Part 25 - About you
Inspirational song :
"Tentang Kamu" by BCL
Nggak tahu kenapa lagi seneng banget sama lagu lawas ini.
Seolah menggambarkan isi hati Joan saja terhadap Petra 🙈
Akhirnya bisa lanjutin Petra juga 😆
Happy Reading 💋
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Penyerangan saat mereka sedang berada di Milan membuat Petra semakin waspada, dia merasa kemanapun dirinya berada seperti diawasi dan diikuti. Cih! Hans Barton mati tidak memberikan jaminan apa-apa. Dan hal itu membuatnya semakin geram dengan ingin segera membuat perhitungan kepada mereka yang berniat mempermainkannya.
Untungnya disaat seperti ini, dia memiliki Joan. Wanita itu seakan menjadi penghiburnya disaat dia merasa kesal atau mulai goyah. Harus Petra akui kalau kehadiran Joan adalah sumber kekuatan untuknya bahwa dirinya adalah orang yang pantas untuk diakui dan menjadi pemenang pada akhir cerita.
Rencana demi rencana sudah disusunnya dan mulai rampung. Dia akan membereskan satu per satu bagi siapa saja yang mencoba mencari masalah dengannya dan tentu saja, dia tidak akan kalah. Karena itu dia berniat untuk memahami dan mempelajari apa yang diinginkan dari para penyerang yang mulai melakukan tindakan mengajak perang secara terbuka seperti ini.
"Jadi, kau hampir gagal dalam melindungi adikku?", celetuk Joel dari video call yang dilakukan Petra saat ini sambil meneguk minuman dan sorot matanya yang tajam.
Tentu saja setiap kali ada kejadian, sudah pasti para petinggi Eagle Eye akan mengetahui hal itu tanpa perlu diberitahukan. Dan saat ini Petra sedang terhubung pada conference video call bersama Joel, Noel dan Hyun.
Ketiga pria bajingan itu sedang berada di tempat yang berbeda di belahan dunia sana. Hyun yang berada di Seoul, Joel yang berada di Jakarta dan Noel yang berada di London. Sedangkan dirinya kini sedang berada di Queenstown, NZ sebagai rute dadakan bulan madunya yang seharusnya akan berkunjung ke Barcelona sehabis dari Milan.
"Aku tidak gagal. Tolong dikoreksi. Aku berhasil menyembunyikannya dari serangan lawan", cetus Petra dengan ketus.
"Mungkin maksud Joel adalah kau yang hampir terbunuh dan itu berarti tidak ada yang bisa menjaga Joan kalau kau mati", komentar Noel dengan seringaian geli lalu dia menguap lebar. Saat ini sudah lepas tengah malam di London sana dan itu berarti pria itu mengantuk berat.
"Bukan berarti aku gagal melindungi Joan", gumam Petra sambil mendengus.
"Apakah bahumu baik-baik saja, Petra?", tanya Hyun kalem.
Dari antara ketiga orang itu, hanya Hyun paling mengerti dan mencemaskan keadaannya. Mungkin karena mereka berdua memang dipasangkan untuk saling melindungi setiap kali mereka dalam misi dan Hyun bertugas untuk membackup dirinya. Demikian juga sebaliknya. Sedangkan Joel dan Noel menjadi satu team lainnya.
"Much better. Thanks for asking", jawab Petra.
Hyun hanya mengangguk maklum sambil menatapnya. Sementara itu Joel hanya terdiam seolah sedang memikirkan sesuatu dan Noel yang mengikuti video call itu dengan mata yang memberat seperti ogah-ogahan. Itu sudah biasa.
"Apa tidak ada inputan untuk kami tentang penyerangan di Milan itu?", tanya Joel datar.
Alis Petra terangkat setengah. "Tidak perlu kujawab, kau pun tahu jelas apa yang terjadi dan aku tidak punya banyak waktu selain bergerak untuk meninggalkan negara itu".
