「🍮」- O9
(Name) terlalu fokus untuk menggunakan mayanya kepada Surya dan Petra. Ia sudah merasakan rasa sakit efek dari paramaya, dan ia menggunakan mayanya begitu berlebihan dan sekarang ia menggunakannya untuk Surya dan Petra.
Ia mulai batuk darah, terlalu memaksakan diri. Ia menahan rasa sakit tersebut, karena ia tahu ini bukan seberapa dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Surya dan Petra.
"ELENAAAA." (Name) mendengar Jayden berteriak, sepertinya alat itu sudah terlepas dan Elena sedang terluka didadanya.
Mayanya semakin kuat, dan muncullah naga naga yang ingin menyerang mereka bertiga.
(Name) terdiam, tidak harus berbuat apa. Ini terjadi begitu cepat, ia sudah pasrah. Tubuhnya sudah tidak kuat dan mayanya tersisa sedikit, itupun digunakan untuk Surya dan Petra.
Blaarr!
Maya Bisma lagi-lagi menyelamatkannya dan karena mayanya digunakan untuk melindungi mereka bertiga. Bisma lah yang terkena serangan itu.
Darahnya bercucuran, lengannya terputus dari tubuhnya. Tubuh Bisma ambruk dan siapkan ada 3 naga es yang menyerangnya.
"Petra! Surya! Dengarkan aku baik baik!" Dengan darah yang terus muncrat dari mulutnya, Bisma memaksakan diri untuk mengatakan suatu hal.
"Ayah kalian masih hidup! Kalau sampai bertemu dengannya, kalian jangan—"
Bumm!
(Name) menatap ke arah ledakan tersebut, ia terdiam sejenak.
'Jadi dia adalah orang yang dimaksud oleh paman, Bisma.' (Name) menatap bongkahan es tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan.
"(N-name).. Apa yang dia ucapan tadi?.." tanya Petra dengan suara yang lemah.
"Akan ku beritahu nanti." (Name) membantu Petra untuk berdiri dan Petra merangkul Surya untuk pergi dari sini.
(Name) meletakkan telapak tangannya, menutupi matanya yang berwarna kuning.
'Maaf..'
Swoosh..
(Name) tersentak, saat sebuah badai salju tiba-tiba muncul.
"Tiang listrik itu punya pabrik es ya! Mayanya nggak habis-habis!" ucap Petra yang sedang merangkul Surya yang sedang tidak sadarkan diri.
"Tidak.." Petra melirik (Name) yang sedang gemeteran. Ia mengira karena hawa dingin yang tiba-tiba, tetapi sepertinya tidak.
'Perasaan ini..' (Name) menarik napas sejenak, untuk menenangkan dirinya.
"Kita harus cepat pergi dari si—" Tubuh (Name) ambruk karena hawa dingin, serta ditambah efek dari paramaya.
Petra juga ikut ambruk karena hawa dingin, tubuh mereka sama sama lemas. Dan (Name) tidak sadarkan diri.
***
(Name) menatap mobil yang sudah hancur itu, ia baru saja sadar. Ia sedang menyesuaikan keadaan saat ini.
Barulah beberapa saat kemudian ia sepenuhnya sadar.
"Oh kau sudah sadar rupanya?" Petra melihat (Name) yang menoleh kesana kemari dipunggungnya.
"Gak udah mati." (Name) turun dari gendongan Petra secara perlahan, memegangi kepalanya yang masih sakit.
"Jadi kita pakai mobil buat ke rumah sakit?" tanya (Name).
"Iya."
"Siapa yang menyetir?"
"Aku saja, mudah-mudahan aku masih kuat," ucap Petra. Semuanya memasuki mobil tersebut, dan seorang laki-laki yang menghalangi Petra dan (Name) tadi juga ada disana tetapi ia dimasukin di garasi.
(Name) juga memasuki mobil tersebut, duduk disamping Surya yang masih tak sadarkan diri.
Nirmala sempat menanyakan sesuatu, tetapi Petra menjawab tidak apa apa dan menyuruhnya jangan membaca pikirannya lagi.
