PEMBUKA

[Novelet ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, tapi tidak akan lebih dari 10 bagian. Novelet sendiri tidak sepanjang novel, lebih sedikit jumlah kata. Kisah ini akan dengan cepat tamat. Bagian 1 yang tersedia di Karyakarsa kataromchick terdiri dari prolog sampai chapter 3. ]



02/07. Selasa (rumah sakit)

Pada satu masa, dia mengatakan mencintaiku. Hanya aku yang dicintainya. Meski dengan segala rintangan keluarganya menentang hubungan kami. Dia meyakinkan bahwa hanya aku yang akan menjadi bintang dalam hidupnya. Namun, mengapa dia mengkhianati cinta kami? Nyatanya dia bahagia dengan wanita pilihan keluarganya. Apa yang sebenarnya dia inginkan? Mengapa ucapan cintanya tak sejalan dengan perjuangannya?

Tuhan. Aku tuliskan memori ini agar aku selalu mengingat pengkhianatannya. Di hari dimana aku akan mengatakan mengenai kehamilanku, dia menemani istrinya yang melahirkan bayi mereka ke dunia. Di rumah sakit yang sama dengan aku memeriksakan kandungan.

Tuhan. Jika ada kesempatan kau cabut segala ingatan tentangnya ... jangan pernah cabut rasa sakit hatiku untuk membalasnya.

*

Bendara Dwingga Rasyid membaca berulang kali coretan tangan di buku harian yang bisa dia selamatkan dari rumahnya yang sederhana. Rumah yang dia belikan untuk wanita yang dicintainya.

"Pak Rasyid." Salah seorang tetangga yang mengenal baik dirinya dan wanitanya mendekat.

"Iya, Pak Masri?"

Pria bernama Masridin itu mengangsurkan kotak beludru berwarna merah yang Bendara berikan untuk wanitanya. Terkejut melihat benda itu lengkap beserta isinya di tangan Masridin.

"Maaf sudah mengganggu. Sebelum rumah terbakar, ibu Ayu sempat menitipkan ini. Katanya beliau akan pergi jauh. Saya pikir ... nggak akan ada kejadian seperti ini. Tapi takdir Tuhan sudah digariskan. Ini mas kawin yang kata bu Ayu diberikan bapak untuk beliau. Jadi, saya nggak berani membukanya. Ini yang bisa saya lakukan."

Bendara menangis tanpa suara. Dia telah menyakiti Rengga Ayu sebegini dalamnya. Perhiasan yang dia berikan bahkan tak dikenakan wanita itu. Seperti sengaja menghilangkan jejak direruntuhan abu rumah yang terbakar itu.

"Saya dan keluarga turut berduka cita, Pak Rasyid. Kami sudah lalai tidak ikut menjaga ibu Ayu."

Bendara yang sangat menyesal. Dia kehilangan segalanya dalam satu waktu. Rengga, rumah kenangan mereka, dan bayi yang tidak mendapatkan perhatiannya sama sekali. Bayi yang seutuhnya miliknya.

Kehilangan menyakitkan bagi Bendara. Harusnya dia ada untuk Rengga dan bayi mereka. Harusnya Rengga masih ada di rumah itu dengan senyumannya untuk menyambut Bendara. Harusnya Rengga percaya bahwa Bendara hanya mencintai perempuan itu saja. Harusnya ... dan harusnya yang lain.

Sayang, aku nggak percaya kamu meninggalkan aku seperti ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top