Chapter 1

Y/n: Your name
L/n: Last name
H/c: Hair color
E/c: Eyes color

Akan ditmbahkan sesuai berjalannya crita!

Reader's POV

Aku mengunyah pelan bubur yang ku makan. Hari ini mama memasak bubur ayam untukku. Semenjak tersadar dari koma, keadaanku semakin membaik walau nafsu makanku masih rendah.

Terkadang kepalaku akan sakit dan seketika ingatan-ingatan tentang aku yang berada di dunia pararel masuk ke kepalaku. Aku mengingat Enkidu, suamiku di dunia itu.

Kami meninggal akibat sebuah kecelakaan. Aku tak begitu ingat detailnya namun salah satu penyebab rasa sakit di kepalaku ya karena kecelakaan itu.

"Aku sudah tidak bisa makan lagi ma," ucapku pelan.

"(Y/n), kamu baru makan 3 suap loh! Ayo makan beberapa sendok lagi agar nanti bisa minum obat," jawab mama lembut lalu kembali menyuapiku.

Setelah itu, mama memberikan beberapa jenis obat dan segelas air hangat. Aku benci obat, sungguh. Tapi sebenci-bencinya aku dengan obat, aku lebih benci suntikan.

"Mama makan dulu sana, istirahat. Aku juga mau tidur sebentar ma."

Aku memberikan sebuah senyuman untuk mama. Mama tak menjawabku, dia hanya membalas senyumanku dan mengusap kepalaku lembut.

Nama asliku adalah (L/n) (Y/n) dan aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara --aku adalah satu-satunya anak perempuan di keluargaku.

Kami tinggal di desa yang cukup terkenal yaitu Chizuru. Walaupun namanya desa tapi keadaan desaku cukup terbilang maju walau tak semaju kota-kota besar seperti Tokyo. Desaku ini dekat dengan laut dan banyak juga tempat-tempat wisata jadi cukup banyak turis yang datang kesini.

Nama kakak laki-laki tertuaku adalah (L/n) Mamoru sedangkan nama adik laki-lakiku adalah (L/n) Ryosuke. Kami memiliki warna rambut dan warna mata yang sama yaitu (H/c) dan (E/c). Kami lebih mirip mama daripada papa hahahaha.

Mataku semakin lama semakin berat dan ku putuskan untuk beristirahat sebentar. Aku harap aku tak akan memimpikan yang aneh-aneh nanti.

- - -

"(Y/n)?"

Aku membuka mataku perlahan ketika merasakan ada seseorang yang menggoyang dan memanggilku. Mamoru dan Ryosuke rupanya, mereka datang menjengukku.

"Akhirnya bangun juga! Sudah jam 7 malam loh ini!" sahut Ryosuke.

"Kata dokter besok kau sudah boleh pulang dan besok aku akan menjemputmu," sambung Mamoru dengan senyuman di wajahnya.

"Tapi, bukannya Mamoru harus kerja besok?"

"Aku sudah minta izin kepada bosku jadi kau tenang saja. Lapar ga? Mau makan?"

"Aku ga lapar kok, makasi ya."

Kami bercerita, Mamoru menceritakan tentang keadaan keluargaku dan bagaimana aku bisa sampai koma. Aku tertabrak oleh mobil ketika aku sedang pulang sekolah dan orang-orang di sekitar langsung menolongku.

Pada saat yang sama, arwahku berpindah ke tubuh Kanzaki (Y/n), diriku yang ada di dunia pararel. 'Aku' yang ada disana entah bagaimana caranya menarik arwahku dan memasukanku ke dalam tubuhnya.

Kami memang jarang berinteraksi setelahnya. Dia pernah bilang kalau dia akan berada di tubuh itu dan akan tetap bersamaku. Aku juga bisa memanggilnya kalau perlu namun pada akhirnya aku tak pernah memanggilnya hingga keberadaannyapun dilupakan.

Namun, entah kenapa aku merasa pada saat kecelakaan di malam itu, aku merasakan kehadirannya. Dia memang ada dan tetap bersamaku bahkan di waktu-waktu terakhir.

Kami bisa selamat tapi kami memutuskan untuk menyerah. Luka kami memang tidak parah karena ada Enkidu yang menjadi benteng untuk kami, Enkidu merelakan nyawanya untuk kami.

Kami tahu kalau Enkidu tidak akan selamat dan ... kami dapat merasakannya. Maka dari itu, kami putuskan untuk menyusulnya.

