Part 14 - That damn CFO!

Haiii 🤗

Kembali lagi dengan babang Petra

Happy Reading 💋




🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷




Petra melangkahkan kakinya diikuti Darren dan dua orang anak buahnya memasuki sebuah gedung pencakar langit yang berdiri megah di pusat kota Chicago. Saat dirinya masuk kedalam situ, setiap pasang mata langsung memberikan salam hormat kepadanya.

Semua itu didapatinya karena dia dikenal sebagai anak dari pemilik Trinity Holding Groups.Inc, sebuah perusahaan capital invesment terbesar di Chicago dan tercatat sebagai investor paling berpengaruh di Amerika. Dan kesemuanya itu adalah milik Ashton Hugh Tristan, ayahnya.

Pintu lift sudah terbuka dan dia langsung masuk ke dalam situ untuk menuju ke lantai tertinggi, berniat untuk mencari ayah sialannya yang terus merongrongnya untuk segera datang mengambil alih perusahaan selama beberapa minggu karena orangtuanya berencana untuk berlayar.

Sementara itu CEO yang terpilih yaitu Mr. Roger Johnson harus membimbing CFO baru mereka sebelum benar-benar mengemban tugas CEO-nya sendiri.

Begitu lift sudah membawa mereka ke lantai teratas, disitu Petra langsung melangkah keluar saat pintu lift terbuka dan disambut salam hormat dari beberapa staff yang dilewatinya. Dia hanya memberi anggukan kecil atau senyum sedikit sebagai responnya. Langkahnya langsung berjalan cepat menuju ke ruangan besar yang bertuliskan CEO di depan pintunya yang terletak di ujung koridor lantai itu.

Pintu ruangan itu dibuka dan Petra langsung bisa menangkap sosok Ashton yang sedang duduk di kursi kebesarannya, menoleh kearahnya lalu menatapnya dengan tatapan kesal.

“Kau melewatkan rapat internal dan terlambat tiga jam!”, sembur Ashton langsung sambil mendengus.

“Jangan mengumpat padaku! Aku baru mendarat sekitar setengah jam yang lalu! Lagipula sudah kukatakan padamu kalau aku sibuk dan banyak pekerjaan yang harus aku lakukan”, balas Petra dengan wajah masam lalu dia duduk di kursi kosong tepat di depan meja kerja ayahnya.

Darren dan anak buahnya sudah menunggu diluar meninggalkan kedua ayah dan anak itu untuk mengobrol.

“Kau bilang padaku tiga minggu dari pertemuan terakhir kita di Manhattan! Tapi apa yang terjadi? Kau bahkan mengundur waktu sampai hari ini atau lebih tepatnya lima minggu!!!!”, kembali Ashton mengoceh kesal.

Petra menghela nafas lelah sambil menatap ayahnya dengan jenuh. “Aku sudah bilang aku sibuk! Apa kau tidak tahu kalau aku harus meladeni kepolisian perihal kasus klub malamku yang disabotase oleh Barton sialan itu?! Dan aku baru saja dari Kuba untuk melihat lokasi pertambangan Nikel yang akan kubangun dalam waktu dekat”.

“Kau membangun pertambangan Nikel? Apakah tidak cukup kau memiliki tambang batubara dan minyak bumi? Apa karena ini semata-mata kau ingin menyaingi Joel yang juga mulai merambah nikel sebagai perluasan usahanya?”, tebak Ashton dengan alis mengernyit.

Petra terkekeh saja. “Aku kasihan dengan temanku yang satu itu, tidak baik rasanya jika membiarkannya sendirian berada di puncak kesuksesan tanpa adanya saingan”.

“Kau benar-benar mencari masalah terus dengannya. Pantas saja dia berusaha keras untuk tidak membiarkan dirimu menjangkau adiknya. Cih!”.

“Aku hanya memberikannya waktu untuk bertindak semaunya saja”, elak Petra sambil menyeringai.

“Buktinya kau selalu gagal untuk mengambil adiknya dan selalu berakhir dengan gigit jari. Apa kau tidak lelah harus bermain kucing-kucingan selama dua bulan ini?”, sahut Ashton dengan ekspresi mengejek.

“Biarkan anak buahnya bersusah payah untuk meladeni keisenganku. Aku hanya berbaik hati untuk tidak turun tangan dan melihatnya dari jauh”, balas Petra santai.

