Bab 3-1

Bab 3-1

Semua penjaga di Kastil Seymour menunduk dengan hormat ketika Alec of Reyes turun dari transportasinya. Mereka semua mengarahkan Alec dan Anastasia langsung ke koridor yang menuju ruang makan kerajaan. Alec meneliti koridor yang ia lewati dan mendengus bosan. Koridor ini tidak lebih istimewa dari koridor di Kastil Reyes. Orang luar mungkin akan terpukau sambil menganga, mengaggumi ukiran-ukiran dan interior mewah yang menghiasi koridor itu, namun tidak bagi Alec. Alec sudah terbiasa melihat yang seperti ini di kastilnya, di istana kerajaan, dan di beberapa kediaman tokoh politik penting dari luar.

Ya, politikus. Alec baru lima tahun menjalani pekerjaan di dunia politik, namun dengan ambisinya yang kuat ia mampu menempati posisi-posisi tinggi di kerajaan ini. Ia adalah salah satu ketua komite pertunjukan kolosal Gemma Opera dan akhir-akhir ini ia sangat sibuk, mengingat musim panas adalah musimnya opera di Reibeart. Ia harus melakukan banyak pekerjaan seperti berkunjung ke kerajaan lain dan mengundang mereka untuk ikut menonton opera. Atau ia harus mencari sponsor dari perusahaan-perusaahan terkenal atau mungkin dari para anggota kerajaan. Tak lupa juga perusahaan biskuit ibunya, Lady Marilyn, yang tak lepas dari kendalinya. Ia harus menghadiri rapat hari ini, rapat mengenai perkembangan bisnis perusahaan ibunya itu, nanti siang.

Dan alasannya berdiri di sini sekarang, di Kastil Seymour, dikarenakan undangan sarapan bersama Seymour yang dapat menunda beberapa pekerjaannya sejenak. Hanya menunda, bukan menghilangkannya sekaligus. Setelah sarapan dan berbincang sedikit dengan Seymour ia harus bergegas berangkat ke gedung pusat komite opera, lalu ke perusahaan ibunya, lalu duduk di ruang kerja, membantu Anastasia-informan juga sekretarisnya-membuat proposal kepada beberapa perusahaan besar. Dan...masih banyak lagi yang harus dikerjakan.

Wanita pengurus kastil menuntun Alec ke kursi yang disiapkan hanya untuknya. Alec mengerjapkan mata hendak melepaskan semua pikirannya akan bekerja. Wanita itu menarik kursi untuknya juga Anastasia di sampingnya. Alec duduk sejenak, membiarkan wanita itu melakukan pekerjaan lain sebelum mendorong kursinya masuk. Tepat seperti dugaan Alec, tak lama kemudian wanita itu mendorong kursinya masuk dengan hormat. Alec tersenyum, mengambil serbet yang disiapkan dan meletakkannya di atas pangkuan.

Alec mengadahkan kepala ke Anastasia yang sedang merapikan serbet di atas pangkuannya. Cara wanita itu melakukannya..gerakannya..entah kenapa sekejap membuat sesuatu di dalam diri Alec terbakar, hendak mencium ganas wanita itu. Entah kenapa..tetapi akhir-akhir ini, bukan, semenjak kemarin, sejak ia melamar si Seymour Buruk Rupa itu, ada keinginan lebih untuk menyentuh Anastasia. Mungkin ia hanya frustasi. Ya, pasti ia hanya frustasi karena ditekan oleh banyak dorongan dari keluarganya untuk menikahi Seymour Buruk Rupa itu yang nyaris menyebabkan darahnya naik sampai ke ubun-ubun.

Anastasia menoleh ke arah Alec dan tersenyum. "Ada apa?"

Alec menjawab, "Oh, sial, aku lupa membawa hadiah.

"Aku bisa menyelesaikan masalah itu dengan cepat.." Anastasia berhenti sejenak sebelum membelalakan matanya terkejut melihat seseorang di seberang meja. "Astaga. Herman Greyster benar-benar melamar si putri itu. Alec, lihat." Anastasia menunjuk ke seberang meja.