"Jadi karena urusan ini sudah semakin serius, maka aku pikir kita harus fokus pada organisasi hitam lainnya. Karena kurasa oknum yang melakukan hal ini bukan hanya dari Manhunter saja", cetus Noel kemudian sambil mengetik sesuatu pada laptopnya dan mengirimkan beberapa file pada mereka secara serempak.
"Kau benar-benar jenius dalam hal meretas sistim oranglain, jerk", gumam Hyun sambil menggelengkan kepalanya dengan tatapan yang tertuju pada apa yang dikirimkan Noel.
Petra pun membuka file yang dikirimkan Noel dan membaca daftar nama organisasi beserta profil pendiri yang dikenalinya sebagai deretan orang-orang kriminal yang berbahaya. Hmmm...
"Machine Gun, Volcano Rock, dan Blood Devil sama-sama memiliki niat untuk menyerang Eagle Eye beberapa waktu terakhir. Sedangkan Manhunter tidak perlu dijelaskan lagi karena memang Jared Adams berniat untuk menghancurkan Alfa kita. Yeah. Sementara itu hanya bisa yang kudapatkan", ujar Noel dengan lugas.
"Jadi kesemua organisasi ini seolah sedang melakukan serangan secara massal pada kita?", tanya Joel dengan sorot mata tajam yang masih menekuni file yang dikirimkan Noel barusan.
"Aku kurang yakin karena masih belum mendapatkan kabar yang konkrit tapi sepertinya iya", jawab Noel langsung.
"Dan apakah kau sudah mengecek Phantom Blaze?", tanya Petra kemudian.
"Phantom Blaze?", tanya Noel dengan alis berkerut.
Petra mengangguk. "Serangan kemarin ada dari pihak Phantom Blaze yang ikut andil. Seorang wanita berpakaian ninja dengan kelopak mawar sebagai ciri khasnya".
"Maksudmu wanita bermata biru yang dijuluki Rose Petal?", tanya Noel dengan alis terangkat setengah.
Alis Petra berkerut. "Kau tahu?".
"Urusan soal wanita tentu saja tidak akan luput dari incaran Noel", celetuk Hyun dengan wajah judesnya.
Noel mendesis tajam. "Jaga ucapanmu, hyeong! Aku memang player tapi hanya pada satu wanita saja! Kau pikir aku akan suka dengan wanita yang tertutup dan hanya memberikan sepasang mata birunya yang misterius itu? Cih!".
"Jadi, apa kau kenal dia?", tanya Petra lagi. Mendadak tertarik untuk membahas lebih lanjut.
"Ehm! Sorry, Petra. Jika aku boleh bertanya apakah kau menyukai wanita itu? Kulihat kau antusias sekali. Apa yang kau lakukan sekarang dengan sorot matamu itu seperti jaman saat kau masih menjadi ladykiller", cetus Hyun sambil menopangkan dagunya dengan memberikan ekspresi tidak berdosanya. Shit!
"Really? Kau bahkan baru menikah belum seminggu!", seru Noel dengan ekspresi kaget.
Petra mendengus lalu melirik kearah Joel yang kini menatapnya dengan tajam secara terang-terangan sambil menggertakkan giginya. Dia terlihat marah namun memberikan ekspresi datar dan kalem dalam sikap diamnya yang mencurigakan.
"Aku bertanya bukan berarti aku menyukainya. Aku hanya heran kenapa dia malah menolongku. Kalau bukan karena dia yang melempar pisau kearah Hans, tembakan itu tidak akan melesat pada bahuku melainkan pada jantungku", tukas Petra menjelaskan.
Noel dan Hyun hanya ber-oh ria saja. Sedangkan Joel masih menatapnya dalam diam lalu mengusap pelipisnya dengan pelan tanpa mengalihkan tatapannya sedikitpun.
