- 05 -

FREYA meremas ujung roknya tanpa sadar, meski ekspresinya tidak banyak berubah, isi kepalanya dipenuhi pertanyaan dan hatinya diselimuti kekhawatiran.

Jika Freya tidak menekan perasaan itu dengan kemampuannya, mungkin saat ini kakinya sudah lemas tidak kuat menahan beban tubuhnya, Kemudian ia akan terduduk di lantai menangis seperti anak anjing yang ketakutan.

Hujan asteroid saja sudah membawa banyak malapetaka, sekarang ditambah kemunculan monster? Freya mulai pesimis akan keadaan keluarganya, ia takut jika mereka terluka atau bahkan mati karena bencana ini.

Memikirkannya saja membuat Freya menahan napas sambil memejamkan matanya, ia belum siap menerima realita yang sekejam itu.

Sebelum Collin dan yang lainnya berbicara lagi, tiba-tiba insting Freya mengatakan adanya bahaya dari luar bandara, ia menengok ke luar kaca yang bolong, Collin dan kawan-kawan merasakan hal yang sama ikut menengok ke luar.

Dari kejauhan, terlihat bola-bola berwarna hitam, ukurannya sebesar kepala orang dewasa, meluncur seperti meriam dengan kecepatan tinggi ke arah bandara.

Tim patroli yang baru saja kembali spontan melompat menghindar, beberapa anak buah Collin juga berusaha lari. Teriakan dari para pengungsi terdengar putus asa, tetapi mereka tidak bisa apa-apa.

Freya, Collin, Vanessa, masih berdiri di tempat dengan ekspresi tertekan, mata mereka menatap tajam memancarkan kengerian, melihat bola-bola hitam itu menghantam bangunan.

Tetapi, bukannya menghancurkan bangunan, bola-bola itu malah menghantam barier transparan yang membuat serangannya sia-sia. Itu adalah barier buatan Freya, menggunakan talisman yang ditanam mengelilingi kamp.

Niat awal mereka sebenarnya untuk mencegah sembarang orang masuk, atau mencegah preman yang memanfaatkan kekacauan ini untuk menyerang mereka.

Siapa sangka talisman ini ampuh menahan serangan bombardir juga ... Freya menghela napas pendek, menatap orang-orang di sekitar yang merunduk ketakutan, setelah beberapa detik mereka sadar apa yang ditakutkan tidak terjadi.

"Se-serangan ini berasal dari monster itu!" Salah satu tim patroli berseru, ekspresinya menunjukkan kengerian.

Freya yang mendengar itu kembali menatap ke luar, terlihat parkiran bandara yang luas, dipenuhi mobil dan dibatasi pagar kawat, kondisinya penyok-penyok dengan kaca bolong, di balik pagar kawat terdapat jalan aspal yang memisahkan bandara dengan teluk.

Puluhan--atau ratusan makhluk berwujud humanoid melayang di atas teluk menuju bandara, tubuhnya cenderung feminim dan memiliki lekukan indah, dengan wajah tipis segitiga terbalik.

Warna kulitnya putih-keabuan, seperti warna batu yang dipahat menjadi patung cantik. Bagian putih matanya berwarna hitam, dengan iris rata-rata hijau atau kuning. Di samping kepalanya terdapat satu atau dua tanduk kecil yang mencuat ke atas.

Ma-makhluk apa itu? Alien yang disembunyikan oleh NASA dan lepas? O-oke itu absurd ....

Kalau saja warna kulit dan bola matanya normal--dan tanduknya dihilangkan, mungkin mereka akan mendapat gelar 100 wanita tercantik di dunia ... Benak Freya dipenuhi pikiran yang agak liar, berusaha mengalihkan kegelisahannya.

"Semua yang mendapat kekuatan untuk bertarung ikut aku, sisanya berlindung di sini dan jangan ke mana-mana!" Collin setelah jeda dua detik akhirnya memberi perintah sambil melangkah ke luar, anak buahnya segera mengikuti.

Freya tidak memiliki kemampuan untuk bertarung, tetapi tipe kekuatannya bisa menjadi peran pendukung, tanpa disuruh, Freya ikut berjalan di belakang yang lainnya.

"Aku akan menanamkan talisman di tubuh kalian sambil berjalan," jelasnya membuat Collin dan yang lain meliriknya, kemudian merespons dengan anggukan.

Freya menjulurkan kedua tangannya ke depan, jari telunjuk dan jempolnya membentuk segitiga, muncul cahaya hijau di tengah jarinya yang perlahan membentuk simbol sederhana, sebuah tanda tambah di dalam lingkaran.

Dengan bahasa yang asing di telinga manusia, Freya menggumamkan mantra yang memiliki makna : "Pilar Bintang!"

Sebuah gelombang ilusi berwarna hijau keluar dari tubuh Freya, menyebar lima sampai delapan meter ke sekitarnya, menjatuhkan semacam butiran salju putih dari langit-langit. Melihat pemandangan itu, mereka mendongak takjub, memberi sugesti kalau tubuh dan jiwanya baru saja disucikan.

Setelahnya, mereka semua terlihat lebih rileks dan percaya diri, Freya menghela napas lega, baru saja sukses menggunakan kemampuan pasifnya untuk memanipulasi perasaan mereka.

