Surat undangan 1/2

Di pagi yang cerah, di Jepang, lebih tepatnya bumi bagian di bawah tanah. Seorang pria muda bersurai coklat kehitaman menguap sambil mengucek matanya yang sepet karena efek bangun tidur juga belek yang masih garing. You know rasanya. Melirik jam kesayangannya yang bergambar Donshine, pukul menunjuk waktu 10 pagi. Aelah bocah, sama aja kau kaya si author.


( No ungkit-ungkit time )

Tak berselang lama, sebuah sistem berbentuk bola kuning berbunyi, menyapa pemuda tadi dengan ramah. "Ohayou, Riku." si pemuda menoleh dengan pandangan 5 wat. "Ohayou... REM."

Iya, pria muda tadi adalah Riku Asakura alias Ultraman Geed sekaligus putra tercintanya bapak Belial. Setelah dirasa nyawanya terisi penuh, Riku segera pergi ke kamar mandi buat mandi, tak lupa bawa handuk juga shampoo bau jeruk. Tak berselang lama, seseorang (?) Yang entah bisa masuk dari mana, sudah berada di dalam dengan pakaian layaknya pengantar pos.

"Punten gopud..."

"Maap, tapi ngga ada yang pesan makanan, dan kenapa kau bisa tau tempat ini." timpal REM karena ngga merasa ada yang beli makanan via online, dan juga siapa yang tau ini alamat? Kan di bawah tanah, yakali nanya cacing.

"Sabar mba, saya cuman tukang surat."

"Begitu? Lalu kenapa bisa anda ada disini?"

"Ini perintah." sedikit berbincang sejenak, REM akhirnya nurut aja setelah mendengar semua penjelasan yang sebenernya agak kurang dimengerti oleh sistem sekalipun dari orang itu.

Beberapa menit kemudian disaat orang misterius tadi telah pergi, Riku keluar dari dalam kamar mandi. Baru saja ia duduk, secarik kertas mengambil asistensinya secara penuh dan karena ia tertarik, jadi dia membacanya dengan rasa penasaran. "Etto, REM? Bisa kau lacak darimana surat ini datang." Tanya Riku setelah membaca beberapa patah kata saja.

REM menjawab, "Surat tersebut dikirim kesini dari pos. Data pengirim masih belum di ketahui. Hanya itu saja yang bisa ku dapatkan, Riku." dengan sedikit kebohongan tentunya. Walau begitu, si anak polos a.k.a Riku percaya aja. Toh, kalo misalnya dia dibohongin pake kata-kata 'tadi aku ketemu Donshine' aja pasti percaya, dan bakal nanya ini itu.

"Apa itu sebuah surat misi, Riku?" Pega yang muncul dari tembok bertanya, jumpscare bukan main, Riku aja hampir loncat dari sofa. Menggaruk kepalanya ragu, Riku menjawab. "Em... Ini bukan surat misi kurasa."

"Kenapa kau terlihat ragu begitu? Sini, biar ku bacakan." Riku hanya pasrah saat surat dalam genggamannya di ambil alih oleh Laiha secara HALUS.

Laiha menatap sebentar surat sebelum akhirnya ia mulai membacanya dengan agak tegas "Kepada putra Belial Ultraman Geed, dengan nama lain Asakura Riku ditempat, yang imod sampe pen saya hihhh. (Riku: "Eh? Aku?") Mohon maaf atas kelancangan kami, tapi anda diminta untuk pergi menuju Nebula M-78 dengan segera. Salam hormat dari kami, Space Garrison."

Semua orang terdiam setelah Laiha selesai membacakan isi surat tersebut, bukan karena alasan yang tidak jelas, tapi karena heran kenapa surat dari Space Garrison kok isinya begituan. Yang nulis suratnya ngefans berat kah sama Riku? Atau punya masalah hidup karena tertekan dikasih tugas?

Laiha berujar, "Yaudah dateng aja, apa susahnya?" Sambil menaruh surat tadi keatas meja dengan tidak santai.