"Pada intinya Rose Petal ini tidak banyak yang diketahui. Phantom Blaze pun sepertinya mengincar dirimu karena kau sempat menyalip tender kelapa sawit di Brazil saat itu. Kudengar pendirinya adalah Elliot Mitsuji, pengusaha berdarah campuran Brazillian-Japan yang cukup sukses itu. Apa kau yakin dia menolongmu? Atau kau terlalu terpana kepada wanita itu? Jangan seperti pria dingin seperti Hyun yang akhirnya jatuh pada pesona wanita yang menyamar sebagai agen rahasia", ejek Noel sambil terkekeh.
"Tolong jangan mengejekku terus-terusan, Noel!", tegur Hyun kesal dan Noel langsung tergelak.
"Atau jangan-jangan kau mencurigai Joan yang menyamar sebagai Rose Petal? Whoaaa... kalo iya, aku harus memberikan Joel sebuah acungan jempol jika adik manisnya itu dilatih menjadi salah satu agen rahasia juga", tebak Noel geli.
"Jika itu yang dilakukan Joel, sungguh sangat tidak kreatif meskipun berkat dirinya aku memiliki Ashley dengan gelar istri terkeren", tambah Hyun langsung.
Petra terdiam sambil membalas tatapan Joel yang juga terdiam melihatnya. Dia sangat mengenal Joel yang tidak akan mengambil langkah yang sama dalam strategi perangnya yang sialnya sampai sekarang tidak bisa ditandingi Petra. Apalagi ekspresi diamnya menyiratkan sesuatu yang tidak disukainya karena Joel sudah pasti bertindak lebih jauh di belakangnya.
Dan dia yakin kalau Joel sangat mencintai keluarganya lebih dari apapun, jadi tidak mungkin kalau orang itu akan mendidik atau melatih adik perempuannya sendiri dan membiarkannya menikahi seorang bajingan yang sering mendapat ancaman bahaya seperti dirinya.
"Sepertinya kita hanya menjadi lilin saja, hyeong. Bagaimana kalau kita sudahi video call ini? Kebetulan aku sangat mengantuk", celetuk Noel dengan nada masam.
"Aku setuju. Aku undur diri dulu", balas Hyun dan video call dari Hyun pun diputuskan disusul Noel.
Kini hanya Petra dan Joel saja yang masih belum bergeming. Mereka hanya saling menatap selama beberapa saat seolah sedang memikirkan sesuatu.
"Aku tahu kalau kau merencanakan sesuatu tapi aku katakan dulu kalau itu tidak akan berhasil", ucap Petra kemudian.
"Rencana? Rencana seperti apa yang kau harapkan untukku lakukan? Dan kenapa kau langsung menuduhku yang bukan-bukan?", tanya Joel balik.
"Ekspresimu mengatakan kalau situasi sudah mulai genting dan kau harus bertindak secepat mungkin", jawab Petra langsung.
"Apa yang kau katakan memang benar tapi tidak pada soal kau yang bilang rencanaku tidak akan berhasil. Jadi sekarang aku bertanya, apakah ada hal yang kau sembunyikan dan belum kau bicarakan padaku? Kau tahu maksudku karena ini bukan sekali-kalinya kau melakukan hal yang sama", tukas Joel dengan nada tajam.
"Apa kau pikir aku berkhianat seperti aku menyuruh Hyun?", tanya Petra dingin.
"Aku tidak mengatakan soal berkhianat disini", jawab Joel langsung.
Shit! Apa maksud pria sialan ini sebenarnya?
"Lalu apa? Kau memang tidak mengatakan apa-apa soal itu tapi ekspresimu mengatakan hal itu sangat keras sehingga aku bisa membaca pikiranmu", tukas Petra sengit.
