- 02 -

SEHARUSNYA asteroid yang jatuh tidak akan sampai ke permukaan bumi, karena bumi memiliki pertahanan kuat bernama lapisan ozon, saat asteroid melewati lapisan ozon, secara otomatis ukurannya akan terkikis, menghasilkan pecahan kecil yang kita kenal sebagai meteorit.

Normalnya, asteroid akan habis sepenuhnya setelah melewati lapisan ozon, sedangkan meteoritnya akan terbakar sebelum sampai ke bumi, atau jatuh ke bumi tanpa terbakar dengan ukuran sekepal tangan.

Para ahli astronomi sudah mengkalkulasikan hal ini berulang kali, dan jawabannya tidak berubah, asteroid malam ini seharusnya tidak akan membahayakan bumi.

Tapi asteroid kali ini bukanlah batu angkasa biasa ... melainkan pesawat luar angkasa yang membawa alien di dalamnya!

Dengan kata lain, asteroid itu adalah UFO!

Setelah menunggu dua puluh empat jam, suhu udara kembali normal, abu ledakan yang seharusnya menutupi langit hilang sepenuhnya, digantikan matahari yang malu-malu mengintip di balik awan. Kota modern, Queen, New York, yang pernah berdiri dan dikenal namanya di seluruh dunia, kini rata dengan tanah.

Rachel menatap sekelilingnya tanpa ekspresi, kota ini benar-benar hancur ... berapa juta jiwa yang gugur di bawah kakiku?

Di kehidupan sebelumnya aku terlalu fokus untuk bertahan hidup ... aku tidak memerhatikan detail seperti ini ....

Rachel diam-diam menghela napas, berdiri dengan jarak tiga puluh meter dari asteroid. Tanah di depannya membentuk lubang sedalam dua ratus meter, meninggalkan bekas lelehan batu dan tanah gosong. Asteroid itu bergeming di dalam lubang, diameternya 100 meter, tidak berubah bahkan setelah melewati lapisan ozon.

Dari kehidupan sebelumnya, aku tahu kalau pesawat mereka memiliki kemampuan untuk menembus pertahanan sebuah planet, mereka adalah sekumpulan alien bernama Qhuts, semacam nama kelompok bajak laut luar angkasa yang suka menjarah planet lain, kali ini targetnya adalah planet bumi ....

Sebuah garis lurus tergambar di tengah-tengah asteroid, dengan suara mesin yang berdesing, pesawat angkasa itu terbelah menjadi dua. Di dalamnya terdapat benda bulat seperti bola berwarna putih, bagian tengah horizontalnya terbuat dari kaca.

Di balik kaca, Rachel bisa melihat berbagai macam makhluk dalam bola itu, kemudian, pintu bola yang menghadap ke arah Rachel terbuka dan mengeluarkan tangga, makhluk-makhluk di dalamnya bergerombol keluar.

Dalam asteroid ini, ada tiga jenis makhluk berbeda. Yang pertama wujudnya humanoid, dengan sayap serangga di punggungnya, tangannya berjumlah empat sampai delapan, dengan dua antena di kepala.

Yang kedua memiliki tubuh transparan, rambut--atau telinganya yang panjang bergerak seperti ombak. Yang ketiga wujudnya seperti anak kecil, dengan cincin emas melayang di belakang kepalanya seperti mahkota, pakaiannya menyerupai Dewa Yunani kuno, hanya dibalut kain selendang seadanya, telinganya runcing seperti elf.

Rachel mengangkat tangan kirinya ke arah langit, matanya menyala berwarna putih, dari telapaknya muncul percikan listrik yang membentuk energi dari bola cahaya, menimbulkan pusaran angin di sekitar. Rachel melepas energi itu dan menembakkannya ke langit, benang-benang listrik keluar dari tiang cahaya yang menembus awan, menyambar tanah di sekitar, pusaran angin yang semakin kuat ikut menerbangkan bebatuan kecil.

