Chapter 3
Fandom: Kuroko no Basuke/Kuroko no Basket
Author: Fujiwara Kurosei
Summary: Kuroko yang tiba-tiba harus membantu hantu seorang wanita untuk mengungkapkan kematian sang hantu. Ditambah kejahilan sang hantu yang suka mengambil alih dirinya. Apakah reaksi GoM dan kagami melihat perubahan kuroko ? apakah GoM dan Kagami akan membantu kuroko dan hantu tersebut ?
Warning: (possibly) OOC, misteri, crossdress, Akakuro the first pair, GoM + Kagami x Kuroko.
Rate : T
Inspirated : 49 days ( hanya konsep merasuki 1 tubuh 2 jiwa yang saya ambil, selebihnya semua adalah karangan saya )
Disclaimer: Kuroko no Basuke/Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi. Cover ©. Tidak ada keuntungan materil yang diperoleh dari membuat ataupun mempublikasikan fanfiksi ini. Fanfiksi ini dibuat hanya berdasarkan tujuan kepuasan pribadi.
.
.
UNFORESEEN
.
.
Location : di dalam restaurant pukul 19:10
TIK TOK TIK TOK
Udara terasa sangat berat untuk menelan air ludahpun terasa sangat sulit bagi kuroko. Akashi tetap menatap kuroko dengan tajam, matanya menyiratkan butuhnya penjelasan. Dengan angkuh Akashi menopang dagunya dengan kedua tangannya di atas meja. Matanya tetap melihat ke arah kuroko, ia mulai menyeringai. Merasa senang dengan permainan yang ia buat. Kuroko membeku, keringat mulai mengucur, dengan sekuat tenaga wajah monoton tetap dipertahankan. Melihat suasana yang menyebalkan seperti ini akhirnya Yukina jengah juga, segera ia mengambil alih tubuh kuroko tanpa permisi. Kuroko shok dengan sedikit melebarkan kedua bola matanya. 'tenang-tenang aku akan membantumu kuroko-kun' Yukina berbisik pelan, kuroko mengangguk tanda setuju.
'yosh !!! berusahalah Yukina !!!' yukina menyemangati dirinya sendiri.
"Akashi-kun" kuroko memanggil lembut.
"hmm..." tetap menatap tajam kuroko.
"kenapa kau masih menatapku seperti itu ?"
"aku hanya butuh penjelasan, Tet-su-ya." Menyeringai lebar
Brrrr~ 'mama... demi apa Yukina gak kuat !!! serem banget ini !!! udah kek diintrogasi sama malaikat maut. Padahal yukina belom sempet diintrogasi sama malaikat yang asli. Kuatkan aku Tuhan~' (yukina berteriak ooc. Kuroko tertawa bahagia)
"oke, oke aku jelasin. Jadi, tadi aku makan gorengan trus bibirku jadi berminyak deh dan warna merahnya karena aku minum fanto, minuman yang merah warnanya tuh. yaudah jadinya gini deh." menatap datar Akashi dengan jantung yang terasa mau loncat keluar.
"gorengan ? makanan dari mana tuh ? fanto ? sejak kapan Tetsuya suka minuman selain vanilla milkshake ?" Akashi menatap kuroko makin tajam dan sambil menyipitkan mata.
............di sisi lain............
'Kuroko-kun !!! gantikan akuuuu !!! aku gak kuat !!!'
'maaf Yukina-san kau yang memulai kau yang mengakhiri'
'kuroko-kun'
'ya ?'
'ko, kata-katamu kek lagu dangdut?'
'o... biasa kebawa sama om-om jones tetangga sebelah yang nyetel dangdut mulu.'
'hoo, oke-oke.'
.........lanjut................
"hmm, gorengan itu dari Indonesia, tadi aku gak sengaja beli di toko yang jual makanan Indonesia. Soal fanto karena tadi aku iseng-iseng aja nyoba. Haha...." tertawa garing dengan wajah datar.
