Uchiha's Destiny-Chapter 1


"Terima kasih, Pak." Seorang wanita yang mengenakan baju formal itu membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan CEO Uchiha Corps. Di tangan kanannya membawa berkas yang baru saja ditandatangani oleh pemuda berambut raven, yang tak lain adalah CEO Uchiha Corps.

Tepat setelah pintu ruangan tertutup, punggung pemuda itu merosot, melonggarkan dasi yang ia kenakan. Lelah, itulah yang dia rasakan saat ini. Kelopaknya menutup onyx milik sang pemuda itu. Ia berharap seseorang memberinya seporsi salad untuk mengembalikan semangatnya lagi. Suara pintu pun terbuka kembali namun pemuda itu enggan membuka matanya.

"Sasuke..."

Pemuda bernama Sasuke melenguh seketika kala mengenali suara yang baru saja memanggilnya. Ya, CEO Uchiha Corps itu adalah Uchiha Sasuke, pria tampan bertubuh atletis yang memiliki pesona yang tak dapat ditolak oleh wanita manapun yang melihatnya.

Tampangnya semakin kusut saat melihat sang kakak berdiri di hadapannya dengan senyum yang menurutnya menjijikan.

"Langsung saja, Itachi-nii," tembak Sasuke. Ia sudah hapal betul dengan tabiat sang kakak jika tiba-tiba muncul di perusahaan.

"Aahh, kau memang adik yang pengertian, Sasuke. Aku bersyukur punya adik sepertimu." Dengan gerakan cepat Itachi merangkul sang adik yang masih duduk di kursi kebesarannya.

"Ugh, singkirkan tanganmu Itachi-nii," geram Sasuke.

Pintu ruangan Sasuke kembali terbuka.

"Ojiiichaann~," pekik seorang gadis kecil masuk ke ruangan Sasuke dan terlihat seorang wanita berjalan di belakangnya.

"Ah, Sasuke maafkan kami merepotkanmu lagi." Wanita bersurai coklat itu tersenyum. "Kami dapat order lumayan banyak untuk besok. Ayah dan Ibu masih di luar kota. Jadi kami tak tau harus meminta tolong pada siapa."

"Tak apa, Izumi-neesan." Sasuke kembali menegakkan badannya. "Kemarilah, Hotaru."

Gadis mungil itu menghampiri Sasuke dan duduk dipangkuan sang paman.

"Ah, ini kakak bawakan salad untukmu." Izumi meletakkan kotak makan di meja Sasuke.

Mendengar makanan kesukaannya disebut, wajah lesu Sasuke kembali bersemangat.

"Ternyata kau ini gampangan ya Sasuke. Hanya disogok dengan salad, moodmu langsung berubah seketika," ejek Itachi.

"Berisik kau, Itachi-nii." Sasuke kembali menimpali ucapan sang kakak dengan pedas.

"Nah, Hotaru jangan nakal ya. Jangan repotkan pamanmu. Mama Papa kerja dulu. OK?" Itachi mengacak rambut anaknya.

Menjadi seorang CEO dan baby sitter dalam satu waktu itu adalah hal yang sudah biasa dilakukan Sasuke sejak Hotaru berumur 2 tahun. Untungnya, keponakannya itu gampang diatur hingga Sasuke pun tak keberatan jika harus menjaganya. Dan hal ini sering terjadi saat ayah ibunya sedang di luar kota dan toko kue yang dikelola kakaknya kebanjiran order. Sebenarnya, sudah ada beberapa karyawan yang membantu. Hanya saja, Itachi dan Izumi juga ikut terjun langsung dalam pembuatan kue-kue yang akan dijualnya.

Sasuke pun juga mengakui, kue buatan pasangan suami istri itu memang enak dan tak heran toko itu banyak di kenal dalam waktu singkat. Dan satu lagi yang ia syukuri, dia mendapatkan kakak ipar yang pengertian, tahu cara membuat mood Sasuke membaik. Tak seperti kakaknya, Itachi.

Sasuke pun kembali memulai aktivitasnya sambil mengawasi Hotaru yang saat ini tengah bermain puzzle.

♡♡♡

Keesokan harinya....

Di rumah keluarga Uchiha, para anggota keluarga sedang sarapan bersama. Kedua orang tua Sasuke pun juga sudah pulang tadi malam. Hanya Hotaru yang masih terlelap dalam tidurnya, hingga tak ikut acara sarapan bersama pagi ini.

"Anata..." bisik Mikoto pada Fugaku, seperti mengisyaratkan sesuatu.

Sasuke dan Itachi spontan melirik ke arah orang tuanya.

"Ayah, Ibu ada apa?" tanya Itachi.

"Begini.." Fugaku berdeham. "Sasuke..."

"Iya, ayah?"

"Segera menikah dan berikan kami cucu!"

"Uhuk uhuk..." Sasuke tersedak makanan yang hendak ditelannya. Ia menepuk-nepuk dadanya. Izumi segera mengulurkan segelas air untuk adik iparnya.

"Ayah itu meminta atau memerintahku untuk menikah?" sungut Sasuke setelah meneguk segelas air putih..