Atau ... akulah yang bersikeras ingin tetap bersama dengan Enkidu dan menyusul Enkidu. Setelah itu, aku tak ingat apa-apa lagi selain kegelapan.

Aku seperti terjatuh ke jurang yang gelap, dingin, dan tak berujung hingga akhirnya aku melihat sebuah cahaya. Pada saat itu, aku terbangun dari komaku.

Rasa sakit di dada dan kepala menyerangku waktu itu. Aku menangis seperti orang gila karena menyadari kalau aku dan Enkidu sudah tak mungkin bisa bersama lagi.

"Aku merindukanmu, Enkidu. Aku ingin bertemu dengammu ..."

Padahal, aku baru saja ingin memulai semuanya. Aku baru saja ingin membuat Enkidu bahagia namun semua itu pada akhirnya tak bisa ku lakukan.

Bagaimana dengan Gilgamesh? Bagaimana dengan kawan-kawanku disana? Apakah mereka sehat-sehat saja? Bagaimana dengan mama, papa, ibu, dan ayah?

Bohong jika aku mengatakan aku tidak ingin kembali ke dunia itu dan mengulang semua kejadian di dunia itu. Aku ingin merangkul Enkidu dan membuat rasa takutnya kepadaku hilang.

Tapi, jika aku kembali ke dunia itu, itu artinya aku harus meninggalkan keluargaku di dunia ini. Tak masalah jika aku langsung lenyap bagaikan dimakan bumi tapi bukannya menghilang secara keseluruhan malah aku menjadi beban bagi keluargaku.

Pada akhirnya, rasa sakit ini harus ku tahan sendiri.

Esok paginya, aku sudah dapat keluar dari rumah sakit ini. Mamoru menjemputku menggunakan mobilnya. Ini mobil pribadinya, papa menghadiahkan mobil ini untuk Mamoru.

Mamoru adalah anak kesayangan papa. Tak heran, Mamoru adalah anak yang cerdas dan rajin. Di sekolah dia selalu mendapat juara kelas dan dia juga dapat menghasilkan uang yang banyak.

Dia membeli tanah untuk papa dan mama agar kami bisa menanam padi. Dia juga membeli tanah untuk ditanami oleh berbagai sayur agar bisa dijual. Siapapun yang menjadi istrinya, perempuan itu dijamin mempunyai hidup yang terjamin.

"Nanti waktu sudah sampai, kau langsung mandi ya trus istirahat. Jangan main-main karena kesehatanmu masih belum pulih," Mamoru menasehatiku dengan lembut.

"Baik, aku akan istirahat. Aku berencana minggu depan ingin kembali bersekolah."

"Kau yakin?"

"Yakin! Bosen kalau di rumah trus."

"Tumben, biasanya kau paling malas sekolah."

Benar sih, aku ga begitu suka dengan sekolah. Tapi kalau berdiam diri aja di rumah, kenangan-kenangan bersama Enkidu dan kawan-kawanku akan ku ingat kembali dan hal itu membuatku sedih.

"Aku akan menghubungi gurumu nanti. Lalu ... di desa ini ada perpustakaan yang lumayan besar dan lengkap. Usahakanlah untuk mengunjungi perpustakaan itu untuk mencari materi pelajaran yang tertinggal," ucap Mamoru lagi.

"Baik, aku mengerti."

"Anak baik. Setelah kepalamu terbentur kau jadi anak baik ya? Ada bagusnya juga kau ditabrak mobil," candanya yang membuat hatiku panas tapi aku memilih untuk tidak membalasnya.

Perpustakaan ya? Memang sejak dulu perpustakaan desa ini terkenal sih. Perpustakaan desa itu bangunannya bagus, seperti mansion di film-film barat. Mungkin aku harus mengunjunginya?

End of Reader's POV
.
.
.
.
Author's Note

Allo dan selamat datang di Under The Mistletoe Enkidu x Reader Fanfiction, sequel dari My Sweet Husband Enkidu x Reader Fanfiction!

Di crita kali ini mngkin thor akan buat lebih detailny tntng bbrp misteri (?) di buku pertama wkwkwkwk. Dn mngkin Kanzaki (Y/n) bkalan bnyak muncul juga wkwkwkw.  Smoga ga membosankan critanya :"")

Jan lupa utk memberikan vote,komen, dan memfollow akun ini jika berkenan! Arigatou~!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top