10. Janda Kembang (JK)
Pagi gaess
Bunda up nih
Tapi maafkan bunda kalau gak bisa doble up ya
Maafkan kalau kurang receh gombalan di Melviano.
Dirgahayu 74 Tahun untuk TNI 🇮🇩
Jangan lupa vote🌟and komen🗨
Tandai typo
Happy reading
.
.
.
.
🐣Melviano POV
Aku duduk di depan Kapten Johan yang sedang sibuk memeriksa data relawan yang akan berakhir sebentar lagi.
"Tante udah tahu?"
Aku mendongak menatap kapten Johan, anak teman baik Papa.
"Belum bang. Bentar lagi mau telepon Mama"
"Sana gih telepon. Ntar kaget lagi kalau tahu status dia apa"
Benar
Aku segera ijin untuk keluar ruangan. Aku melihat Cinta dan timnya menangani anak-anak yang menjadi korban perang. Sungguh miris.
Aku hanya punya waktu satu bulan disini, dan aku harus segera menghubungi Mama dan Papa, bagaimanapun, mereka harus tahu calon menantu mereka.
Panggilan belum juga tersambung, aku ingat, disana pasti sedang malam, sekitar jam 8.
"Assalamualaikum anak Mama"
"Waalaikumsalam Ma. Apa kabar Ma?"
"Sweet banget sih kamu sayang . Mama dan Papa Alhamdulillah baik Nak. Kamu dapat salam dari Billal, dia kangen kamu"
Aku tertawa mendengarnya, seorang Billal kangen? Kalau dekat aja ngajakin berantem mulu.
"Ma"
"Gimana? Mau bahas tentang dokter Cinta? Anaknya dokter Rangga?"
"Eh? Kok Mama tahu sih?"
"Mama gitu. Jadi?"
"Dia.. dia.. Janda Ma" ku pejamkan mataku saat menyebut kata Janda.
"Ya terus kenapa? Kalau kamu cinta ya udah lanjutkan. Berapa anaknya?"
Sungguj diluar ekspektasi ku, ku kira Mama ku akan berbicara merentet seperti di sinetron itu. Dan realitanya mengagumkan. Mama santai.
"Janda Kembang Ma, baru cerai satu tahun lalu"
"Wih Janda kembang eh. Oke gak perlu takut ngomong sama Papa. Nanti Mama yang bantu kamu sayang. Mama suka calon kamu, dia cantik dan baik hati"
"Eh? Kok Mama tahu sih?"
"Mama gitu. Udah ya,ini Papa mau datang, assalamualaikum anak Mama"
"Waalaikumsalam"
Lega
Itu yang ku rasakan saat ini. Meskipun awal di grup chat saat itu, Papa terlihat tidak suka, karena Cinta anak dari oppa koriyah yang Billal sebut itu.
Aku lega saat Mama mengatakan akn berbicara dengan Papa mengenai ini. Aku yakin Papa akan luluh dengan Mama pada akhirnya.
"Danton"
Aku mendongak, menatap Cinta di depanku memeberikan ku air mineral. Aku tersenyum dan menepuk tempat disebelahku. Dia mengerti kodeku, dan duduk manis di sana.
"Sudah mengabari tentang statusku ke keluarga Danton?"
"Hmm" ku tutup kembali botol ku setelah minum. "Sudah. Kenapa?"
"Apa mereka menentang?"
Jadi dia gelisah karena ini. Aku tersenyum dan mendekatkan kepalaku di telinganya, dan berbisik manja disana.
"Mama hanya tanya, kapan Janda kembang ini di bawa kerumah untuk berkenalan?"
Cinta mendorong kepalaku sedikit menjauh, aku tahu pasti dia gugup. Ku perhatikan wajahnya yang terus menunduk.
"Aku rela ikut lomba lari keliling dunia, asalkan kamu yang akan menjadi garis finishku" cinta terkekeh.
"Kalau mau ngereceh, mukanya jangan kayak kanebo kering dong Pak. Lempeng amat"
Aku tertawa bersamanya, ini tawa pertamaku didekatnya.? Ntah kenapa, aku bisa akrab dengannya, bahkan tidak susah untuk meyakinkan Mama karena status dia.
"Kamu jangan pernah takut untuk bertemu dengan keluargaku, nantinya mereka akan jadi keluarga kamu juga. Cukup genggam tanganku dan semuanya akan baik-baik saja"
Cinta tersenyum manis sekali dan membuat jantungku bekerja dua kali lipat. Dan tanpa ku sangka-sangka, Cinta menggenggam tanganku dengan erat.
