MenyayangiMu
.
.
Berselang beberapa tahun sejak pertandingan ski internasional dilaksanakan. Yuri mendapatkan gelar perak setelah Yurio yang merupakan saingannya itu. Dan Victor, ia terus menjadi pelatih pribadi Yuri seperti janjinya dan berlangsung untuk selamanya. Victor tidak ingin meninggalkan katsudon kesayangannya itu. Yuri sama sekali tidak keberatan akan hal itu, ia malah senang karena Victor akan selalu ada di dekatnya sebagai idolanya. Yuri sudah dekat dengan Yurio. Lebih tepatnya. Ia yang mendekatkan diri secara tiba-tiba. Mereka bertiga seperti paket lengkap dan selalu bersama. Dimana ada Yuri disitu ada Victor dan Yurio yang akan selalu menjaga si-manis kesayangan itu. Kadang-kadang mereka memperebutkan Yuri dan membuatnya bingung.
Yuri sangatlah polos. Terlepas dari permainan ski-nya yang selalu menggunakan tema Eros , atau seksi. Yurio sudah tumbuh lebih tinggi daripada Yuri dan hampir menyamai tinggi Victor hanya dalam beberapa bulan. Dan sedangkan Yuri?, Ia bahkan tidak bertumbuh sedikitpun. Yuri sudah terbiasa, Victor yang dengan gaya biasanya yang gaul dan penampilan tampannya itu. Yurio masih pemarah, namun kadang-kadang ia begitu lembut dan membuat Yuri salah tingkah dibuat oleh keduanya itu. Yuri, Victor dan Yurio yang selalu saja bersama. Rasanya aneh, kalau mereka tidak berbarengan.
Dan sekarang. Hari ulang tahun Yuri. Dia tentu saja lupa, karena beberapa Minggu lagi akan ada Pesta Ski untuk memperingati olahraga legendaris ini. Dan terlebih lagi akan ada rencana kalau mereka bertiga yang akan berdansa di atas es. Victor yang mengusulkan itu dan ajaibnya Yurio juga menyetujuinya tanpa menolak sedikitpun. Victor dan Yurio juga sudah memutuskan pakaian untuk Yuri. Yuri terkejut saat melihat pakaiannya yang tampak sangat manis, berbeda dengan pakaian yang selalu dipakainya saat pertandingan dan Yurio serta Victor malah mengenakkan pakaian pangeran yang sangat pas. Dia seperti putri diantara mereka berdua.
"Ah!. Kenapa gini!. A--aku harus memakai ini?" Gumam Yuri.
"Yes!,kau akan sangat luar biasa memakai pakaian ini Yuuri~~" seru Victor seraya tersenyum.
"Yu-yurio ka--" bisik Yuri pelan ke arah Yurio di sebelahnya.
"Pakai saja" ujar Yurio cuek. Yuri menghela nafas pasrah. Mereka berdua malah terlihat puas. Terutama Victor, ia tersenyum lebar mendapati kalau Yuri akan mengenakkan ini. Dan Yurio meksipun cuek, dia juga menanti penampilan Yuri. Sedangkan Yuri sendiri. Ia merasa sangat malu ketika memakai itu nanti. Dia pasti akan sangat aneh. Baju itu sangat berbeda dari aura ikemen yang biasa dia pakai. Dan lagi sialnya, baju itu dipastikan sangat cocok dengannya.
.
.
Baru saja Yuri selesai berlatih di tempat biasanya. Yuri mengelap keringat yang menetes itu. Victor tersenyum seraya melambaikan tangan disana menyambut Yuri. Dengan gembira Yuri datang ke sana untuk mengetahui respon dari pelatihnya itu. Tangannya mengarahkan rambut hitamnya ke belakang dan ia mendekati Victor yang menunggu disana.