“Ah, bilang saja kalau sudah seminggu ini kau kembali harus merasa kesal karena ternyata gadis muda itu kembali melepas cincinnya dan kau tidak tahu dimana dirinya berada sekarang”, tukas Ashton dengan alis terangkat setengah.

Damn! Petra merasa kesal sendiri jika ayahnya selalu melakukan kebiasaannya dengan ikut campur urusan pribadinya. Apa mau dikata? Tidak ada yang bisa menghalang-halangi seorang Ashton jika dia menginginkan sesuatu atau mencari sesuatu.

Dan yeah... Petra kehilangan sosok Joan dari jangkauannya karena wanita itu sudah melepas cincinnya lagi. Dia seperti dipermainkan dan bukan salahnya juga, sedari awal memang Petra bersikap kekanakan dengan sengaja tidak muncul dan hanya mengirim anak buahnya seperti Luke untuk mengawasi Joan dan secara terang-terangan menunjukkan dirinya seolah semacam pesan kalau Luke adalah suruhan Petra.

Alasannya sangatlah klise! Bahwa dia ingin melihat apakah Joan merindukannya atau tidak? Namun sepertinya wanita itu tidak menunjukkan apa-apa selain semakin cerdas dalam memutarbalikkan kata-kata kepada siapa saja yang melontarkan  perkataan konyol padanya.

Terlebih lagi soal kejadian waktu lalu saat Joan menghajar seorang pemuda yang menguntitnya di sebuah toko di rest area. Dia begitu berani dalam memberikan pukulan dan tendangan yang terlatih. Petra tidak berhenti merasa bangga sampai sekarang melihat wanita kesayangannya itu memberikan kejutan dengan perlawanan yang dia lakukan meskipun dia masih terlihat gugup.

Sementara pemuda yang menguntitnya itu tidak lain adalah suruhan dari anak laki-laki Barton yang sialnya sampai hari ini Petra masih belum menemukan bajingan sialan itu sampai sekarang. Orang itu cukup bernyali dan mampu menghilangkan jejaknya dari berbagai pelacak ataupun orang-orang suruhan Petra yang terlatih.

Dan dengan adanya orang yang menguntit Joan, sudah pasti wanita itu dalam ancaman bahaya dan Petra tidak menginginkan hal itu terjadi. Bisa jadi kebersamaannya waktu itu membuat orang itu berkesimpulan kalau Joan adalah orang terdekat Petra dan bisa dijadikan titik lemah dirinya. Dan sialnya lagi kalau itu adalah benar.

Petra bahkan meminta Christian dan Joel, juga para ayah untuk melakukan pengamanan yang lebih ketat kepada semua anak-anaknya karena Petra kuatir saat kejadian di restoran waktu itu membuat para anak yang bersama dengannya diincar juga.

“Aku memang tidak tahu dia dimana sekarang tapi aku yakin dia akan aman. Ayah dan kakaknya pasti akan memberikan pengawasan padanya”, ucap Petra kemudian.

“Dan kau tidak melakukan apa-apa? Kau sudah menyerah dan tidak melanjutkan keinginanmu untuk bersamanya?”, tanya Ashton dengan tatapan menilai.

“Aku sempat berpikir kalau gara-gara aku, dia terancam bahaya. Karena itulah aku tidak bisa menemuinya dan membiarkan Luke yang mengawasinya. Sebelum aku menemukan anak laki-laki dari Barton dan memastikan dia sudah mati ditanganku, akan lebih baik aku tidak bersamanya sekarang”, jawab Petra beralasan.

“Kau ini... mau sampai kapan kau terus menahan diri seperti itu? Bukankah menunggu adalah hal yang tidak akan kau lakukan? Bahkan kau bukan orang yang sabaran. Apa kau sudah terkena karma karena dulu sering mengejek Joel?”, timpal Ashton sambil terkekeh.

“Selama itu bisa membuat posisi wanitaku dalam keadaan aman, aku tidak masalah”, ujar Petra tanpa berniat meladeni ejekan ayahnya.

Ashton terdiam sambil memperhatikan ekspresi serius dari Petra, sementara dia hanya bersandar sambil meluruskan kedua kaki panjangnya dan menghela nafas lelah.

“Apakah aku bisa pulang ke penthouse-ku untuk beristirahat setelah mengutamakan dirimu dengan langsung datang kesini setelah mendarat untuk menyapamu?”, tanya Petra sambil memijit pelan keningnya yang terasa pening.