"Good! Itu tandanya kita memang bersahabat karena kau sangat mengenalku, begitu juga sebaliknya. Jadi aku katakan dulu dari sekarang! Tinggalkan Joan sekarang sebelum dia mencintaimu jika kau berniat untuk berpaling. Aku tahu kau penasaran dengan wanita bermata biru yang bernama Rose Petal itu karena kau merasa dia adalah wanita yang keren. Cita-citamu adalah ingin memiliki seorang wanita yang mandiri dan keras kepala, yang sanggup membuat semua pria bisa menunduk padanya. Seperti Alena yang dulu kau inginkan tapi untungnya dia tidak tertarik padamu. Bukannya kepada wanita lemah lembut dan polos seperti adikku", ucap Joel dengan nada dingin.
Petra malah tersenyum hambar mendengar ucapan Joel barusan.
"Setelah tiga tahun aku memperjuangkan adikmu dan kau meragukan kesetiaanku? Really?", tanya Petra dengan nada tidak suka.
"Yang kau lakukan bukanlah cinta, Petra. Kau hanya ingin menunjukkan sesuatu padaku, terutama ayahmu. Dan aku sudah paham apa yang kau lakukan. Aku sangat mengerti. Yang tidak mengerti disini adalah ayahku dan adikku, sementara aku tidak bisa memaksakan kehendakku karena itu adalah pilihan mereka sendiri", jawab Joel lugas.
"Jangan seenaknya berbicara jika kau tidak tahu apa-apa. Tidakkah kau merasa banyak yang tidak menyukaimu karena urusan tuduh menuduhmu lalu melakukan hal yang tidak seharusnya terjadi?", balas Petra sinis.
"Aku tidak mempedulikan apa tanggapan oranglain tentangku. Yang kulakukan adalah menjalankan apa yang benar dan berakhir baik setelahnya. Karena itulah aku memperingatkanmu, jika aku tahu kau menyakiti Joan lebih dari apa yang kutafsirkan. Maka begitu hal itu terjadi, aku tidak akan tinggal diam dan membiarkanmu melakukan hal sesuka hatimu", ujar Joel dengan mimik wajah yang sangat tenang tapi sorot matanya begitu tajam seolah akan terbakar sebentar lagi.
"Aku mencintai Joana", balas Petra enteng. "Kau hanya tidak paham saja soal cinta mencintai karena kau yang harus menunggu bertahun-tahun untuk dianggap pecundang oleh wanita pilihanmu".
"Setidaknya aku tahu kalau perasaannya hanya untukku dan tidak seperti dirimu yang masih berusaha untuk membuat adikku mencintaimu meskipun kau sudah menikahinya dan mendapatkan dirinya", sahut Joel kalem.
"Dan kau membiarkan adikmu bermain-main dalam keputusan hidupnya?", tanya Petra dengan nada mengejek.
"Aku memberikannya kesempatan untuk mendapatkan pengalaman pertamanya dalam menghadapi pria dengan kategori paling berbahaya seperti dirimu. Ada pepatah mengatakan kau tidak akan tahu betapa indahnya pemandangan yang ada di bawah sana jika kau tidak bersusah payah untuk mendaki gunung tertinggi, bukan?", ucap Joel dengan senyum setengahnya.
"Sudahlah, El! Kau tidak usah mengancamku dengan hal yang tidak akan mungkin terjadi. Pikirkan saja hal lain karena kau adalah Alfa disini. Buat rencana untuk melawan mereka karena sudah menyerang keluarga kita", tukas Petra sambil menyeringai dingin.
Joel tersenyum saja. "Tentu saja aku sudah memikirkan dan membuat beberapa rencana karena aku berniat untuk menunggu selama beberapa saat".
"Menunggu lagi? Apa tidak ada hal yang lebih baik selain menunggu?", balas Petra ketus.
"Tidak ada. Karena aku ingin melihat bagaimana para organisasi itu berkumpul dan menunjukkan dirinya kepadaku. Kita lihat saja nanti dan jaga adikku baik-baik karena hanya kau yang bisa melindunginya saat ini", ujar Joel.
Petra tersenyum sinis. "Tadi kau meragukan kesetiaanku, sekarang kau bilang hanya aku yang bisa melindunginya. Ckckck. Kau itu sakit ya?".
