Part 19 - Joana's unexpected thoughts
Jika lapak sebelah membuat kalian merasa sedih.
Jangan. Itu berat.
Kiranya part ini bisa membawa kelegaan untuk kalian.
Happy Reading 💋
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Petra melepas ikatan dasi kupu-kupunya sambil memasuki sebuah ruangan kecil di lantai basement mansion keluarganya dan dia sudah bisa melihat ada keempat orang sudah berkumpul menunggunya disitu. Ada Joel, Noel, Hyun dan Ashley.
Pertemuan yang sengaja dimajukan dari jadwal pertemuan yang seharusnya masih minggu depan, terpaksa dilakukan sekarang karena keadaan saat ini sudah darurat.
Setelah menjalani pemberkatan pernikahannya dan menikmati jamuan makan siang barusan, Petra undur diri dari acara itu saat melihat kode yang diberikan Joel padanya untuk berkumpul segera. Sementara itu Joan terlihat sedang sibuk melayani pembicaraan dengan ibunya dan mertuanya disitu.
“Apakah tidak terlalu kurang ajar kalau kalian menarikku untuk berbicara disaat aku baru saja menikah?”, celetuk Petra sambil mengambil duduk di samping Joel.
“Diminum dulu whisky-nya… barangkali kau membutuhkan tambahan alcohol untuk bisa menahan diri dari penolakan anak muda yang ingin kau setubuhi nantinya”, ucap Noel sambil menyodorkan satu slot minuman padanya dengan kekehan geli yang kentara.
Petra mendesis sambil menerima minuman itu dengan tatapan curiga. “Kau tidak memasukkan apapun dalam minuman ini, bukan?”.
Hyun tertawa geli. “Jangan berharap kalau disitu ada obat kuat karena sudah pasti kau tidak membutuhkan obat seperti itu karena sudah puasa seks selama bertahun-tahun”.
“Mungkin semacam penawar yang bisa membuatnya ingat bagaimana rasanya tubuh wanita daripada tangannya sendiri? Aku rasa dia sudah lupa bagaimana bentuk tubuh wanita”, timpal Ashley dengan alis terangkat dan senyuman mengejeknya yang terlihat menyebalkan.
“Oh yeah? Ckckckck.. sebagai pabrik produksi manusia baru, rasanya cukup lumayan untuk dirimu ingin mengejekku! Aku kasih tahu satu hal padamu untuk bersiaplah melahirkan sampai sembilan anak lagi karena Hyun menginginkan selusin anak darimu”, balas Petra dengan nada ketus.
Senyum Ashley langsung berhenti dan dia melotot tajam kearah Hyun yang hanya melebarkan cengirannya. “Apakah yang dibilang Petra itu benar?”.
“Dia hanya bercanda”, balas Hyun cepat.
“Kalau kau sampai berani menghamiliku lagi, aku bersumpah kalau aku akan benar-benar menghilang dari hidupmu dan tidak akan membiarkanmu mendapatkanku seperti waktu lalu!!”, ancam Ashley tegas dan Hyun langsung tersentak.
“Jangan bicara macam-macam! Aku tidak suka. Kalau kau sampai kabur-kaburan seperti waktu lalu, aku tidak mau…”
“Dan kau tidak akan mendapatkanku meskipun kau sudah akan keliling dunia mencariku! Ketiga anakmu akan kubawa dan aku pastikan kau akan menyesal kalau menginginkan anak lagi!”, sela Ashley tajam.
“Wait! Berapa umur anak kalian sih? Aku mencoba menghitung tapi entah kenapa otakku tidak bisa mencerna semua ini”, sela Noel dengan alis berkerut bingung.
“Hyuna berumur satu tahun tiga bulan sementara sih kembar Hun dan Han baru berumur enam bulan”, Joel mengambil alih jawaban Noel dimana Petra langsung meringis mendengarnya.
“Apa yang kalian lakukan sampai bisa menghasilkan anak kembar? Sekali keluar dan langsung mendapat dua? Ya Lord… aku tidak bisa membayangkan hal itu”, erang Petra sambil memijit pelan keningnya.