Mereka sudah sampai dirumah sakit dan mereka sudah diberi pertolongan pertama.
(Name) hanya mendapat luka ringan, ia hanya menggunakan mayanya terlalu berlebihan dan terlalu memaksakan diri yang ia perlukan saat ini hanyalah istirahat dan ia sudah tertidur sejak ia sudah selesai diobati.
"Grook.." Tertidur nyenyak sekali.
***
Kini hanya terdapat Petra, Nirmala, Gecko, Andre dan Kayla di ruangannya. (Name) bertanya-tanya didalam pikirannya kenapa mereka semua berkumpul disini?
"(Name), kau boleh jujur sekarang." Petra menatap (Name) dengan tatapan tajam, "Kau tahu dimana ayah, kan?"
Dengan santainya ia menjawab, "Iya." Petra melangkah mendekatinya dengan emosi yang membara tetapi ditahan oleh Nirmala.
"Lalu kenapa kau tidak memberitahuku?!" tanya Petra sedikit menaikan suaranya, (Name) hanya menatapnya dengan tatapan datar lalu memalingkan wajahnya.
"Bukan urusanmu—"
"Apa karena kau salah satu Empath? Apakah itu alasannya kau tidak ingin memberitahuku?" (Name) tersentak menatap Petra dengan tatapan terkejut. (Name) menetralkan raut wajahnya.
"Jaga omonganmu, kita sedang berada di tempat umum."
"Jawab pertanyaan ku terlebih dahulu!" (Name) menghela napasnya, "Iya." Dapat terlihat semua orang yang berada disana terkejut.
Ternyata ucapan nona Mel benar mengenai (Name) adalah Empath.
"Tapi itu bukanlah alasannya, aku tidak mengetahui keberadaannya dimana setelah aku lulus ujian." Bisa dilihat jika satu ruangan terdiam, sedang fokus untuk mendengar ucapannya.
"Dia tidak tahu jika aku Empath. Saat aku tahu aku adalah Empath aku segera menyembunyikan identitas ku dari publik agar tidak ada satupun penjahat yang mengincar ku," jelas (Name), ia memperhatikan raut wajah mereka semua yang bertanya-tanya.
"Kenapa aku melakukan itu? Alasannya simpel. Tentu saja Petra tahu jika aku suka membaca buku maupun itu cerita, berita atau apapun itu, aku juga sempat mendengar beberapa Jin membicarakan mengenai pembunuhan terhadap Empath."
"Aku bersembunyi, selalu berpindah-pindah tempat bahkan Jin yang bekerja di D.E.AD tidak tahu kebenarannya jika aku adalah Empath."
Setelah (Name) menjelaskan semuanya, mereka semua terdiam. (Name) menatap mereka dengan tatapan intens.
"Apa ada pertanyaan?"
"Tidak.." Petra tidak lagi menanyakan soal keberadaan ayahnya, seakan-akan harapannya pupus.
"Dasar manusia itu.. Untung saja kalian bukanlah penjahat." (Name) memaki-maki nona Mel didalam hatinya dengan rasa kesal yang membara.
"Tapi hebat juga kau bisa bersembunyi dari penjahat itu.." Andre bergumam.
"Apa ayah tahu?"
"Tentu saja tidak, ia tidak tahu sama sekali.." (Name) melirik ke arah lain dengan wajahnya yang sendu.
Mereka semua kebingungan kenapa gadis ini menampakkan wajah yang menyiratkan kesedihan? Bahkan Nirmala tidak bisa membaca pikirannya karena yang ia dapati hanyalah kekosongan.
"Apa Surya ada menitipkan sesuatu?" Petra tersentak lalu memberikan (Name) beberapa kertas berjumlah kan 20rb.
"Padahal mengancam nyawa tetapi dihadiahi 20rb, apaan dia itu.." (Name) bergumam dengan rasa kesal yang semakin meningkat.
Bersambung—
Yah... Hehehe
🥺
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top