Chapter 7

Y/n: Your name
L/n: Last name
H/c: Hair color
E/c: Eyes color

Akan ditmbahkan sesuai berjalannya crita!

Reader's POV

"HUH?! KENAPA KAKAK MENGGENDONG KOUHA-- MAKSUDKU PEREMPUAN ITU?! TURUNKAN CEPAT! INGET DI RUMAH ADA ANAK YANG YANG SEKARAT HAMPIR ME--!! POKOKNYA CEPET TURUNIN!"

Enkidu ungu --yang tak salah tadi dipanggil Kingu mendekati Enkidu lalu menggendongku. Aku melihat raut wajah Enkidu tradisional yang datar tanpa ekspresi.

"Kaki mu kenapa? Kok diikat ama sapu tangan kakak?!"

"Tadi dia terjatuh. Antarkan dia ke apotik terdekat lalu obati lukanya. Bawa uang kan?" tanya Enkidu tradisional.

"Enggak, minta uang kak."

Enkidu tradisional itu mengeluarkan dompetnya lalu memasukannya ke kantong celana Senpai.

"Aku akan kembali ke rumah sakit. Nanti kamu pulang saja, tak usah menyusulku. Hati-hati di jalan," ucapnya lalu berjalan meninggalkan aku dan Senpai --Enkidu ungu yang seharian ini ingin ku temui.

Aku tidak berani bersuara karena sepertinya suasananya sedang tidak cocok untuk bertanya sekarang. Senpai langsung berlari mendatangi apotik di sekitaran sini.

Setelah sampai dia langsung mendudukanku ke kursi lalu membeli kapas, alkohol, dan obat merah luka. Setelah selesai mrmbeli itu, Senpai menghampiriku dan berlutut di hadapanku.

"Akan terasa sakit, tahan sebentar," ucapnya.

Aku mengepal tanganku ketika Senpai membersihkan lukaku dengan alkohol lalu memberikan obat merah ke lututku. Seharusnya tadi aku lebih berhati-hati tapi aku sangat panik tadi.

"Terima kasih Senpai."

"Tak masalah. Lain kali hati-hati, jangan ceroboh! Sudah kelas 1 SMA tapi masih kaya anak SD!"

Senpai memukul pelan kepalaku. Wajahnya cemberut seperti biasa tapi aku dapat melihat tatapan khawatirnya.

"I-iya, baik! Maafkan aku!"

"Tak perlu minta maaf. Ayo sini aku antar pulang!"

Aku pelan-pelan berdiri dan berjalan, tentu dengan bantuan Senpai. Dia tadinya ingin menggendongku tapi tak mungkin kan aku di gendong oleh Senpai sampai ke rumah? Kasian dong dia.

"Jadi nama Senpai itu Kingu? Senpai sepertinya bukan orang Jepang ya? Namanya berbeda," tanyaku, membuka topik pembicaraan sambil berjalan pulang.

"Yep, akhirnya kau tahu namaku juga. Namaku adalah Kingu dan ... orang yang tadi itu yang ku panggil kakak adalah kembaranku. Namanya adalah Enkidu."

Aku berhenti sejenak. Enkidu? Jadi nama Enkidu tradisional itu memang Enkidu? Dia dan Enkidu pararel memiliki nama yang sama. Enkidu di dunia ini memiliki adik kembar --apakah artinya Enkidu pararel memiliki adik kembar yang bernama Kingu juga?

"Ada apa? Kok berhenti? Kakimu sakit? Mau ku gendong ga?"

"T-tidak, tidak apa-apa kok!"

Aku kembali berjalan. Aku masih penasaran tentang dunia pararel ini. Aku juga penasaran, apakah di dunia ini ada Gilgamesh? Jeanne? Mashu? Cu? Jalter? Bradamante? Astolfo?Romani? Merlin? Dan teman-temanku yang lainnya?

Apakah itu artinya Shamhat juga ada di dunia ini?

Kalau di dunia pararel ada, seharusnya di dunia ini mereka juga ada dong? Gilgamesh berkaitan dengan Enkidu jadi kalau ingin bertemu dengan Gilgamesh aku harus mendekati Enkidu dan Kingu.

Sepertinya takdir memang berpihak kepadaku karena aku dipertemukan dengan Kingu dan Enkidu. Itu artinya aku dapat bertemu dengan teman-temanku yang lain kan?

"Kok melamun?"

Senpai menggoyang tubuhku dan mengagetkanku.

"T-tidak, aku tidak apa-apa kok!"

"Huff ..., perhatikan jalan dong! Jangan malah melamun! Kau jadi mirip kakak deh! Belakangan ini dia sering melamun dan menyindiri!"

Melamun dan menyindiri? Kenapa? Apa ada masalah dengan Enkidu? Tadi juga dia hampir bunuh diri kan walau dia mengaku kalau dia tidak ingin bunuh diri?

"Apa aku boleh tahu apa yang terjadi dengan kakakmu? Tapi kalau tidak ingin diceritakan juga gapapa kok!"

Senpai berhenti sebentar lalu dia mengepal tangannya. 

"Kakakku sudah menikah. Dia menikah dengan orang yang dicintainya --kakak iparku yang bernama Shamhat."

Deg! Deg! Deg!

Shamhat ....? Di dunia ini, Enkidu dan Shamhat menikah?

Hatiku terasa sakit dan terbakar. Rasanya sangat sakit dan perih. Kalau begitu, aku dan Enkidu ... tidak bisa bersama ...? Apakah ... kami memang tidak di takdirkan bersama?

"Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang sudah berumur lima tahun. Tiga minggu yang lalu, kak Shamhat dan keponakanku di tabrak lari oleh mobil. Kak Shamhat langsung meninggal di tempat sedangkan keponakanku masih sekarat di rumah sakit. Makanya ...., kak Enkidu jadi ... suka melamun dan menyindiri.