“Kau takut?”, tanya Joel kemudian.
Petra menoleh dan mengerutkan alisnya. “Kenapa kau melihatku seperti itu?”.
“Jika belum-belum kau sudah takut, kau masih bisa kedepan dan meminta pendeta itu untuk membatalkan pernikahan kalian sekarang juga! Mendapatkan anak kembar itu genetik. Seperti Hyun yang mendapat anak kembar karena uncle Adrian juga memiliki anak kembar. Dari pihak Joan, sudah ada aku yang mendapatkan anak kembar juga. Jadi…”
“Jangan konyol, El! Aku tidak akan pernah melepas Joana hanya karena kemungkinan aku akan mendapatkan kerepotan mengurus anak kembar!”, sela Petra sambil mendengus.
“Ah, mendadak ada yang sudah siap menjadi ayah rupanya”, ejek Ashley dengan wajah judesnya.
Noel tergelak sambil memegang perutnya sendiri melihat ekspresi busuk yang dilempar Petra pada Ashley dan melirik risih kearah Noel yang masih asik tertawa.
“Tenang saja, brother. Itu minuman yang baru kutuang dan tidak kumasukkan apa-apa. Jangan curigaan padaku”, cetus Noel geli.
“Kulihat kau masih senang-senang saja. Kapan giliranmu? Seharusnya kau sudah memiliki anak meskipun kau paling muda diantara kami”, tukas Petra sengit sambil menyesap minumannya.
“Sebenarnya aku masih ingin menunda, tapi kenyataannya malah para orangtua yang mendesak untuk kami segera memberikan mereka cucu”, ujar Noel sambil mengangkat bahu.
Joel mengangkat alisnya dan menegakkan tubuhnya untuk menatap Noel dengan alis berkerut. “Memang sudah seharusnya kau harus mempunyai anak, apalagi kalian sudah menikah hampir dua tahun. Apalagi yang kau tunggu? Apa kau masih kurang puas untuk bermain-main?”.
Noel tersenyum penuh arti. “Memiliki wanita seperti Nessie dalam hidupku tidak akan membuatku bosan, brother. Akan sangat merepotkan jika ada manusia baru diantara kami tapi mau tidak mau harus kujalani, bukan? Jadi, sekalian saja aku beritakan kepada kalian kalau Nessieku sedang mengandung anakku dan kandungannya baru berjalan beberapa minggu”.
Semuanya langsung tersentak lalu memberikan selamat pada Noel. Yeah. Akhirnya sang player ulung akan menjadi ayah karena dia yang paling menghindari pertanyaan kapan dia akan mempunyai anak. Bisa dipastikan kalau itu adalah anak pertama dan terakhir jika sudah lahir nanti. Begitu juga dengan Joel yang sudah tidak mau memiliki anak lagi selain sih kembar dan Alena yang masih trauma pasca melahirkan.
Yang masih belum diketahui adalah Hyun, meskipun Ashley sudah menolak mentah-mentah dan mulai kerepotan dengan urusan tiga anak yang so called exhausted itu, tapi sepertinya sih Korean buddy itu masih menginginkan tambahan anak perempuan karena katanya ingin mendapat Ashley versi junior selain Hyuna agar seolah-olah dia bisa memiliki banyak manusia seperti Ashley dalam hidupnya. Ckckckck… Petra merasa prihatin dengan obsesi konyol dari manusia dingin itu.
“Pembicaraan konyol sudah selesai jadi kita kembali pada tujuan awal pertemuan kita”, ujar Joel dengan suara tegasnya dan ekspresi wajah yang seperti biasanya jika dia berperan sebagai seorang Alfa disini. “Noel, jelaskan kepada kami hasil pencarianmu”.
Noel membuka sebuah Ipad yang baru saja dikeluarkannya dan menyalakan alat itu dimana kesemuanya mulai membuka ponsel masing-masing untuk menerima data informasi yang baru saja dikirimkan olehnya. Petra membaca dengan tekun apa yang didapat disitu dan mendengus melihat beberapa wajah familiar yang dikenalinya lewat foto-foto itu.
