19. Pernikahan Cinta Melvi (PCM)

Tandai typo gaes
Jangan lupavote⭐and komen🗨
M

aafkan bunda gaes, baru ada paketan

Kondangan kuy gaes

Happy reading
.
.
.
.

🐣Cinta pov

Aku melihat diriku yang terlihat berbeda saat ini. Di depan cermin ku tersenyum senang, melihat tatanan rambut ku yang rapi. Baru tadi pagi aku mendengar dan berada di samping Melvi sendiri yang mengucapkan janji suci pernikahan di depan Papaku sendiri.

Lihatlah aku yang sedari tadi tersenyum seperti orang gila. Ku atur nafasku sejenak sebelum tiba-tiba Melvi masuk untuk mengajakku turun dan menuju ballroom untuk melaksanakan pesta pedang pora.

Aku berdiri dengan gugup dan baru sadar kalau aku sedari tadi tidak pakai alas kaki.

"Lha ini kenapa bisa gak ada sandal sih"

Aku berjalan dengan hati-hati, jangan sampai kebaya yang sudah di tata bagus ini akan aku hancurkan.

"Cari ini eh?"

Aku melihat Melvi masuk dengan membawa wedges berwarna coklat, dia berjongkok dan memasangkannya sendiri di depanku.

Ya Tuhan, manis banget sih kamu mas.

Aku melihatnya yang memakai PDU 1 terlihat gagah, dan tak mengurangi kadar ketampanannya itu, malah semakin meningkat.

"Udah siap?"

Aku hanya mengangguk, tiba-tiba jantungku berdetak kencang tak beraturan.

Melvi menggandeng tanganku dan menggenggamnya erat untuk mengajakku keluar dari kamar ini menuju ballroom.

Jangan ditanya lagi seperti apa suasana pernikahan ini. Ramai.

"Eh bentar dong mas, aku tuh deg-degan"

Ku dengar dia terkekeh, lalu melepaskan pegangan tangan kami dan menyuruhku untuk memeluk lengannya.

"Remas aja kalau kamu grogi atau hampir jatuh"

"Tapi kan luka mas belum sembuh total"

"Kan ada kamu yang nanti sembuhin pake obat mujarab"

Dag

Dig

Dug

Duarrr

Sialan!

Kenapa dia mengingatkanku tentang obat mujarab itu sih, ku rasa pipiku memanas karena dia tertawa.

Oke kalian pasti tidak tahu apa itu obat mujarab. Setelah pulang dari Papua waktu itu, Melvi dirawat di rumah sakit tempatku bekerja. Aku yang mengambil alih untuk mengganti perbannya sebelum aku pulang ataupun bertugas, dan obat mujarab yang dia maksud adalah aku yang akan mencium perbannya di sekitar lukanya.

Dan untungnya itu tidak ada yang tahu, hanya aku, Melvi dan Tuhan.

"Udah siap?"

Aku mengangguk. Lalu memeluk lengan Melvi berjalan menuju tempat rekan-rekannya yang bertugas sebagai anggota pedang pora ini.

Berjalan melewati pedang pora membuat jantungku berdetak, pernikahan yang tidak pernah aku impikan sejak dulu, rasanya seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutku.

Dulu saat aku menjadi janda dari Juang, aku gak pernah akan membayangkan untuk menikah lagi dengan pesta pernikahan seperti ini. Tapi setelah Melvi melamarku dan impian pernikahan itu terwujud. Impian yang ingin seperti rekan-rekan ku berjalan menuju payung pora untuk mengucapkan janji suci dan pemasangan cincin.

Ku lihat tante Lea eh bukan ding sekarang, Mama Lea dan Papa Arsa datang dan menyerahkan seragam persit yang sudah berlencana.

"Selamat datang ibu persitku"

Bisiknya yang hanya dapat didengarkan olehku. Kenapa pesona si Raja gombal ini tidak pernah surut. Dia diam saja, suara perempuan sekitar udah jejeritan kek orang kesurupan.

Melvi membawaku menuju pelaminan. Duduk sebentar setelah melakukan rangkaian pedang pora tadi.

Ku lihat Billal sudah berdiri di stage sendirian, dia mengambil gitar dan bernyanyi dengan suara merdunya. Oh Tuhan, suaranya gak kalah merdu dengan suara Melvi.

Lalu Melvi turun dari pelaminan, menyapa Billal yang masih setia berdiri di stage, mereka berbicara antar saudara. Lalu apa yang aku lihat membuatku baper tingkat dewa gaes.