"Ah, maksud ayahmu... Jadi begini, kemarin kami bertemu dengan keluarga Uzumaki. Kau tahu Naruto?" Mikoto mencoba menjelaskan kembali. Ia sangat memaklumi Fugaku yang kadang terlalu kaku dalam menyampaikan keinginannya.

"Hn," jawab Sasuke sambil meneruskan sarapannya.

"Bukannya dia teman sekolahmu dulu, Sasuke?"

"Hn." Sasuke kembali menimpali dengan jawaban khasnya.

"Dia sudah punya istri sekarang. Makanya kami ingin kau segera menikah dan berikan kami cucu. Umurmu juga sudah mau kepala tiga bukan?"

"Ya, Sasuke memang sudah tidak muda lagi, Bu," tukas Itachi yang langsung mendapatkan deathglare Sasuke.

"Sudah ada Hotaru, ibu." Sasuke mencoba untuk memberikan pengertian pada sang ibu. Jujur saja, ia bahkan belum terpikir untuk menikah. Apalagi menikah, memiliki kekasih saja belum.

"Kami juga menginginkan cucu darimu, Sasuke."

"Tapi bu..."

"Pokoknya kamu harus berikan cucu pada ayah dan ibu dalam waktu setahun," ujar Fugaku.

"Atau ayah dan ibu pergi dari rumah ini," ancam Mikoto yang langsung meninggalkan meja makan. Fugaku pun mengikuti sang istri meninggalkan meja makan.

Dan Sasuke hanya bisa cengo di tempat. Bagaimana mungkin dia harus bisa memberikan cucu dalam waktu setahun? Memangnya itu butuh waktu sebentar seperti membuat kue buatan kakaknya yang hanya butuh tepung terigu dan telur? Sasuke masih tak habis pikir apa yang membuat kedua orang tuanya seperti sekarang ini. Biasanya mereka tak pernah memaksa Sasuke. Tapi kali ini? Sasuke yakin, sesuatu sudah terjadi saat acara kumpul bersama teman-teman sekolah kedua orang tuanya itu.

"Kalo dipikir-dipikir, benar juga keinginan ibu. Aku juga ingin merasakan punya ponakan, Sasuke. Bagaimana denganmu, Izumi? Hotaru juga pasti senang ada teman main."

"Hmmm.. benar juga." Izumi mengangguk. "Nah Sasuke, berjuanglah. Berikan cucu untuk ayah ibu dan ponakan untuk kami." Izumi mengepalkan tangannya, menyemangati Sasuke.

Sasuke menatap kakak iparnya tak percaya. Momen langka , karena baru kali ini Izumi berada di kubu Itachi.

"Tapi bicara soal cucu, Sasuke apa kau sudah punya kekasih?"

Sasuke hanya menggaruk tengkuknya mendengar pertanyaan Itachi.

"Tunggu, jangan bilang....."

Itachi dan Izumi menatap Sasuke penuh selidik.

"KAU TIDAK PUNYA KEKASIH SAMPAI SAAT INI?" pekik Itachi dan Izumi bersamaan.

Sepertinya Sasuke harus meralat, kakak iparnya itu sebenarnya mempunyai sifat yang sama seperti Itachi, kadang-kadang.

"Hussttttt..." Sasuke menyuruh kedua kakaknya diam. Dia tak ingin ayah ibunya mendengar.

"Ya Tuhan apa dosa adikku hingga tak ada gadis yang mau menjadi kekasihnya?" decak Itachi.

"Kamu mau kakak bantu, Sasuke?" Izumi menawarkan diri.

"Aku bisa cari sendiri, Izumi-neesan," tolak Sasuke.

Itachi berdiri di samping Sasuke. Terlihat mengamati sang adik.

"Tampan, iya. Menarik, sudah pasti. Kaya, tidak diragukan lagi. Single? Payah." Sebuah jitakan mendarat di kepala Sasuke.

"Itachi-nii." Sasuke menggeram sambil memegang kepala yang dijitak Itachi.

"Izumi, sebaiknya kau bantu adik iparmu cari calon istri. Aku tak yakin dia bisa menemukannya sendiri," ejek Itachi.

"Aku bisa cari sendiri!" elak Sasuke yang tak mau direndahkan kakaknya.

"Sasuke, apa jangan-jangan kamu seorang gay?" tuduh Itachi yang mengabaikan teriakan Sasuke.

Dengan gerakan cepat, Sasuke melempar Itachi dengan apel yang ada dihadapannya. Tak kalah gesitnya, Itachi langsung menangkap apel itu kemudian memakannya.

♡♡♡


Oh yeaaah... Chapter awal yang sedikit hancur, eh memang hancur. wkwk

Bikin ini SasuSaku fict sebenarnya karena request dari seseorang #ehem

tapi dia tak ingin disebut namanya disini. Ya sebut saja dia Kunti, umur 100 abad #langsungdigaplok

Ah, iya.. Aku sengaja bikin Izumi Uchiha jadi istrinya Itachi. karena emang pengen banget disini bikin Itachi udah berkeluarga. Dan nama anaknya... ah itu cuma nama karanganku aja. :D

Jadi, yuk silakan dibully hahahaha

salam dari istrinya Syaoran, Li Kyuu #MlipirCantik


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top