"Victor, bagaimana latihan ku tadi?" Ujar Yuri meminum air putih yang diberikannya. Victor memajukan dirinya dan bergaya santai seperti biasanya. Saling menyilakan kaki dibalik tembok yang memisahkan mereka itu.
"Bagus seperti biasanya" puji Victor tersenyum tipis. Seraya memainkan helaian rambut Yuri yang masih basah itu. Dalam hitungan detik pegangan Victor berubah menjadi tarikan kerah Yuri hingga ke hadapannya.
Srek!
Yuri terkejut saat Victor tiba-tiba mendorong Yuri hingga wajah mereka saling berdekatan jauh lebih dekat dari biasanya. Yuri menatap polos dengan sedikit warna merah di kedua pipinya. Victor mengarahkan telunjuknya menekan bibir Yuri , perlahan ia mengusapnya. Kedua maniknya menatap intens ke arah Yuri yang hanya memandangnya dengan tatapan yang polos. Dia sama sekali tidak mengerti apa maksud perbuatan Victor.
"Kau tidak tau hari apa ini?"
Ujar Victor masih enggan untuk melepaskan Yuri. Mengusap pelan bibir Yuri yang perlahan terbuka. Tangan kirinya masih setia memegang kerah Yuri agar tetap mendekat ke arahnya. Di balik tembok kecil yang sedang memisahkan mereka. Sedangkan Yuri menahan tubuhnya dengan meletakkan kedua tangannya diatas tembok di depannya itu. Wajah mereka saling berdekatan dan ia bisa merasakan nafas Victor yang tenang. Melihatnya dengan wajah polos sedikit ke atas melihat wajah tampannya yang selalu sungguh ikemen.
"Gak, kenapa Victor?" Tanya Yuri tidak mengerti. Victor menahan senyumannya lagi , kali ini ia melepaskan Yuri dan meraih sesuatu yang sudah ia siapkan sejak kemarin. Yuri merasakan kalau pipinya memerah saat ia melihat Victor dalam jarak dekat tadi. Pesona mempesona Victor yang bisa menggoda banyaknya orang di dekatnya itu. Yuri juga adalah salah satu yang terkena pesona mematikannya kali ini.
Victor mengangkat secara pelan sebuket bunga di tangan kanan milik itu. "Happy birthday Yuri, kau ingat hari ini kan?" Serunya di iringi dengan senyum tipis memukau miliknya itu. Yuri terdiam, mengerjapkan matanya tidak percaya. Hingga Victor , ia mengambil kedua tangan Yuri dengan tangan kirinya. Sambil tersenyum dan menyelipkan kumpulan bunga mawar segar itu pada kedua tangan Yuri. Lalu ia menutup kedua matanya dan perlahan mengecup tangannya.
".." Yuri kehilangan kata-kata dan hanya bisa memerah. Tidak tau kalau Victor akan melakukan semua ini padanya. Dia perlahan melepaskan kecupannya dan ia mengulas senyuman tipis di hadapan Yuri yang memerah karena ulahnya itu. Bebungaan mawar merah yang pertanda bahwa 'aku mencintaimu'. Dan hadiah dari seorang Victor yang merupakan idola terkenal. Yuri adalah orang sungguh beruntung mendapatkan semua itu.
"Victor...kau ingat?" Ujar Yuri sedikit tergagap. Bahkan ulang tahunnya sendiri ia lupakan.
"Tentu saja, makanya aku mau memberikan hadiahku terlebih dahulu sebelum orang lain. Dan bunga ini adalah sebagai tanda kalau kau adalah orang yang paling aku cintai. Katsudon yang sangat kusayangi" cup. Seru Victor merayu dirinya dengan kata kata dan diakhiri dengan sebuah kecupan di pipinya itu. Ia benar benar adalah seseorang yang romantis dan membuatnya perlahan menjadi memerah, itu tidak lain adalah karena Victor.
.
.
