02 : Ping
Kehadiran Elang kemarin di kelas membuat Alyssa menjadi lebih berhati-hati. Demi apapun, sebisa mungkin Alyssa tak ingin bertemu cowok itu. Padahal yang melihat kebersamaan singkat Alyssa dan Elang hanya Wahyu dan Robert, tapi pagi ini lagi-lagi Alyssa mendengar gunjang-ganjing gosip yang menuduhnya dan Elang melakukan tindakan senonoh di kelas, mengingat saat Wahyu dan Robert datang, Alyssa benar-benar hanya berdua dengan Elang, jarak yang dekat.
Kemarin adalah kali pertama Alyssa berbicara cukup panjang secara langsung dengan Elang, setelah cowok itu resmi berstatus sebagai pacar Alyssa─sejujurnya, Alyssa masih belum yakin akan status hubungannya dengan Elang. Sejak kejadian di lapangan, Alyssa benar-benar menjauhi Elang dan mengabaikan semua jenis interaksi antara dia dan Elang. Elang dan pusat perhatian seakan menyatu, Alyssa benci hal itu.
Beruntunglah hari ini adalah hari Jumat, hari terakhir bersekolah di minggu ini. Alyssa harap, Senin besok dia tak lagi mendapat tatapan aneh dan menjadi bahan perbincangan para penggosip meskipun, rasanya sulit untuk melepas semuanya. Tapi sungguh. Alyssa tak sengaja menerima Elang dan dia tak pernah menyangka dia bisa sebodoh itu dalam mengambil keputusan yang termasuk penting.
"Al, gak mau ikut? Kelas kita tanding sama kelas Elang. Bingung, kan, lo mau dukung siapa?"
Pikiran Alyssa buyar begitu mendengar suara itu. Teman sekelasnya yang lain, kali ini cewek dan yeah, bisa dikatakan dekat dengan Alyssa. Dekat, tapi belum bisa dikategorikan sebagai sahabat karena Alyssa tahu, temannya yang bernama Ina ini termasuk penggosip dan tak jarang ikut berbincang mengenai Alyssa kepada teman-teman penggosipnya.
Alyssa menghela napas. "Gue dukung kelas kita, lah."
Ina tersenyum mengejek. "Yakin? Mending ke luar, yuk. Nonton. Mumpung guru-guru lagi rapat. Udah lama juga gak lihat aksi Elang di lapangan sejak dia sibuk di OSIS." Ina mengajak Alyssa dan bohong jika Alyssa tak penasaran. Akhirnya, Alyssa mengiyakan ajakan Ina dan keduanya melangkah ke luar kelas, berhenti di balkon untuk menyaksikan pertandingan futsal antara kelas Elang dan kelas Alyssa.
Well, Elang berada di kelas XI IPS 1 yang hampir delapan puluh persen diisi oleh cowok-cowok populer di sekolah. Populer secara tampang, populer secara prestasi dan populer secara sensasi. Jika kau bertanya tentang Elang, dia populer karena tampang dan prestasi. Cowok itu jauh dari sensasi walau tak jarang sensasi datang untuk meminta di dekap oleh Elang.
Elang adalah salah satu atlit terbaik di sekolah. Hampir tiap ada perlombaan yang berbau olahraga, pasti Elang diturunkan sebagai peserta. Dia seperti menguasai semua jenis olahraga, mulai dari basket, futsal, lari, renang dan sebagainya. Tapi basket adalah yang paling membuat Elang terlihat berbeda ketika berada di lapangan. Alyssa ingat, saat ada pertandingan O2N antar kecamatan yang diadakan di sekolahnya, Elang turun sebagai ketua tim basket dan sukses membawa sekolah menjadi juara. Padahal, dia masih tergolong siswa baru yang seharusnya butuh waktu ekstra untuk beradaptasi.
Beberapa saat setelah O2N itu, gosip beredar dan terus beredar hingga akhirnya, menjadi fakta saat seorang peserta O2N bidang basket puteri yang berasal dari salah satu sekolah negeri terbaik di Jakarta Selatan yang bernama Daniza, tiba-tiba datang ke sekolah hanya untuk menemui Elang. Sekolah heboh karena kedatangan Daniza. Bagaimana tidak? Daniza cukup terkenal di kalangan pelajar Jakarta karena kecantikan dan prestasinya di olahraga basket. Konon, Daniza mendapat tawaran menjadi tim basket nasional puteri, tapi cewek itu menolak dan memilih untuk menjadi pelajar biasa saja. Daniza benar-benar cantik dan Elang berhasil membuat seluruh siswa se-Jakarta iri setelah mengumumkan status pacarannya dengan Daniza.