Alec dengan malas melihat sesosok pria tua gendut duduk di seberang mereka. Ia sudah tahu Greyster benar-benar melamar putri itu dan baiklah, apakah ia harus bersaing dengan pria gendut itu demi mendapatkan hati sang putri buruk rupa? "Aku tahu."

Alec memperhatikan Herman dengan seksama. Rambut pirang pria itu tak terawat, kusut, dan tidak diikat atau digunting penuh gaya. Tubuhnya sangat besar sampai-sampai Alec bisa mendengarkan hentaman kaki, suara kursi yang berdecit retak akibat gerakannya, dan suara tanganya berdebam menyentuh meja. Pria itu seakan-akan tidak memiliki leher! Banyak lemak menggantung di bawah lehernya yang akan bergetar ketika pria itu tertawa..seperti sekarang. Hidungnya tak bisa dibilang mancung, malah mungkin tak ada tulang yang menyangga hidungnya. Jari-jari gendutnya membuat Alec bergidik ngeri ketika mengambil garpu dan bermain dengannya.

"Aku tak mau jadi istrinya. Kalau aku si Seymour, aku akan lebih memilihmu dan membuang Greyster jauh-jauh," umum Anastasia, "dan aku tidak akan bercinta dengan paha dan jari-jari gendutnya itu. Ia bisa membuatku sesak napas jika menopangkan tubuhnya pada tubuhku. Ah, tubuh Seymour mungkin akan remuk disentuhnya. Kau tahu, tubuhnya sangat-ramping."

Alec tersenyum. "Kalau ia remuk, itu sangat menguntungkan bagiku. Sehingga aku tidak perlu menikahinya demi mendapatkan gelar Raja Reibeart di tanganku, membuang para Seymour, dan meyakinkan rakyat bahwa rezim yang sekarang berhati busuk."

Anastasia menyipitkan matanya. "Kejam sekali. Setidaknya kau harus mencium putri itu sekali untuk membuatnya terkulai kepadamu."

Alec memainkan rambut hitamnya dan merapikannya sekali. "Itu hal mudah. Aku bisa melakukannya nanti, kalau sekarang kau sedang menantangku dengan tatapanmu itu."

Anastasia mendengus. "Ya, aku menantangmu. Wajahmu itu sudah sangat tampan dan mempesona semua wanita di belahan dunia. Siapa lagi yang bisa menandingimu? Kau pasti bisa mendapatkan satu ciuman darinya hari ini."

"Raja William dari Waisenburg. Dia menempati posisi pertama di 'Bangsawan Paling Tampan Sedunia', sedangkan aku menempati posisi kedua. Itu artinya aku tidak terlalu tampan, tidak sebanding dengan sang raja," jawab Alec cepat.

Entah kenapa, Anastasia menjawab dengan semangat yang dilebih-lebihkan, "Ya, aku setuju dengan ranking itu. Dia memang lebih tampan darimu. Aku mau menjadi sekretarisnya, menggodanya, dan membawanya ke kamar tidur, namun sayang, ia sudah berkeluarga dan memiliki dua anak."

"Kembar. Mereka kembar. Athena dan Caesar," tegas Alec. Alec kembali membuka mulutnya. "Kau ingin mengkhianatiku?" Wajah Alec menggelap seketika walaupun tahu Anastasia hanya bercanda.

Anastasia mengenggam tangan Alec di bawah meja, mencegah adanya gosip beredar hanya karena hal spele seperti ini. "Tidak. Aku tidak akan mengkhianati Reyes dan kau." Kilat di mata Anastasia mempercantik wajahnya. Lalu, Anastasia berdesis, "Aku mencintaimu."

"Hanya teman. Aku tidak mencintaimu, Tasia," aku Alec. Alec membawa matanya berkeliling, menatap semua orang di meja makan, mengabaikan kegelisahan di mata Anastasia. Alec mengenali kesepuluh orang di meja makan ini dan semuanya adalah para pro-Seymour. Mereka semua berdandan dengan mewahnya-hampir norak-yang membuat Alec muak. Ada beberapa wanita mengenakan parfum berlebihan, sehingga aromanya-baunya-menusuk-nusuk indera penciuman Alec. Para prianya, termasuk Greyster, berbalut pakaian berbulu yang menutupi leher dan tangannya, sama sekali tak mengikuti tren di kota, tapi mengikuti selera masing-masing.

