girl across the street
Musim hujan datang, jalanan basah meninggalkan becek di mana-mana. Hawa dingin kerap kali membuat orang malas bepergian dan hanya ingin berdiam diri di dalam rumah. Tentunya merepotkan kala lupa membawa payung atau jas hujan. Diri akan basah dan membuat antibodi melemah yang membuat seseorang jatuh sakit.
Seorang pemuda dengan helaian rambut cokelat sedang menikmati hari hujan di sebuah kafe yang terletak tepat di pinggir jalan. Hal ini tentu membuatnya melihat dengan jelas apa yang terjadi di jalanan. Nampaknya, earphone yang tersumpal di telinga dengan volume besar kurang ampuh untuk meredam suara gemuruh hujan yang datang beramai-ramai. Pemuda itu nampak tak mempedulikan suasana luar dan tetap terfokus pada laptop di hadapannya.
Kepulan uap dari cangkir berisi kopi di atas meja telah berkurang, kopi itu mendingin mengikuti temperatur ruangan. Pemuda itu memakai jaket hoodie yang membuat tubuhnya tetap terjaga hangat, sesekali ia menyesap minumannya lalu melanjutkan lagi pekerjaannya.
Lelah dan pegal, setelah berkutat cukup lama, pemuda itu merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Ekor matanya tak sengaja menangkap presensi seorang gadis yang berdiri tepat di trotoar seberang jalan. Di bawah guyuran hujan deras, tak mengenakan apapun sebagai pelindung kecuali baju basah yang melekat di tubuh mungilnya. Seolah sengaja mengundang air untuk membasahi tubuhnya. Tatapan matanya kosong, memandangi jalan raya yang sedikit dilalui kendaraan dengan sedikit menunduk.
Sedikit prihatin, remaja berambut cokelat bernama Oikawa Tooru itu berpikir, mungkin saja gadis itu kabur dari rumah karena masalah keluarga atau sehabis putus dari sang kekasih. Mungkin saja, tapi Oikawa tak tahu. Dia bukan seorang cenayang atau seorang peramal, tentu saja. Ia hanya seorang mahasiswa yang sedang disibukkan dengan tumpukkan tugas yang sedikit demi sedikit menjadi bukit. Mungkin, lembaran tugasnya bisa ia jadikan pondasi rumah saking banyaknya.
Oikawa memijit pelipisnya pelan, lalu mengambil cangkir berisi kopi dan meminumnya lagi. Dua teguk, lalu kopi itu habis. Ia berdecak, perasaan, dia baru saja memesan kopi itu lima belas menit lalu namun sekarang sudah habis. Kerongkongannya merasa haus dan ingin terus menerus minum. Kebalikan dari kebanyakan orang yang jarang mengkonsumsi cairan saat hujan dan suasana dingin. Ya, Oikawa memang berbeda. Tak mau kena dehidrasi, katanya saat juniornya, Kageyama Tobio bertanya.
Lagi pula, minum minuman hangat itu juga berefek bagi tubuh. Baiklah, sepertinya setelah ini ia harus mengeluarkan beberapa lembar uang lagi untuk memesan minuman hangat. Ayolah, minum ice blend bukanlah opsi yang bagus di cuaca dingin seperti ini. Mungkin, ia akan memesan cokelat hangat, teh dengan varian jenis seperti thai tea dan green tea, atau apapun selain kopi. Terlalu banyak mengkonsumsi kafein tidak baik untuk tubuh. Lalu, kau sebut apa kandungan dalam teh itu? Air kencing? Baiklah, lupakan pemikiran konyol itu.
Kali ini, Oikawa membalikkan tubuhnya untuk melihat pemandangan jalan. Matanya menjadi perih karena terlalu lama berkutat dengan laptop dan sinar radiasinya, walau ia telah memakai kacamata anti radiasi. Gadis itu masih belum beranjak dari tempatnya. Cukup lama Oikawa memandanginya, sampai ia melihat gadis itu mendongakkan kepalanya yang tadi tertunduk.
Balik menatap lurus mata Oikawa yang terpaku melihatnya.[]
TBC
Hm hm hm, yang satu belum tamat dah main buat work baru aja kamu ya.
Give your vote and comment~
Lanjut atau enggak?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top