Aku ingin menghiburnya tapi aku tak tahu harus bagaimana. Kami tak pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya jadi ... aku tak tahu harus bersikap seperti apa. Seharian ini kakak menghilang dan aku sudah mencarinya kemana-mana," jelas Senpai.

Oohh, makanya tadi Senpai tak ke perpustakaan.

Aneh, aku terbangun dari koma sekitar tiga minggu yang lalu. Sedangkan Shamhat di dunia ini di tabrak mobil tiga minggu yang lalu. Apakah kejadian ini berkaitan? Apakah di tabraknya Shamhat ada kaitannya denganku?

"Aku turut berduka dengan kematian kakak iparmu juga ... semoga keponakanmu cepat sembuh," ucapku.

"Terima kasih."


Tak terasa, kami sudah sampai di depan rumahku. Aku menghadap Senpai dan membungkukkan tubuhku, berterima kasih kepadanya.

"Terima kasih karena sudah mengantarkanku sampai ke rumah!"

"Tidak masalah, lain kali berhati-hatilah jangan sampai jatuh lagi! Aku tak bisa selalu berada di sisimu!"

"Baik! Ah-- Senpai, aku membuat ini untuk Senpai!"

Aku mengeluarkan sebuah kotak yang berisi cookies yang ku buat kemarin. Kotaknya masih bagus dan aku harap cookiesnya juga masih bagus.

"Memang tidak seberapa tapi aku harap Senpai mau menerimanya!"

Senpai melihat kotak itu dengan tatapan meremehkan seperti biasa tapi dia mengambil kotak cookies itu lalu memberikan seringaiannya untukku.

"Aku mengambil ini bukan karena aku mau tapi karena kau yang memaksaku! Aku tak akan membalasmu loh jadi jangan berharap kalau aku akan memberikan hadiah untukmu!" ucapnya dengan seringaian yang sangat angkuh.

Aku tertawa singkat, sudah terbiasa dengan sikapnya ini. Aku bahkan berpikir kalau Senpai sangat lucu.

"Iya Senpai! Senpai sudah menerima hadiahku saja sudah membuatku senang loh~!"

"!!!!!! H-hump!"

Senpai membalikkan tubuhnya, membelakangiku. Aku agak bingung tapi aku memilih untuk diam.

Ah, aku ingin meminta id massagenya, kira-kira apakah dia akan memberikannya kepadaku?

Coba saja deh!


"Senpai, apa aku boleh meminta id messagemu?"

"Id message? Tentu! Kingu23, profilnya yang gambar anjing husky ya!"

Aku mengambil ponselku lalu mencari idnya dan ketemu. Aku mengirimkan sebuah pesan "Hallo Senpai, ini aku!" kepadanya.

"Aku sudah mengirim pesan untuk Senpai, nanti di save ya idku!"

"Baik baik! Ayo cepat masuk, sudah malam!"

"Umu! Senpai hati-hati di jalan!"


Senpai melambaikan tangannya lalu berjalan menjauh hingga akhirnya dia tak terlihat lagi. Aku tersenyum lalu membuka pintu dan terkejut bukan main ketika melihat mama, kak Mamoru, dan Ryosuke sudah berdiri di depan pintu sambil senyam-senyum tak jelas.

"Pantes pulangnya lebih lama dari biasanya, rupanya pacaran toh~~" goda kak Mamoru.

"Apa ku bilang, pasti cookiesnya dikasih ke pacar. Dari gerak geriknya kelihatan," sambung Ryosuke.

"(Y/n), ntar kenalin ke mama ya? Sesekali ajak makan ke sini biar mama bisa tahu dia itu cowo yang bagaimana," sahut mama.

......

Auk ah gelap.

End of Reader's POV
.
.
.
.

Bonus:

*Brripp Brripp*

Suara hpku bunyi dan ada getaran juga yang bertanda ada pesan yang masuk. Pasti Yui kalau engga Ryosuke atau kak Mamoru yang menggodaku.

Aku meletakkan sisir di meja rias lalu mengambil ponselku. Aku membaca nama pengirim pesan dan tak percaya kalau Kingu Senpailah yang mengirim pesan untukku.

Cookiesnya lumayan, makasi
(︶︿︶)」

「Ehh? Senpai??
Makasi karena uda blang lumayan! Lain kali ku masak utk Senpai lagi ya!」

「Kau yang maksa loh! Bukan aku yang minta! (︶︿︶)」

「Iya Senpai!
Senpai mau dibuatin apa selain cookies?」

Um....
Bisa buat butter cake ga?」

「Butter cake?
Bisa kok bisa! Kapan Senpai maunya?」

「Hari Minggu ini.
Bisa?」

「Bisa bisa!
Serahkan semuanya kpdku!!」

「Kalau begitu hari Minggu kita ketemu di taman tadi ya.
Utk jamnya akan ku kabari lgi nanti.
Uda malam, tdur sana besok sekolah!
Oh iya, bsok aku ga ada di perpus.
Jdi klau mau cri aku lewat chat aja.
Aku blang gni bukan krna aku khawatir kau akan lama menungguku di perpus atau mau kau ngechat aku.
Uda tdur sana, selamat malam
(︶︿︶)」

「Baik Senpai! Terima kasih krna uda ksih tau!
Oyasumi Senpai!
Smoga Senpai mempunyai mimpi yg indah!(o^^o)♪」



Hehe, sepertinya Senpai itu ... tipe-tipe Tsundere deh! Lucu banget yawla!!


Author's Note

Double up yey

Lagi, semoga chapter ini ga membosankan 😂😂 jan lupa utk memberikan like, komen, dan juga memfollow akun ini! Trima kasih uda mampir!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top