Alec melihat sekeliling, sekali lagi, mencari-cari seseorang. Ia mencari Seymour Senior, si raja, bukan sang raja. Mata Alec kembali menatap meja makan tanpa mendapati si raja dan putri buruk rupanya berjalan di dalam ruang makan. Meja makan itu panjang dan mampu menampung, kira-kira, seratus orang lebih, mengingat keluarga Seymour yang beranak cucu banyak. Setiap kursinya terbuat dari kapas empuk sehingga ketika mendudukinya terdengar suara 'poof' lembut. Punggung kursi terbordir oleh benang emas dan lambang Seymour, lambang yang-sialnya-hampir mirip dengan lambang keluarga Reyes. Namun, yang membedakan adalah elangnya. Lambang keluarga Reyes mewakili dua ekor singa.

Alec mengelus ujung meja perlahan, merasakan kulitnya bergesekan dengan kayu Loxe bercat emas. Di Kastil Reyes juga terdapat meja seperti ini dan kulitnya bisa dengan halus berseluncur di ujung meja. Tapi ada yang berbeda. Alec merasakannya. Tentu saja berbeda, tidak mungkin dua kastil memiliki meja makan kembar. Alec mengangkat jarinya tidak terlalu tinggi, hanya beberapa senti di atas meja, dan mencium bau mawar menghiasi hidungnya. Sepertinya cairan bunga mawar dioleskan ke ujung meja ini sebelum semua tamu hadir. Ide yang pintar. Alec akan mencoba menaruhnya lain kali.

Tiba-tiba semua orang berdiri dan itu menyadarkan Alec bahwa si raja masuk ke ruang makan. Bartholomeu IV berjalan tegap memasuki ruangan dengan dagu terangkat ke atas, menunjukkan wibawa bukan kesombongan. Matanya memandang hormat seluruh tamu di meja makan tanpa menghadirkan perasaan 'direndahkan'. Rambutnya panjang hingga ke bahunya dan tak jatuh lebih ke bawah, hampir sama seperti milik Greyster. Namun, rambut Bartholomeu diikat rapi oleh pita bangsawan berlambang Seymour.

Semua orang membungkuk hormat, para wanita menaikkan sedikit gaunnya, para pria menekuk lututnya dengan tangan di dada. Alec enggan melakukannya, apalagi kepada Seymour, namun, baiklah, ia meyakinkan dirinya bahwa ini hanya sekedar formalitas yang tak harus dilakukan dengan hati jadi, ia membungkuk cepat dan menegakkan kembali tubuhnya menatap si Seymour. Apakah ini hanya perasaannya saja atau memang tadi sepasang mata hijau Bartholomeu menatap hangat padanya dan Greyster?

Bisikan manis Anastasia mengaburkan dugaannya. "Astaga." Wanita itu terkesiap. "Apakah itu putrinya?"

Alec mengerutkan dahi ke Anastasia, lalu menatap seorang wanita bergaun abu-abu dan rambut yang masih menutupi wajahnya, memasuki ruangan. Alec menahan tawanya yang disebabkan oleh keterkejutan Anastasia. "Iya, itu," jawab Alec. Suaranya bergetar senang.

Tepat setelah Alec berkata, ruang makan dipenuhi oleh bisikan yang, tentu saja, merajuk ke Thalia of Seymour. Samar-samar Alec mendengar kata 'Ya Tuhan' 'Buruk' 'Seymour Jelek' meluncur keluar dari mulut para tamu. Anastasia bukanlah pengecualian karena wanita itu berdiri di sampingnya dan mengumpati Thalia. Alec hanya bisa menahan tawa melihat semua itu, namun ia berusaha untuk tak terlihat senang ketika mendapati si raja menggelapkan wajah, bergeram halus, dan menutup matanya seakan-akan malu melihat putrinya mengenakan pakaian semacam itu setiap harinya.