“Untuk informasi yang kudapatkan saat ini, yang menjadi dalang dari semua ancaman yang kalian dapatkan bukanlah dari Hans Barton, melainkan Jared Adams, sih ketua genk dari Manhunter yang berpusat di Forks. Kurasa kau tidak akan heran apa alasan Jared melakukan tindakan seperti ini mengingat Alfa kita banyak sekali musuh”, cetus Noel sambil sibuk memlih, memindai dan mengunduhkan data-data di layar Ipadnya.
“Memangnya apa yang sudah Joel lakukan sampai ada musuh seperti ini lagi? Aku seperti merasa dejavu dan berharap tidak ada yang berperan menjadi pengkhianat dadakan”, tanya Ashley dengan alis berkerut lalu menoleh kearah Hyun dengan tatapan curiga.
Hyun hanya memutar bola matanya sambil mendesis tajam. “Tidak ada namanya urusan yang dilakukan dengan hal yang sama dua kali, sayang. Itu sangat tidak kreatif”.
“Atau jangan-jangan ada agen rahasia yang muncul kembali untuk mengecoh sih sasaran?”, timpal Petra sambil melirik kearah Joel dan yang dilirik hanya bersikap datar sambil tetap fokus pada layar ponselnya.
Noel terkekeh geli. “Easy, pals. Kali ini Jared tidak sebodoh Rob yang mencoba melakukan pendekatan pada kita untuk beralih padanya. Dia tahu kalau Hans Barton berniat untuk membalas dendam pada Petra, karena itu dia mengambil kesempatan itu untuk mengajak Hans bergabung dengannya. Hans yang ingin membalas Petra dan Jared yang ingin menantang Joel”.
“Kalau begitu sudah jelas, bukan? Yang mempunyai masalah adalah mereka berdua dan aku bisa pulang untuk beristirahat”, ucap Ashley kemudian.
“Baby, beberapa hari yang lalu kau, abeoji dan eomeoni sudah sempat diserang! Dan aku tidak akan tinggal diam karena mereka sudah melakukan hal itu pada keluargaku. Ini sudah pasti dia mengincar semua anggota keluarga kita dan kita harus memperketat penjagaan”, ucap Hyun datar.
“Untuk sementara kalian harus berjaga-jaga lebih ekstra. Aku sudah memberikan kalian titik keberadaan orang-orang suruhan Manhunter lewat dari hasil interogasi Jeff Dawson yang dilakukan Paul. Hal itu bisa membantu mempertajam kewaspadaan kalian”, ujar Joel dengan tajam.
“Para adik juga sudah kukerahkan untuk mengawasi keluarga masing-masing”, cetus Noel kemudian.
“Ayahku bahkan sudah berkolaborasi dengan para ayah lainnya untuk menyebarkan orang-orangnya yang tidak perlu dihitung lagi jumlahnya. Kali ini, penyerangan yang dilakukan tidak main-main”, cetus Ashley dengan nada masam.
Petra terdiam sambil menatap foto-foto itu dengan nama-nama yang terpampang dalam mata yang menyipit tajam dan nafas yang memburu kasar. Dalam otaknya sudah tersusun berbagai rencana untuk menghabisi para bajingan yang berniat untuk menantangnya. Sasaran utamanya adalah Hans Barton. Kali ini dia tidak akan melepaskan orang itu sebelum memastikannya sendiri kalau dia sudah mati di tangannya.
“Stop dengan pemikiranmu, Petra!”, tiba-tiba dia mendengar suara Joel menegurnya dan itu membuat lamunannya terbuyar.
Semua langsung menoleh kearahnya dan Petra kini membalas tatapan tajam dari Joel.
“Tidak usah sok tahu”, cetus Petra sinis.
Joel mengangkat alisnya setengah. “Aku bukan sok tahu tapi aku memang sudah tahu seperti apa isi pikiranmu dan bagaimana caramu bertindak, Petra! Itulah alasannya kenapa bukan kau yang menjadi Alfa dalam organisasi sialan yang didirikan oleh ayahmu ini sampai harus aku yang mengemban tugas memimpin disini. Karena sifatmu yang tidak sabaran dan tidak berpikir jernih dalam bertindak!”.