"Oh... kau tidak tahu saja betapa sakitnya aku saat ini, Petra. Aku hanya berusaha untuk menjalani apa yang harus kulakukan agar semua berakhir dengan baik meskipun aku harus mengorbankan sesuatu yang berharga untuk hal yang lebih baik dalam hidupku juga", balas Joel lalu tersenyum hambar setelahnya.
Petra tidak bisa membalas karena Joel langsung memutuskan video call itu. Dia tidak melakukan apapun selama beberapa saat dan masih berpaku pada laptopnya untuk merenungi ucapan Joel barusan lalu sedetik kemudian... dia hanya tersenyum dingin.
Mungkin saja apa yang dikatakan Joel barusan adalah dia sedang melantur karena pria itu tidak mungkin akan bisa merasakan sakit atau bersusah payah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya karena semua sudah tersedia. Tidak seperti dirinya.
Dia yang harus kehilangan orangtua kandungnya saat masih berumur batita. Dia bahkan tidak ingat siapa orangtuanya, yang dia tahu hanya Ashton dan Ally dimana kedua orangtua itu membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Hanya saja, itu sudah lama terjadi. Tidak sampai Petra merasa harus bertindak untuk membuktikan diri bahwa dirinya mampu menjadi orang hebat dan tidak terus-terusan harus menjadi orang kedua setelah Joel.
Ngomong-ngomong untuk apa dirinya mengingat masa sulitnya seperti itu? Semua gara-gara Joel yang tiba-tiba berkata konyol dan membuatnya menjadi geram.
Dia pun segera beranjak dari kursi kebesarannya dan keluar dari ruangan kerjanya. Dirinya kini sedang berada di villa miliknya yang ada di Queenstown. Sama seperti yang lainnya, dia termasuk orang yang menyukai ketenangan dan menginginkan adanya privacy ketimbang menginap di hotel.
Meskipun banyaknya properti yang dimilikinya itu jarang ditempati, tapi Petra sangat senang kalau akhirnya dia bisa menempatinya sekarang dalam waktu singkat bersama Joan. Well... wanita itu sempat tertidur dengan lelap saat Petra meninggalkannya untuk melakukan video call barusan.
Dia hendak menuju ke kamarnya untuk mengecek Joan tapi langkahnya terhenti saat mendengar adanya kesibukan dari lantai bawah atau di dapurnya. Dia pun segera menuju ke bawah dan terdiam saat melihat adanya Joan yang sepertinya sedang memasak.
"Apa yang kau lakukan?", tanya Petra bingung sambil berjalan mendekat kearah meja pantry.
"Aku membuat makan siang dan katanya kau pecinta sushi tapi alergi ikan dan udang. Jadi aku membuat Teriyaki Chicken Roll untukmu dan Chicken Caesar Salad untukku", jawab Joan sambil mempresentasikan kedua makanan yang dibuatnya seperti sedang membawa acara masakan.
Petra menatap senang kepada sushi yang dibuat dengan begitu cantiknya seperti tangan profesional. Dia pun bisa melihat adanya potongan tipis alpukat yang terlihat segar dengan warna hijau berpadu warna kuning pada makanan itu.
Kemudian ada makanan yang dibungkus dalam kulit tortila dimana dia baru tahu kalau chicken caesar salad itu bisa disajikan dalam bentuk seperti kebab.
Hmmm.. menarik, pikir Petra senang. Joan mulai menaruh perhatian padanya dengan membuatkan makanan kesukaannya. Dia juga tahu kalau Joan mengikuti les memasak dari duo senior masterchef yaitu auntie Claire dan auntie Chelsea untuk menambah ilmu sebagai seorang wanita.
"So, are you cooking to impress me?", goda Petra lalu mendekat kearah Joan untuk memberikan sebuah kecupan ringan di keningnya.