Alec mengamati Thalia yang berjalan mendekati Greyster, menekuk lututnya dan mengambil kursi di sebelah pria gendut itu. Kedua tangan Bartholomeu terangkat ke udara, mulutnya membuka, memberikan para tamu suara besarnya yang menggelegar. "Silakan duduk, hadirin sekalian. Sarapan bersama hari ini akan dimulai." Semua orang, termasuk Alec duduk. Bartholomeu menepuk tangannya beberapa kali, lalu datanglah banyak pelayan dari dapur membawa makanan beragam.

Tangan Alec meraih garpu dan pisau yang akan digunakannya pertama kali sampai akhirnya ia merasa seseorang memakukan tatapan kepadanya. Alec mendongak dan melihat putri buruk rupa itu menatapnya rakus, mengabaikan Greyster yang sedari tadi berbicara omong kosong padanya. Alec menatapnya sejenak, hendak mengeluarkan kata terburuk terpikirkan olehnya. Namun, ia tahu itu hanya akan memperburuk reputasinya, jadi Alec tersenyum kepada putri itu tanpa ampun. Alec menyunggingkan senyum terbaiknya dan menyadari wajah putri itu memerah di bawah rambut hitamnya.

Alec mengalihkan pandangan dari putri itu dan mulai mencicipi makanan di hadapannya sebelum Bartholomeu memulai pembicaraan kepada para tamu di ruangan itu. "Mari bersukacita atas hadirnya dua lamaran untuk putri semata wayangku, Thalia of Seymour. Dan kedua lamaran itu berasal dari saudara Herman Greyster pemilik estat Greyster di selatan serta-" Bartholomeu mengangkat minumannya kepada Alec. "Alec Zachary of Reyes, representatif keluarga Reyes."

Dengungan gosip menjalar ke seluruh meja makan dan itu cukup membuat telinga si putri memerah. Tunggu, kenapa dirinya mulai memperhatikan si Putri Buruk Rupa itu? Lamunannya dicela oleh suara menggelegar Bartholomeu. "Aku sudah menonton beritanya, Alec."

Alec tersenyum, mengangkat sebelah alisnya. "Maaf, saya tidak mengikuti pembicaraan. Berita apa yang Anda tonton, Baginda?"

Bartholomeu mengalihkan matanya pada putrinya. "Kau harus mendengarkanku, Thalia."

Putri Buruk Rupa itu membuka mulutnya, tergagap-gagap, layaknya ikan yang dijauhkan dari air. "I-iya. Maksudku adalah..tunggu..Iya, aku mendengarkan, ayah." Suara manis berlompatan tak beraturan dari mulut putri buruk rupa itu. Suara itu cukup membuat Alec untuk mengadahkan kepala menghadap wajahnya yang tertutupi rambut. Sepertinya tidak buruk juga melamar putri itu jika suatu hari nanti, jika mereka bercinta, putri itu akan mengeluarkan suara erangan seksi nan merdu dengan suara yang Alec akui, sangat indah. Semua orang pasti akan berpikir begitu, terlebih lagi Greyster yang duduk di sebelahnya telah bernapas layaknya kuda mendengar suaranya. Namun, sayangnya, buruk rupa tetaplah buruk rupa. Wajahnya tak akan berubah, akan dan selalunya seperti itu.

Bartholomeu memberitakan, "Hari ini Alec of Reyes menyatakan cintanya padamu, nak." Bartholomeu berdeham dan melemparkan Alec kedipan mata. "Secara terang-terangan."

Putri itu terkesiap, lagi-lagi mengeluarkan suara yang menggoda. Wajah dan telinganya memerah, tangannya bergetar memegang pisau. "A-aku tidak tahu...maksudku, aku sama sekali tidak bisa berkomentar..maksudku..Aku tidak tahu."

