Bab 38
::Memilih::
Happy Reading :)
•••
Berharaplah bahawa Tuhan akan memberi kesempatan pada kita.
~∆∆∆~
Setelah berbaikan dengan Bayu, Freya mengurungkan niatnya untuk menginap di hotel. Jadi cuti satu minggunya untuk ke Jakarta dia habiskan di rumah Bayu.
Tama yang mengambil cuti dua minggu juga sesekali mengajak Freya jalan-jalan. Kalau biasanya mereka keliling Jogja, bahkan kadang sampai Solo. Kali ini mereka keliling Jakarta, ternyata di Jakarta banyak tempat seru yang tidak pernah dikunjungi Freya. Memang selalu menyenangkan pergi bersama Tama.
Andreas menghilang entah ke mana setelah pamit pulang siang itu. Tidak ada kabar dari Andreas sedikitpun, meski itu hanya telepon atau chat. Andreas juga tidak menemui Freya di rumahnya.
"Hallo, Frey. Mau jalan-jalan lagi?" suara Tama dari voice note yang dia kirim karena telfonnya tidak diangkat Freya.
"Nanti telfon gue, ya." voice note kedua yang dikirim Tama.
Tutttt, tutttt, tuttt.
"Hallo, Freya," sapa Tama duluan.
"Hallo, Tam. Yuk, jalan-jalan!"
"Oke, gue jemput ya."
"Oke, see you."
"See you too."
Panggilan berakhir, kemudian Freya bergegas mengganti bajunya yang kebesaran dengan kaos berukuran sedang. Lalu mengganti celana pendeknya dengan jeans.
Dua pulu menit berlalu, sebuah notif chat masuk. Pesan dari Tama.
Tama
Gue di depan, cantik.
Oke, gue keluar sekarang.
Freya keluar rumah menemui Tama setelah meminta ijin pada Bayu yang baru saja pulang untuk makan siang di rumah.
"Kita mau ke mana hari ini?" tanya Freya saat mobil sudah melaju.
"Kita ke tempat yang pengen lo datangi."
"Tapi gue gak tau mau ke mana."
"Sebutin aja satu tempat. Gue bakal ajak lo ke sana."
***
Tama dan Freya sampai ke sebuah tempat yang dipilih Freya. Dan lagi lagi tempat itu bertema alam. Freya suka alam hijau, sunset, sunrise, dan deburan ombak.
"Freya, gue mau ngomong soal sesuatu yang belum sempst gue omongin sore itu."
"Yang mana?" tanya Freya tidak berhasil mengingat kejadian sore itu.
"Pas kita ke pantai, terus gue bilang mau ngomong sesuatu tapi mama lo telpon terus gak jadi."
"Oh itu, ngomong aja."
"Gue jatuh cinta sama lo, Frey," ucap Tama langsung pada intinya.
Sejenak nafas Freya tertahan, ada bahagia dan bingung menyatu dalam hatinya. "Gu—"
"Gue tau, lo masih pacaran sama Andreas. Gue gak bermaksud rebut lo dari dia. Tapi gue cuma pengen lo tau apa yang gue rasain, gue cuma gak mau kehilangan kesempatan karena gak berani bicara. Dan lo cuma perlu percaya bahwa gue sayang sama lo, itu udah bikin gue bahagia."
Freya tersenyum. "Teruslah berharap, bahawa Tuhan akan memberi kesempatan pada kita." Freya ingin mengatakan hal yang sama dengan Tama, tapi tidak mungkin karena Andreas belum mau mengakhiri hubungan mereka.
"Gue juga berharap, kita bakal kaya biasa meskipun lo tau gimana perasaan gue."
"Pasti!"
•••
-TO BE CONTINUED-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top