"No. Karena aku lapar dan bosan dengan makanan restoran, jadi aku meminta Luke untuk mencarikan bahan masakan dan sekalian membuatkanmu juga", jawab Joan dengan senyuman lebarnya.
Alis Petra terangkat lalu tertawa saja. Biasanya, wanita akan mencoba banyak cara untuk membuatnya terkesima agar bisa terlihat lebih menarik dimatanya. Tapi Joan? Dia bahkan tidak perlu repot-repot untuk berbohong atau sekedar mengiyakan saja godaannya, dengan polosnya dia memberikan jawaban yang tidak perlu dijawabnya karena Petra pun tahu.
"Sangat disayangkan sekali", gumam Petra pelan.
"Tapi kan aku membuatkan makanan kesukaanmu. Sudahlah. Jangan bersedih. Aku tahu kau juga lapar", ujar Joan sambil menepuk-nepuk bahunya dengan pelan lalu mengarahkannya untuk duduk di kursi utama.
"Aku tidak sedih", balas Petra riang lalu mengambil sumpit untuk mencapit satu potong sushi yang... Gosh! Ini enak sekali!
"Bagaimana rasanya? Enak?", tanya Joan antusias saat melihat ekspresi Petra yang terdiam sambil mengunyah.
Kenapa para anak perempuan dari kumpulan para ayah bajingan itu memiliki bakat masak yang tidak main-main? Alena dan Ashley yang barbar pun sanggup membuatkan masakan yang lezat, istri dari Noel yaitu Vanessha tidak usah dibilang karena dia memang chef. Nayla? Petra tidak tahu tapi sepertinya pintar memasak juga karena dia dan Joan mengikuti kelas memasak dari duo chef itu.
"Enak", jawab Petra dengan mulut yang masih sibuk mengunyah dan kembali mencapit sushi lalu melahapnya dengan tekun.
Joan tersenyum lebar lalu menatapnya dengan senang. Dia mengambil caesar salad wrap-nya ke dalam sebuah piring lalu beranjak dari kursinya, membuat Petra mengerutkan alisnya.
"Kau mau kemana? Kenapa malah membawa makanan seperti itu?", tanya Petra heran.
"Pemandangan di balkon villamu ini sangat indah. Aku ingin menikmati pemandangan alam itu sambil makan siang. Wanna join?", jawab Joan dengan sumringah.
"You don't have to ask me because my answer is definitely yes", balas Petra yang juga ikut beranjak lalu mengambil satu piring yang berisi sushi itu. "Ambilkan juga beberapa wrap itu untukku karena aku kelaparan".
Joan tertawa lalu kembali mengambil beberapa wrap ke dalam piringnya dan berjalan menuju balkon itu diikuti Petra dari belakangnya. Mereka duduk bersisian di sebuah bangku panjang menghadap sebuah danau indah dengan cuaca cerah yang begitu indahnya.
Mereka berdua duduk sambil menikmati makan siangnya dalam diam. Joan bahkan bersandar santai di bangku itu sambil menyilangkan kakinya untuk menaruh piring berisikan makanannya diatas pangkuannya lalu mengunyah makanannya. Terlihat sangat menikmati suasana tenang yang ada disitu dengan sorot mata senangnya.
Petra malah lebih menyukai pemandangan yang ada disampingnya ketimbang pemandangan danau yang membosankan. Dan Petra sampai merubah posisi duduknya untuk duduk menyamping agar bisa melihat sosok Joan yang begitu cantiknya sambil menikmati sushinya.
"Jangan melihatku seperti itu", ucap Joan dengan nada menegur lalu menoleh kearahnya.
Petra hanya nyengir saja. "Apakah aku salah jika memandang istriku sendiri?".
"Tidak. Tapi aku risih", balas Joan lalu menggigit wrapnya lagi.
"Jangan risih. Aku hanya merasa percaya diri kalau kau sepertinya sudah menyukaiku dan memberikan perhatian yang semanis ini untukku yaitu membuatkan makanan kesukaanku sebagai makan siang dan tahu sekali kalau aku kelaparan", ujar Petra senang.