Status pacaran mereka benar-benar membuat heboh para siswa, apalagi Daniza yang cukup aktif dalam sosial media terlebih lagi twitter, sering memposting kebersamaannya dengan Elang. Bahkan mereka sempat menjadi pasangan kesukaan di tahun 2013. Namun sayang, hubungan mereka harus berakhir di awal tahun 2014 lalu dan keduanya bungkam akan alasan berakhirnya hubungan mereka. Di bulan Februari lalu, Daniza memposting foto bersama cowok lain yang sekarang sudah berstatus sebagai pacarnya.
Sejak putus dari Daniza, Elang jarang terlihat ikut dalam latihan tim basket. Cowok itu memang terpilih sebagai seksi olahraga di OSIS, tapi dia termasuk anggota OSIS yang sangat pasif. Dulu, dia terlihat tak niat masuk OSIS dan paling malas jika harus terlibat dengan organisasi itu. Tapi sejak putus, Elang malah memilih untuk dapat dilibatkan dalam setiap kegiatan OSIS sebagai anggota aktif. Puncaknya adalah akhir-akhir ini, beredar kabar jika Elang akan menjadi pengganti Ghani, ketua OSIS saat ini.
"SHOOT! YES, ELANG!"
Alyssa tersadar dari lamunannya saat mendengar teriakan heboh Ina yang berdiri di sampingnya. Alyssa dan Ina menonton pertandingan basket dari depan kelas mereka di lantai tiga bersama beberapa siswa lain yang juga malas turun ke bawah untuk melihat lebih dekat. Dari lantai tiga malah terlihat lebih baik. Terlihat lebih luas, sudut pandangnya.
Elang baru saja berhasil melakukan slam dunk kebanggaannya yang entah kapan terakhir kali dia pertunjukkan di depan banyak orang. Cowok itu hanya mengenakan kaus oblong hitam dengan celana abu-abu di bawah sana. Wajah putih pucatnya memerah karena panas matahari, ditambah peluh yang membasahi sekujur tubuhnya, tapi justru itu yang menjadi daya tarik tersendiri untuk Elang. Saat cowok itu melakukan high five di udara dan berhambur memeluk teman-temannya, ada barisan siswi yang berteriak histeris seperti tengah menonton konser boyband Korea yang sedang tren saat ini. Tak heran. Elang memang ditakdirkan untuk menjadi pusat perhatian, kan?
"Gue penasaran, Al. Gimana bisa Elang yang kalem, tiba-tiba nekat nembak lo di depan banyak orang? Sumpah, gue kaget. Gue gak pernah lihat lo interaksi sama Elang."
Alyssa tersenyum miring, matanya masih fokus menatap Elang yang lanjut bermain basket dengan lihai. "Jangankan lo, Na. Gue sendiri, pun, bingung. Bahkan gue gak pernah nyangka itu cowok kenal sama gue. Lo tahu sendiri seberapa populernya dia."
Ina menahan napas. "Lo cewek paling beruntung sedunia, sumpah."
Alyssa terkekeh kecil dan beralih menatap Ina. "Semoga aja. Tapi gue belum merasa sebagai cewek paling beruntung sedunia. Bahkan gue masih gak yakin gue sama Elang jadian."
"Elang itu sempurna banget, ya, Al. Harus dijaga baik-baik. Ganteng, tinggi, punya prestasi dan ibadahnya lumayan rajin dibanding cowok-cowok lain. Terus gak pernah tebar pesona, pesona-nya aja yang bandel dan selalu ke luar buat mikat para cewek. Sempurna banget, lah, dia."
Butuh waktu yang sangat lama untuk Alyssa mencerna kebenaran ucapan Ina tersebut sampai suara Ina terdengar lagi, kali ini memekik dan membuat Alyssa terkejut setengah mati.
"Astaghfirullah, Elang!"
Alyssa buru-buru menatap kembali ke lapangan dan melotot begitu mendapati Elang yang duduk di tengah lapangan, dikerumuni teman-temannya tengah memegangi lutut kanannya yang mengeluarkan darah segar. Alyssa panik sendiri dibuatnya dan salahkan keterlambatan Alyssa untuk bertindak karena baru saja dia ingin melaksanakan tugasnya sebagai anggota PMR, di bawah sana, anggota PMR lain sudah turun tangan membantu Elang mengobati luka di kakinya. Si anggota PMR, Irvina yang juga termasuk dalam grup para penggemar Elang.