Semua makhluk luar angkasa itu mendongak ke atas, energi yang Rachel lepaskan melahirkan awan kelabu yang mulai tersebar menutupi seluruh langit. Cahaya matahari terhalang, digantikan dengan cahaya dari ombak petir yang bergemuruh.

"Sambutan yang sangat mewah."

Salah satu makhluk yang berwujud bocah laki-laki melayang ke depan, tersenyum lebar, rambutnya pirang dengan kulit seputih tulang, keningnya terpasang semacam bando emas dengan permata merah di bagian glabellanya, pergelangan tangan dan kakinya terpasang gelang emas, ia tidak memakai alas kaki.

Entah karena mereka memiliki teknologi canggih atau karena sihir, saat makhluk berwujud bocah itu berbicara, suaranya terdistorsi seperti radio susah sinyal, tetapi ucapannya otomatis diterjemahkan saat tiba ke telinga Rachel.

"Mau apa alien gelandangan sepertimu datang kemari?" tanya Rachel membalas senyuman makhluk itu, matanya sudah kembali menjadi normal.

"Dasar makhluk rendahan, berani-beraninya kau menghina, Tuan Zikeon!"

Makhluk dengan sayap serangga terbang di samping Zikeon, wajahnya yang seperti manusia menampilkan ekspresi geram. Tetapi, Zikeon mengangkat sebelah tangannya, mengisyaratkan anak buahnya untuk diam.

"Apa kau pelindung di planet ini?" tanya Zikeon, melipat kedua tangannya di depan dada.

"Bukan, aku hanya menginginkan sesuatu darimu." Heh heh, aku baru saja mati di tangan rajamu untuk melindungi planet ini ... "Mantan Pelindung Planet" terdengar lebih cocok untukku, Rachel tertawa hambar, menambahkan kalimat terakhir dalam hatinya.

"Menginginkan sesuatu dariku?" Zikeon mengerutkan dahi, "apa yang kau inginkan?"

"Kekuatanmu."

"Kekuatanku? Arogan sekali. Makhluk rendahan sepertimu tidak punya kesempatan untuk menang melawan kami para Qhuts."

"Mengapa kau sangat yakin? Biar kuberi tahu, makhluk di planet ini tidak selemah yang kau kira, Zikeon."

Dan pasukanmu hanyalah Qhuts paling lemah di antara Qhuts lainnya ... terlebih kekuatan Stellarku mampu bertarung satu lawan satu dan musuh dalam jumlah besar di saat bersamaan ....

Tepat setelah Rachel membereskan kalimatnya, dari awan kelabu yang menutup langit, petir yang besar menyambar pesawat luar angkasa Qhuts dan meledakkannya. Makhluk-makhluk itu terkejut menengok kebelakang, sebelum reaksi mereka habis, petir-petir lain ikut menyambar pasukan Qhuts yang berkerumun di lubang bekas asteroid jatuh.

Lima ... sepuluh ... dua puluh ....

Dalam waktu singkat pasukan Qhuts itu tumbang disambar petir, membuat yang lainnya terpecah belah karena panik, susah payah menghindari petir yang mematikan, membubarkan kerumunan.

Haha ... aku bisa menonton pertunjukan ini setiap hari ....

Zikeon melirik pasukannya, merasa pasukannya dipermainkan, ia menggertakkan gigi.

"Berani-beraninya kau makhluk rendahan--"

Ucapan Zikeon terputus saat menyadari Rachel menghilang dari tempatnya berdiri, ia menengok belakang, kanan, dan kiri berusaha mencari keberadaannya.

Di mana--

Zikeon kembali menghadap ke depan saat merasakan tangannya digenggam seseorang, ia melihat Rachel, dengan tubuh diselimuti aliran listrik, melayang--atau melompat, Zikeon tidak yakin--sejajar dengannya.