Yuri merapikan kacamata yang kini mengganti penampilannya. Victor sudah duluan pulang ke rumah yang kini mereka tinggali bersama. Yuri melirik ke arah buket bunga mawar yang tadi di berikan Victor kepadanya tadi. Ia masih tidak percaya Victor akan mengingat hari kelahiran yang dia sendiri lupakan. Karena sebentar lagi akan ada pesta ski tahunan yang diadakan.
Yuri memasukkan buket itu ke tasnya dan beranjak keluar dari tempat pelatihannya yang biasa. Belum sempat ia keluar dari situ, seseorang menendang kakinya. Hingga ia berhenti ditempat, dengan rasa keterkejutan yang menyerangnya seketika.
Bruk!
"Hei, babi!" Ejek sebuah suara yang dikenalinya itu. Sambil meringis pelan, ia menoleh ke sumber suara di sampingnya itu. Tampak Yurio yang sedari tadi menunggunya disana dengan mengenakkan jaket biasanya. Kedua tangannya di masukkan kedalam saku dan ia bersandar di dinding luar pelatihan itu.
Ketika melihat Yuri ia beranjak dari sana. Membuka tudung jaket yang menutupi sebagian rambutnya itu. Memperlihatkan wajahnya yang tanpa senyuman, namun sangat tampan. Disertai dengan tatapan tajam khasnya yang memukau siapapun. Yuri menelan ludah, ia mendekati Yuri dan berhenti tepat pada wajahnya itu. Dengan tangannya yang masih ada di saku jaketnya. Ia menatap wajahnya tajam.
"Kau sudah disentuh disini?" Tanya Yurio. Memandang ke arah pipi Yuri seolah tau kalau tadi Victor menciumnya.
Yuri mengalihkan matanya dengan gugup dan mengangguk pelan salah tingkah. Yurio kesal, ia mendecih. Dan mengarahkan wajahnya kali ini dengan cepat ke arah ceruk leher Yuri. Belum sempat ia memproses. Yurio sudah terlebih dahulu mengecup ceruk leher manis Yuri.
Cup!
Yuri terdiam. Yurio melepaskan kecupan singkatnya. Masih menatap tajam ke arah ceruk lehernya itu. "Happy birthday Yuri" ujar singkat Yurio pelan di samping telinga Yuri. Lalu ia menjauhkan wajahnya tanpa berkata sepatah kata pun seperti biasanya. Melihat wajah Yuri yang menatapnya polos dengan sedikit memerah manis. Yurio hanya diam, sampai ia perlahan mengarahkan tangan kirinya dan menjentik dahinya itu.
"Apa-apaan wajah bodohmu itu?" Ejek Yurio kasar. Langsung membuat Yuri tersadar. Yurio menatap datar, ia meraih benda yang ada di sakunya itu. Tangan kirinya bergerak mengambil jari jemari tangan kanan Yuri. Dan satu tangannya lagi mengambil sebuah cincin dari sana. Dengan perlahan ia memasangkannya pada jari manis Yuri. Setelah selesai, Yurio dengan lembut. Meraih jari jemari itu dan ia memasangkannya pada tangan kanannya yang juga memakai benda berwarna yang sama.
"Ini hadiahmu" ujar Yurio cuek. Yuri terdiam. Melihat kedua cincin berwarna emas yang ada di jari mereka berdua. Pipinya perlahan memerah saat Yurio bersikap manis padanya. Bahkan ia memberikan hadiah seperti itu. Ia sampai lupa kalau Yurio dan Victor adalah orang Rusia yang terkenal dengan sikap yang sangat romantis. Yurio melihat perubahan wajah Yuri yang kini terdiam. Yurio memasukkan lagi kedua tangannya disaku.
"Ayo pulang" seru Yurio. Yuri beranjak di sebelahnya. Melihat bingung ke arah Yurio.
"Bukankah apartemen kita berbeda ya?" Ujar polos Yuri.