"Kok ngga ngelarang? Biasanya selalu waspada." koreksi Riku, takut coretdoinyacoret temennya ini salah makan. Siapa tau balok kayu dikira coklat, terus di makan. Atau parahnya, tahi cicak dikira seres(?). "Riku benar! Kenapa kamu setuju begitu aja, Laiha?" Pega menambahi, ada benernya ucapan alien ini.

"Disini ada tulisan pengirim suratnya walau kurang jelas, tapi kenapa REM ngga bisa baca?"

Semua memandang REM dengan heran

"Tugas." ujar REM secara SPJ alias Singkat, Padat dan Jelas.

REM, kau kenapa astaga.. tidak seperti biasanya. Aneh? Sejak kapan makhluk di dunia ini tidak aneh, manusia saja sudah aneh, apalagi buatannya. Riku mencapit dagunya, berfikir, apa ia akan pergi? "Nebula M-78 ya..." Pega tampak sedih, jadi ia menarik ujung jaket sahabatnya itu dan bertanya. "Jadi kau akan pergi ke sana sendiri, Riku?"

"Mungkin begitu, tapi apa kau tidak apa-apa disini sendiri dengan Laiha?" Ujar Riku sambil berbisik di telinga Pega. Pega ada kuping ya? Saya kira macem adudu.

"Kau pikir aku ini ancaman ya?!" Riku dan Pega menggeleng, takut kena tebas pedang mba Laiha yang mampu membelah dua bilah bambu sekaligus dalam sekali tebas.

"Tapi di sana tidak ada Donshine..." seseorang tolong bersihkan pikiran anak ini dari yang namanya DONSHINE!! Bahkan Belial menginginkan anaknya tak memikirkan makhluk bernama Donshine itu lagi agaknya.

"A..."

"Riku kau..."

"Lebih baik kau berangkat sekarang Riku." tutur REM yang sudah mempersiapkan lift kemana saja. Bukan, bukan karena dia perhatian sama Riku. Tapi dia capek denger kata Donshine mulu.

"Baiklah! Diam saja tak ada gunanya!! Aku berangkat!!" Akhirnya Riku memutuskan pergi dari markas Nebula. Hah... baguslah, daripada kau menghabiskan pajak bulanan dari warga seperti biasanya.

--

Di sebuah em... Tempat? Ya itulah pokoknya. Intinya di bumi bagian berikut yang tidak saya ketahui dengan alasan lupa, yang pasti tempatnya Kurenai Gai berada. Alias mamang Orb kita yang sedang melakukan rutinitasnya yang bikin orang gigit jari dan menjerit dalam diam kalo dia udah memulai.

Tapi untungnya ada orang baik yang mau nampung dia, namanya mba Naomi, orangnya baik tapi rada gimana ya bahasa halusnya? Nyerempet stress? Ya gitulah intinya. Pintu diketuk, sebuah suara asing terdengar dari luar sana. "PAKET!!"

Naomi yang baru aja nempel sama lantai langsung berdiri lagi. "Sebentar!!" Dia teriak, siapa tau ngga denger orangnya kan? "Kamu beli paket apa Naomi?" Tanya Gai yang lagi nyentong nasi ke dalem (?) piring. Ah elah, ganggu aja, kan mba Naominya jadi berhenti sambil noleh ke kau lagi Gai.

Naomi menggedikkan bahu. "Aku ngga beli paket apapun." Gai ngangguk gitu aja, tapi nanya lagi. "Terus itu?" Naomi mulai kesel sama doi, kepalanya dibikin mules, perutnya dibikin pusing, udah ngga bener. "Udah ah, aku mau cek dulu siapa tau orang salah alamat. Itu makanannya dihabisin, jangan ngga di habisin."

"Ngga usah di suruh juga habis." ujar Gai ada benernya, kan dia tukang ngabisin persediaan makanan. "Suka hati kau lah pak." Naomi berjalan mendekati pintu lalu membukanya. Pas di buka gada orang.

"Eh LHA KOK NGGA ADA ANJIR ILANG GOB-!" Sapa yang ngajarin anda begituan wahai mbak Naomi yang cantik jelita..? Author nih jan-jangan. "-Eh ada surat. Gai! Ada surat buat kamu!" Naomi berseru sambil ngeplek-ngeplekin amplop putih dengan tulisan secukupnya diujung kanan atas kaya ngeplekin burung dara.

