Bab 25

::Klinik::
Happy Reading:)

•••

"Lo itu apa-apaan sih Gav!"

"Gue cuman ngasih dia pelajaran Freya! Brani beraninya dia peluk pacar—"

"Emang kenapa kalau dia peluk gue waktu gue lagi sedih? Salah?"

"Tapi Freya—"

"Lo tau dari awal kalau kita pacaran dalam keadaan gue masih mencintai Andreas dan lo harusnya juga tau resiko apa yang bakal lo hadapi!" Andreas yang mendengarnya cukup terhenyak.

"Terus sekarang mau kamu apa?" nada sura Gavin mulai melembut.

"Gue mau kita berakhir sampai sini, Gav." putus Freya.

"Kenapa?"

"Pertama karena gue gak cinta sama elo, yang kedua karena elo udah nyakitin andreas sampai dia babak belur begini!"

"Ok kita sampai sini, tapi kita belum berakhir Freya." setelah mengucapkan itu Gavin pergi.

Freya mencoba mengatur nafas dan emosinya. Gadis itu menyesali keputusannya menerima Gavin yang tidak dia cintai sehingga membuat keadaan menjadi rumit.

"Andreas, gue anterin lo ke klinik ya," ajak Freya.

Andreas tersenyum dengan manis kemudian menjawab," Iya, tapi gue gak bisa nyetir. Tangan gue sakit."

"Tenang kok gue yang nyetir."

Freya membantu Andreas yang masih terduduk di lantai dengan memegang kedua tangan cowok itu.

"Awhh." Andreas mengeluarkan ringisannya saat Freya menyenggol bagian tangannya yang masih terasa nyeri.

"Eh maaf, pelan-pelan aja."

Setelah membantu andreas memasuki mobil, Freya segera menuju ke klinik terdekat. Beruntung saat Freya sampai klinik, kliniknya tidak begitu ramai.

Gadis itu menunggu Andreas sampai selesai diobati.

"Frey," panggil Andreas.

"Eh, udah selesai?"

"Udah ayo pulang."

"Ternyata lukanya banyak banget, ya. Maafin Gavin ya, Ndre."

"Iya gak apa-apa kok, gue udah tau ini bakal terjadi kalau dia tau gue juga cinta sama cewek yang dia cintai."

"Hah?" untuk sejenak Freya merasa sedikit tidak paham.

"Lo keliatan bego banget kalau wajah lo gitu." Andreas mulai mentertawakan wajah bingung Freya yang terlihat imut baginya.

"Ishh apaan sih, gue gak paham!"

"Gue itu cinta sama elo, Freya."

"..."

"CINTA, cinta Frey. Gak paham!"

"Eh paham kok."

Andreas duduk di samping Freya sembari bertopang dagu.

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

"Hah? Apaan sih lu? Gak romantis banget. Mana ada orang nembak di klinik begini. Ga ada bunga, gak ada makan malam," omel Freya yang langsung dihadiahi cubitan mesra oleh Andreas.

"Ihhh, gemes deh sama pipi yang satu ini."

"Andreas sakit!!" terika Freya.

Bahkan mereka sekarang sudah menjadi tontonan para pengunjung klinik yang tidak terlalu banyak ini. Lumayan drama picisan gratis.

"Jadi, gimana?"

"Apanya?"

"Kamu mau kan jadi pacar aku?"

Freya tersenyum dengan pipinya yang bersemu merah. "Kalau gue bilang gak, gue bodoh karena gue udah lama nunggu semua ini tapi waktu udah gue dapetin malah gue tolak, ya kan?"

"Jadi?" Freya memutar bola matanya jengah.

"Ya jadi gue terima lah Andreasss!"

~∆∆∆~
Apa sudah saatnya aku bahagia?

•••

-TO BE CONTINUED-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top