"Hari ini aku akan kerumahmu" ujar Yurio lagi memandang cuek ke arah lainnya. Yuri terkejut dan ia tampak panik saat tau kalau Yurio akan ke apartemen miliknya. Wajahnya memerah saat tau kalau Yurio hari ini akan menginap ditempatnya itu.
"Eh??. A-apartemen ku?!" Seru Yuri gelagapan. Yurio sedikit mengeluarkan tangan kanannya dari saku dan menarik tangan Yuri disampingnya itu dan saling menautkan-nya. Yuri memerah dan melirik ke arah sampingnya dimana Yurio memandang ke arah lainnya dengan cuek seperti biasanya dan mereka berdua terus berjalan ke arah apartemen Yuri dengan keadaan yang saling berpegangan tangan.
.
.
Yuri membuka pintu apartemen yang didiaminya itu. Dia terdiam saat melihat kue ulang tahun di pertengahan ruang tamu yang kini sudah berhias banyak pita dan bebungaan cantik. Yuri sempat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya ini. Biasanya apartemen ini akan kosong dan tidak penuh dengan warna warni cantik seperti ini. Victor berdiri di belakangnya. Ia tersenyum ceria dan melebarkan kedua tangannya dibelakang kue.
Pluk!
"Yurii~~" teriak Victor dan ia langsung menyerbu Yuri dan memeluknya dengan erat. Yuri hanya diam tertegun saat masih melihat keadaan rumahnya itu dengan tidak percaya. Victor tersenyum saat melihat wajah polos Yuri yang mengedarkan pandangannya ke semua tempat yang sudah dihias mereka.
"I..ini?" Gumam Yuri pelan.
"Aku yang buat dengan Yurio untuk merayakan ulang tahun Yuri~ hari ini. Bagaimana apa kau suka my lover?" Goda Victor seraya menyeringai.
"Su..suka..eh?!, My lo-lover??" Seru Yuri memerah saat Victor menyebutkan panggilan itu. Victor hanya tersenyum senyum mengoda. Yurio yang gak terima langsung melipat tangannya di dadanya dengan kesal.
"A--apaan my lover itu??!. Victor awas saja kalau kau memonopoli Yuri sendirian!" Ketus Yurio seraya menatap sinis ke Victor yang hanya tersenyum.
"Begitukah~. Tapi kau gak masalah kan Yuri~~" serunya seraya menghirup aroma manis dari Yuri yang membuatnya tambah memerah manis.
"A..aku gak masalah sih, lagipula kan kita teman" seru Yuri gugup, berusaha seperti biasanya.
"Cih!, Bukan itu. Victor bodoh!. Menyingkir darinya!" Seru Yurio cemburu. Victor mengeleng dan semakin memeluk Yuri yang membuat perempatan di dahi Yurio yang sangat kesal.
"Gak mau~" ejek Victor. Yuri hanya memandang polos kepada dua manusia yang jelas-jelas sedang memperebutkan dirinya. Yuri mengelus pipinya dengan canggung, dan rona merah tipis memenuhi pipinya. Ia dengan gugup mengarahkan tatapannya kearah Victor dan Yurio secara perlahan dengan malu.
"Ka..kalian bisa memelukku kok, aku..sama sekali gak masalah" seru Yuri diiringi dengan sebuah senyuman manisnya. Keduanya seketika terdiam membuat Yuri bertambah gugup dan panik. Yuri segera melambaikan kedua tangannya panik ,"A--aku gak bermaksud menyuruh kalian-". Mereka masih terdiam menatap ke arah Yuri. Yuri memerah, ia segera menutup wajahnya gugup dengan kedua tangannya itu. "-ku-kurasa..itu memalukan, maaf. Lupakan saja" gumamnya memelan. Dia malu sekali, dia tidak seharusnya melakukan itu. Dan sekarang mereka pasti akan menertawakan dirinya ini.
Pluk!