Melvi bernyanyi diiringi Billal lagu teman hidup dari tulus. Ya Tuhan,meleleh ini dede bang.

🐣🐣🐣

.
.
.
.

🐣Melviano POV

Aku baru saja masuk di kamar hotel yang aku sewa malam ini. Ku lihat Cinta sudah melepaskan segala atributnya tadi dan sedang duduk selonjoran di depan TV dengan bermain hape.

"Haiy Mas? Mandi gih"

Aku berjalan kearahnya dan ku kecup keningnya sebentar lalu menuju koper untuk mengambil baju ganti ku dan menuju kamar mandi.

Rasanya jantungku berdetak kencang tidak karuan kala mengingat percakapan ku tadi dengan bang Zidan dan bang Arga.

"Malam pertama eh" bang Zidan yang memulai menggodaku.

"Kalau butuh jurus ampuh atau gaya yang cocok untuk malam pertama, hubungi gue atau Zidan. Kami lebih pengalaman" sialan sekali bang Arga ini.

"Pengalaman gimana?"

"Pengalaman dong, kan kami udah buktiin dengan adanya anak, berarti kami sukses nih jadi bapak. Kalau pengen anak cewek, lo tanya Zidan modelnya seperti apa, kalau lo pengen anak cowok, tanya gue gratis kok"

Keduanya tertawa melihatku yang merasa arah pembicaraan ini hanya untuk menggodaku saja.

"Eh, bukannya dia janda ya Mel?" Aku mengangguk atas pertanyaan bang Zidan. "Berarti udah pengalaman dong?"

"Berarti Melvi yang akan diajarkan bagaimana caranya memimpin malam pertama nantinya" kelakar bang Arga.

Tok tok tok

"Mas"

Astaga, aku melamun dari tadi. Sial, gara-gara teringat percakapan gila dengan kedua abangku itu, aku jadi tidak mandi-mandi.

"Ya? Bentar masih mandi"

"Eh, itu kotak kiriman dari kapten Arga, katanya buat mas"

"Iya simpan aja"

Aku segera melakukan ritual mandiku yang secepat kilat. Segera keluar dengan hanya menggunakan kaos dan celana piyama.

Aku melihat Cinta masih di posisi yang sama, bedanya sekarang dia tidak lagi main hape, melainkan menonton acara film yang romantis.

"Itu mas kotaknya"

Cinta menunjuk kotak yang sengaja dia taruh di nakas. Ku buka kotak itu dan ada buku berwarna merah disana.

Cara menghadapi dan doa untuk malam pertama

Ada notes di sana yang memang sengaja di tempelkan di buku merah itu.

Jangan lupa berdoa dan sholat dua rakaat dulu. Zidan

Jangan malu buat bilang ke Cinta ajari aku gaya yang cocok untuk malam pertama. Arga

Bang Arga sialan, jadi gemes pengen nembak jantungnya. Tapi kasihan Lily nantinya jadi janda dan Lio gak punya bapak. Jangan sampai deh.

"Cin, sholat dulu yuk"

Cinta hanya mengangguk, dan dia berdiri untuk mengambil wudhu bergantian denganku.

Aku mengajaknya sholat dua rakaat sesuai anjuran bang Zidan, lalu membaca doa dan ku tiupkan di ubun-ubunnya. Dan ku cium keningnya lama.

"Mas"

"Ya?"

"Terimakasih kamu udah menerimaku apa adanya. Dan maaf udah pernah bikin kamu kecewa"

Aku terkekeh dan kuusap pipinya dengan ibu jariku. Ku lepas mukenah yang dia kenakan, membenarkan rambutnya yang berantakan dengan menyisirnya dengan jari-jari ku.

"Cin, boleh cium?"

Ku usap bibirnya dengan ibu jariku, dia mengangguk. Ku cium bibirnya sekilas tapi dia hanya diam saja seperti patung.

"Kok diem Cin?"

"Aku gak tahu caranya ciuman"

Diengg

"Emangnya dulu sama Juang kamu ngapain aja?"

Selanjutnya pernyataan yang cinta ungkapkan membuat jantungku berdetak tak karuan. Hancur sudah bayanganku tentang perkataan bang Arga tadi.

"Aku gak pernah melakukan skin ship sama Juang. Kami tidak pernah tinggal bersama, dan aku masih perawan"

Fix aku dapat janda rasa perawan. Juang, aku lebih dari kamu yang hanya bisa menyia-nyiakan mutiara secantik Cinta.

Belah duren gaess.

🐣🐣🐣

Udah ya gaes, mereka mau belah duren dulu jangan di ganggu 😝





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top