"Tetsuya, jujur atau mau ku beri-"
Klining~ (suara bel restaurant berbunyi, bertanda ada pelanggan datang)
"KUROKOCCI !!!!!!!!!!!" berlari ke arah kuroko.
"SHUT UP !!! BERISIK KISE !!!"
"dasar memalukan, nanodayo" tangan kanannya memegang wig wanita warna biru.
"nyam..nyam... nyam... kise-chin berisik."
Mereka berempat segera menghampiri kuroko dan Akashi. Baru saja sampai mereka langsung merinding berjamaah saat melihat aura mantan kaptennya benar-benar gelap, matanya menatap tajam mereka.
'oh, shit !!! ngapa nih orang !!!' mereka bertiga mengucapkan secara bersamaan kecuali murasakibara yang hanya memakan keripik kentangnya.
"BERANINYA KALIAN MEMOTONG PEMBICARAANKU !!! APALAGI DENGAN KEDATANGAN KALIAN YANG SANGAT TELAT INI !!!" Akashi mulai menyeringai iblis, sambil mulai mengeluarkan pusaka kesayangannya.
Hiiiii~ 'tasukete !!!' mereka berteriak berjamah, kuroko hanya memejamkan mata antara senang karena focus Akashi teralihkan dari gorengan tadi menjadi ketelatan teman-temannya, akan tetapi disisi lain ia kasihan karena teman-temannya yang menjadi tumbal. Tetapi, demi keselamatan pribadi dirinya dan yukina ia akhirnya merapalkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-temannya yang rela menjadi tumbal secara tidak sengaja.
"tenanglah Akashi... tadi di jalan macet jadinya kami sedikit telat." Sambil menaiki kaca matanya yang melorot terus.
"sejak kapan naik kereta itu macet SHIN-TA-ROU !!!"
"dasar midorima/kun/cchi/chin baka !!!" kuroko, aomine, kise dan murasakibara berteriak dalam hati.
"sudahlah Akashi-kun, yang pentingkan kita semua sudah berkumpul. Lebih baik kita pesan makanan." Kuroko sudah mengambil alih kembali.
"kau benar juga. Baiklah... hari ini kalian ku maafkan. Tapi lain kali tak ada toleransi."
"ha'i Akashi/kun/cchi/chin"
Akhirnya merekapun duduk di bangku dan segera memesan makanan. Akashi terdiam, ia masih bimbang dengan jawaban kuroko tentang gorengan dan fanto. Setaunya dia belum pernah bertemu restaurant Indonesia yang ada gorengannya di Jepang, terus juga fanto, sejak kapan kuroko suka minuman selain vanilla milkshake. Ia merasa kuroko sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi bukan Akashi namnya jika ia tidak bisa memecahkan teka-teki yang kuroko buat untuknya. Ia mulai menyeringai "tunggu saja tet-su-ya~".
Brrrr~ suhu udara tiba-tiba saja menurun.
Glek~
"gawat yukina-san"
"iy-iya kuroko-kun"
=o=
Akhirnya acara reuni dadakan itu selesai pada pukul 22:00 bertepatan dengan hampir tutupnya restaurant. Salahkan saja Akashi yang sejak tadi hanya diam tanpa kata. Barulah ketika jam 21:00 ia berbicara panjang lebar tentang acara liburan. Dikarenakan kereta untuk pergi ke Tokyo sudah tidak ada, akhirnya Akashi menawarkan semua anggota kisedai untuk bermalam di rumah utama Akashi Corp. Semua anggota kisedai setuju dengan tawaran Akashi. akhirnya tak butuh waktu lama pelayan Akashi tiba dengan menggunkan limousine hitam untuk menjemput mereka semua.
Sekitar pukul 22:30 sampailah mereka di rumah utama Akashi Corp. Pelayan Akashi segera mengantar semua anggota kisedai ke kamar masing-masing. Setelah sampai di kamar, kuroko pun segera mandi dan kemudian membaringkan tubuhnya.
"kuroko-kun..." tiba-tiba saja Yukina memanggil.
"ya, Yukina-san ?"