Diluar dugaan. Yurio kini ikutan memeluknya di sebelah kanan. Dan Victor memeluknya erat di sebelah kiri. Yuri tertegun, dan ia bisa merasakan kalau kedua pipinya langsung merona saat di sadari sedang dipeluk secara bersamaan oleh kedua orang yang dikenalnya sangat baik itu. Yuri tampak semakin gugup, dia mengalihkan tatapannya kearah lainnya. Tubuhnya gemetaran dan degup jantungnya menjadi tidak karuan. Dia tidak tau kalau di peluk oleh kedua orang yang bisa dibilang laki-laki ini akan membuatnya gugup dan malu secara bersamaan seperti ini.
"Yurii~~. Kau cute sekali!, Sangat perfect!" Puji Victor ceria dengan semburat merah di wajahnya karena tingkah polos Yuri.
"Cih, seharusnya kau tunjukkan itu padaku saja , bodoh" ketus Yurio dengan semburat merah tipis di pipinya itu.
Yuri otomatis memerah saat mendengar perkataan keduanya mengenai dirinya itu. "Ba-bagus lah, aku kira memalukan.. hehe" ujar Yuri dengan kekehan kecil menyembunyikan rasa malu yang seketika merambat. Astaga, tenanglah Yuri. Mereka adalah Victor dan Yurio loh!. Kau harus tenang seperti biasanya. Namun, tidak bisa. Tanpa sadar, Yuri bergerak gelisah dan wajahnya memerah padam menambah kemanisan wajahnya Yuri.
Yuri mengalihkan matanya dengan gugup saat Victor mulai menatapnya dengan intens. Dia mendekati telinga Yuri dan mengecupnya pelan. "Kenapa kau diam saja Yuri~?" Rayunya tepat di telinganya. Yuri tambah gugup. Dia mengeleng perlahan dan memandang gugup ke arah depannya. Yurio menatap tajam dan kali ini ia menyelipkan wajahnya di ceruk leher Yuri dan perlahan menjilati lehernya itu membuat Yuri tersentak.
"Jawablah Yuri. Apa kau kehilangan kata kata?" Ujarnya. Yurio menjilat bibirnya dengan lidah secara sensual.
Deg!
Yuri mengigit bibirnya pelan. Tubuhnya terasa kaku. Perlahan ia mengeleng gugup, "A--aku gak apa-apa kok..". Ucapannya terhenti saat tangan Victor yang semula memeluk pinggangnya itu mulai bergerak menyusup ke kaos yang dikenakan Yuri.
"Ngh-" ucapannya terhenti lagi saat Yurio mulai menjilati telinganya itu. Yuri mengigit bibirnya berusaha untuk menahan suaranya yang mulai gemetaran itu. Pipinya perlahan memerah otomatis saat Victor dan Yurio menggodanya di beberapa sisi tubuhnya yang memang sensitif itu. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya dengan gugup. Yurio melepaskan kacamatanya dan perlahan ia mencium bibir Yuri. Yuri hanya bisa menikmatinya dan perlahan ia menutup kedua matanya paksa saat merasakan Yurio menciumnya secara brutal.
"Yu...Yurio.." desah Yuri yang sudah kewalahan dengan jalinan tipis antara mereka.
Cup!
Belum sempat bereaksi, Victor menariknya kearah samping dan ia langsung gantian mencium bibir manis Yuri. Yuri mendesah tertahan. Ia tidak tahan lagi, kedua tangannya gemetaran mengenggam pakaian milik Victor dan Yurio yang sedang memeluknya dengan erat seolah tidak membiarkannya bergerak sedikitpun dari mereka.
Astaga Yuuri malu sekali!
"Apa rasanya enak Yuri?" Seru Victor melepaskan tautannya. Dan mengusap bibir Yuri. Yuri terdiam sejenak berusaha untuk mengembalikan kesadarannya. Yurio mengarahkan tangannya dan mengusap sisi bibir berbeda dari Yuri. Yuri tampak kacau, dengan wajah memerah pasrah tidak seperti biasanya. Yuri tidak bisa berpikir apapun. Dia gugup, malu dan memerah. Campuran yang sempurna untuk Yuri yang membuatnya semakin manis.