Joan menatapnya sambil mengunyah lalu tersenyum lembut. "Saat aku memutuskan untuk menikah denganmu, disitu aku berusaha untuk mengenal dirimu lebih lagi. Meskipun aku tidak bisa menebak atau membaca siapa dirimu tapi aku yakin kau memiliki sesuatu yang baik dari kekurangan ataupun kelebihanmu".
"Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu? Kupikir kau membutuhkan waktu lebih lama untuk menerimaku", tanya Petra hangat.
"Aku tidak suka membuang banyak waktu untuk hal yang tidak berguna lalu memiliki akhir yang sama. Aku hanya ingin membuatnya menjadi lebih sederhana dengan mengenalmu lebih lagi sebagai suamiku", jawab Joan dengan tatapan menerawang lalu mengulum senyum tipis setelahnya.
Petra terdiam sejenak lalu menaruh piring kosongnya di meja yang ada di sampingnya dan kembali menatap Joan dengan dalam. "Apa aku bisa berasumsi kalau kau mengorbankan pilihan hidupmu terhadap..."
"No! Ini murni pilihanku meskipun tidak disetujui oleh kakakku. Ini bukan soal mengorbankan perasaan atau apapun yang menyangkut hal itu. Di dunia ini tidak ada lagi yang namanya sebuah ketulusan, apalagi kebenaran. Hal itu sudah sangat jarang terjadi dan aku merasa bahwa mungkin saja aku akan mengalami sesuatu yang tidak adil kedepannya. Pada akhirnya aku membutuhkan perlindungan dimana hal itu bisa memberiku penjelasan mana yang tulus atau tidak padaku. Seperti itu", sela Joan langsung.
"Apakah pengalamanmu soal Alex dan Nayla adalah pembelajaran hidupmu yang membuatmu merasa diperlakukan tidak adil?", tanya Petra kemudian.
Joan tersenyum hambar. "Aku tidak melihat hal itu adalah hal yang tidak adil. Nayla yang mengambil kesempatan dalam waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya pada Alex dan Alex menerimanya karena merasa Nayla memahami dirinya yang lebih terbuka dibanding diriku. Aku ikut bahagia kalau mereka bisa bersama".
"Dan kau bersamaku sekarang. Tenang saja, pilihanmu jauh lebih baik dari bajingan kecil itu", timpal Petra sambil merangkul bahu Joan dan menariknya ke dalam sandarannya.
Joan kembali tersenyum lalu mengarahkan wrap kearah Petra untuk menyuapinya. Hmmmm... makanan ini jauh lebih enak dibanding sushi yang tadi dan Petra sangat menikmati hasil buatan tangannya.
"Sekarang aku tahu kalau selain dirimu yang begitu lezat untuk kunikmati, masakanmu juga", bisik Petra dengan suara menggoda.
Joan hanya memutar bola matanya dan masih menyuapi Petra dengan tekun dimana kedua tangan Petra asik merangkul pinggangnya sekarang.
"Jadi, apakah kau sudah mencintaiku?", tanya Petra kemudian dengan wajah penuh harap.
Joan mengerjap dan menatap Petra dengan sepasang bola matanya yang indah. "Aku hanya belum tahu, yang jelas kau selalu membuatku bertanya dalam hatiku tentang siapa dirimu dan apa yang membuatku mulai tertarik padamu. Dan jika memang semua benar terjadi, mungkin itu adalah hal yang terindah untuk kujalani".
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Cinta-cintaannya udahan.
Next part kita ngegas aja yah.
Males kalo jalanin selow gini terus kebanyakan ngayal yang nggak-nggak.
Ini aku kasih kalian foto panas dari mereka berdua...
Oopppssss... semoga siang kalian nggak menjadi lebih gerah setelah melihat foto dibawah ini 🙈🙈🙈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top