“Dan kau pikir aku harus duduk diam lalu membiarkan orang-orang itu menyerang keluarga besarku karena ulahku?”, balas Petra sengit.
“Karena itulah adanya keluarga. Itu bukan lagi menjadi tanggung jawabmu sendiri dalam menindaklanjuti Jared! Meskipun kau yang selalu melenceng dariku, seperti dulu kau yang main di belakangku dengan menyuruh Hyun berkhianat untuk masuk ke dalam Black Panther. Tapi tetap pada akhirnya siapa yang menang dan berhasil menggulingkan Rob? Kita, bukan?! Sekarang dengarkan aku dan jangan main hakim sendiri atau aku akan benar-benar menghajarmu kali ini!”, ujar Joel dingin.
“Lebih baik dengarkan dia, Petra. Jangan lupa kalau dia sudah menjadi kakak iparmu dan dia memegang kendali atas hidupmu sekarang”, celetuk Noel sambil menepuk bahunya.
“Aku hanya tidak ingin…”
“Petra…”
Shit! Sebuah panggilan dengan suara lembut tiba-tiba terdengar dan semua langsung menoleh kearah pintu masuk ruangan itu. Disitu sudah ada Joan yang sedang menatap mereka dengan tatapan kaget lalu mengerjap tidak nyaman.
“Maaf, aku mengganggu kalian karena…”
“Tidak. Kau tidak mengganggu”, sela Petra cepat sambil beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Joan lalu menunduk untuk menatapnya dengan hangat. “Ada apa, baby?”.
Joan menatapnya dengan tatapan penuh tanya lalu melirik kearah mereka yang ada di belakangnya dan kembali menatapnya.
“Daddy Ashton dan mommy Ally mencarimu karena katanya dia akan segera berangkat dan dia memintaku untuk menyusulmu kesini agar memberitahukannya padamu", jawab Joan kemudian.
Petra mengangguk paham lalu menoleh kearah mereka yang sudah sibuk dengan ponselnya masing-masing. Mungkin saja mereka bersikap tidak peduli agar tidak terlihat mencurigakan oleh Joan dengan berlagak cuek padahal mereka pasti ingin tahu apa yang ingin disampaikan Joan. Cih!
“Aku tinggal dulu dan semoga kalian menikmati minumannya”, cetus Petra dan keempatnya menoleh kearahnya dengan sorot mata yang sama lalu mengangguk.
Petra kembali menatap Joan yang masih memperhatikan mereka dengan tatapan menilai tapi dia mengabaikannya dengan menggenggam tangannya dan menariknya untuk ikut bersamanya keluar dari ruangan itu.
“Apa yang kalian bicarakan dan kenapa terlihat sangat serius?”, tanya Joan saat mereka sudah berjalan menyusuri lorong panjang basement-nya yang mengarah ke lantai dasar.
Petra tersenyum mendapati rasa ingin tahu dari Joan seperti ini. “Hanya membicarakan beberapa kasus yang tidak penting”.
“Tidak penting? Tapi kenapa kalian sampai harus berkumpul seperti itu dan sangat serius sekali?”, tanya Joan lagi dengan nada ingin tahu.
Ya Lord… Petra menahan nafasnya karena terlalu gemas dengan rasa keingintahuan Joan. Dia menaiki anak tangga diikuti Joan kearah lantai dasar tapi tidak sampai ke ujung karena sebuah pintu kecil yang ada di samping koridor menarik perhatiannya saat ini. Yep! Petra segera menarik Joan untuk masuk ke dalam situ.
“Petra, mau apa kau membawaku kesini? Dimana ini dan… apa yang kau inginkan?”, pekik Joan kaget saat mereka sudah masuk ke dalam ruangan penyimpanan wine yang dimiliki oleh ayahnya.
Petra tersenyum menatap ekspresi wajah Joan yang terlihat cemas saat dirinya sudah melingkupi tubuh mungilnya dengan kedua tangan yang bersandar di kedua sisi tubuhnya pada tembok.