"Hwah? Dharwi shapwa?" Tanya Gai dengan mulut penuh dengan kari. Naomi pun kembali sambil lompat-lompat kecil kaya bocil dapet duit THR warna merah satu lembar. Tapi seketika Naomi diam. "Mulut penuh itu jangan ngomong. Udahlah mending langsung dibaca aja." Gai nurut aja, tumbenan pak? Biasanya nunggu berapa menit dulu, baru dilaksanakan.

"Kepada Ultraman Orb selaku Kurenai Gai di tempat, yang mungkin lagi nongki atau emam. (Naomi: "pfft--") Mohon maaf atas kelancangan kami, tapi kami meminta anda untuk pergi ke Nebula M-78 dengan segera. Salam hormat dari kami, Space Garrison."

Naomi melirik "Panggilan tugas ya?" Gai menjawab sambil melipat surat tadi "Bukan. Cuma surat undangan dari Nebula M-78." Naomi mengangguk faham, ya walau dia juga denger semua isi dari surat tersebut. Toh, Gai bacanya agak keras tadi.

Naomi menarik tangan si doi, bikin si doi ngasih tatapan meminta penjelasan, "Kalau begitu cepat pergi! Jangan buat orang menunggu... Tidak baik." ujarnya. Gai menghentikan langkah dan melihat kearah meja makan "Tapikan makanan ku belum habis." wajahnya tersirat rasa meminta pertanggungjawaban.

(Alasan, minggat sono! *Nendang Gai keluar rumah*)

"Buset si author, lagi pms kayaknya nih." Yha si author mah gitu, kan ngga ada kdrt jadinya. Akhirnya dengan berat hati karena belum kelar makan Kari buatan DOI, Gai pun lepas landas menuju Nebula M-78 yang berada jauh di luar angkasa.

--

Kalau di pikir-pikir anggota XIO yang paling bawel itu cuman satu orang dan namanya juga cuman mencakup satu huruf doang. Siapa sih yang ngga kenal dia? Mu-chan? Ah itumah masa lalu, ngga usah di bahas. Di karenakan hari libur, yang entah bagaimana bisa XIO dapet hari libur, jadinya kantor XIO sepi cuman menyisakan satu manusia yang dikenal sebagai jelmaan Ultraman si hobi penghabis pajak bulanan warga.

"GOMORAAAAAAAA!!!!" Teriak seonggok makhluk beda spesies yang bersemayam didalam sebuah benda kotak.

"X! BERISIK!!" Geram si rekan karena kerjanya ngga kelar-kelar ditambah musibah teriakan. Kurang dramatis apa lagi hidupnya? Setelah ditinggal kedua orang tua, ngomong sendiri sama action figure Gomora yang untungnya ngga disangka gila sama orang, terakhir malah bernasib jadi Ultraman yang berkedok data padet bisa gelut.

"TAPI AKU KANGEN GOMORA!!"

"KAN DI DATA HP KU ADA!!"

Yang dipanggil dengan huruf X bungkam, sepertinya serpihan sel otak rekannya alias Daichi yang berada di bagian kegilaan terhadap action figure kaiju Gomora tertular sampai ke saraf dan pusat data miliknya sendiri "Oh iya hehe."

"Sabar... Orang sabar gajinya gampang." Daichi mengusap meja kerjanya sendiri, ketimbang ngelus dada sendiri yang tidak berisi malah bikin berangan yang tidak-tidak jadi dia cari jalur aman.

X yang udah pergi menelusuri lautan data di hp Daichi beberapa detik yang lalu, kini sudah kembali dengan rumput laut menghiasi kepalanya, ajaib, padahal laut data beda jauh sama lautan biru penghasil garam. Padahal Daichi baru dapet ketenangannya sendiri, dengan tidak beradab-nya X malah membuyarkan semua angan-angan Daichi untuk berkencan dengan Gomoranya.

"Daichi!"

"Agh... APA LAGI, UJANG!?"

