◎ The Runaways [Nau2014] ◎

○ Judul : The Runaways
○ Penulis : Nau2014
○ Genre : Adventure
○ Chapter : 5 part+prologue+foreword (ongoing)

●●●●●

P A R T 1 : Aestethic thingy

- Cover : The Runaways! Covernya se-set dengan works Nau yang lain ya, jadinya bg kuning+someone in the front. Oke, gue gakenal itu siapa lol (itu yang ada di paper town bukan sih o.O), cuma kuanggap aja itu si Robert. Clean, simple. Cuma kalau gue belum baca isinya, kukira tinpik.

- Judul : Well, judulnya literally menggambarkan isinya. Short, to the point. Dua kata yang bisa dimaknai jadi banyak hal, cukup bikin penasaran, walau tadi w bilang, tadinya kukira tinpik tentang anak yang kabur apa gimana lol. Not quite intriguing for me, but let's give this a shot.

- Blurbs : Bisa dibilang, blurbsnya cukup meyakinkan gue! Singkat, jelas. Menggambarkan gimana cerita ini, tapi enggak terlalu spoiler. Dan kalimat terakhirnya itu bikin aku penasaran! Wkkw jadiiiii :

You got 65/100 points from me.

●●●●●

P A R T 2 : Intrinsik

Kebahasaan :

Gue suka gaya nulis Nau. Gimana ya, simple, langsung ke inti. Enggak banyak perumpamaan atau majas-majas, sehingga sekali baca langsung bikin gue ngerti. Dan adegan action emang cocok ditulis dengan gaya begini. Jadi kalimat yang dibaca langsung bisa mengerti dan fast-pace, enggak bikin pembaca ilang feel karena majas atau ungkapan yang puitis (I'm not saying banyak majas dan ungkapan jelek, but ada konteksnya beda. I don't think adventure pake banyak majas itu cocok wkw).

Penggambaran latar, aksi, ekspresi kmu udag baguss. Aku bisa bayangin semua, porsi show dan tell seimbang, dialog dan narasi seimbang. Aku bisa ngikutin, aku ngerasain deg-degannya dikejar Deadpool kuning dan ketawa-ketawa dikit saat baca debat-debat kecil yang konyol wkw.

However, di part pertama, banyak banget kalimat tunggal yang sebenernya bisa dijadiin majemuk dengan kalimat setelah maupun sebelumnya. Menurutku berturut-turut baca kalimat tunggal itu enggak nyaman, karena ... kenapa ya. Selain kurang efektif, kalimatnya terasa kurang nyatu buatku. Lalu penggunaan kata ganti '-nya' masih belum efektif di bagian prolog. Berikut ini excerpt singkat dari paragraf pertama yang gua baca :

Seperti yang gue garis-garisin itu, dalam satu paragraf yang isinya lima kalimat, ada lima kata yang pakai -nya. Bisa dipangkas sebenernya. Karena lumayan ganggu lihat kata yang berulang.

Misalkan ya :

Setelah menyelipkan pensil dan menyibakkan rambut cokelatnya, pemuda itu duduk berlipat tangan di depan jendela. Di sekelilingnya, banyak buku dan coretan yang terhampar, terabaikan, terutama karena pemilik ruangan malah sibuk memandang kota yang mulai meredup di malam hari.

Eh enggak harus seperti itu sih. Itu gaya menulisku, kayaknya enggak pas ya kalau dimasukin ke gayanya Nau. Intinya, menurutku struktur kalimat bisa dimainin lagi, terus bisa disatu-satuin biar hemat dan lebih nyatu.

Oh ya, itu 'memandang pemandangan' sounds quite wrong for me ><

Dan, itu dia! Mungkin bisa diperkaya lagi diksinya (walau sebenernya diksi Nau udah bagus sih), maksud aku lebih ke variasi katanya. Kayak 'memandang pemandangan' tadi, terus ini (foto di bawah), menyala dan menyala-nyala. Mungkin menyala-nyala bisa diganti berkelip-kelip, atau berkedip-kedip. Oke u kno what I mean.

Dan sepertinya, ada beberapa kalimat yang aku enggak ngerti. Misalnya ini :

Yang dibicarakan pistol, tapi nyambungnya ke pengelihatan malam hari? Mungkin rear view untuk bidiknya apa bagaimana? Atau aku yang enggak nangkep maksudnya?

-----

- Dialog : Good, menurutku. Cukup natural dan sangat ala terjemahan (#SquadNulisAlaTerjemahanDiSini). Banyak err, ungkapan khas barat, dan gaya aku-kau emang pas. Kamu udah konsisten juga, jadi narasinya selaras sama dialognya.

Btw, ada sedikit komentar dariku. Di beberapa bagian yang seorang tokoh kelepasan, terus reaksi dia buat nutupinnya sangat ... mencurigakan. Mungkin cluenya, cuma rasanya jadi kamu sengaja 'menyorot' bagian kelepasan itu terang-terangan dan kayak "ini penting loh! Kalian enggak boleh nggak notice ini!" Oke, gue lebay. But seriously.

(Ps : kalau kelepasan itu ternyata enggak berefek ke plot nantinya, I wanna straggle you, Nau *disepak*)

-----

Grammatical :

Tanda baca dasar udah bagus, tahu penggunaan titik, koma, dan sebagainya dengan pas. Kalau dibaca sekilas, mungkin enggak mengganggu. Cuma kalau dicermati, baru kelihatan. Menurut gue, dialog tag masih salah. Kalimat langsung yang dibelakangnya diikuti dialog tag (kayak : ujar, ucap, teriak, pokoknya kata yang menjelaskan kalau kalimat tersebut dikatakan) itu pakai koma. Misalkan seperti ini :

"Iya, contohnya seperti ini," ucapku dengan senyum lebar. Tanganku menunjuk ke arah kalimat tadi. (Dialog tag, pakai koma akhir kalimat)

Di sisi lain, dia mengerutkan kening bingung, sebelum membalas, "Maksudmu?"

