13
Selama minggu berikutnya, para pemberontak Tetap berusaha menemui raja. Namun tentu saja itu hal yang sulit. Sementara mereka putus asa mencari cara agar bisa menemui raja, Adelaide hanya bisa berbaring diam dalam tendanya. Berbaring setiap hari dalam kekhawatiran terhadap bayinya. Perutnya semakin membesar.
Suatu malam, ia memutuskan untuk pergi. Ia harus berbuat sesuatu. Adelaide bangun perlahan dan mengganti gaunnya. Ia berjalan pelan keluar tenda dan mendekati seekor kuda. Menaiki dengan perlahan dan mulai berjalan. Ia tahu resikonya sangat besar. Ia bisa kehilangan bayinya. Tapi ia tak bisa membayangkan jika sesuatu terjadi pada diri William. Kuda Adelaide melaju melewati hutan dan ia terus memegang perutnya, mengenyit menahan rasa sakit di bagian perut bawahnya.
Tak lama kemudian ia tiba di depan istana. Adelaide turun dari kuda. Berjalan mendekati pintu di mana seorang prajurit mengenalinya dan kaget melihat kedatangan dirinya.
"Yang mulia..."
"Biarkan aku masuk. Aku harus bicara dengan raja!"
"Ya, baik..."sahutnya seraya membuka pintu dan membiarkannya masuk. Lalu ia menyuruh prajurit lain untuk mengantarnya menemui raja.
------
Adelaide berdiri seraya menahan rasa sakit di sekujur badannya. Ia menggigit bibir untuk menahannya. Bertahan agar ia tidak menjerit kesakitan.
Lalu William masuk bersama beberapa pengawal. Ia membuka mulut hendak mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar dari mulutnya.
"Nah, di sini kau rupanya,"desis Eugene muncul dari belakang William. "Bagus, kini kau bisa mengakhiri pernikahan kalian, sekarang juga!"
"Kau membuka kedokmu sendiri!"sahut Adelaide. Lalu ia menatap William yang masih terdiam. "Yang Mulia, anda telah tinggal bersama dengan ular di istanamu. Aku tidak akan menjelaskan kenapa aku bisa menjadi dirinya, tapi aku akan katakan apa alasan ia kembali. Ia kembali dengan rencana yang sudah di susun rapi oleh orang tuanya!"
"Rencana apa?!"
"Dalam satu minggu, pasukan Skotlandia akan menyerang Irlandia. Mereka ingin memperluas wilayah mereka. Mereka ingin membunuhmu! Apa kau tidak bisa menyadarinya?! Mereka ingin kau mati!!"teriak Adelaide menahan rasa sakit. Rasa sakit yang tak tertahankan membuatnya menangis lalu pingsan tak sadarkan diri.
----
Adelaide membuka mata dan menyadari ia berada di dalam kamar William. Ia melihat seorang tabib berdiri di samping ranjangnya. "Apakah bayiku baik saja?"
"Ya, anda hampir saja kehilangannya. Anda harus banyak rehat.."
"Apa kau sudah mengatakan sesuatu mengenai bayi ini pada orang lain?"
"Tidak..."
"Kumohon jangan katakan..."
"Apa?! Tapi...aku tak mungkin berbohong pada raja..."
"Kumohon...."
Tabib menghela napas. "Baik, aku tak akan katakan. Tapi apa yang akan anda lakukan saat melahirkan nanti?"
"Aku akan pergi..."
"Aku akan jaga rahasiamu dengan syarat anda harus rehat selama satu minggu ini!"
"Apa?!"
"Bayi anda sangat lemah dan anda hampir kehilangannya. Setelah seminggu, aku akan membantu anda pergi."
"Terima kasih,"sahut Adelaide lega.
Pintu terbuka. William masuk sementara sang tabib keluar setelah menjelaskan kondisi Adelaide. Adelaide berbaring miring, berusaha menyembunyikan perut besarnya dari mata William
"Hai..."sapa William
"Apa maumu?"
"Katakan, mengapa kau membohongi aku?".
"Eugene memintaku menjadi dirinya dan berniat tidak akan kembali. Tapi ia mendengar rencana ayahnya dan betapa penting perannya hingga ia memutuskan untuk kembali."
"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"
"Para pemberontak yang memberitahu aku dan menyelamatkan aku dari penjara..."
"Apa? Penjara? Apa maksudmu?"
"Eugene mengirimku ke penjara."
"Apa?! Eugene?"
"Apakah ia tidak memberitahumu?"
"T...tidak. Ia bilang kau melarikan diri karena takut..."
"Kuduga, tidak hanya aku yang menjadi pembohong"
"Apakah semuanya selama ini hanya kebohongan?"tanya William dengan nada pedih.
"Semua itu sudah tak penting. Kau adalah raja. Dan aku hanyalah gadis desa biasa yang tak seharusnya bersamamu. Para pemberontak hanya ingin kedamaian. Selama ini bukan mereka yang menyerang desa. Tapi pasukan Skotlandia, untuk mengacaukan kita dari dalam sehingga mudah untuk di jatuhkan..."
"Adelaide, kumohon tatap aku,"pinta William. Tapi Adelaide hanya berbaring diam. William memanggilnya kembali dan tak ada reaksi hingga ia memutuskan untuk keluar. Berbagai pikiran berkecamuk dalam benak William. Segala kabar berita itu begitu mengejutkan dirinya. Dan ia merasa darahnya bergejolak ketika mengingat Eugene yang berbohong mengenai Adelaide.
William berjalan bersama seorang pengawal. Menuju kamar Eugene dan ia mengusir dirinya. Ia merasa tak percaya pada wanita itu. Bukan berarti ia percaya akan perkataan Adelaide. Ia masih merasa sakit hati akan kebohongan itu. Tapi di sisi lain ia tak ingin mengambil resiko atas diri Eugene.
Eugene menolak dan berteriak pada William. William mengancam dirinya masuk ke dalam penjara. Dan dengan terpaksa Eugene memutuskan untuk pergi membawa berbagai dendam dalam hatinya. Berniat akan membalasnya.
William berdiri seraya berpikir. Ia tak tahu haruskah mempercayai perkataan Adelaide mengenai serangan Skotlandia. Namun jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa kali ini Adelaide tidak bohong. Adelaide telah berani mengambil resiko untuk kembali kemari menemui dirinya. William menghadap pada prajuritnya dan memerintahkan untuk segera membentuk pasukan.
❤❤❤❤❤
To be continue...
Sebentar lagi akan tamat 😁✌
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top