"A..aku tidak tau.." ujar Yuri pelan dengan sangat gugup.
"Ayolah Yuuri.." paksa mereka menggoda membuat kepala Yuuri seakan berputar-putar, dan seperti ada telinga Doggy yang kini terlihat sangat bingung di kepala Yuuri. Sangat manis.
"Uuh.." Yurio tersenyum terus menggoda Yuuri, mengecup tangannya dengan lembut sesekali menjilatinya, dan Victor yang mengecup bibir manis Yuuri, menjilati bibir Yuuri.
Blush!
Yuuri memerah, "Kawaii.." seru mereka berdua menikmati reaksi manis dari Uke mereka.
Apalagi saat kedua matanya yang sayu dan sedikit berair. kedua pipinya memerah padam, dan bibirnya yang mengatup mengerucut, setiap sisi Yuuri yang sangat mengemaskan.
"...." Yuuri terdiam, Teringat dengan hadiah Cincin dan Bunga yang diberikan Yurio dan Victor.
Dia belum mengucapkan terimakasih dengan benar kan?
Apa Yuuri harus berterimakasih, Apalagi mereka memiliki waktu untuk seseorang sepertinya.
Yuuri mengangkat kepalanya, dan perlahan tersenyum manis.
"Terimakasih atas hadiahnya" seru Yuuri dengan semburat merah manis di kedua pipinya. membuat Victor dan Yurio terdiam sejenak, Yuuri segera menunduk. Memainkan kedua tangannya dengan gemas.
"A..apa kalian marah?" tanya Yuuri gemetaran. Yuuri sontak menutup kedua matanya saat ada tangan yang mendekatinya, dan mereka tersenyum tipis.
"Kau manis sekali Yuuri, mana bisa kami marah padamu?" Seru Yurio seraya tersenyum, seraya mengelus perlahan pipi kanan Yuuri membuat Yuuri memerah.
Deg!
Deg!
"Kami sangat menyukai Yuuri" seru Victor seraya tersenyum lebar, dan mengaitkan jari jemari kiri Yuuri dengannya.
Yuuri seketika memerah.
Yuuri dengan gemetaran memajukan badannya lemas, hingga menimpa mereka.
"Ka..kalau begitu, ambil aku sebagai Balasannya, Terimakasih atas hadiah kalian.." bisik Yuuri merasa sangat-sangat malu saat mengatakan hal tentangnya, Tubuhnya gemetaran dan detak jantungnya dapat terdengar dengan jelas, Apa Yuuri merasa bahagia-?. Dasar Memalukan.
Victor dan Yurio tersenyum mengecup tangan dan pipi Yuuri secara bersamaan.
"Itadakimasu"
"Happy Birthday Yuuri.." seru mereka, Hari ulang tahun yang terasa begitu membahagiakan.
Hadiah manis untuk Yuuri ♥️.
Sebelum mereka berdua kembali menyantap dirinya. Dihari ulang tahunnya, dimana dihabiskan dengan memakan si manis Yuri oleh kedua ikemen mereka.
.
.
Dan sekarang mereka bertiga kini berada ditempat ski yang di putuskan akan menjadi tempat dimana pesta di adakan. Yuri langsung dikerubungi oleh teman ski-nya itu. Minami selalu fansnya. Phichit teman baiknya. Dan Chris yang adalah teman baik Victor. Yuri tampak malu malu memakai pakaian yang menurutnya menunjukkan aura yang berbeda dari biasanya.
Minami langsung menunjukkan wajah bersinarnya pada Yuri saat ia melihat sosok yang jauh berbeda dari biasanya itu. "Kau keren sekali Yuri!!!" Tegasnya dengan wajah manisnya yang tampak berbinar-binar saat ia melihat idolanya itu memakai pakaian yang sangat cocok bagi tubuhnya yang mungil itu.
