「🍮」- O2

Ppppp dh lama gk update, mungkin 1 bulan an dh:')

Enjoy!

——

Di pagi hari, jam 06.00...

Mereka sedang berada di dalam lift, oh tentu saja mereka semua menjauhi (Name).

"...."

Sunyi? Oh tentu saja.

Suasana itu berlangsung selama mereka berada di dalam lift.

Tingg

Mereka sudah berada di lantai paling bawah dan berjalan ke arah tempat latihan mereka.

"Inilah tempat latihan kalian.." ucap Dwi

"Lumayan lah," ucap Ratna dengan wajah tersenyum

"Ingat, kalian disini bukan untuk piknik. Jadi aku mengharapkan kesungguhan kalian."

"Iya iya."

"Kok terbuka gini sih! Kalo kulitku hitam gimana?" protes Hana

"Bisa-bisanya kau memikirkan itu nona."

"Tak perlu cemas. Di atas kepala kalian ada pelindung tak kasat mata."

"Ah... Itu para pelatih kalian sudah datang.." ucap Dwi menoleh ke arah belakangnya dan terdapat dua orang berjalan menuju kearah mereka

"Yo! Aku Allan dan yang tidak ada semangat hidup itu adalah Allen, kembaran ku. Kami adalah undead yang akan membimbing kalian selama 5 hari kedepan. Mohon kerjasamanya." sapa Alan tersenyum ke arah mereka semua

"Wah... Ganteng banget.." puji Hana dengan nada pelan

"Ehe, makasi ya mbak." ucap Allan dengan tersenyum

"Baiklah.. aku tinggal dulu. Pukul 8 malam aku akan menjemput kalian. Manfaatkan sebaik-baiknya."

"Karena waktu yang hilang tidak akan bisa kembali.." ucap Dwi menoleh ke arah para calon undead tersebut lalu berjalan pergi meninggalkan mereka.

"Baiklah, Allen! jangan bermalas-malasan lah anjing!" ucap Allan ketika menoleh ke arah Allen yang sudah tiduran di atas rumput.

"Hm."

"Njir Allen Aldebaran."

"Baiklah, semuanya kumpul!" ucap Allan menepuk-nepukan tangannya agar mendapatkan perhatian.

"Pertama aku ingin memastikan kondisi fisik kalian."

Lalu semuanya berlari 100 kali di lapangan sambil mendengarkan penjelasan dari Allan.

"Undead itu pada umumnya memiliki kekuatan dan kecepatan berkali-kali lipat di atas manusia biasa."

"Indera kalian juga menjadi lebih peka."

'Tubuhku menjadi lebih ringan, walaupun di kehidupan sebelumnya juga ringan sih.' batin (Name) sambil berlari di depan mereka semua.

"(Name), 15,26 detik. Kerja bagus." Puji Allan dengan wajah tersenyum saat melihat (Name).

Lalu setelah semuanya selesai berlari Allan pun mengumpulkan mereka semua di depannya.

Allen pun menjelaskan tentang maya yang menjadi kekuatan bagi undead.

Kalian pasti udah tau sih, jadi author skip.

5 hari mereka gunakan untuk berlatih, mereka berlatih kekuatan fisik dan kekuatan Maya mereka

Di 7 hari tersebut, (Name) sudah mengetahui jika dirinya memiliki Maya api serbaguna

Kegunaan Maya tersebut adalah bisa teleport kemana saja, bisa dijadikan tempat untuk menyimpan barang dll

Bahkan untuk membakar lemak saja bisa.g

Dan (Name) sedang berada di kamarnya, bersiap-siap untuk mengikuti ujian kelulusan untuk bisa menjadi undead

"Semuanya sudah siap?" tanya jin yang menjadi asisten dari Dwi

"Siap!" jawab semua wanita yang berada disana dan menatap serius ke arah makhluk itu

(Name) dan Undead lainnya sedang berada di sebuah tempat untuk menuju ke tempat ujian

" Seperti yang sudah di jelaskan, hari ini kalian akan ujian dan bila lulus, kalian resmi menjadi undead dan bisa kembali ke Alam Fana," jelas Dwi yang sedang berdiri di depan mereka.