Ashton mengangkat alisnya lalu kembali tersenyum. “Boleh saja. Asal kau berjanji untuk datang ke pesta penyambutan CFO baru dan pengangkatan Mr. Roger sebagai CEO nanti malam di hotel keluarga kita”.

Petra memutar bola matanya. Pesta penyambutan dan pengangkatan? Yang benar saja. Belum-belum Petra sudah merasa bosan dengan berada di sebuah pesta yang berisi para orang-orang paruh baya yang akan menceritakan pengalaman hidup mereka yang bisa dianggapnya sebagai basa basi dalam obrolan mereka.

“Baiklah. Aku akan datang”, jawab Petra sambil mengangguk.

“Kalau begitu kau harus berkenalan dulu dengan CFO baruku yang akan menggantikan posisi Roger disini”, ucap Ashton kemudian sambil mengangkat teleponnya lalu berbicara sesuatu dalam suara rendah dan menutupnya.

“Untuk apa kau memperkenalkanku sekarang? Bukankah nanti malam kami bisa berkenalan? Aku sedang tidak dalam mood untuk bertemu dengan orang sekarang”, protes Petra dengan ekspresi jengkel.

Seringaian Ashton terlihat sambil menatap Petra dengan kerlingan matanya yang menyebalkan. “Aku ingin kau berkenalan dengannya sekarang supaya kau memiliki alasan untuk tidak bisa mangkir dari pesta penyambutannya nanti malam”.

“Kau pikir aku akan mangkir ketika aku bilang aku akan datang?”, balas Petra kesal. Dia merasa tersinggung karena ayahnya meragukaan perkataannya.

“Tidak. Kau memang akan datang tapi kau akan menghilang di tengah-tengah pesta seperti biasanya dan aku tidak ingin kau melakukan hal itu”, sahut Ashton santai.

Petra menggertakkan giginya mendengar perkataan Ashton yang spontan membuatnya terdiam dan enggan menanggapi. Dia bisa mendengar ada suara ketukan di pintu sebanyak tiga kali saat dia mengusap keningnya yang semakin pening, dan dia bisa mendengar ada derap langkah mantap yang bergema di ruangan besar ayahnya. Langkah itu semakin mendekat dan Petra yakin kalau orang itu sudah berada di belakangnya.

Yes, Mr. Tristan. Apakah Anda memanggilku?”.

Suara wanita yang terdengar familiar spontan membuat Petra mendongakkan kepalanya lalu menoleh kearah sumber suara. Shit! Seketika itu juga Petra membeku dan menatap sosok yang ada dihadapannya dengan tidak percaya. Dia bahkan membuka mulutnya dan melebarkan matanya seolah dia melihat hantu.

“Aku ingin kau berkenalan dengan putraku yang akan membimbing Roger sekaligus mengambil alih perusahaan selama aku tidak berada disini dan selama kau masih dalam bimbingan Roger. Karena dia baru saja tiba kesini dan melewati rapat internal hari ini”, terdengar suara Ashton yang lantang namun ada kesan geli dalam suaranya sekarang karena Petra masih membeku dan belum bergeming.

Wanita itu mengangguk lalu tatapannya kini beralih menatap Petra dengan ekspresi datar.

“Hello, sir. Perkenalkan, namaku Joana. Aku akan mengisi posisi CFO selama dua tahun kedepan. Mohon bimbingannya dan aku berharap kau tidak akan sering-sering muncul di hadapanku mengingat kau tidak tertarik untuk melanjutkan bisnis sir Ashton. Jadi, lakukan apa yang pernah kau katakan dan jangan menggangguku!”, ucapnya dengan suara lantang dan tegas.

Seketika itu juga tawa Ashton meledak dan Joan mengundurkan diri tanpa menggubris tatapan kaget yang masih dilayangkan Petra padanya. Karena pria itu masih saja terdiam dan belum bergeming. Dia menjadi seperti orang tolol selama beberapa menit setelahnya tanpa mampu melakukan apa-apa.



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Bikin penasaran aja terus...
Gak di lapak sebelah...
Gak di lapak sini...

Aku mah gitu orangnya karena kesel kalo Hyun makin melalangbuana dalam imajinasi aku 😖😖😖

Btw, aku udah dapet dong extra part buat Hyun gegara masih blom bisa move on!
Sekalinya dapet langsung nganu pula 😪





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top