"Begini." Dengan sabar, aku kembali menjelaskan bagian tadi. (Bukan dialog tag, kalimat langsung diakhiri titik).

Terus nemu satu typo, dan nemu beberapa kata yang salah penggunaan imbuhannya (kayak mengkilap→harusnya mengilap), dsb.

Overall, Sampai bab tiga, kesalahan tanda baca dan EBI-nya cuma itu aja. Good.

-----

Plot :

- Plot : Jalan ceritanya menurut aku seru sih. Pace penceritaannya gercep, tapi enggak lompat-lompat. Dari bab prolog, udah ngasih gambaran masalah yang bakal dihadapin Robert ini apa. Progresnya cepet (atau babnya panjang-panjang lol), kukira aku udah baca tiga chap, taunya ternyata baru prolog+ satu setengah bab *tepok jidat* tapi kusuka semua adegan disusun rapi, enggak muter-muter.

Ide ceritanya aku suka. Enggak mainstream, cuma mainstream /? Maksudku bukan sebuah ide yang bener-bener baru dan asing, tapi enggak sepenuhnya mengikuti arus trend kayak yang banyak di tinpik atau romens (no offense guys)

Well, ini fiksi, jadi aku enggak terlalu bisa komenin mengenai bagian logika, fakta, dan riset. Segala mungkin-mungkin aja di sebuah fiksi, asalkan masih masuk akal.

But karena gue baru-baru ini research mengenai beberapa hal buat TTTM, mari kita bahas sekalian. Sebelum masuk ke pokok masalah, mari kita liat ilustrasi dari gue :

(Bisa dizoom ya .-.)

Oke. Latar tempat (yang pertama) di cerita ini adalah Boston, Massachusetts. Pertama yang ganggu gue itu adalah soal pistol hadiah ulang tahun Robert yang ke-15. Like, beberapa states memang memperbolehkan untuk bawa senjata api buat self-defense, sejauh yang kutahu. Buuuuut, di beberapa states lainnya termasuk NY dan Massachusetts enggak mudah kasih permit untuk bawa dan memiliki senjata. And Robert masih 15, masih di bawah umur legal. So I think ... he owns a gun illegally?

Untung si Robert mentalist, at least dia enggak perlu make itu pistol dulu lol.

Do more research. It helps. Kenapa riset itu penting?


HEHEHE. Menurut gue sendiri, tulisan itu jangan sampai menyesatkan. Pembaca wattpad itu rata2 masih dedek-dedek emesh, dan enggak semuanya bisa bedain fiksi sama dunia nyata.

Novel itu cukup powerful sebagai sarana informasi. Info-info kecil yang suka diselipin, trivia-trivia, dan hal-hal seperti itu lebih membekas hasil baca novel dibandingkan kalau baca artikel. Jadi menurutkuuu, ya at least, maksimalkan riset wkw. Riset is fun yey!

Oke, mari kita move-on. Terus gue cukup bingung kenapa Ben dan Andy ikutan perjalanan Robert itu. Soalnya si dua orang itu emang nganterin Robert ke Oliver, cuma kumasih tak mengerti di bagian mana mereka setuju ikut perjalanan itu. Well, damn me.

-----

Karakterisasi :

→ Robert : Well, meet our main chara *clap clap clap*. Menurutku si Robert ini masih muda, tapi scarily lebih dewasa daripada Ben dan Andy. Tipe2 pendiam dan cerdas, sepertinya. Di bab awal, cara pikirnya masih terkesan wajar buat anak seumurannya, cuma makin ke sini kayak apa ya, seperti tiba-tiba jadi dewasa dalam waktu kurang dari semalam /?. Kalau gue jadi dia, gua kayaknya mah udah panik-panik gajelas hahah.

→ Ben dan Andy : dua orang yang kelakuannya kayaknya agak dumb dan kekanakan, cuma bisa cerdas juga di saat tertentu. No comment. Debat-debat kecil mereka quite refreshing, walau kadang agak slapstick. Quite mysterious pokoknya mereka beberapa kali kelepasan, bikin w sedikit curious mengenai apa yang mereka tau.

→ Oliver dan Will : Anehnya gue mikir mereka kayak pasangan Ben-Andy versi lebih pinternya wkw. Belum terlalu jelas sifatnya gimana mungkin, jadi gue enggak bisa komen banyak.

→ Gerombolan anak-anak yang lain : yah, gue baru baca excerpt-excerpt memgenai apa yang terjadi dg anak-anak lainnya, jadi no comment.

You got 75/100 from me.

●●●●●

Bahan improvement :

- kalimat efektif! Kamu udah luwes menggunakan kalimat, namun kadang masih kurang efektif. Mungkin kalau revisi nanti (I saw you're going to doing that after finished it) mungkin bisa dipangkas kalimat-kalimat enggak efektifnya.
- Dialog tag
- Jangan banyak pengulangan kata yang sama (masuk ke efektif juga sih)
- Do more research! It helps.
- Apdet oy wkwkw

Kapan gue berhenti baca :

Gue baca prolog, bab satu, sama tiga perempat bab dua, sepertinya. Gua tertarik buat beresinnya, cuma kayaknya musti ngumpulin niat dulu ya karena panjang2 dan padet banget per-babnya ;-;
















































65+75 = 140/2 =70

SOOOOO CONGRATULATION! You got 70 out of 100! Jangan patah semangat! Cerita kamu itu potensinya besar kalau dimaksimalkan. Semoga review ini bisa membantu yaaa!

Salam,

- Ree
(Diketik tanggal 8 April 2017)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top