chapter - 11

Pagi ini ketika medi sedang menunggu lift karena sudah selesai operan shif

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak nya dan medi menoleh ke orang itu sambil melepas headsetnya karena kaget

"Oh iya dok" jawab medi

"jaga malam?" Tanya dokter dimas

"Iyaa dok" jawab medi

"di jemput?" dokter dimas kembali bertanya

"Enggak dok, rencana mau mesen ojek" baik doni ataupun dira memang tidak bisa menjemputnya karena pasti mereka harus pergi kerja

Dimas pun tak nanggapi lagi setelah dira menjawab lalu pintu lift pun terbuka, medi langsung masuk kedalam lift di ikuti dimas

Medi tidak menyangka bisa satu lift dengan dokter ini, karena selama ini mereka sesekali bertemu saat dokter dimas visit ke vk, baginya dokter dimas sudahlah manis, cowokable, badan atletis, dan dia yakin pasti ada 6 atau 8 roti sobek yang di sembunyikan dokter dimas dibalik bajunya, memikirkan hal itu membuat medi menelan air ludah nya.

Ya Ampun medi!!! Apa yang lo pikirkan? Dosa med dosa. Astagfirullah ngucap med ngucap. Ucap malaikat di kuping kanan nya

Hahaha gue yakin bersandar di dada bidangnya bisa membuat kehangatan yang alamiah med. Liat aja tuh lengan nya keliatan tonjolan-tonjolan indah med. Ucap jin di kuping kirinya

"Astagfirullah" ucap medi tiba-tiba sehingga membuat dimas menoleh kearahnya

Yesss. Ucap malaikat yang berhasil menang dengan jin

"Kenapa?" Tanya dimas mengira medi mengucapkan sesuatu

"Ooh eeeh emm gak papa dok, duluan ya dok" jawab medi gelagapan

Pintu lift pun terbuka, medi langsung berjalan kearah pintu keluar utama dan tiba-tiba ada yang menahan tangan nya lalu menariknya ke arah parkiran ketika sampai di sebuah mobil seseorang yang menarik tangannya membunyikan alarm mobilnya dan membukaan pintu untuk medi. Pria itu menyuruh medi masuk dengan dagunya, Medi yang masih bingung pun tak mengerti maksud orang itu

"Masuk" ntahlah itu sebuah perintah atau ajakan, medi masih tidak bergerak karena dia masih bingung dan kaget

Karena tak ada pergerakkan dari medi, orang itu langsung mendorong medi masuk duduk di sisi penumpang dan memakaikannya sabuk pengaman. Orang itu langsung masuk ke sisi pengemudi.

Medi yang masih belum sadar dengan apa yang terjadi masih diam dan melihat kearah pengemudi. Lalu orang itu menyentil pipi medi.

"Aduuuh! sakit" medi mengelus pipinya

"Bengong aja" ucap orang itu

"Loh kok dokter dimas? kok dokter bawa saya masuk ke mobil sih?" Tanya medi kembali dari bengong  nya, yah orang yang menarik tangannya adalah dokter dimas

"Emang menurut kamu siapa yang narik kamu? Saya anterin kamu pulang" jawab dimas santai lalu menghidupkan mobilnya

"Hm maksud saya kenapa dokter nganterin saya?" Jawab medi yang tak mau dianggap kaget karena suatu keajaiban baginya bisa berdekatan dengan dokter yang diam-diam dikaguminya

"Pengen aja" jawab dimas seadanya

"Hmm emang dokter tau rumah saya?" Tanya medi kembali

"Enggak, dimana?" Tanya dimas kembali

"Apanya dok yang dimana?" Medi malah balik bertanya

"Rumahmu lah?" Jawab dimas

"Oh hmm perumahan mediterania dok" jawab medi dan jawab dimas dengan anggukan

Selama perjalanan keduanya sama-sama terdiam, dimas sangat fokus selama mengemudi sedangkan medi dari tadi tangannya saling meremas-remas satu sama lain karena gugup.

Demi apasih gue dimobil dia berduaan, OHMYGOD gue harus tetep cool nih harus. Batin medi

"Yang mana?" Tanya dimas ketika sudah memasuki perumahan yang dimaksud medi

"Med" panggil dimas kembali karena tak mendapat tanggapan dari medi

"Ahhh iya dok" jawab medi yang baru kembali dari alam bawah sadar nya

"Rumah kamu yang mana?" Ucap dimas kembali

"Oh lurus aja itu ada belokan nah masuk situ, rumah warna hijau sebelah kanan" medi menunjukkan arah rumah nya

Dimas pun menjalankan mobilnya sesuai arahan medi dan berhenti di depan rumah medi yang dilihatnya sangat asri dan pas menurutnya karena tidak terlalu besar layak istana atau pun kecil. Cukup nyaman untuk di huni apalagi ada ayunan tepat di depan rumah itu. Lali medi melepas sabuk pengamannya

"Makasih dok tumpangannya" ucap medi hendak turun dari mobil dan di jawab dengan anggukan

Ketika medi sudah membuka pintu mobil dan hendak turun tiba tangan nya kembali di tahan

Suka banget sih nahan-nahan tangan gue nih dokter kayak sinetron aja. Batin medi

"Kalau lagi berdua, panggil dimas aja dan bicara informal saja" jelas dimas datar

"Hah? Maksud dokter?" Tanya medi masih bingung

"Saya yakin kamu mengerti maksud saya, dah turun saya pulang dulu" ucap dimas sambil mendorong tubuh medi agar cepat turun dari mobilny

Medi pun akhirnya turun dan masih terdiam dengan kejadian barusan. Mobil dimas pun melesat pergi.

"Aneh ckckck gue disuruh ngomong informal tapi sendiri ngomongnya kaku gitu" gerutu medi

"Ngomong sama siapa kamu dek?" Tanya tiba-tiba orang dibelakang medi

"Eh bunda hehe enggak bun, tadi aku lagi ngayal aja bun" jawab medi cengengesan lalu salim dengan bundanya

"Dianter siapa kamu tadi dek? Kayaknya tadi bunda liat kamu turun dari mobil" tanya bunda

"Oh itu teman di rs bun" jawab medi

"Cowok apa cewek?" Tanya bunda mulai kepo

"Bundaa kepo aaah males medi, medi masuk dulu ya bun mau mandi gerah" jawab medi langsung ngacir karena takut di introgasi bundanya

Marsya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkat anaknya lalu ikut masuk kedalam rumah

-------------------------------------------
Alhamdulillah akhirnya part nya bertambah hore horeee horeeew



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top