Hyung Marah?
Dear hyung,
Aku bangun kesiangan hari ini. Kau pasti akan mengomel kalau tau aku begadang untuk menonton bola padahal harus berangkat kerja pagi-pagi sekali. Seharusnya kau yang bangunkan aku saat aku kesiangan, hyung. Hey! Tiba-tiba aku merindukan jeweranmu.
.
.
.
Belakangan, Taetae hyung sedikit diam. Itu aneh untuknya karena biasanya Taetae hyung sangat hyperaktif. Yoongi hyung pernah bilang kalau Taetae hyung itu seperti anak yang kelebihan energi, berbanding terbalik dengan dirinya yang mudah sekali lelah.
Hari ini aku tidak mendapati Taetae hyung di manapun setelah sarapan. Ini hari minggu jadi Taetae hyung dan hyung lainnya libur sekolah. Selesai sarapan kami bermain di halaman. Jimin hyung sempat mencarinya tadi tapi katanya Taetae hyung sedang di dapur bersama Bibi Chun dan tidak mau diajak main bersama.
Bermain tanpa Taetae hyung itu tidak enak. Seperti ada yang tidak lengkap. Bukan hanya Taetae hyung saja, tapi setiap kali bermain dan salah satu dari kami ada yang tidak ikut, rasanya tidak seru.
Diam-diam aku mengendap-endap masuk ke dalam rumah. Hoseok hyung dapat giliran berjaga sekarang dan aku memilih kabur ketimbang bersembunyi. Aku masuk ke dalam rumah untuk mencari Taetae hyung di dapur tetapi ternyata di sana hanya ada Bibi Chun. Ketika ku tanya, Bibi Chun bilang ia kira Taetae hyung sedang bermain bersama kami.
Aku putuskan untuk mencari hyung ke kamarnya. Dan benar dugaanku, dia ada di sana, duduk di bawah dengan Lion di pangkuannya. Dia sedang bermain sendiri bersama Lion.
Aku mengintip dari pintu, sengaja tidak langsung memanggilnya karena ingin mengejutkannya. Waktu aku menghitung mundur dalam hati untuk melompat masuk ke kamar, tiba-tiba Taetae hyung bicara sendiri,
"Lion, sejak Kook-ie datang para hyung jadi lebih memperhatikan dia. Taetae tidak marah, tapi Tae juga ingin disayang-sayang lagi. Tae ingin jadi maknae lagi. Tapi lion, Tae senang sekali karena Tae dipanggil hyung oleh Kook-ie."
"Sekarang Seokjin hyung tidak menepuk-nepuk pantat Tae lagi kalau Tae mau tidur. Yoongi hyung bahkan kemarin lupa membelikan Tae kue yang tidak pakai selai kacang. Tapi tidak apa-apa karena Kook-ie sangat menyukai selai kacang. Tae memberikan kue Tae pada Kook-ie. Kookie jadi makan kue sangat banyak. Tae senang kalau Kook-ie bisa cepat besar, hihihi..."
"Beberapa hari yang lalu juga Chim meninggalkan Tae di sekolah. Dia kira Tae sudah sampai di rumah duluan dan bermain bersama Kook-ie. Chim sangat suka bermain bersama Kook-ie sampai-sampai Tae ditinggal sendiri. Tae kesal sekali."
Aku tidak melakuakan apa-apa setelah itu. Hanya diam memandangi Taetae hyung dari tempatku. Lalu ketika ia akhirnya berdiri dan hampir berlari, ia menjerit kencang dan hampir terjungkal ketika menyadari keberadaanku.
"Sejak kapan kau ada di sana? Kenapa Kook-ie diam saja? Kenapa tidak panggil Taetae hyung? Hyung terkejut, tau." Taetae hyung mengelus dadanya, matanya merah berair seperti ingin menangis, sepertinya Tae hyung benar-benar terkejut.
"Taetae hyung tidak marah pada Kook-ie, kan?"
"Untuk apa Tae marah pada Kook-ie?"
"Karena maknae sekarang adalah Kook-ie."
"Memangnya kenapa? Tae bahkan lebih suka menjadi hyung untuk Kook-ie dari pada menjadi maknae."
Wajah Taetae hyung tampak bingung. Matanya membulat lucu sedangkan bibirnya menekuk ke bawah. Aku tidak tau harus apa. Sesaat aku dengar suara Hoseok hyung manggil namaku dari luar. Lalu ku dengar juga suara Namjoon hyung. Sepertinya hanya aku yang belum ditemukan.