“Untuk menikmati wajah cantikmu karena aku sudah sangat gemas untuk menciummu”, jawab Petra hangat.
Joan mengerjap dan mendaratkan kedua tangannya tepat di dadanya untuk menahan dirinya yang hendak mendekat padanya. Hmmm… senyuman Petra malah semakin melebar. Rasanya dia harus bersabar agar wanita itu bisa memahami hubungan mereka saat ini. Sepasang suami istri. Tentunya itu berarti Petra sudah berhak melakukan apapun pada wanita pujaannya, termasuk merusakinya.
“Aku tahu kau sudah tidak bisa menahan diri tapi tolong… aku butuh waktu untuk mengikuti alurnya”, ucap Joan dengan nada tegas.
“Hmmm… lalu?”, balas Petra sambil mencondongkan wajahnya untuk menghirup aroma tubuh Joan dari lekuk lehernya.
“Maksudku, aku tidak pernah berpacaran atau sedekat ini pada pria”, lanjut Joan dengan suara cemas dan Petra bisa merasakan kulit tubuh wanita itu meremang sebagai reaksi tubuhnya pada sentuhannya.
“Lalu?”, kembali Petra membalas dalam suara gumaman karena dia sudah sibuk menyesap kulit leher wanita itu. Ah, rasanya menyenangkan.
“Berbeda denganmu yang sangat ahli dan aku yang sama sekali tidak berpengalaman”, sahut Joan dengan suara tercekat dan kedua tangannya yang mencengkeram kerah kemejanya dengan erat.
Petra sudah menjulurkan lidahnya untuk menggeliatkannya diatas kulit lehernya dan mengerang pelan saat merasakan sensasi hangat yang menjalar di sekujur tubuhnya sekarang. Shit! Ejekan Noel dan Ashley tadi sepertinya benar.
“Aku akan membimbingmu dan mengajarimu, sayang”, bisik Petra lembut.
Nafas Joan tertahan dan dia menoleh kearah Petra yang sudah menatapnya dengan tatapan penuh arti. “Bisakah kita berdiskusi sebentar?”.
Wait, what? Diskusi? Heck! Apakah melakukan hal seperti ini dibutuhkan diskusi? Petra bukan termasuk orang yang pandai dalam berdiskusi. Dia tipikal orang yang bergerak cepat tanpa hambatan.
“Apa yang ingin kau diskusikan, sayang? Karena sudah jelas kalau kita adalah suami dan istri”, ucap Petra dengan masam tapi berusaha melembutkan suaranya agar Joan tidak perlu merasa takut.
Joan melumat bibirnya sambil mengarahkan satu tangannya untuk mengusap rahangnya lalu kemudian pipinya. Fuck! Petra refleks mengepalkan kedua tangannya yang ada di tembok sebagai pertahanan dirinya agar tidak menyerang wanita ini sekarang juga.
“Biarkan aku yang berinisiatif untuk menyentuhmu lebih dulu. Maksudku, biarkan aku bereksperimen untuk… melakukan sesuatu sesuai dengan bimbinganmu”, ujar Joan dengan wajah yang merona.
Petra tercengang dan otaknya kosong sepersekian detik karena ucapan Joan barusan.
“Apa maksudmu, sayang? Bisakah kau menjelaskannya padaku?”, tanya Petra dengan suara serak karena efek kagetnya itu. Merasa kalau tadi sepertinya dia salah dengar.
“Aku ingin kau mengajariku caranya menyentuhmu agar kau bisa merasa nikmat. Kau cukup memberitahuku dan aku akan melakukannya tapi… tahan kedua tanganmu untuk menyentuhku karena aku takut kalau aku akan bertindak memalukan seperti beberapa hari yang lalu”, jawab Joan dengan suara tegas.
Lagi. Petra kembali tercengang dengan otaknya yang mengosong lebih lama dari sebelumnya. Untungnya tadi dia sudah meneguk whisky yang diberikan Noel tadi sehingga dia mampu mengingatkan dirinya bahwa dia masih berpijak di bumi.