"Saya bukan Ujang! Aku dapat panggilan dari Nebula M-78, dan harus segera kesana." Rasa ingin melempar jauh-jauh HP milik sendiri Daichi urungkan, karena yang ia kira kalau X datang cuman buat mengganggu malah sebaliknya. Dateng-dateng bawa kabar sedih, tekad Daichi sudah bulat, lain kali kalo mau lawan Kaiju mending pake armor Mu-chan biar dia malu seumur idup.

"Eeehhh? Terus bumi gimana? Gomora? X akutuh ngga bisa diginiin..." Dusta Daichi pake muka melas yang bikin hidupnya keliatan makin gelap. X menatap datar rekannya itu, ngebunuh anak yatim-piatu yang udah kaplak dosa kaga sih, batinnya bertanya karena mulai kesal.

"Tadi marah... Tapi ini penting."

"Um... Boleh ku baca undangannya?"

"Er... Ini?" X ragu, tapi dia kasih aja surat yang berkedok surel. Sebuah paragraf yang terbilang tak panjang terpajang jelas di layar hp milik Daichi. Ngga panjang amat sih, cuman rada nyeleneh dan kurang ajar aja, siapa sih yang ngetik?

"Kepada Ultraman X di tempat, alias didalam hpnya Daichi. (Daichi: "HAHAHA" | X: "Tega kamu mas.") Mohon maaf atas kelancangan kami, tapi kami mengundang anda untuk pergi ke Nebula M-78 dengan segera. Salam hormat dari kami, Space Garrison."

Paragraf tadi menghilang dari pandangan Daichi, digantikan kembali oleh wajah X yang udah bikin Daichi kesel tiap hari sebenernya. Cuman karena dia anak yang baik dan tidak sombong, jadi dia sabar saja.

"Jadi begitu..."

"Alias hpnya Daichi, HAHAHAHA!"

"DAICHI AKU SERIUS!!"

"Ukhum, maaf..."

"Auah."

"Yaudah deh boleh... Tapi kalo terjadi sesuatu, jangan lupa hubungi aku."

"SIP!! AKU PERGI DULU!!"

Dengan secepat data yang sedang di transfer karena jaringan kenceng. X udah pergi dari hpnya Daichi.

(Turut berdukacita)

"Heh!"

--

Sekarang kita pergi lagi ke universe sebelah, yang katanya sih, katanya, Ultraman disini jelmaan dari kucing, hiu dan satunya lagi kaiju. Jadi mana yang bener? Dusta antar universe gini amat, miris liatnya.

Di Jepang, lebih tepatnya di prefektur (?) Ayaka, yakni tempat Ultraman R/B/G berada. Di sebuah toko yang memiliki kedok sebagai rumah. Dua makhluk yang dikenal sebagai Minato bersaudara, tengah menyibukkan diri dengan kegiatannya masing-masing. Yang satu duduk di depan meja belajar, yang satunya lesehan di karpet dengan ditemani kabel juga onderdil dan masih banyak lagi.

"ER...AGHHHH!!" erang yang duduk didepan meja belajar sambil mengacak rambutnya sendiri.

"Kenapa Katsu-nii?" Tanya yang duduk lesehan tanpa berpaling dari kegiatannya sendiri.

"Ngga punya ide "

"Kirain kenapa siang bolong ngacakin rambut. Ternyata nggak punya ide, sempet ku kira gila lho tadi."

"Kau yang gila, bantuin lah..."

"Bukannya ku ngga mau bantu Katsu-nii, tapi aku juga lagi ngga punya ide." Halah dusta, padahal dia sibuk sendiri ngga tau mau bikin kreasi aneh apaan lagi. Dasar nak pinter.

"Hah... nasib dunia damai kok malah begini."

Keadaan seketika menjadi hening. Tapi tidak lama kemudian, karena sesuatu yang tak pernah terpikirkan disiang bolong membuat kericuhan di toko itu.

PRANG!!
"AYAM!!?"

Latah kedua kakak beradik itu sampe pelukan kaya lagi cosplay Teletubbies, padahal beda tempat, emang new gen tidak bisa dinalar oleh orang biasa.