"bisakah kuroko-kun pergi mengelilingi rumah ini sebentar ?"
"hmm, untuk apa ?"
"tidak... aku hanya tertarik dengan rumah ini. Besar, indah, dan ornemennya seperti di rumahku dulu. Aku hanya rindu ingin melihat suasanan rumahku dulu." Suaranya terdengar semakin lirih.
"baiklah Yukina-san." Kuroko sedikit tersenyum, kemudian segera bangun dan keluar dari kamar.
Kuroko berjalan-jalan di sekitar lantai dua, sesekali mendekati jendela besar di rumah Akashi sambil melihat pemandangan malam di Kyoto. Taman bunga keluarga akashi memang indah dan sungguh terawat. Tanpa disadari Kuroko dan Yukina sama-sama tersenyum kagum. Kemudian kuroko berjalan kembali hingga hampir ke tangga utama untuk menuju ke lantai satu. Namun, tiba-tiba saja tubuhnya tak bisa bergerak. Ia merasa bahwa Yukina yang didalam tubuhnya mulai bergetar hebat.
"Yukina-san ada apa ?"
"ku-ku-kuroko-kun... aku mendengar suara yang sangat mirip dengan Yamamura."
"be-benarkah ?"
Tes... tiba-tiba saja air mata kuroko mulai menetes dan semakin lama semakin membasaki kedua pipinya. Iapun sedikit mengintip ke lantai dasar, ia terkejut dan shok dengan apa yang ia lihat. Kepala keluarga Akashi sedang mengantar Yamamura hingga ke depan pintu. Sayup-sayup kuroko mendengar tentang kerja sama bisnis yang akan dilakukan oleh Yamamura dan Akashi Corp. tak tega dengan kondisi Yukina, akhirnya kuroko segera bergegas menuju ke kamar dengan air mata yang masih terus mengalir hingga membuat kedua pipinya berwarna merah karena tangisan Yukina yang begitu memilukan. Ketika kuroko akan memutar knop pintu tiba-tiba saja terdengar suara dari arah belakangnya. Suara yang begitu ia kenal, suara baritone yang terkesan sadis namun menghangatkan.
"tetsuya, jika kau butuh bantuanku jangan sungkan untuk meminta dan menemuiku. Aku pasti membantumu." Akashi berbicara pelan namun tegas kemudian segera melangkah lagi sebelum kuroko berbalik ke arahnya.
"akashi-kun..." saat kuroko berbalik ia hanya melihat punggung bidang sang kapten yang berjalan dengan tegas menuju kamar sang kapten tentunya.
Mendengar perkataan Akashi, Yukina semakin menangis. Ia sungguh terharu atas apa yang akashi katakan untuk kuroko yang sebenarnya apa yang dilakukan kuroko adalah untuk dirinya. Kuroko menggigit sudut bibir kanannya, sambil menekan knop pintu dengan sedikit tekanan. Ia senang namun malu. Dan ia baru sadar bahwa dari tadi Akashi sedang memperhatikannya yang mungkin saja sedari tadi mengikuti kuroko dari awal ia ke luar kamar.
"tck... Akashi-kun... kau memang slalu menyebalkan.." kuroko sedikit tersenyum dan segera masuk ke dalam kamar.
Namun disisi lain, Akashi sedang duduk di meja kerjanya sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya. Tatapan matanya sungguh tajam, wajahnya serius, dan ia sedang berfikir tentang kejadian yang ia lihat tadi. Tetsuya menangis ketika melihat tamu ayahnya.
"tck... Tetsuya sebenarnya apa yang kau sembunyikan ?"
.
.
.
Continued
#maaf karena saya tidak pernah update. Di smt. Ini saya sangat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk menulis. Saya baru bisa melanjutkan karena sekarang sedang liburan smt. Saya mohon maaf kepada semua readers baik yang membaca unforeseen dan semua ceria saya. Karena saya tidak pernah update. Saya harap masih ada yang membaca cerita saya dan menyempatkan vomment ^^ arigatou gozaimasu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top