🕛🕛🕛
Kaki gue luka, nih. Lo gimana, sih? PMR, tapi gak ngejalanin tugas dengan baik.
Alyssa menggeleng-gelengkan kepala baru membaca pesan yang Elang kirimkan via BBM itu sejak sekitar tiga puluh menit yang lalu. Cowok itu sekarang sedang berada di masjid, melaksanakan kewajiban untuk sholat Jumat ketika para siswi dibebaskan melakukan apapun. Siswi yang lain sibuk mencari makan di kantin, Alyssa memilih bertahan di kelas seraya membuka akun sosial medianya, seperti facebook dan twitter.
Baru membuka kembali dua akun itu, Alyssa sudah mendapati banyak pemberitahuan. Begitu meneliti lebih dalam, sumber pemberitahuan itu adalah Elang. Duh, Alyssa tak pernah menyangka jika Elang mengubah status hubungannya di facebook menjadi berpacaran dengan Alyssa. Cowok itu mengubah status hubungan dua hari lalu dan sudah mendapat dua ratus likes dan lima puluh enam komentar. Alyssa memutuskan untuk tidak membuka komentar posting-an itu. Hatinya pasti akan terluka, apalagi jika ada komentar negatif.
Semua seperti diluar kendali saat Alyssa terus memeriksa akun Elang, lebih rinci sampai Alyssa berhenti di posting-an Elang pada akhir tahun lalu. Cowok itu meng-upload foto bersama cewek cantik yang Alyssa kenali sebagai Daniza dengan caption: me and the most beautiful girl in the world. Sangat manis. Mereka benar-benar pasangan ideal dulu dan disayangkan untuk berakhir.
Begitu Alyssa lebih membaca posting-an sebelumnya, Alyssa dibuat iri seakan membayangkan menjadi Daniza. Sungguh, jika ada cowok paling romantis di dunia, sudah pasti Elang yang akan menang. Bagaimana cara Elang memperlakukan Daniza benar-benar membuat iri banyak cewek di luar sana. Sangat manis dan penuh kejutan.
"Al? Lo gak ke kantin?"
Alyssa tersentak mendengar suara itu. Kenapa, sih, orang suka muncul tiba-tiba dan menyapa Alyssa saat cewek itu sedang sibuk memikirkan sesuatu yang cukup penting untuknya? Alyssa benci ketika pikirannya harus diinterupsi karena Alyssa itu pelupa. Alyssa butuh waktu ekstra untuk mengingat sesuatu.
"Lo gak ke kantin?"
Alyssa balik bertanya saat sahabat dekatnya yang satu ini tiba-tiba duduk di samping Alyssa dengan dagu yang disandarkan pada permukaan meja. Yeslin Danaria mengerucutkan bibir sebelum memulai sesi curahan hatinya di setiap hari Jumat kepada satu-satunya Alyssa Pradipta Cempaka meskipun, Alyssa lebih menjadi pendengar daripada penasihat.
"Lo kesel gak, sih? Si Reza BBM-nya penuh sama cewek, Al! Kesel gue! Menel banget jadi cowok! Kurang bersyukur apa bisa dapetin cewek sesabar dan setabah gue?! Tampang biasa aja, tapi semua cewek dideketin! Kesel!"
Curahan hatinya sama seperti minggu sebelumnya. Masih tentang cowoknya yang masih sering tebar pesona pada cewek lain dan di depan mata Yeslin berselingkuh. Tapi Alyssa selalu heran karena tak lama kemudian, Yeslin baikan lagi dengan cowok bernama Reza itu. Seperti tak pernah belajar dari kesalahan. Bukankah itu bodoh?
Salah satu alasan Alyssa belum berniat sedikitpun menjalin hubungan dengan yang dinamakan cowok adalah yang satu itu. Di mata Alyssa, semua cowok itu sama. Seperti kucing yang sehabis makan ikan, tapi masih mau makan ikan yang lain. Cowok itu rakus dan tak pernah kenal akan kepuasan. Cowok itu bodoh dan menyebarkan kebodohan kepada cewek yang didekatinya. Kesimpulannya, menjalin hubungan itu sama saja dengan menjadikan diri sendiri sebagai orang paling bodoh. Seperti diperbudak oleh rasa.
"Lo sama Elang gimana, Al? Jadinya, gimana? Kalian berdua beneran jadian atau...dia cuma iseng waktu nembak lo?"