"SIAPA YANG MAIN BOLA SAMPAI MECAHIN KACA TOKO KELUARGA MINATO?!" Teriak si bontot kesal karena dia lagi nonton sinetron bagian klimaks malah diganggu sama orang nggak jelas yang ngelempar bola golf, udah gitu kena kaca, because si bontot alias Asahi ini rada polos, jadi dia ambil-lah itu bola karena rasa penasaran yang tinggi, dan ternyata bolanya ada suratnya.

"Eh ada suratnya. ISA-NII!! KATSU-NII!!" Panggil Asahi secara tidak santai. Sampai turunlah kedua makhluk yang terlihat kembar namun nyatanya tidak dari lantai dua.

"Kenapa teriak... ITU KENAPA KACANYA?! SIAPA YANG LAKUIN?!" Teriak Katsumi karena dikasih beban pikiran tambahan. Isami menepuk pundak abangnya itu, terus ngacungin jempol.

"Katsu-nii sabar dulu, kaca murah kok..."

"Ku kousen kamu, mau?"

"Bercanda Katsu-nii, bercanda."

"Udah udah, jangan berteman." Asahi yang mulai lelah dengan gelagat abang sendiri mencoba menetralisir keadaan, udah cukup pertarungan antar Ultraman dengan Kaiju, jangan ditambah keluarga. Bisa depresi terus ujung-ujungnya bundir dia, kasian emak bapaknya.

"Sesat. Siapa yang ngajarin?"

"Hm... Author?" Saat itu juga Isami langsung membuat bom waktu yang entah dia dapet cetak biru dari mana.

Katsumi yang mulai tenang memutuskan untuk bertanya kepada adeknya "Jadi ada apa gerangan wahai adek kecilku yang paling manis ngga kaya yang satunya" Tapi kata-katanya malah bikin satu adeknya emosi.

"HEH!!!"

"Ada surat. Tapi ngirimnya ngga family friendly." jawab Asahi sambil memberikan secarik kertas kepada Katsumi, dan diterima dengan baik oleh Katsumi layaknya pegawai diberikan uang THR oleh bosnya.

"Yaudah pasrah aja, mending kita baca bersama."

"RYOOKAI!!"

Katsumi awalnya ogah-ogahan bacanya, tapi matanya tanpa sengaja baca spoiler paling bawah pojok kanan yang bikin dia agak ragu "Kepada ketiga Ultraman bersaudara Rosso, Blu dan Grigio selaku ketiga Minato bersaudara di tempat, yang sedang jaga toko, kasian jadi babu"

"Kok ngajak ribut?"

"Udah Isa-nii... Katsu-nii, lanjutkan aja."

Secarik surat tadi berpindah ke tangan Isami, dan ia mulai membacanya dengan rasa malas yang menjadi-jadi "Mohon maaf atas kelancangan kami, tapi kami mengundang anda untuk pergi ke Nebula M-78 dengan segera."

"Tidak akan ku maafkan. Enak aja kita dikatain babu."

"Aku ngga yakin sama Katsu-nii."

"Asahi, giliran."

"Okeh!!" Asahi mulai membaca "Salam hormat dari kami, Space Garrison."

Seketika ketiga Minato bersaudara itu terdiam. Space Garrison katanya, Kok tidak family friendly saat mengirim surat?

"Positif thinking aja... Mungkin mereka lelah." ujar Katsumi lelah karena beban pikiran yang tidak ada abisnya.

"Yaudah ayok kita berangkat."

"Tapi ini... Kacanya begimana?"

"Tenang... Sebagai kakak yang bijak, saya udah menelfon tukang servis kaca dan yang nanggung author."

Author yang lagi ngejarin gelembung sabun di taman deket toko Minato kaget

(LHA KOK GITU?!)































Segini dulu, karena revisiku ternyata tuh panjang banget, sampe mau 6000 kata :D makanya saya berinisiatif untuk dibagi jadi dua bagian. Ada niatan buat para ultra heisei/reiwa/kyoudai juga, tapi kayaknya bakal kepanjangan... jadi aku ambil newgen sama Z aja.

Di tunggu part 2-nya ya kawan-kawan reader sekalian~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top