"Tapi sebelum itu... Aku akan bagikan sesuatu untuk kalian.." ucap Dwi menatap ke arah para calon undead tersebut.

"Pal!" panggil Dwi kepada makhluk yang menyerupai kerbau itu..

Kerbau gak sih? Tapi menurut Eli kek domba..

"Iya.." balas Pal.

"Yang di panggil maju ya."

Lalu Pal pun memanggil semua nama para calon undead itu, dan yang terakhir adalah (Name).

(Name) mengambil benda yang menyerupai jam itu dan memperhatikannya lalu memakainya.

"Kalian pakai jam itu tapi jangan di nyalakan atau di tekan-tekan dulu" Ucap Dwi.

"Ini buat apaan sih?" tanya Hana sambil memakai jam itu dan memperhatikannya.

"Iya nih, jam nya jelek. Apa gak ada yang lebih bagus?" tanya Ratna menoleh ke arah Dwi.

"Tidak-" Ucapan Dwi terpotong tiba-tiba.

"Kalian jangan mengeluh. Di kasi hati malah di minta jantung." potong (Name) lalu menoleh ke arah Dwi dan meminta maaf karena memotong perkataannya.

"Ah.. tidak apa-apa."

"Ayo kita berangkat, matahari sudah terbit." ucap Dwi, lalu menyuruh mereka untuk memasuki sebuah pesawat yang mengantar mereka ke tempat tujuan.

"Kita sudah sampai." ucap Dwi saat pesawat mereka sudah sampai di tujuan mereka.

"Sudah ku bilang kan, tempatnya tidak jauh."

Lalu pesawat itu mendarat di sebuah pantai dan di depannya ada sebuah bangunan besar yang sepertinya adalah tempat ujian.

"Ini adalah kota buatan yang khusus di bangun untuk ujian para undead. Memang sengaja di buat mirip dengan dunia kalian. Kalian suka?" jelas Dwi.

"Kalian harus masuk sekarang! Cepat! Waktunya singkat! Setelah ini, gerbang akan di kunci hingga ujian selesai!" suruh salah satu jin yang menjadi sahabat dari Dwi.

Mereka pun langsung memasuki tempat itu dan melihat-lihat isinya.

"Dwi disini. Para peserta, apa kalian bisa mendengar ku? Jawab 'bisa'" ucap seseorang dari sebuah benda kecil yang mendekat ke arah mereka.

"Bisa."

"Aku akan berkomunikasi dan mengawasi kalian dari kamera ini. Kamera seperti ini telah di sebar ke seluruh kota ini." jelas Dwi dari benda itu

"Baiklah, aku akan jelaskan aturan ujiannya. Aturannya sederhana.. di dalam kota buatan ini.. kami sudah siapkan sejumlah jin gila."

"Kalian tidak perlu tahu bagaimana kami mendapatkannya.. yang terpenting sekarang misi kalian adalah.."

"Bunuh pada jin itu! Dalam kota juga sudah di sebar senjata dan peralatan yang mungkin akan kalian butuhkan."

"Tapi sebelum mulai aku ingin ceritakan sejarah singkat pada kalian. Tentang bagaiman undead diciptakan."

Lalu Dwi menjelaskan secara singkat bagaimana cara seorang undead di ciptakan.

Dan juga syarat syarat antara Shaman dan kematian untuk menciptakan seorang undead.

"Hei... Jangan bercanda.." ucap Dimas dengan wajah yang tidak percaya.

"Ini hari ketujuh kita loh, dan kita masih hidup tuh." lanjut Dimas tersenyum miring, dia menanggap bahwa cerita tadi hanya bohongan agar bisa membuatnya ketakutan.

"Benar sekali.. ini hari ketujuh.."

