa dibuat. Mesin pembuatan cardnya rusak jadi harus diperbaiki dulu. Maaf Ichigo-chan."

Ichigo menunduk sedih, dia benar-benar ingin mengikuti audisi itu. Sebisa mungkin Ichigo mencoba untuk tetap tersenyum dan tak memperlihatkan ekspresi suramnya.

"Tak papa, aku bisa mengenakan dress card lain."

Amahane-san pun merekomendasikan beberapa brand bertema cute kepada Ichigo. Termasuk brand Dreamy Crown milik Sena.

"Hoshimiya-san. " Sena menunjukan aikatsu phonenya yang berisi beberapa dress card Dreamy Crown pada Ichigo.

"Kamu bisa memakai dress card Dreamy Crown buatanku kalo mau," tawar Sena. Matanya tak berkedip memandangi Ichigo yang sedang menimbang-nimbang.

Mata Ichigo terpaku pada foto dress card bertema Dreamy Crown yang sangat imut untuk dikenakan.

"Benarkah? kamu tak keberatan? " tanya Ichigo.

Sena menggeleng dengan cepat.

"Tentu tidak, aku senang jika idol berbakat sepertimu mengenakan dress card Dreamy Crown."

Ichigo tersenyum bahagia, dia akhirnya memutuskan untuk memakai dresd card buatan Sena itu. Tanpa tahu akan ada hujan, angin, topai, badai dalam hubungannya dengan Akari suatu saat nanti.


A/N: kira-kira Ichigo beneran pakai dress card buatan Sena itu gak ya? 🙃



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top