Aku meraih tangan Taetae hyung. Aku ingin Taetae hyung tau kalau hyung yang lain tidak hanya perhatian padaku. Aku ingin hyungku tidak merasa tergeser karena keberadaanku.
"Kalau hyung memang benar-benar sungguh-sungguh tidak marah padaku, sekarang main bersama Kook-ie dan para hyung." Jurus andalan ku keluarkan. Mata bulat berbinar, pipi mengembung dan sedikit kedipan mata, sejauh ini tidak pernah ada yang berani menolak hal itu.
Tapi sepertinya aegyo ini sedikit tidak mempan untuk Taetae hyung. Buktinya hyungku yang satu ini hanya diam saja melihatku dengan wajah polosnya.
"Tunggu dulu, Kook-ie."
Tae hyung menyodorkan Lion padaku. Ia sengaja menarik salah satu kaki depan Lion. Aku dapat lihat di sana ada sobekan. Tidak besar tapi tidak bisa dikatakan kecil juga.
Oh, astaga! Aku ingat, semalam aku meminjam Lion dari Taetae hyung. Aku bermain kejar-kejaran dengan Hoseok hyung dan bonekanya tidak sengaja tersangkut di gagang pintu. Ku pikir semalam bonekanya tidak apa-apa. Seharusnya aku mengeceknya lebih teliti lagi.
"Ini Kook-ie yang melakukannya?" Taetae hyung bertanya padaku dan aku serasa ingin menangis saja.
"Hyung marah?" Aku bertanya takut-takut. Aku menunduk dalam dan air mataku benar-benar sudah membendung di pelupuk mata. Aku tidak ingin terlihat cengeng. Lagi pula memang ini murni kesalahanku. Aku harus bisa bertanggung jawab tetapi ternyata melakukannya tidak semudah memikirkannya. Dasar cemen.
"Hyung sedih." Ucap Tae hyung. Aku masih belum berani menatap hyungku,
"Hyung sedih karena Kook-ie tidak bilang pada hyung kalau Kook-ie sudah merusaknya." Lanjut Taetae hyung. Mendengar itu entah kenapa air mataku yang ku tahan mati-matian akhirnya tumpah. Aku bisa merasakan Taetae hyung yang berubah panik ketika aku mulai terisak.
"Hyung marah."
"Tidak-tidak..."
Taetae hyung bersimpuh di depanku. Ia menarik daguku dan mengusap air mataku dengan menggunakan bagian lengan bajunya yang panjang.
"Tidak apa-apa Kookie, hyung tidak marah padamu. Nanti biar hyung minta Bibi Chun untuk menjahitnya, ya."
Aku sedikit lega ketika Taetae hyung mengatakan itu padaku. Dia bahkan tersenyum sangat manis setelahnya. Taetae hyung sungguh orang yang sangat baik.
"Sekarang Kook-ie pergi main bersama hyung yang lain." Ujarnya sembari mendorongku pelan keluar kamar.
"Hyung ikut juga..."
Taetae hyung menggeleng, "Hyung mau menjahit ini dulu, baru nanti bermain bersama kalian."
Aku mengangguk tapi masih enggan beranjak meski suara yang memanggilku dari luar sana semakin keras terdengar. Aku perlu meminta maaf terlebih dahulu pada Taetae hyung.
"Hyung maafkan Kook-ie." Ucapku dengan ada penuh penyesalan. Lagi dan lagi Taetae hyung tersenyum padaku.
"Hyung tau Kook-ie tidak sengaja merusaknya, kan?"
Senyum Taetae hyung selalu sama. Sangat cantik seperti senyum Ibuku. Begitu cerah dan hangat. Aku sangat menyukainya. Ku harap, aku bisa melihatnya selama mungkin. Aku tidak ingin kehilangan senyum yang sama lagi.
.
.
.
Dear hyung,
Malam ini dingin sekali. Kuharap kau menggunakan selimutmu dengan baik karena aku tidak bisa membenarkan letak selimutmu selama kau tidur. Beberapa hari lagi aku akan dilantik. Apa kau akan datang? Tidak apa kalau hanya sebentar. Aku ingin melihatmu.
***
TBC.
.
.
.
Annyeong!!!
Cerita ini gak bakal panjang-panjang amat. Cuma yaa pelan-pelan saja, yaa.. ^_^
Untuk kalian yang sudah baca sampai sini... Trims... :) borahae he he hee..💜
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top