Alec mencoba untuk menenangkannya walaupun tangannya mengepal, menggenggam erat pisau agar tidak melemparkannya ke dahi si Putri Buruk Rupa. "Tidak. Tidak apa-apa. Kau tidak perlu berkomentar apapun tentang pernyataan itu. Selama ini aku selalu memperhatikanmu dan aku menerimamu apa adanya. Kau memiliki kecantikan hati yang tak bisa dilihat olehku selama ini. Aku mencintaimu," kata Alec, rahangnya mengeras, benci melanjutkan perkataannya, namun ia berusaha mengendurkan kemarahannya melihat banyak pro-Seymour menunggunya mengatakan sesuatu, "dengan tulus." Dan lagi, ia berbohong.

***

Seluruh tamu berjalan ke halaman tengah seusai sarapan. Alec dan Anastasia mengikuti kerumunan itu bagaikan air yang mengalir lancar ke halaman tengah. Alec harus menahan napasnya beberapa kali, menghindar dari aroma parfum menyengat. Kerumunan itu bagaikan neraka baginya, mengingat dirinya sangat tidak suka bau parfum dan pertanyaan bertubi-tubi. Sejak meninggalkan ruang makan, para tamu bertanya kebenaran mengenai pernyataan cintanya yang terang-terangan itu. Ya ampun, apakah mereka semua tidak bisa melihat bahwa itu hanyalah kebohongan belaka? Atau mungkin, apakah mereka semua tidak bisa dengan mudahnya menerima pernyataan itu? Alec lelah dipertanyakan, diselidiki, ataupun seseorang mengetahui perasaan sebenarnya.

Alec adalah salah satu dari banyak orang yang tidak suka diketahui rahasia ataupun perasaan sebenarnya. Sejak dulu dan-mungkin-selamanya akan selalu begitu. Ia suka menghindari pertanyaan pribadi mengenai apapun itu yang ia anggap tak berguna. Tebar pesona menjadi salah satu jalan keluar dari kesulitan itu. Ia selalu tersenyum atau mungkin melakukan hal lain agar semua orang mengalihkan tujuannya untuk bertanya mengenai dirinya. Ia juga suka menipu orang selicik mungkin agar mendapatkan apa yang ia inginkan. Tak akan ada seorangpun mampu menghalangi dirinya menggapai tujuannya. Jika ia berambisi mendapatkan sesuatu, ia akan mendapatkannya dengan cara apapun. Selicik apapun. Sekotor apapun.

Itu memang apa yang ia lakukan selama ini. Mendapatkan posisi ketua di komite setelah menipu ketua sebelumnya masuk ke perangkap Alec. Memenangkan perundingan setelah menggoyahkan kepercayaan diri masing-masing orang di rapat. Menyukseskan Reyes ke depannya setelah menjadi raja Reibeart atau mungkin, jika motifnya terbongkar sebelum tujuannya tercapai, sebuah pemberontakkan yang akan membuang seluruh Seymour keluar Reibeart dan menahan para pro-Seymour di sel sebelum mereka mengakui kedaulatan pada Reyes.

Tiba-tiba Alec teringat akan sesuatu. Ia keluar dari kerumunan, membawa Anastasia bersamanya. Ia menarik Anastasia ke salah satu koridor dan membuat punggung wanita itu bergesekkan dengan salah satu dinding. Ia berkata, "Astaga, aku lupa hadia-"

Anastasia meletakkan jari telunjuknya di atas bibir Alec dan menyela, "Aku tahu. Aku akan mencari hadiahnya, secepat mungkin."

Mulut Alec terbuka dan telunjuk Anastasia masuk merasakan hawa panas di dalam mulut pria itu. Perut Anastasia bergelenyar merasakan sensasi aneh ketika lidah Alec menyentuh, menjilat, dan melingkari jarinya. Gigi Alec menggigit lembut telunjuk Anastasia. Alec menarik jari wanita itu menjauh dan membawanya ke pipi miliknya. "Kau tak perlu melakukan sesuatu menggoda seperti itu, Tasia."

