Bab 6

::Anak Jalanan::
Happy Reading :)

•••

"Hey, Frey! Lama gak mampir!"

"Eh, iya nih!"

Freya mulai ber-high five dengan satu persatu dari mereka. Kiana hanya diam melihat karena tidak tau apa yang harus di lakukan sampai salah satu dari mereka menanyakan keberadaan Kiana.

"Oh iya, kenalin ini Kiana dia sahabat gue," Kiana tersenyum pada mereka semua.

"Gue Roy," Roy mengulurkan tangannya pada Kiana dan disambut dengan baik. Lalu di lanjut Juned yang duduk di samping kanan Roy, Kemudian beberapa orang lainnya, Doyok, Tata, Jono, Joni, Tino, dan Bella yang terakhir.

Kiana ikut bergabung dan mengakrabkan diri dengan mereka, meskipun tidak bisa benar-benar merasa akrab dengan mereka karena cara bercanda mereka yang terkesan kasar tapi Kiana bisa menerima itu.

Ketika jam di tangan Freya menunjukkan pukul 5 sore, dia dan Kiana mulai berpamitan dengan mereka semua untuk pulang. Kemudian dilanjutnya dengan mengantar pulang Kiana.

"Mereka siapa Frey?" tanya Kiana.

"Temen gue, gue udah lama kenal mereka bahkan sebelum kenal lo. Gue sering kesana, kadang kalau minggu kadang kalau habis nganterin lo pulang." jawab Freya lalu tak terdengar lagi percakapan antara mereka hingga mereka sampai di depan rumah Kiana dan hanya ada ucapan terima kasih dari Kiana.

Freya melanjutkan perjalannya untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore.

"Baru pulang Frey?" sapa orang pertama yang dilihat Freya ketika membuka pintu rumahnya.

"Iya pah."

"Kemana aja?"

"Gak kemana-kemana,"jawab Freya dengan cuek.

"Dari mana Freya?" papa Freya mulai meninggikan suaranya.

"Emang kenapa? Urusan papa kah kemana aku pergi?" jawab Freya mulai tak terkontrol emosinya.

"Kamu habis ketemu sama teman-teman kamu yang anak jalanan itu kan! Papa sudah pernah bilang sama kamu, papa gak suka kamu bergaul sama mereka."

"Kenapa memang? Seenggaknya anak jalanan itu lebih berkelas dari pada bajingan kayak papa!"

"Apa papa pernah mengajarimu mengatai orang tua seperti itu? Dan lagi Freya, apa kamu tidak sadar diri dengan kamu mengatakan itu pada papa? Kamu juga hasil kebajingan papa, harusnya kamu jijik sama dirimu sendiri—"

"Ya, Freya jijik! Jijik banget sama diri Freya karena udah dilahirin dengan punya orang tua kayak papa!" Freya meninggalkan begitu saja papanya yang sama emosi dengan gadis itu.

Di kamar Freya mencoba menekan dalam-dalam emosinya. Dia benci selalu seperti ini. Salahkah kehadirannya.

hufttt

Freya menghembuskan nafasnya yang terasa berat. Terkadang rasanya Freya sangat ingin mengakhiri segalanya dengan cara yang instan tapi dia sadar masih ada orang lain yang menyayanginya di banding orang tuanya itu.

~∆∆∆~
Aku hanya perlu bersabar, Tuhan tau mana yang baik untukku. Jika kini keadaanku tidak baik-baik saja, aku akan terus meyakinkan diri bahwa esok akan baik-baik saja.

~ TO BE CONTINUED ~


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top