Dengan wajah datar Rachel membalas, "Seharusnya aku yang bilang begitu, berani-beraninya kalian para Qhuts datang ke bumi ...."

Bzzt!

Listrik di tangan Rachel bersinar terang, membuat Zikeon melebarkan matanya, sial! Ia ingin meledakkan--

Boom!

Darah terciprat ke wajah Rachel, membasahi lengannya. Tubuh Rachel yang berada di udara segera tertarik gravitasi bumi, mendarat dengan mulus di tengah-tengah sambaran petir yang tiada henti.

Tidak ada satu pun petir yang berani menyambarnya, karena mereka tahu kalau Rachel adalah tuannya.

Rachel mendongak, melihat Zikeon melayang dengan jarak delapan meter darinya, Zikeon memegangi sebelah tangannya yang buntung dan meneteskan darah.

"Apa yang kalian lakukan? Cepat serang dia!" Zikeon berseru murka, ia harus mengulur waktu untuk meregenerasi tangannya.

Para Qhuts yang berlarian di sekitar Rachel segera berhenti dan memasang posisi bertarung, yang memiliki sayap kupu-kupu menjulurkan kedua tangannya ke depan, di hadapannya muncul simbol segitiga rumit berwarna merah darah, dari simbol itu keluarlah jarum-jarum cahaya dengan kecepatan tinggi.

Yang tubuhnya transparan, memiliki kepala lonjong seperti rubah, bedanya yang ini tidak berbulu, telinganya panjang seperti belalai, dan kulitnya kebiruan terlihat licin, berlari ala ninja dengan dua kaki kanggurunya, Qhuts itu membuka mulut, lehernya mengembang setiap menembakkan bola-bola air beruntun seperti machine gun.

Rachel hendak melompat menghindar, tetapi kedua kakinya tidak bisa digerakkan, seakan ada lem yang merekatkannya ke tanah. Membuatnya menengok ke samping, Qhuts yang wujudnya seperti Zikeon nampak melayang satu meter di atas tanah, kedua kakinya bersila dengan kedua jempol dan telunjuknya membuat simbol segitiga di depan wajah.

Hebat, Rachel bergumam, Zikeon memang yang terlemah di antara anak buah Ka'maz lainnya, tetapi kerjasama pasukannya selalu membuatku takjub.

Sayangnya, lawan kalian adalah regresor ... aku sudah tahu segala hal yang kalian bisa ....

Bum!

Serangan dari dua Qhuts segera mengenai Rachel, ledakannya menghasilkan asap mengepul. Para Qhuts itu melihat ke arah asap dengan antisipasi. Tetapi, yang tersisa di baliknya hanyalah tanah yang hancur.

Tsk! Ke mana lagi dia menghilang? Zikeon merasa kesal karena lawannya ini merepotkan, bukankah seharusnya makhluk di planet ini lemah?

"Huft, nyaris saja kalian mengotori pakaianku."

Para Qhuts itu menengok ke asal suara, Rachel berdiri di tempat awal ia muncul, menepuk-nepuk jaketnya, terlihat baik-baik saja.

Di saat bersamaan, tiga Qhuts yang menyerangnya segera tersambar petir dan mati di tempat. Tanpa sadar, ribuan pasukan Zikeon kini hanya tersisa puluhan. Dan makhluk itu tidak memiliki kesempatan untuk bertindak, karena ia tidak bisa melakukan regenerasi sambil bertarung.

Zikeon menggertakkan gigi, urat-urat menonjol di pelipisnya. Ia tidak menerima bahwa makhluk rendahan di planet primitif ini bisa memojokkannya seperti ini.

Sedangkan Rachel yang melihat pemandangan itu tertawa sambil memegangi perutnya, pfft ... ahaha! Adegan ini persisi seperti di kehidupan sebelumnya, bedanya posisiku dan Zikeon ditukar.

❖◇❖◇◇❖◇❖◇◇❖◇❖◇◇❖◇❖

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top