Freya dan yang lainnya berlari ke tengah parkiran, menyambut makhluk-makhluk yang baru saja mendarat di pinggir teluk. Bharzea maju paling depan, kulitnya mulus seperti porselen, berwarna kelabu, iris mata dan tanduknya kuning, sebelah tangannya yang lentik berkacak pinggang. Atmosfer yang dikeluarkannya dipenuhi tekanan, membuat oksigen terasa tipis.

"Sejak kapan makhluk seperti kalian bisa memiliki kekuatan?" Ekspresi arogan terpancar dari wajah cantiknya.

Freya dan yang lainnya sejenak linglung, berusaha memproses apa yang baru saja didengarnya. Mereka paham apa yang diucapkan Bharzea, tetapi, komunikasi ini berbeda jauh dari konsep yang mereka ketahui!

Bahkan hewan pun tidak ada yang bersuara seperti itu!

Seharusnya suara seperti ini dihasilkan oleh benda, bukan makhluk hidup!

Collin menggeleng, mengesampingkan keheranannya lalu bertanya, "Siapa kalian? Kenapa kalian menyerang kami?"

"Makhluk rendahan sepertimu tidak perlu tahu," Bharzea menaikkan sedikit dagunya menatap rendah Collin dan kawan-kawan, "kalian hanya memiliki dua pilihan; menjadi budak kami atau mati."

Absurd! Collin dan yang lainnya memasang ekspresi geram, mereka tidak terima kalau manusia direndahkan oleh makhluk yang tidak jelas asal-usulnya.

Melihat makhluk rendahan di hadapannya tidak menunjukkan tanda-tanda kooperatif, Bharzea berdecak. Dengan nada rendah ia memerintah, "Bunuh mereka semua!"

Mendengar hal itu, Collin ikut berseru, "Jangan biarkan makhluk-makhluk itu menyentuh bandara!"

Pemuda berambut hitam dengan bagian poni dicat merah menutupi sebelah matanya, tanpa ragu mengangkat tangan kirinya ke atas.

Membuat teluk yang semula tenang, tiba-tiba bergerak menimbulkan ombak besar. Dari dalamnya sebuah kepala muncul ke permukaan, menimbulkan beriak air dan tsunami kecil pada daratan di sekitarnya, bentuknya seperti bohlam dengan dua buah mata kecil di kanan dan kiri kepalanya, di sekelilingnya terdapat semacam tentakel yang mengikal ke atas sambil bergerak-gerak.

Itu adalah gurita raksasa yang dimanifestasikan dari air!

Freya menarik napas tertahan, mulutnya terbuka lebar, tanpa sadar mundur dua langkah menatap gurita di hadapannya. Ia memiliki sedikit fobia terhadap sesuatu yang berukuran besar, karena Freya kecil pernah dikejutkan oleh gajah yang lewat di tengah jalan saat dirinya berada di kebun binatang.

Waktu itu Freya masih seukuran kaki gajah, membuatnya sangat terintimidasi oleh perbedaan ukuran.

Gurita itu mulai menebas makhluk-makhluk yang ada di hadapannya, tentakelnya bergerak dalam kecepatan tinggi. Jika manusia biasa terkena tebasan itu, mereka akan berakhir seperti nyamuk yang ditepuk oleh dua tangan.

Di sisi lain, Freya melihat Vanessa sudah merubah bagian tubuh bawahnya menjadi tubuh ular berwarna putih, rambutnya tebal dengan kepala ular di ujungnya.

Ia bergerak cepat seperti reptil, melilit salah satu makhluk itu sampai susah bergerak. Matanya dan ular di kepalanya menatap intens sang musuh, dalam hitungan detik merubahnya menjadi batu. Selanjutnya, Vanessa menghancurkan batu itu dengan lilitannya.

Aku seperti tengah melihat Medusa ... Bulu kuduk Freya berdiri, memikirkan semengerikan apa Medusa yang asli kalau ada di dunia nyata. Mungkin tempat kekuasaannya akan menjadi museum yang dipenuhi koleksi batu manusia.

Collin juga berusaha mengeliminasi musuhnya satu per satu, benang merah transparannya memotong setiap bagian tubuh yang bisa dipotong, tipe kekuatannya sebenarnya lebih cocok untuk jebakan atau pembunuhan.

Dalam situasi saat ini, Freya melihat pasukan manusia lebih unggul daripada makhluk-makhluk itu. Tapi, mengapa rasanya seperti ada yang mengganjal ...?

Mata dan otak Freya mengatakan manusia lebih unggul, tetapi dari hatinya, dari sumber kekuatan misterius di tubuhnya, mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan pertempuran ini.

Detik berikutnya, Freya merasa dunianya menjadi kabur, semua orang di hadapannya tiba-tiba berhenti bergerak, pertempuran yang ia tonton menguap seperti debu yang ditiup angin. Membuat Freya sadar sepenuhnya, bahwa yang barusan itu hanya mimpi!

Dengan ekspresi horor Freya menatap sekitar, melihat Collin dan yang lainnya memasang wajah terkejut dan bingung seperti dirinya. Mereka semua mengalami mimpi yang sama!

Saat itulah Freya paham akan situasinya sekarang, saat ini instingnya terus-terusan berteriak bagaikan sebuah alarm, memperingati bahaya yang mengancam nyawanya beberapa menit ke depan.

❖◇❖◇◇❖◇❖◇◇❖◇❖◇◇❖◇❖

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top