EPILOG
Hai, selamat siang
Puasanya lancar-lancar aja kan?
Alhamdulillah
Selamat membaca
Dan selama jatuh cinta :**
***
Biarlah bumi berotasi sebagaimana mestinya. Biarlah bulan berevolusi sebagai mana seharusnya. Bumi tak butuh bulan lain. Sebab satu bulan pun sudah cukup. Cukup satu bulan bersinar terang. Tak perlu purnama lain.
"Dia gak butuh bulan lain." Tulis Vero pada caption foto instagramnya. Foto yang ia ambil kemarin malam oleh Alvin saat mereka berdua menghabiskan quality time sebagai sepupu.
Saat ia hendak menuliskan kalimat lain, tangannya terhenti. Terkekeh geli membaca caption tersebut untuk kedua kalinya. Lantas tangannya bergerak menghapus semuanya. Diganti caption tersebut hanya dengan emot icon senyum. Konyol sekali jika sampai ia benar-benar memposting foto dengan caption seperti itu. Bisa-bisa ia jadi bahan tertawaan.
Pria itu kemudian menumpuk kedua tangannya di atas meja kemudian meletakan kepalanya di sana dengan mengarah ke samping. Vero diam seolah sedang tidur. Tanpa orang tahu bahwa saat ini matanya tak berhenti menatap gadis yang sedang berbicara dengan seorang pria dari kelas sebelah di luar kelas. Beruntung mereka berdiri di depan jendela sehingga ia bisa melihatnya dengan jelas.
Menghela napas.
Fay tidak butuh dua bulan. Cukup satu. Kai.
Vero menyadari sejak awal cara ia menunjukan rasa sukanya pada Fay salah. Berbeda dengan Kai yang justru bersikap manis, romantis, ia malah bersikap layaknya orang paling menyebalkan satu alam semesta. Fay bukan cewek seperti tokoh-tokoh novel yang sesekali ia baca yang pada akhirnya akan jatuh cinta pada pemuda menyebalkan. Dia seperti gadis biasa pada umumnya, menginginkan pria yang manis, romantis, perhatian. Sedangkan dirinya...
"Nih." Tiba-tiba saja seseorang meletakan coca-cola kalengan dingin di depan wajah Vero. Menghalangi pandangannya.
Dilihatnya Aruna berdiri sambil memakan camilan.
"Biar otak sama hati lo gak mendidih terus lihatin mereka." Cibiran yang terdengar serius itu entah kenapa malah membuat Vero tertawa kecil.
"Ini gak lo kocok dulu kan?" tanya Vero curiga. Takut Aruna berpikiran jahil sehingga saat ia membuka sodanya menyembur keluar menyerang wajahnya.
Aruna tertawa. "Sorry gue bukan orang julid kayak lo."
Menegakan tubuhnya lalu membuka coca-cola tersebut. "Makasih." Ucapnya sedetik sebelum meminumnya.
"Malam minggu kemana?"
Vero mengarahkan bola matanya ke atas, berpikir keras. "Kayaknya malem minggu kemaren gue di rumah aja deh."
"Ish." Dengusnya sambil mendorong Vero ke kursi sebelah supaya ia bisa duduk di kursi yang ia duduki. "Bukan yang kemaren, maksud gue malem minggu yang akan datang."
"Oh."
"Kemana?" tanya Aruna mengulang.
"Gak kemana-mana kayaknya. Kenapa?" Vero memicing penuh curiga. "Jangan bilang lo mau ngajak gue jalan."
"Kok tahu."
Jawaban spontan Aruna tersebut memuat Vero membelalak. "Demi apa lo ngajak gue jalan?"
Demi apapun, hal paling menggelikan hari ini atau mungkin beberapa hari ini setelah ia tidak bisa bebas lagi menjahili Fay adalah saat ini. Aruna, si protektiv, si judes, si galak, di jahat, mengajaknya jalan.
"Demi lo dan gue yang lagi sama-sama patah hati." Aruna kemudian menoleh ke luar jendela. Pada Kai dan Fay.
***
Alhamdulillah
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena saya berhasil menamatkan cerita ini dengan baik.
Btw, aku ada rencana buat sequel cerita ini wkwk kisah Vero sama Aruna
Tapi baru rencana, doakan semoga terealisasikan
Baca terus cerita aku yang judulnya Craziest Sweet Couple
Selamat jatuh cinta
Follow ig
Iistazkiati
_flowerflo
Salam hangat
140519
Iis Tazkiati N
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top