"Te..terima kasih. Syukurlah gak terlalu aneh" jawab Yuri seraya mengaruk tengkuknya gugup.
Phichit tersenyum misterius dan ia menepuk-nepuk pundak Yuri dengan seringainya yang tidak terlihat oleh temannya itu. "Kau sangat manis Yuri. Aku pastikan kau akan dilihat oleh banyaknya orang nantinya" seru phichit tersenyum lebar dengan maksud tersembunyi tentunya.
"Terima kasih phichit. Mungkin saja karena baju ini lumayan menarik juga" seru Yuri dengan sangat polosnya diiringi sebuah senyuman manisnya itu.
Chris juga memuji nya dengan memegang pantatnya seperti biasa membuat Yuri memerah, ia tidak bisa membiasakan diri dengan perlakuan Chris yang bisa dibilang cukup aneh. Yuri dengan gugup tersenyum lagi dan menanggapi santai seperti biasanya. Hingga Phichit melihat ada sesuatu yang janggal. Dia menunjuk bagian dada Yuri yang terekspos. Minami juga ikut berteriak dramatis. Chris mulai memegang bagian itu.
"A..ah ini... mungkin-" belum sempat Yuri menjelaskannya. Dia sudah ditarik oleh Victor kebelakang menyembunyikan dirinya. Yurio juga ikut memeluk Yuri dengan tatapan tajam ke arah mereka bertiga. Victor juga memandang mereka dengan tatapan dingin seolah tidak ada seorangpun yang boleh mengoda Yuri milik mereka berdua.
"Ke..kenapa kalian berdua?" Tanya Yuri bingung. Mereka berdua saling mengintimidasi ketiga orang didepannya itu.
"Biar kami yang mengantarkan Yuri ke tempatnya" ujar Victor sedikit dingin dari biasanya.
"Eh??. Lalu bagaimana dengan mereka bertiga?" Seru Yuri dengan sangat polosnya. Tidak tau kalau mereka itu hampir saja melahap Yuri mereka.
"Biarkan saja, dan kalian jangan berani melihat Yuri dengan tatapan kalian" ketus Yurio dengan tajam. Lalu ia menyeret Yuri di sebelahnya dan Victor juga merangkul-kan tangannya pada pundak Yuri di sebelahnya. Mereka bertiga pergi dari tempat itu dengan Yuri ada di tengah mereka memandang dengan wajah polos ke arah Victor dan Yurio yang tampak aneh. Yuri menunduk dan pipinya perlahan memerah saat tau kalau dirinya diperlakukan spesial. Dan kedua orang itu seolah tidak mau kalau Yuri didominasi oleh yang lain.
Hari ulang tahun yang spesial dan manis untuk ketiganya dan terutama untuk Yuri yang sangat manis melebihi gula. Victor dan Yurio sangat menyayangi Yuri dan akan melakukan apapun untuk melindungi orang yang mereka sayang untuk selamanya dan Yuri yang manis hanyalah milik mereka berdua. Tidak ada yang lain. Karena tanpa Yuri sadari mereka berdua sangat menyayangi Yuri daripada yang dia pikirkan selama ini.
.
.
End
Fuah..selamat lagi untuk diri saya menyelesaikan Fanfict ini!. Saya baru selesai menonton Yuri On Ice dan film itu sungguh sangat keren dan bagus. Saya jatuh cinta dengan pasangan ini dan kemanisan dari Katsuki Yuri~. Semoga movienya cepat keluar. Entah kapan itu, ada yang tau?. Anime itu bagus sekali, gak sabar untuk nonton lagi.
╰(⸝⸝⸝'꒳'⸝⸝⸝)╯. Ehe kalau gitu sampai sini saja. Sampai ketemu lagi di ship yang saya sukai di lapak saya!. Dah!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top