"Akan ku genggam selamanya"
"Kalau gak takut dosa, mungkin udah aku kurung lihat senyum manis kamu. Aku gak rela aja mereka disana lihat kamu tersenyum seperti ini"
Wajahnya memerah, dan dia tersenyum malu-malu. Imutnya kamu, jadi pengen cepet halalin deh.
🐣🐣🐣
Hari ini aku berdiri di lanud. Mengikuti serentetan acara apel untuk menyambut kami semua yang baru saja tiba ke Indonesia dengan selamat.
Ku lihat disana Mama sudah berdiri dengan Papa, setelah Papa memimpin apel itu. Ku peluk Papa dan Mama. Satu tahun tidak bertemu, gak membuat ke mesraan mereka luntur, justru aku dibuat iri.
"Mana calon Mama?" Ku toleh wajah Papa yang sama datarnya, lempeng amat Papa ini. "Papa udah setuju, iya kan Pa?"
"Hm.. asalkan kamu gak dekat dia"
Ah aku tahu arah pembicaraan ini kemana. Papa masih cemburu ternyata kalau Mama dekat dengan Papanya Cinta.
Mama memeluk pinggang Papa dengan kedua tangannya, tersenyum manis sekali, menangkup pipi Papa.
"Aku udah punya kamu yang segalanya, kenapa harus lirik yang lain? Berlian indah itu cuma kamu lho Papa sayang"
Cup
Aku mengerjap mataku berkali-kali. Apa yang ku lihat ini. Papa mencium kening Mama di depan ku, di depan semua orang.
"Aku juga sayang Kamu Lea"
"Ah udah deh Pa, Ma. Ntar aja dirumah. Dilihatin orang tuh Malu"
"Dih, dia iri tuh Pa. Kasihan yang belum halal ya Pa. Buruan urus gih pengajuannya, biar cepat resmu, gak marah-marah mulu kalau Mama sama Papa deket gini"
Papa hanya tertawa menanggapinya. Sedangkan aku, aku udah cemberut sedari awal lihat betapa romantisnya Mama dan Papa.
Aku kembali ke kumpulan temanku, menarik Cinta agar ikut denganku menuju Mama dan Papa yang sudah menunggunya.
"Ini Cinta Ma"
"Apa kabat Tante?"
"Baik cantik. Gak nyangka tante, kalau kamu yang dimaksud Melvi"
"Lho? Mama udah kenal?"
Mama mengangguk, sedangkan Papa masih tetap datar aja tuh muka. Gak jauh beda dariku ternyata. Bener kata Mama dulu yang sering menggerutu kalau dekat sama kami berdua.
"Enakan jalan sama Billal, mukanya biasa aja, gak datar, lempeng, kaku kek kanebo kering"
Dan sekarang aku paham maksud Mama. Begonya natural kalau begini.
"Mama udah kenal Cinta, karena dia anak teman Mama waktu sekolah"
Sempit sekali dunia ini. Anak teman Mama, dan anak dari mantan fans Mama yang seperti oppa koreyah.
"Mama" cinta memeluk seseorang yang juga menggunakan seragam persit.
"Arinta, haiy"
"Ya ampun Lea"
Kehebohan selanjutnya adalah obrolan Mama ku dan calon Mama mertuaku. Mereka heboh sekali bertemu disini.
"Jadi Rin, anakku ini jatuh cinta sama anak kamu Arcinta, kira-kira kapan kami bisa melamar anak kamu untuk Melvi?"
"Oh, jadi Danton ini anak kamu Lea? Aku sih kapan aja bisa, toh Cinta sendiri juga bilangnya cinta ke Danton yang suka ngegombal receh"
"Mama ih"
Bisa kulihat wakah Cinta yang memerah karena perkataan jujur mamanya. Aku jadi ingin tertawa melihat wajah malu-malu cintaku ini.
"Lusa kami kerumah anda dokter Rangga. Lamaran untuk anak kami"
Papa berbicara tegas saat mengatakan itu di depan Papanya Cinta.
"Siap komandan"
"Alhamdulillah ya Cin, doa Mama terkabul, Mama kan pengen dapat mantu Danton"
"Sst Ma, jangan keras-keras ih"
Aku tak bisa menahan tawaku lagi. Bersama Mamaku, aku bisa meyakinkan Papa untuk menerima status Cinta yang janda kembang, dan anak dari mantan fans Mama.
🐣🐣🐣
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top