“Baiklah, sayang. Kau tenang saja. Aku akan mengajarimu banyak hal tapi tidak disini. Karena aku ingin membawamu menjauh dari keramaian orang-orang yang akan mengganggu kebersamaan kita”, ujar Petra dengan kalem.
Alis Joan berkerut. “Kupikir kau menarikku kesini untuk melakukan…”.
“Aku memang menarikmu kesini untuk melakukan sesuatu. Yaitu menciummu sampai membuat dirimu lemas”, sela Petra dengan suara berbisik lalu memiringkan wajahnya untuk segera melakukan niatnya sejak awal.
Petra memiringkan wajahnya untuk mencium Joan yang begitu manis dan hangat. Ciuman itu seperti sebuah mimpi. Petra menciumnya beberapa kali , sentuhan bibir dengan bibir dan ciuman yang sangat hati-hati agar Joan tahu kalau dia akan melakukannya sepelan yang dia inginkan.
Ketika Petra membuka mulutnya sedikit untuk menghisap bibir bawah Joan, gelombang hasrat berguling dalam dirinya saat mendengar suara rintihan pelan yang keluar dari bibir Joan. Shit! Hal itu memicu dirinya untuk semakin berhasrat dalam menciumnya sambil mengangkat tubuhnya keatas meja kayu yang ada di dekatnya. Dia menjelajahi mulut Joan dengan lidahnya dan membenamkan diri pada tubuhnya selama ciuman panas itu berlangsung.
Terdengar suara desahan lembut, kecupan, hisapan dan lumatan yang terdengar kasar dari kedua bibir yang saling mengeksplorasi disitu. Dan tentu saja Petra menikmatinya, begitu juga dengan Joan. Karena Petra bisa menyaksikan ekspresi wajah Joan yang menyerap sensasi yang terlepas dari dalam dirinya saat ini. And yes! Itu adalah pemandangan yang diimpikannya dan selalu ada dalam bayangannya tentang wajah Joan yang terlihat bergairah. Seperti sekarang.
Lalu Joan melepas ciuman mereka, dia mulai mengamati wajah Petra. Ralat. Joan mengamati dirinya sampai Petra tidak tahu apakah dia merasa tertarik hanya karena suasana seperti ini atau wanita itu sudah memiliki perasaan padanya. Yang jelas apa yang terlihat saat ini membuat Petra ingin meledakkan keinginan yang terpendam. Keinginan untuk bisa menghunjam tubuh Joan yang meningkat tajam dalam dirinya dan tertanam di dadanya yang semakin mendesaknya.
“Be ready, baby. Because I’m going to take you high like you’ve never ever been before. And make you beg me to fulfil your desire”, bisik Petra dengan suara yang mengetat.
Dia pun menarik diri sambil mengangkat tubuh Joan untuk turun dari meja dan membantunya berdiri. Dia bisa melihat kebingungan dari wajah Joan.
“Apakah aku payah barusan sehingga kau menarik diri seperti ini?”, tanya Joan sambil mengikuti langkah Petra yang mulai keluar dari ruangan itu.
Petra menoleh padanya dan melebarkan senyumannya. “Tidak, sayang. Justru kau sangat luar biasa. Aku berhenti untuk memberimu waktu bersiap-siap di tempatku karena aku akan mengantar orangtuaku ke bandara. Saat kutiba ditempatku nanti, aku ingin kau memakai sesuatu yang membuatku bergairah”.
Joan mengerjap bingung. “Aku.. tidak merasa punya pakaian yang…”.
“Aku sudah menyiapkannya dan Mrs. Lara pasti sudah menaruhnya di kamar tidurku. No. Kamar tidur kita”, sela Petra hangat dan senyumannya semakin lebar saat bisa melihat wajah tegang yang terlihat dari Joan.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Sabar aja dulu.
Ngegasnya belakangan aja yee...
Untuk next part akan dibantu mentorku
Tapi babang mentor masih belum sempet nulis, karena katanya sengaja biar kalian menahan diri untuk diledakkan bareng2 nanti 😖😖😖
Ada teaser Noel ya...
Happy ending, yes! 😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top