Anastasia tertawa kecil, mencium bibir Alec lembut. Lidah Alec terjulur, menjilat bibir atas Anastasia dan mulut wanita itu terbuka lebar, menawarkan Alec untuk masuk lebih dalam sedangkan tangan wanita itu mengelus lembut tengkuk leher Alec. Alec menjauh, menyadari bahwa tindakan mereka di Kastil Seymour ini akan menjadi buah bibir jika tidak dihentikan. Anastasia tersenyum. "Aku tidak menggodamu, tetapi, Alec, kaulah yang menggodaku untuk melakukannya. Kau menarikku ke lorong segelap ini dan mendesakkanku pada salah satu dinding. Bukan salahku jika aku bertindak seakan-akan menggodamu," kata Anastasia, "Oh, iya, kau tidak berlaku seperti gentleman tadi, My Lord. Menarik lengan wanita sama sekali tidak sopan."

Alec mengelus pipi temannya itu dan menciumnya sekali lagi. "Temukan hadiahnya," ucapnya ketus, "secepat mungkin."

Anastasia mulai pergi mengitari lorong ketika Alec berjalan menuju halaman belakang. Setelah ini ia harus menghadiri rapat di perusahaan ibunya, sesuai jadwal, tidak boleh telat. Anastasia akan mengantarkan hadiah ke kamar tidur si putri buruk rupa. Acara sarapan ini akan selesai setelah Alec pamit mengundurkan diri di hadapan si Seymour Senior. Transportasi pasti sudah disiapkan sedari tadi, mengingat kecekatan Anastasia menyiapkan segala sesuatunya. Ya, setelah ini ia akan keluar dari Kastil Si Penyombong Seymour walaupun di lambang tertulis Kebaikan Menyatukan Seymour.

Langkah panjang dan cepatnya melambat ketika melihat seorang wanita di depannya menatap jauh ke salah satu lukisan wanita cantik di dinding sebelah kanan Alec. Alec mengerjapkan matanya, mengetahui bahwa wanita di depannya adalah putri buruk rupa itu, Thalia of Seymour. Lagi, amarah melanda dirinya. Entah kenapa, emosi meledak-ledak akan menghiasi hatinya sampai-sampai wajahnya akan mengeras melihat Seymour di hadapannya. Mungkin ia tahu alasannya. Tidak ada Reyes yang tidak benci melihat seorang Seymour berdiri tanpa pengawasan di hadapan mereka. Para Reyes selalu menumbuhkan rasa benci pada Seymour sejak umur lima tahun, sejak mereka mempelajari silsilah keluarga mereka. Mereka diajar untuk membenci Seymour untuk menghindari kebaikan yang selalu ditawarkan oleh sang keluarga musuh. Musuh tetap musuh, sebaik apapun Reyes kepada Seymour, permusuhan tak akan pernah menyatukan keduabelah pihak. Kebahagiaannya, pernah, juga ditarik oleh Seymour, secara paksa. Mengingatnya saja sudah mampu membuat seluruh inderanya memanas hendak meninju Seymour di depannya ini. Semuanya begitu. Kebahagiaan para Reyes selalu ditarik secara paksa oleh Seymour, menyisakan kebencian mendalam. Dan itu adalah semua alasannya. Alasan mengapa Reyes akan selalu membenci Seymour sampai akhirnya kekuasaan kembali jatuh ke tangan....

-Namun, putri buruk rupa itu, walaupun samar-samar terlihat, tersenyum padanya, malu-malu.

Ya ampun, hati Alec bagaikan dihujam banyak anak panah, ditimpa gajah, jatuh dari tangga. Padahal, ia baru saja hendak mengatai wanita itu.

Astaga, kebenciannya dibalas dengan senyuman semanis itu.

***

Yak amkasih buat para readerrrrr anda pasti pada bingung kenapa saya update sehari sebab K soalnya yahhhh, saya lagi kesengsem ama cerita iniiii karena ini adalah, mungkin, sekuel dari The Watchers, karya saya yang lain, bergenre Fantasy-Action. Bagi yang tidak suka Action jangan baca The Watchers yaa karena part-part awal sampai belasan berisi full ekshen (baca: action) hehehe. Mohon votenya bila suka dan kritiknya bila ga suka K saya lapang dada menerimanyakok wkwkwk. Oh iya, mungkin akan ada reader yang bingung kenapa si Alec ini benci banget ama Seymour....hehehe....entar ada penjelasannya kok :d SELAMAT MEMBACA DAN BERAKTIFITAS!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top