Alyssa menggeleng. "Gue gak mau bahas itu."
Yeslin mengerucutkan bibir. "Ah, elah. Cerita! Elang gimana? Kalian itu pacaran atau enggak, sih? Gue penasaran, Alyssa!"
"Gue gak tahu, Yeslin! Gue gak mau komentar dan gue gak mau tahu!"
"Lo gimana, sih? Kemarin, lo ngapain sama Elang di kelas berduaan? Lo gak tahu, ya, seberapa sujud syukurnya gue pas tahu lo akhirnya, mau deket sama cowok! Lo beruntung banget lagi cowok yang sekarang dekat sama lo itu cowok idaman sesekolah!"
"Gue males bahas itu, Yeslin."
Yeslin mendengus. "Oke, fine! Eh, tapi serius, ya. Gue gak tahu tentang hubungan lo sama Elang, lo mana mau terbuka sama gue tentang hal ini, tapi gue dukung lo move on, Al. Udah dua ribu empat belas. Berhenti mikirin hal-hal yang udah jadul banget dan udah selayaknya dimasukin ke museum."
Alyssa tersenyum tipis mendengar ucapan Yeslin. "Jangan dimasukin ke museum, terlalu bagus dan punya banyak kemungkinan buat diingat. Gue mau bakar aja, habis itu abunya gue buang ke laut. Biar hilang sekaligus."
Senyuman Yeslin mengembang. "That's my girl. Udah dapet Elang yang sempurna, ngapain lo mikirin cowok yang gak pantes banget dibandingin sama Elang. Udah lo sama Elang aja. Gue ikhlas, mengingat dulu gue pernah gabung ke Elang Fansclub."
Ah, Alyssa merasa beruntung mempunyai sahabat seperti Yeslin. Hanya karena di kelas Alyssa tidak mempunyai sahabat dekat, bukan berarti dia tidak memiliki sahabat dekat di luar kelas. Salah satunya adalah Yeslin yang duduk di kelas XI IPA 2. Sahabat Alyssa sejak SMP dan sejujurnya, ada seorang lagi. Tapi entahlah.
"Lo masih belum ngomong sama Laras?"
Satu nama dan sukses mengubah raut wajah ceria Yeslin menjadi tak terbaca. Yeslin diam sejenak sebelum menggelengkan kepala. "Belum. Gue udah mencoba bersikap normal, tapi dia masih begitu. Ya, udahlah. Gue gak mau peduli lagi sama dia."
Alyssa menundukkan kepala. "Sori, gara-gara gue kita jadi─," ucapan Alyssa tertahan kala Yeslin menepuk bahu cewek berponi rata itu.
Yeslin tersenyum lebar. "Bukannya gue udah bilang? Jangan ngehabisin waktu berharga lo buat nyesalin segala sesuatu yang udah terjadi dan gak akan bisa ditarik lagi."
Alyssa kembali mengangkat wajah dan tersenyum. "Gue pengen nangis, nih. Tiba-tiba lo kayak Mario Teguh ngomongnya."
Yeslin mengerucutkan bibir sebelum memiting Alyssa yang memohon ampun karena selain memiting, Yeslin menggelitiki Alyssa dan Alyssa mana tahan akan gelitikan.
Alyssa dan Yeslin melanjutkan girl's time mereka sampai bel tanda masuk kelas berbunyi dan Yeslin berpamitan menuju ke kelasnya. Tak lama setelah Yeslin pergi, teman-teman Alyssa yang lain masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi mereka masing-masing. Sebelum mulai membuka buku mata pelajaran selanjutnya, Alyssa memeriksa ponselnya dan mendapati pesan dari Elang di BBM, lagi.
Elang mengirimkan 15 ping kepada Alyssa sebelum mengirim pesan sesungguhnya yang terdiri dari pesan-pesan beruntut.
▪ Lo di mana?
▪ Gue ke kelas lo, ya?
▪ Lagi curhat sama teman, ya? Oke, deh. Lain waktu aja :)
▪ Sering-sering ketawa, dong, Al. Kan lebih cantik :)
▪ Eh, jangan, deh. Nanti banyak yang naksir, gue yang repot.
Alyssa tertawa kecil membaca pesan dari Elang itu, tanpa ada niatan untuk membalas dan di saat bersamaan, guru mata pelajaran selanjutnya datang dengan tampang menyeramkannya. Sama menyeramkan dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Kalkulus.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top