Chapter 3
Y/n: Your name
L/n: Last name
H/c: Hair color
E/c: Eyes color
Akan ditmbahkan sesuai berjalannya crita!
Reader's POV
Wajahnya mirip dengan Enkidu --atau mungkin dia adalah Enkidu. Sosok ini menatapku dengan wajah tanpa ekspresi, dia memakai yukata putih dan haori.
"DIA BENAR-BENAR ENKIDU!"
"Nona?"
"Ah! I-iya?"
"Apa yang sedang kamu lakukan disini? Seharusnya kamu tak boleh berada disini," ucapnya pelan.
"A-aku ... tersesat ... Maafkan aku ..."
Ayeyeyeyeyeyeye, entah kenapa otakku tiba-tiba encer! Mantul!
"Kalau begitu, mari saya antar."
Dia memberikan sebuah senyuman tipis kepadaku lalu menunjukkan jalan keluarnya. Sewaktu berjalan, dia tidak mengatakan apa-apa.
Aku ingin mengajaknya bicara tapi tak tahu topik apa yang harus ku-- aku tahu!
"Tuan? Maaf tapi apa tuan tahu dimana letak rak buku sejarah? Aku berusaha mencari buku sejarah untuk melengkapi catatanku," tanyaku.
"Tentu. Buku sejarah apa yang ingin kamu cari?"
"Tentang perang dunia ke-2."
Tak ada pembicaraan lagi setelahnya. Entah mengapa aku merasakan deja vu.
Deja vu yang sangat kuat!
Tak salah waktu aku ke dunia pararel, sifat Enkidu yang disana sama dinginnya dengan Enkidu yang ada disini. Yah ..., aku tak tahu sih apalah sesosok yang ada di hadapanku ini namanya Enkidu tapi untuk sekarang aku akan memanggilnya Enkidu!
Setelah keluar dari lorong itu, Enkidu mengantarkanku ke rak buku sejarah yang tadi lalu mencari buku yang ku cari. Setelah beberapa menit, dia mengeluarkan sebuah buku tebal lalu menyerahkan buku itu kepadaku.
"Ini bukunya," ujarnya dengan senyuman tipis.
"Terima kasih banyak dan maafkan aku karena merepotkanmu!"
"Tidak masalah."
Aku menatap matanya. Sorot matanya agak kosong dan tatapannya juga tajam dan dingin. Walau mereka mirip tapi Enkidu yang ini terlihat lebih dingin dari Enkidu dari dunua pararel.
Sama ... namun berbeda.
"Kalau begitu saya permisi. Semoga buku ini bermanfaat untukmu," ucapnya lalu dia berjalan melewatiku.
Dia kembali masuk ke lorong gelap itu dan kembali menghilang.
Ah, mungkin tatapan tajam dan dinginnya itu ... Mungkinkah dia berpikir aku ingin mencuri di mansion ini? Tidak mungkin! Gini-gini tanganku ini tidak panjang!
Dengan cepat aku kembali ke meja besar itu. Disana terlihat Yui dengan ekspresi khawatir menungguku sambil melipat tangannya di depan dadanya.
Setelah melihatku, ekspresi khawatirnya berubah menjadi ekspresi kesal. Yui terus menyerangku dengan pertanyaan-pertanyaan. Mau tak mau aku harus menceritakan kejadian barusan.
Tapi tentu aku tak menceritakan tentang Enkidu di dunia pararel. Aku hanya bilang kalau aku melihat sosok yang ku kenal dan membuntutinya sampai akhirnya aku ketahuan lalu 'diusir' dengan cara yang halus.
Setelah mengerjakan pr dan catatan sejarah, aku dan Yui memutuskan untuk pulang. Hari juga sudah hampir gelap lalu mengunjung juga sudah jarang terlihat.
Aku dan Yui membereskan barang-barang kami lalu berjalan meninggalkan tempat ini. Sewaktu di taman, aku kembali menjumpai sosok yang mirip Enkidu.
Bedanya, jika tadi dia memakai yukata dan haori, sekarang dia mengenakan pakaian modern seperti biasa. Dia membelakangi kami, sedang memerhatikan bunga-bunga di taman itu.