"Hari terakhir kalian.."

(Name) yang mendengar itu hanya berwajah datar saja, seakan-akan dirinya tidak terkejut sama sekali.

Toh mati adalah tujuan akhir dari manusia dan undead. Itu yang dia pikirkan.

Lalu Dwi pun melanjutkan perkataannya apa yang menyebabkan seorang undead bisa hidup lebih dari setahun yaitu dengan membunuh jin gila.

"Paham kan? Aturan penambahan jangka waktu itu akan ku jelaskan pada yang lulus nanti. Dan untuk sekarang, singkatnya.. kalau kian tidak membunuh jin yang ada di kota ini.."

"Hidup kalian akan berakhir hari ini." jelas Dwi.

"Ya sudah, kita bekerjasama saja agar bisa membunuh mereka dengan mudah." ucap Hana dengan wajah meremehkan pada jin yang ada disini.

"Siapa juga yang mau bekerjasama dengan mu," balas (Name) yang sedang berdiri menghadap ke arah berlawanan dengan teman seangkatannya.

"Ck. Siapa juga yang mau bekerjasama dengan anak yang sama sekali tidak mempunyai orangtua ini!" balas Dimas yang membuat (Name) kesal tapi dirinya harus bersabar.

"Oh iya, dan satu lagi jinnya cuma ada empat loh." ucap Dwi

"Kalian tahu artinya kan?.." Ucapan Dwi membuat semua undead yang disana ketakutan dan terkejut secara bersamaan kecuali MC kita.

"Satu jin hanya untuk satu undead. Jadi meskipun kalian membunuhnya secara bersamaan.."

"Hanya satu yang akan mendapatkan perpanjangan hidup."

Dan itu membuat semua undead shock kecuali (Name), dan (Name) pun bertanya sesuatu dengan santainya.

"Apakah kita bisa membunuh para peserta juga?" tanya (Name) melirik ke arah benda melayang tersebut.

"Boleh."

"Kalau begitu... Aku memberitahu kalian sesuatu." ucap (Name) menoleh ke arah teman-teman seangkatannya.

"Aku akan membunuh semua." lanjut (Name) menatap dingin ke arah mereka semua.

"Kau membunuh ku? AHAHAHAHAHAHA MIMPI!"

"LEBIH BAIK KAU TIDAK USAH MENGHAYAL ANAK KECIL!"

Dan (Name) hanya mengabaikan itu dan kembali menghadap ke arah sebaliknya.

"Maaf mengganggu perdebatan kalian.." Ucap Dwi.

"Peserta, tekan tombol di samping kanan jam kalian sekarang." Suruh Dwi lalu semua yang berada di sana langsung menekan tombol yang disuruh dan terlihat sebuah angka disana.

"Itu sisa waktu hidup yang kalian miliki hari ini, 10 jam."

"Kenapa kalian tidak memberitahu dari awal?!"

"Maaf.. sudah aturannya dilarang memberitahu informasi itu.. untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan."

"Satu lagi, batas waktu kalian memang sampai jam 4 lebih. Tapi ujian akan di nyatakan berakhir jam empat tepat!"

"Di dalam tubuh para jin itu ada alat yang bisa membunuh mereka seketika, jadi bila di atas pukul empat ada jin yang belum dibunuh, maka alat tersebut akan kami aktifkan dan jin tersebut akan mati dengan sendirinya."

"Baiklah! Ujian di mulai!" ucap Dwi yang membuat (Name) langsung berpisah dengan semua teman-temannya dan langsung mencari sebuah senjata

"Biarkan saja dia. Anak kecil sepertinya tidak akan bisa membunuh kita semua." Ucap Dimas menatap ke arah punggung (Name) yang semakin menghilang

"Siapa juga yang mempedulikannya?"

"Ngadi-ngadi jika aku memperdulikannya"

"Sudah sudah. Mending kita cari senjata dulu." .Adrian




Bersambung-

29/7/2021

1397 words

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top