chapter - 14
Saat semua sedang asik menyantap makan malam mereka, pria yang sudah berumur kepala 5 masuk mengucap salam dan langsung ikut bergabung
"Assalamualaikum"
"Bun medi kebelet poop nih, medi lanjutin makan nya di kamar ya" ucap medi langsung berdiri
"Duduk kamu medi!" Bentak vino
Medi mengacuhkan bentakan vino san tetap melangkahkan kaki nya
"Doni udah selesai makannya bun, vino duluan kekamar"
"Bunda udh selesai makannya? Dira bawa piring kotornya ke dapur ya bun"
Vino hanya mengepalkan tangan melihat semua anak nya yang beranjak dari meja makan, dia sadar akan kesalahan nya namun perasaann nya dapat dibohongi, dia egois ingin memiliki keduanya, dia tidak bisa mengontrol hati nya
"Kenapa kamu selalu mengacaukannya mas?" desis marsya
"Aku hanya ingin semua kembali normal"
"Semua gak bisa kembali baik-baik aja saat kamu sudah menghancurkannya, kamu yang merubah mereka seperti itu maka nikmatilah perubahan yang kamu buat" jelas marsya meninggalkan vino
Medi menangis dalam dia, tak ada air mata yang keluar, dia sudah lelah menangis, tangisannya tak akan merubah apapun dan mengembalikan semuanya, selama ini sakit hati nya belum ada memudar, ingatan nya terlalu tajam mengingat apa yang terjadi selama ini. Saat melihat wajah ayahnya, saat akan tidur, saat sendiri memori itu akan selalu berputar, apa dengan kata maaf semua bisa membuat dia lupa.
Tok tok tok
"Deek"
Tok tok tok
"Medi"
pintu terbuka, dira langsung masuk kedalam kamar adiknya dan duduk di kasur
"Kamu lagi nonton apa? Kakak tidur sini ya malam ini, lagi parnoan nih"
Medi tau kakaknya datang kekamar nya bukan karena tidak berani tidur di kamarnya sendiri, medipun kembali mengunci pintu nya
"Kamu nonton drakor apa dek?"
"Hospital ship"
Dan medi pun sudah tenggelam dalam film itu tapi tidak dengan dira yang sedari tadi melihat adiknya, dira tau apa yang adiknya alami selama dia dan abangnya lebih memilih sekolah di luar kota setelah kejadian itu, selama 10 tahun kami meninggalkan rumah ini tapi tidak dengan dira yang bertahan, dira tak pernah membagi apapun yang telah terjadi, bunda pasti tak mengijinkan untuk memberitahu.
"Dek"
"Hmm"
"Apa sulit untuk melupakannya?" Tanya dira
"Sulit kak"
Medi juga tak mau mengingatnya, tapi memori itu akan selalu berputar dalam otaknya tanpa ia minta
"15 tahun waktu yang cukup lama kak, selama 15 tahun juga tiada henti tanpa keributan, selama 15 tahun medi selalu melihat bunda menangis, selama 10 tahun bunda selalu membagi kesedihannya dengan medo, medi lelah menampung semuanya kak, kalian pergi ninggalin medi sendiri, apa kakak akan begitu mudah melupakannya?"
Medi sudah tak bisa membendung lagi air matanya, dia merasa sesak di dadanya, selama ini dia tak pernah membagi kesedihan nya kepada orang lain karena bunda melarangnya, dia butuh sandaran tapi tak ada yang bisa menjadi sandaran nya, dia berdiri sendiri.
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top