Aku ingin menyapanya namun aku mengurung niatku.
- - - -
Setelah mandi, aku membaringkan tubuh lelahku di ranjang empuk kesayanganku. Walau tak seempuk ranjang yang ada di dunia pararel tapi ranjang ini cukup membuatku mengantuk.
Aku menutup mataku, ingin beristirahat sebentar sebelum makan malam.
.
.
.
"Hei! Bangun!"
...
"Ayo bangun!"
Siapa ...?
"Ayolah! Padahal sudah susah payah aku datang kesini tapi lu malah asik tidur! Bangun dulu oi!"
Siapa sih?
Aku membuka mataku perlahan lalu melihat ke sosok yang terus menggoyang tubuhku.
Seseorang yang mirip denganku --atau lebih tepatnya 'aku.
Refleks, aku bangkit berdiri lalu mencubit tanganku. Sakit, berarti aku tidak sedang bermimpi.
"Oi? Kok diem?" ucapnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku.
"KANZAKI (Y/N), KENAPA KAMU MASIH HIDUP-- TUNGGU, KENAPA KAMU ADA DISINI?!" teriakku panik.
"Owalah kok ngegas! Pelankan suaramu!" sambungnya sambil menutup telinga.
Ya, gimana ga ngegad yok?! Bagaimama bisa 'aku' berada disini? Di hadapanku?! Bukankah seharusnya dia sudah meninggal?
"Tarik nafas, buang. Tenangkan dirimh dulu!" intruksinya.
"Kamu kok bisa ada disini?" tanyaku yang masih tetap panik.
"Yaiyalah, wong jiwa kita uda nyatu. Gua ga akan bisa pergi sampai tujuan gua itu kecapai."
"Maksudnya?"
"Lu percaya ga kalau di dunia ini --di semesta ini tuh ada dunia pararel?"
"Percaya, gua uda pernah kesana."
"Si dunia pararel, ada kita yang lain contohnya gua ama lu. Di dunia lu, gua tuh lu yang ada di dunia pararel dan di dunia gua, lu tuh gua di dunia pararel. Di dunia gua ada Enkidu kan? Nah tujuan gua tuh gua pengen cari Enkidu di dunia ini," jelas 'aku'.
"Tadi siang kayanya gua ketemu ama Enkidu di dunia ini deh."
Aku mencaritakan kejadian tadi siang dimana aku bertemu dengan sesosok yang mirip Enkidu. 'Aku' tak terlihat terkejut sama sekali, dia tetap tenang seakan sudah tahu cerita yang ku ceritakan ini.
"Kayanya lu harus deketin dia deh," ujarnya.
"Loh gimana caranya? Kayanya benteng pertahanan diri dia kuat banget deh! Ga bisa di deketin!"
"Ada gua yang bantuin lu! Tenang ae! Mantan gangster nih!"
Ah benar, aku yang ada di dunia pararel kan punya banyak kekasih. Padahal suami yang dia punya baik banget tapi di sia-siain!
"Kalau gitu, gimana cara deketinnya?" tanyaku serius.
"Tiap hari datang ke perpustakaannya."
"Terus?"
"Tidur. YA BELAJAR DONG G*BL*G!"
"Asw! Ngegad bat mbak! Santuy lah!"
Tiap hari datang ke perpustakaan itu untuk belajar. Mana tahu dengan menjadi pengunjung tetap dan setia Enkidu yang ada di dunia ini tertarik kepadaku. Ini adalah rencana 'aku'.
Aku malas belajar, jujur. Aku malas sekolah tapi demi bisa dekat ama Enkidu gapapa lah ya. Anggap saja dengan rajin belajar nilaiku akan tinggi lalu aku bisa menjadi seperti kakak laki-laki yang paling disayang oleh papa.
Semoga saja berhasil!
End of Reader's POV
.
.
.
.
.
Author's Note
Double up wkwkwkwkwk.
Smoga utk ke depannya gada writer's block 😂😂😂
Jan lupa utk memberikan vote, komen, dan memfollow akun ini jika berkenan! Smoga chapter ini ga membosankan 😂😂 see ya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top