Prolog

Happy Reading
.
.

.
.

"Aku suka sama kamu Juni." Pemuda itu selalu menghampiri Juni berkali-kali, hingga membuat Juni jengah dan berkali-kali juga Juni menolaknya.

"Maaf Sep, aku nggak bisa nerima kamu. Kamu tahu alasanku 'kan? Aku nggak akan pacaran Septian, sampai aku lulus kuliah nanti dan jadi dokter. Aku cuma ingin mengejar cita-citaku Sep. Maaf sekali." Juni berjalan kearah Mei yang sedang menunggunya sedari tadi.

"Ayo Dek, kita pulang," ajak Juni yang sedang menggandeng adiknya itu untuk meninggalkan Septian sendirian.

Septian berlari mengejar Juni yang sudah menjauh darinya. Septian menarik tangan Juni yang bebas, hingga langkah Juni harus terhenti. Septian menarik tangan Juni agar mengikuti langkahnya, tapi Juni memberontak.

"Lepasin aku Sep, aku harus pulang." Juni meronta-ronta, Mei juga membantu kakaknya itu. Septian mengambil sebilah pisau kecil dari saku celananya.

"Diam Juni! Aku sudah mengutarakan perasaanku ke kamu berkali-kali, tapi kamu terus saja menolakku, nggak pernah adakah aku di hatimu?" Septian sudah mengarahkan pisau kecil itu ke wajah putih Juni. Juni dan Mei tidak bisa berbuat apa-apa, selain diam dan berdoa pada Allah.

Juni terus merapalkan doa di dalam hatinya. Sehingga Juni menangis, dia takut Septian berbuat macam-macam padanya dan Mei adiknya. "Please Sep, aku mohon jangan!" Juni menangis terisak-isak.

"Maaf Juni, kalau kamu nggak mau terima aku, itu berarti nggak ada laki-laki lain yang boleh milikin kamu seutuhnya." Septian tersenyum miring, dan mendaratkan pisau itu di perut Juni. Juni merintih kesakitan.

"Kita akan pergi ke surga bersama Juni, kamu akan selalu menemaniku, jadi nggak akan ada laki-laki lain yang bisa deketin kamu!"

Septian menusukkan pisau itu tepat ke ulu hati Juni kembali, membuatnya limbung dan terjatuh ke tanah.

"Maafkan aku sayang, kita harus pergi bersama-sama."

Septian menusukkan pisau ke ulu hatinya sendiri, dia juga jatuh ke tanah di dekat Juni.

Mei shock melihat kakaknya dibunuh di depan matanya dan si pembunuh memilih bunuh diri. Mei duduk di tanah dan pingsan di samping tubuh kakaknya.

Seseorang lewat di jalan yang sedang berdarah itu, menelpon ambulans dan polisi. Ada 3 orang tergeletak di tanah, 2 orang bersimpah Darah dan satu orang pingsan di sebelah korban.

☘☘☘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top